Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 37 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Artum Artha
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1982
899.2256 ART p
Koleksi Publik  Universitas Indonesia Library
cover
Artum Artha
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1982
899.2256 ART p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rissari Yayuk
Mataram: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2017
400 MABASAN 11 : 2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliati
"ABSTRAK
The purpose of this study was to find out the Banjar papadah along with cultural values they have. Banjar papadah can be used to revitalize the noble values of the nation and the relevance of the cultural noble values in Banjar papadah with social life at this time. The research problems are: 1) Banjar papadah along with the cultural values they have where Banjar papadah can be used to revitalize the noble values of the nation; 2) Are the cultural noble values in Banjar papadah still relevant to the life of society today. The study used a qualitative descriptive methodology with library research technique. Based on the analysis, it can be obtained that Banjar papadah-papadah related to human problems as individual, social in the nation and state. They have
the cultural noble values that can be used as a reference and guidelines, and those papadah-papadah are still very relevant to the social life and the nation at this time."
Jayapura: Kibas Cenderawasih, 2018
JIKK 15:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rosyadi
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993
899.225 6 ROS h
Koleksi Publik  Universitas Indonesia Library
cover
"Ketika saja mendapat tugas ini segera saja menginsjafi dua matjam kesukaran, pertama membatasi tugas jang dapat dilakukan dengan luas dan pandjang-lebar ini ialah fonologi dan morfologi dari suatu bahasa, kedua ialah kesukaran karena bahasa Banjar bukanlah bahasa-ibu saja. Kedua kesukaran ini saja atasi dengan meniatkan bahwa sifat skripsi ini adalah sebagai suatu _extended closed corpus_, djadi skripsi ini dapat diperluas dan disempurnakan oleh seseorang jang mempunjai bahasa Banjar sebagai bahasa-ibu dan jang mempunjai tjukup kesempatan untuk memeriksa dan membabarkan setjara ilmiah fonologi dan morfologi bahasa ibunja. Seperti akan terlihat dibawah nanti saja sedikit-banjak membandingkan system fonem dialek2 bahasa Banjar. Saja terpaksa melakukan hal ini karena eratnja dialek2 ini. Kalau dipandang dalam rangka jang lebih luas, bahasa Banjar adalah suatu dialek bahasa Melaju sehingga dialek2 bahasa Banjar dapat disebut sub-dialek2 bahasa Melaju. Tetapi untuk keperluan skripsi ini kita akan menjebut bahasa ini bahasa Bandjar dan bukan dialek Bandjar dari bahasa Melaju. Hal ini saja lakukan karena bahasa Bandjar adalah pendukung suatu Kebudajaan jang oleh anggauta2-nja tidak dirasakan sebagai sebagian dari Kebudajaan Melaju. Djuga saudara Saleh Saad, jang saja pandang sebagai informan utama, selalu menjebut bahasa ini bahasa Bandjar dan bukan dialek Bandjar dari bahasa Melaju. Tindakan saja untuk sekedar membandingkan system fonem dialek2 Bandjar kiranja dapat djuga diperkuat oleh alasan_"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1961
S10870
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Irsyad Saputra
"Prasasti Tamban dari Banjar merupakan sebuah prasasti kayu ulin yang beraksara Jawi dan berbahasa Banjar. Tahapan penelitan yang digunakan adalah tahap heuristik, tahap kritik teks, tahap interprestasi, dan tahap historiografi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui isi serta analisis isi dari prasasti Tamban, serta melihat kedudukan prasasti ini dalam sejarah Kerajaan Banjar. Hasil penelitian menunjukan bahwa prasasti Tamban ini berisi aturan regional yang berbentuk larangan yang ditulis oleh tetuha kampung atas dasar perintah Sultan Adam. Larangan-larangan tersebut diantaranya adalah memainkan meriam bambu, taruhan, serta mencuri bambu-bambu yang sudah ditebang. Kedudukan prasasti ini dalam sejarah Kerajaan Banjar adalah sebagai peraturan yang bersifat regional yang berlaku di daerah tertentu dan hanya dituliskan oleh tetuha kampung berdasarkan Undang-Undang Sultan Adam.
Tamban inscription from Banjar is an ironwood inscription with Jawi script and Banjar language. The research stages used are the heuristic stage, the stage of textual criticism, the stage of interpretation, and the stage of historiography. The purpose of this study was to determine the contents and analysis of the contents of the Tamban inscription, and see the position of this inscription in the history of the Banjar Kingdom. The results showed that the Tamban inscription contained regional rules in the form of a ban written by the village head on the orders of Sultan Adam. These prohibitions include playing bamboo cannon, betting, and stealing bamboo that has been cut down. The position of this inscription in the history of the Banjar Kingdom is as a regional regulation that applies in certain regions and is only written by the village head based on the Law of Sultan Adam."
2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rosyadi
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993
899.225 6 ROS h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sultan Muhd. Tsafiuddin Barkat
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1980
899.225 6 SUL s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Made Suryanatha Prabawa
"ABSTRAK
Perubahan suatu tempat non-urban menjadi urban melalui urbanisasi dapat mempengaruhi keseharian hidup masyarakat tradisional, dalam kasus ini, adalah Bali. Di Bali dikenal apa yang disebut Bale Banjar. Bale banjar adalah bangunan yang berfungsi untuk menampung kegiatan adat-keagamaan. Bangunan ini terletak memusat dalam permukiman
adat di Bali. Dalam proses perubahan menuju urban, Bale banjar Titih mengalami perubahan akibat tekanan proses urbanisasi, bangunan ini hadir bersamaan dengan kegiatan komersial kota. Penelitian ini akan mencari jawaban atas pertanyaan: i) apa dan mengapa terjadi transformasi posisi kehadiran dari semula bale banjar Titih bersifat privat, menjadi hadir bersama dengan keramaian ruang publik perkotaan?; ii) bagaimana mempertahankan privasi kehadiran Bale Banjar Titih, khususnya terkait dengan kegiatan ritual atau tradisi banjar di antara hiruk-pikuk kota. Jenis penelitian adalah kualitatif melalui single case study research untuk mengungkap habitus dan proses transformasi secara kualitatif terkait dengan nilai-tradisi yang berhadapan dengan nilai-nilai baru dari masyarakat baru yang bersifat urban dan modern. Pendekatan penelitian adalah grounded research dimana perumusan tesis muncul di akhir proses penelitian. Pengambilan sampel adalah sampel tertuju (purposive). Pengumpulan data melalui observasi dan wawancara informan yang terpilih. Temuan riset menunjukkan bahwa perkembangan Pasar Badung telah mendorong para pedagang masuk merambah area permukiman, sehingga komersialisasi terjadi pada Bale Banjar Titih, yakni, adanya peluang
memperoleh pendapatan akibat adanya aktivitas perdagangan yang dapat mendanai kebutuhan komunal banjar. Hubungan harmonis yang terjalin antara warga banjar dengan pedagang dipahami sebagai hubungan resiprokal, dapat tercipta melalui penerapan tri hita karana oleh warga banjar dalam habitus-nya, dan keuntungan kerjasama yang diperoleh oleh kedua belah pihak. Penerapan Tri Hita Karana dalam Saling Metulungan, Pajegan, dan Rungu menjadi hubungan antar warga banjar dengan pedagang yang dapat mewujudkan kebertahanan aktivitas adat-keagamaan warga berdampingan dengan aktivitas perdagangan dalam bale banjar Titih. Penelitian ini kemudian menyimpulkan bahwa ruang tradisional tidak selalu bersifat statis melainkan dapat menyesuaikan melalui habitus yang ada pada aktor didalam menanggapi lingkungan tempat tinggalnya, sehingga dapat menciptakan ruang bermukim yang paling sesuai dan dapat bertahan diantara hadirnya nilai-nilai baru

ABSTRACT
Changing of non-urban places into urban through urbanization can affect the
daily life of a traditional community, in this case, is Bali. In Bali known what is
called Bale Banjar. Bale banjar is a building that serves to accommodate a customreligious activities. The building is located "centered" in the indigenous settlements in Bali. In the process of change to urban, Bale banjar Titih changes due to the pressures of urbanization process, the building comes along with the commercial activities of the city. This study will seek answers to the questions: i) what happened and why the transformation of "position" presence of the original bale banjar Titih which is private, be present along with the crowd of urban public space; ii) how to maintain the privacy of the presence of Bale Banjar Titih, particularly those related to rituals or banjar traditions amongst the crowd of the city.
This type of research is qualitative single case study research to uncover
habitus and qualitative transformation process associated with the values of tradition dealing with the new values of the new society that is both urban and modern. The research approach is grounded research thesis formulation which appears at the end of the research process. Using purposive sampling and data collection through observation and interviewing informants. The research findings indicate that the Pasar Badung developments have prompted traders penetrated residential areas, so that commercialization occurs in Bale Banjar Titih, namely, the opportunity to earn income as a result of their trading activities to finance the banjar communal needs.
Harmonious relationship that exists between banjar people with traders understood as a reciprocal relationship, can be created through the implementation of tri hita karana by banjar people in his habitus, and cooperation advantages gained by both sides. Application of Tri Hita Karana in Saling Metulungan, Pajegan, and Rungu are the relationship between banjar people with traders who can realize the survival of traditional-religious activities of banjar alongside the trading activity in the BaleBanjar Titih. The study then concluded that traditional space are not always static, but can adjust through habitus that of the actor in responding to his neighborhood, so as to create a living space that best suits and can survive among the presence of new values."
2016
T45982
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>