Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 60 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suyamto
Abstrak :
he study on the community structure of bamboo was done at sub district Srumbung Magelang Central Java Province. This study has been held on October 2010. Fourty plots have been made at sub district Srumbung. The research was done by using purposive sampling technique. From this study, it is shown that were 51 species of bamboo and non bamboo. There are 10 species of bamboo found in these plots. The highest frequency of bamboo Gigantochloa apus (0,5). The highest density is also Gigantochloa apus (2567,5 culm/ha) but Dendrocalamus asper (137,5 clump/ha). The highest density based on clump/ha is Gigantochloa apus (0,320 culm/ha) and Dendrocalamus asper (0,222 clump/ha). When the important value was calculated for clump/ha. The highest dominance is Gigantochloa apus (0,019 culm/ha), and Dendrocalamus asper (0,016 clump/ha). When the dominancy was calculated based on clump/ha. The diversity index showed a low diversity when calculated for culm/ha. The dispersal of bamboo culm and clump is colony and aggregate. The highest culm diameter is Dendrocalamus asper. The highest clump diameter is Gigantochloa atter.
2011
T29861
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Makna Anggara Judsinarko
Abstrak :
Tanaman bambu selain memiliki nilai ekonomi juga memiliki nhlai ekologi. Nilai ekonomi yang diperoleh dari bambu adalah sebagal bahan baku industri kerajinan bambu, sedangkan nilai ekologinya adalah digunakan sebagai tanaman hias clan dapat mencegah erosi bila ditanam di tepi jurang, tebing clan sungai. Tanaman bambu merupakan salah satu sumber daya alam yang berperan penting dalam kehidupan masyarakat, khususnya di pedesaan.Menurut laporan FAQ tahun 1961 Indonesia khususnya di Pulau Jawa 80% penggunaan bambu adalah untuk bahan bangunan dan sisanya 20% untuk keperluan Iainnya seperti industri kerajinan dli. Besarnya konsumsi bambu di Kabupaten Klaten adalah 500.000 per tahun.Tanaman bambu tumbuh dan tersebar di seluruh kecamatan-kecamatan Kabupaten Klaten. Kecamatan Kemalang dan Kecamatan Manisrenggo adalah dua kecamatan di Kabupaten Kiaten yang banyak terdapat tumbuh clan tersebar jenis tanaman bambu. Di wiiayah kedua kecamatan mi tanaman bambu digunakan untuk bahan baku bangunnan clan kerajinan. Bambu yang paling banyak digunakan adaiah jenis bambu apus. Bambu apus yang bermutu baik clan kurang balk untuk bangunnan dihubungkan dengan ukuran besar clan kecilnya diameter buluh bambu. Wilayah kedua kecamatan mi memiliki luas 7862 ha clan ketinggian yang bervariasi dan 200 m di atas permukaan laut di bagian selatannya sampai ketinggiari 2911 m di atas permukaan laut di bagian utaranya yaitu wilayah Gunung Merapi.Wilayah mi di sebeiah baratnya berbatasan dengan Propinsi DI Yogyakarta. Atas dasar pemikiran tersebut, maka tujuan penelitian yang akan dilakukan adalah mengetahui persebaran jenis bambu, persebaran mutu bambu apus hubungannya dengan ketinggian.Sehubungan dengan tujuan tersebut maka permasalahan yang akan diajukan adalah: 1.13agaimana persebaran jenis bambu hubungannya dengan ketinggian? dan 2.13agaimana persebaran mutu bambu apus hubungannya dengan ketinggian? Wilayah Rebuplik Indonesia dengan iklim tropisnya kaya akan jenis-jenis tanaman yang dapat tumbuh subur dan dapat diusahakan.Tetapi tanaman tersebut tidak selamanya dapat memberikan hasil yang maksimal pada setiap ketinggian clan juga memiliki jenisjenis tanaman yang berbeda-beda pada setiap ketinggian. Semakin tinggi tempat, semakin jarang dijumpai tumbuhan tropik.Kalaupun ada, pengusahanya tidak lagi ekonomis, balk karena mutu ataupun karena waktu tumbuh Metode analisis yang digunakan adalah overlay peta yaitu untuk mengetahui hubungan persebaran jenis bambu dan persebaran mutu bambu apus dengan ketinggian.Adapun overlay peta yang dilakukan adalah antara peta persebaran jenis bambu dengan peta ketinggian dan peta persebaran mutu bambu apus dengan peta ketinggian. HasH pengolahan data menunjukan bahwa di wilayah penelitian ditemukan delapan jenis tanaman bambu yaitu: bambu ater, bambu betung, bambu apus, bambu andong, bambu hitam, bambu kuning, bambu pagar dan bambu jalur.Bambu apus yang di- temukan di wilayah penelitian memiliki ukuran buluh yang bervariasi dan digunakan untuk bahan baku bangunnan yang diukur dari besar dan kecilnya diameter buluh bambu. Secara keseluruhan hasH akhir dari overlay peta menunjukan bahwa semakin tinggi tempatnya, jenis bambu yang ada berkurang jenisnya dan semakin tinggi tempatnya, u.kuran diameter buluh bambu apus berkurang sehingga bambu apus yang digunakan untuk bahan baku bangunnan berkurang mutunya
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tresna Priyana Soemardi
Abstrak :
ABSTRAK
Untuk meningkatkan nilai tambah dari pada bambu agar dapat dipergunakan sebagai pengganti atau paling tidak pendamping kayu, maka dibuatlah suatu susunan bambu dalam bentuk komposit yang disebut Laminasi Bambu.

Penelitian tentang laminasi bambu masih jarang dilakukan dan di Indonesia belum ada yang melakukan penelitiannya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik dan pada laminasi bambu pada pengujian mekanik. Adapun jenis bambu yang dipergunakan adalah jenis bambu apus atau bambu tali (Gigantochloa Apus) dengan pertimbangan jenis bambu ini mengadung kadar pati rendah dan mudah didapat. Sedangkan perekat yang dipergunakan adalah jenis Urea Formaldehyde (UF) dan pengujian mekanik yang dilakukan, Pengujian mekanik yang dilakukan adalah Tarik, Bending dan Geser dengan penekanan dingin.

Pada pengujian ini mempergunakan mesin merk lnstron, model 1185 dengan beban maksimum 2000 kg, 720 kg dan 500 kg, kecepatan kertas 50 mm/menit dan jumlah sampel 8 (tarik), 9 (bending) dan 8 (geser).
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Pracista Dhira Prameswari
Abstrak :
Tesis ini membahas kemungkinan penggunaan bambu sebagai bahan baku alternatif pembuatan material karpet untuk interior perkantoran dengan mempertimbangkan sustainabilitas dalam daur hidup keseluruhan mulai dari pemilihan spesies tanaman, proses produksi, distribusi, penggunaan, hingga akhir masa pakai melalui sudut pandang ekologis. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode praktis-konstruktif yang melibatkan studi empiris dan pendekatan langsung melalui testing out dalam laboratorium. Hasil penelitian merupakan bukti bahwa serat bambu sebagai bahan baku material karpet di area perkantoran dapat menanggulangi office sickness/sick building syndrome melalui properti anti-bakterial dan daya ikatnya terhadap partikel debu.
This thesis discusses the possibility of the use of bamboo as an alternative raw material for the manufacture of interior office carpet material by considering sustainability in the overall life cycle starting from the selection of plant species, the process of production, distribution, usage, until the end of product life through an ecological standpoint. This research is a quantitative research with practical methods of empirical studies that involve constructive and direct approach through testing out in the laboratory. The result of this study is the evidence that bamboo fiber as carpet materials in office interior can prevent office sickness/sick building syndrome through its anti-bacterial property and the capacity to hold dust.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T42963
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Latifa Habibah Haifa
Abstrak :
Isu lingkungan yang berkembang saat ini memicu perkembangan konsep green, tidak terkecuali dalam arsitektur interior. Konsep green dalam arsitektur interior mencakup penggunaan material yang ramah lingkungan dan bagaimana kualitas ruang dalam interior terbentuk. Salah satu jenis material yang sedang berkembang saat ini sebagai material dengan karakteristik mendekati kayu adalah bambu. Bambu dalam interior di Indonesia sangat identik dengan aplikasinya pada tempat-tempat komersil seperti restoran, resort, dan hotel. Sedangkan masyarakat Indonesia tentu lebih banyak berinteraksi dan menghabiskan waktu di rumah. Penggunaan material bambu dalam interior rumah tinggal digunakan dalam kediaman Bapak Budi Faisal di Bandung. Material bambu dalam interior rumah tinggal tersebut dapat ditinjau berdasarkan teori green architecture yang berfokus pada analisis material dan kualitas ruang interior. Dengan melakukan analisis terhadap material bambu berdasarkan teori tersebut, berbagai kemungkinan penggunaan bambu dalam interior rumah tinggal dapat lebih di maksimalkan baik dalam segi pengolahan material hingga pembentukan kualitas ruang.
The environmental issue nowadays have triggering the development of green concept, includes in interior architecture. The green concept in interior architecture is including the use of eco-friendly materials and how to build the interior environment. One of the materials that have been developed nowadays with its similar characteristics to timber is bamboo. Bamboo application in Indonesia is still identical by its use in commercial areas such as restaurant, resort and hotels. Meanwhile, most of the Indonesian people spend their time at home to do some activities. The use of bamboo in home interior can be found at Mr. Budi Faisal's House in Bandung. Bamboo at that home interior can be analyzed based on green architecture theory, that focusing on materials and interior environment quality. By analyzing the use of bamboo based on the theory, so many possibilities in term of bamboo using in home interior can be maximized in materials development until the making of interior environment quality.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46325
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Aulia Usman
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang bambu sebagai elemen struktur, kajian mengenai struktur dan konstruksi bentang lebar, dan potensi bambu sebagai elemen struktur bentang lebar. Penulisan skripsi ini dilakukan dengan batasan berupa bambu bukan olahan yang diaplikasikan sebagai elemen struktural secara terekspos. Dengan metode studi literatur didapatkan kesimpulan bahwa bentang lebar dapat dilihat secara umum, struktur dan konstruksi. Ragam bentang lebar dapat dibuat dari beberapa elemen struktur yaitu cangkang, pelengkung, rangka batang/ruang, jaring/kabel dan membran. Bambu bukan olahan dapat dikembangkan menjadi tiga bagian yaitu bambu utuh, bilah dan tali bambu. Dari ketiga ragam olahan bambu tersebut selanjutnya dapat dikonstruksikan membentuk ragam struktur bentang lebar. Namun dalam pengaplikasiannya sebagai elemen struktur bambu terbatas pada sifat fisis bambu, sehingga butuh intervensi awal terhadap bambu berupa pengawetan. Kendala lainnya yaitu kurangnya metode dalam kontruksi dan umur bambu yang cenderung lebih singkat membuat bambu dalam pengaplikasiannya sebagai elemen struktur bentang lebar masih jarang digunakan serta sulit diprediksi sampai berapa lama masa pakainya.
This thesis describes about the bamboo as a structural element, the study of a wide-span structure and construction, and the potential of bamboo as a structural element in wide-span structure. This thesis spesifically discusses un-processed bamboo which used as exposed strucutral element. With the method of literature study it was concluded that wide-span structure and construction can be defined generally, structurally and constructionaly. It can be build of several elements, such as shell structure, arch, truss / space, nets / wires and membranes. Un-processed Bamboo as a structural element can be developed into three parts, there are whole bamboo, bamboo slats and rope. Those varieties of bamboo can be processed to form a variety of wide-span structures. However, as a strucutral element, bamboo is limited to its physical properties. Therefore an intervention is needed on bamboo preservation. Another disadvantages are the lack of methods in construction and the age of bamboo made it in its application as a wide-span structure and construction is still rarely used and unpredictable in its life time.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57957
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Putri
Abstrak :


ABSTRAK
Di masa kini, tektonik dalam proses berarsitektur sering diartikan sebagai metode merangkai sambungan agar sebuah bangunan bisa berdiri dengan kokoh. Namun tektonik tidak hanya terbatas pada menyambung untuk keberdirian bangunan, namun juga memperhatikan keindahan sehingga dapat dinikmati dari segi estetika. Bahkan tektonik juga dapat dinikmati sebagai sebuah seni. Selain itu tektonik juga mampu menceritakan kembali ldquo;makna rdquo; yang tersirat dan tersurat baik secara langsung maupun tidak langsung. ldquo;Makna rdquo; ini bisa berupa pesan filosofis yang ingin disampaikan oleh perancangnya melalui elemen-elemen arsitektural makro atau mikro. Salah satu karya arsitektur yang mengungkap cerita tektonik yang kaya adalah arsitektur bambu, karena material ini memiliki karakteristik fisik yang spesial untuk digali dari unsur estetika namun juga tetap kuat sebagai suatu struktur bangunan.
ABSTRAK
In this era, tectonics on architecture process has been explained as a method to connect the joints to make building stand up firmly. But the meaning of tectonic is not only limited by connecting for building stand up, but also pay attention to beauty so it can be appreciated from aesthetic side. Besides, tectonic is capable to re telling implicit and explicit ldquo meaning rdquo directly or indirectly. lsquo Meaning rsquo can be identified as philosophy message that is explained by architect by means of macro and micro architectural elements. One of architecture works that reveals rich tectonic story is bamboo architecture, because this material has special physical characteristic to be uncovered from aesthetic element and also strong enough as building structure.
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R.M. Gulam Nurul Imam
Abstrak :
Material konstruksi konvensional seperti kayu semakin lama semakin terbatas pasokannya. Untuk itu perlu adanya material alternatif yang mampu menggantikan kayu. Bambu digadang-gadang oleh banyak ahli di dunia sebagai material pengganti kayu. Bambu sebenarnya sudah digunakan sejak lama namun penggunaannya masih terbatas pada bangunan dengan sistem struktur sederhana berupa kolom-balok portal. Bambu hingga kini jarang digunakan pada struktur yang lebih kompleks seperti struktur cangkang gridshell. Padahal saat ini struktur cangkang gridshell merupakan struktur yang populer dan banyak digunakan oleh perancang di berbagai negara. Untuk mengkaji lebih dalam pemanfaatan bambu sebagai material konstruksi cangkang gridshell dilakukan dengan menganalisis studi kasus dengan metode deskriptif. Seluruh studi kasus membuktikan bahwa bambu bisa menjadi material pembentuk struktur cangkang gridshell. Namun pada pelaksanaannya banyak aspek yang perlu diperhatikan, seperti standarisasi batang bambu, panjang batang bambu dan teknik konstruksi yang digunakan. Sekalipun memiliki banyak kelemahan, bambu tetap menjadi material prospektif untuk menjadi bahan penyusun struktur gridshell di masa depan.
Conventional construction materials such as wood are increasingly limited in supply. So, should be alternative material that can replace wood. Bamboo is considered by many experts in the world as wood materials. Bamboo has actually been used for a long time but still limited to buildings with the simple structure of column beams portal. Bamboo is rarely used today in more complex structures such as the gridshell structure. Whereas gridshell is a popular and widely used structure by designers in different countries. To examine more deeply the utilization of bamboo as a construction material of gridshell is done by analyzing case study with descriptive method. All case studies have proved that is bamboo could be the material for gridshell. But in the implementation of many aspects to note, such as standardization of bamboo culm, length of bamboo culm and construction techniques used. Despite its many weaknesses, bamboo remains a prospective material for being the building blocks of future gridshell structures.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frick, Heinz
Yogyakarta: Kanisius, 2004
720.9 FRI i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6   >>