Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rumbrawer, Frans
"Tesis ini membahas perubahan sosiokultural masyarakat pedesaan, yang dikaitkan dengan telah tembusnya jalan trans-Biak ke daerah-daerah pedesaan di Biak, Kabupaten Biak-Numfor. Tiga dari sekian banyak aspek kebudayaan yang menjadi sasaran penelitian ini, adalah aspek perubahan perilaku ekonomi, hubungan kekerabatan, dan aspek pendidikan yang telah terjadi dalam kehidupan masyarakat desa di Biak. Desa Bosnabraidi di Kecamatan Biak Utara telah dipilih sebagai daerah studi kasus. Adapun ketiga aspek sosiokultural yang menjadi objek studi tersebut di atas, hanya dibatasi pada kurun waktu sejak tembusnya jalan trans-Biak di daerah Kecamatan Biak Utara, tahun 1975 sampai dengan tahun 1994.
Latar Belakang Masalah
Jalan merupakan prasarana perhubungan vital dan sifatnya amat klasik, di antara prasarana dan sarana perhubungan lainnya. Keberadaannya agak unik jika dibandingkan dengan fasilitas perhubungan yang lain. Manusia menggunakan jalan sejak ada dalam kandungan sampai lahir ke bumi (merangkak, berdiri, dan berjalan sendiri) fasilitas klasik ini selalu digunakan dalam derap langkah kehidupan atau tingkah lakunya tiap saat.
Silvia Sukirman mengemukakan bahwa "Pada awalnya, jalan hanyalah berupa jejak manusia yang mencari kebutuhan hidup ataupun sumber air. Setelah manusia mulai hidup berkelompok jejak-jejak itu berubah menjadi jalan setapak" (1992:1), lalu berkembang mengikuti fase perkembangan peradaban manusia, mulai dari jalan setapak (tradisional) sampai dengan jalan raya yang modern, yaitu mengikuti arus perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sebagai hasil manifestasi dari kebudavaan manusia itu sendiri.
Jadi, sebelum adanya fasilitas yang lain (sarana) seperti, mobil, perahu, kapal dan pesawat terbang, jalanlah yang menempati posisi utama dalam perhubungan dan kehidupan manusia, sebagaimana diungkapkan dalam bahasa Biak bahwa "Nyandayuk ima isya ro kenem pampondi. Ima imaniso wurek kankenem. Inja isyaba (irnuk) ido na komar." (Jalan ada semenjak kehidupan dahulu. la bagaikan urat nadi kehidupan. Akan matilah kita jika tak ada jalan/putus).
Dengan dibangunnya jalan trans-Biak ini, maka dampaknya terhadap pembangunan ekonomi tradisional, kekerabatan dan pendidikan di daerah ini sangat berarti. Jalan mendorong lajunya pembangunan ekonomi, perubahan dalam hubungan kekerabatan dan kemajuan pendidikan yang nyata di daerah pedesaan.
Prasarana klasik ini memberikan inspirasi, motivasi, dan saluran informasi bagi masyarakat desa, untuk lebih mengintensifkan sistem produksi, distribusi, dan konsumsi barang, dalam konteks kebudayaan masyarakat setempat secara total. Masyarakat dengan mudah mendistribusikan produksi pertanian, perikanan dan hasil-hasil lainnya ke kota untuk dijual dan sebaliknya konsumsi barang-barang menjadi lebih tinggi sehingga perekonomian daerah lebih maju karena masuknya jaringan jalan sampai di desa-desa."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fautngil, Christ
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994
499.221 CHR s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hendrik Herman J. Krisifu
"ABSTRAK
Tesis dengan judul di atas penulis ingin membahas tentang peran lembaga penyelesaian sengketa pada orang Biak. Orang Biak sudah mengenal lembaga kainkain karkara Biak ini secara turun temurun, sebagai lembaga yang memiliki beberapa fungsi dalam beberapa aspek, yaitu: aspek ekonomi, hukum, keamanan dan politik serta aspek keagamaan. Pada kajian ini lebih terfokus kepada kainkain karkara Biak sebagai lembaga hukum yang berfungsi dan bertugas menyelesaikan sengketa-sengketa pada orang Biak.
Dalam perkembangan lebih lanjut lembaga kainkain karkara Biak ini banyak mengalami perubahan yaitu pada masa pemerintahan Belanda dan pada masa pemerintahan Indonesia.
Pada masa pemerintahan Indonesia di Biak (Irian) sejak tanggal 1 Mei 1963. Pemerintah Indonesia dengan alasan unifikasi hukum di bidang peradilan maka terhadap kainkain karkara Biak juga dikenakan Undang-undang Darurat nomor 1 tahun 1951, tentang tindakan-tindakan sementara untuk menyelenggarakan kesatuan susunan kekuasaan dan acara peradilan-peradilan sipil. Dan untuk daerah Irian Barat penghapusan lembaga peradilan adat - swapraja dilakukan dengan surat keputusan bersama antara Gubernur Kepala Daerah Tingat I Irian Barat dan Ketua Pengadilan Tinggi Irian Barat. Dengan demikian lembaga kainkain karkara Biak secara resmi tidak berlaku lagi sebagai lembaga peradilan atau penyelesaian sengketa pada orang Biak.
Namun dalam kenyataannya, lembaga ini cenderung masih dipakai oleh orang Biak untuk menyelesaikan sengketa-sengketa dalam masyarakat. Dari kecenderungan ini maka kami merumuskan masalah dalam tesis ini, sebagai berikut yaitu: mengapa orang Biak masih menggunakan kainkain karkara Biak untuk menyelesaiakn sengketa-sengketa yang mereka hadapi. Dan untuk menjawab permasalahan pada tesis ini maka, kami menggunakan beberapa konsep dan teori yang berfungsi sebagai pedoman dalam menjelaskan permasalahan tersebut. Salah satu konsep yang digunakan adalah konsep semi-autonomous social field yang dikemukakan oleh Sally Falk Moore. Dan teori yang digunakan adalah teori hukum seperti yang dikemukankan oleh Hoebel bahwa untuk mengkaji hukum terlebih dahulu harus ditelaah unsur-unsur kekuatan (privileged force), kewenangan yang resmi (official authority), dan keteraturan (regularity). Metode studi kasus dan pengamatan terlibat digunakan untuk menjaring data yang diperlukan bagi penulisan tesis ini.
Akhir dari tesis ini, kami simpulkan bahwa dengan masih berlakunva kainkain karkara Biak, membuktikan bahwa aturan-aturan masyarakat lokal belum tentu dapat diterobos oleh aturan pemerintah yang bersifat nasional. Karena banyak masyarakat yang masih terisolasi baik phisik dan isolasi sosial, sehingga mereka belum sepenuhnya mengenal hukum negara."
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anis Boedjang
"Menurut dongeng pahlawan2 Biak jaitu fokok dan pasrefi dan menurut keterangan2 dari Tidore, orang Biak kehilangan kemerdekaan mereka kira2 pada achir abad ke 15. Kedua pahlawan itu berasal dari daerah Hollandia dan terkenal dengan perdjalanan2 membadjak mereka ke Halmahera. Disini mereka mengenal besi dan membawanja pulang ke Hollandia. Ketika mereka ditaklukkan oleh Sawai Halmahera, kira2 pada waktu itu djuga seorang pahlawan Biak jang lain bernama Gurabesi, berangkat ke Tidore. Kemudian ia kawin dengan anak Sultan Tidore dan mendjadi taklukan keradjaan itu. Mungkin karena pengaruhnja banjak orang Biak diangkat sebagai orang perantara antara Tidore dan beberapa keompok pedalaman..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1960
S10819
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soeparno
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1977
R 499.221 SOE k
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy Yusron
"Pengamatan keanekaragaman jenis teripang telah dilakukan di wilayah perairan pesisir desa Pai dan desa Imbeyomi di Perairan Padaido, Biak Numfor. Pengambilan contoh dikerjakan dengan menggunakan transek kuadran ukuran 1m x 1m sebanyak 3 garis transek. Sampling dan pengamatan mikrohabitatnya dilakukan dengan snorkling. Analisis terhadap struktur komunitas berdasarkan pada analisis kehadiran, keanekaragaman, dan kepadatan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa di dua lokasi tersebut terdapat 10 jenis teripang jenis Holothuria edulis, H. atra, dan H. nobilis melimpah.

Sea Cucumber Resources At Tanjung Pai Waters Padaido Biak Numfor Papua. Observation on sea cucumber diversity was carried out at coastal waters of Pai and Imbeyomi Islands in the Padaido Island Biak Numfor. Sampling was done by using a transect quadrant of 1 m x 1 m. This sampling and observation on its microhabitat were conducted by snorkling. Analyses on the sea cucumber community structure were based on its frequency of occurance, diversity, and density. The results showed that at both locations 10 species of sea cucumber were found where Holothuria edulis, H. atra, and H. nobilis were predominant common and more evenly distributed than the other species."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rumbekwan, Albert
"Tesis ini membahas tentang pelayaran orang Biak di Teluk Cenderawasih Abad XIX. Orang Biak menjalankan aktivitas perdagangan barter, ekspansi, dan merompak masyarakat suku-suku di sekitar Teluk Cenderawasih, dan mendominasi aspek perdagangan dan politik di wilayah tersebut. Orang Baik-Numfor membangun hubungan dagang dengan para pelaut Ternate, Tidore, Halmahera-Flores-Gebe, Sulawesi, Buton, pelaut Cina dan Eropa. Sistim dagang orang Biak terbentuk melalui kongsi dagang antar sahabat yang disebut; Manibobi, dengan berlayar dan berdagang keliling. Jenis-jenis komoditi dagang yang dibarter bersama para manibobi-nya di Kepulauan Yapen-Waropen, Teluk Wondama, dan Teluk Doreri-Manokwari, Amberbaken adalah; Sagu, kulit kayu massoi, burung cenderawasih, dan budak serta lainnya. Sedangkan jenis-jenis komoditi dagang baru yang diperoleh melalui kontak dagang dengan para pelaut dari Ternate-Tidore, Buton, makasar, Cina dan Eropa, antara lain; porselin cina, manik-manik, parang, tombak gelang dari besi atau logam, serta berbagai jenis kain. Pelayaran dan perdagangan orang Biak-Numfor didorong oleh motif persaingan atau korfandi, lingkungan georafis dan ekonomi, perang antar suku, dan adat budaya. Aktivitas pelayaran ini dipimpin oleh Manseren Mnu atau Suprimanggun, dan ?Mambri? sebagai pemimpin perang, dengan menggunakan perahu layar tradisional; Wairon, Waimansusu dan Waipapan/Karures, yang dipandu oleh ilmu perbintangan, yaitu bintang Orion (Sawakoi) dan Scorpio (Romanggwandi). Kemampuan pelayaran dan perdagangan sampai ke Ternate-Tidore, menyebabkan orang Biak diberi gelar-gelar seperti; Mambri, Sangaji, Korano, dan Dimara. Dan melahirkan akulturasi budaya antara orang Biak-Numfor dengan suku-suku di daerah Yapen-Waropen, Teluk Wondama, dan Manokwari melalui perkawinan dan perdagangan.

This thesis discusses the shipping of Biak in the Gulf of Paradise XIX century. Biak people barter trading activities, expansion, and community merompak tribes around the Gulf of Paradise, and dominate the trade and political aspects in the region. People Well-Noemfoor establish trade relations with the sailors of Ternate, Tidore, Halmahera-Gebe-Flores, Sulawesi, Buton, Chinese and European sailors. Biak trade system formed through trade partnership between friends is called; Manibobi, with sailing and trade circumference. The types of commodity trade with the manibobi bartered his Yapen Islands-Waropen, Wondama Bay, and Gulf Doreri-Manokwari, Amberbaken; Sago, massoi bark, bird of paradise, and slaves, and others. While other types of trading commodity obtained through trade contacts with the sailors of Ternate-Tidore, Buton, Makassar, China and Europe, among others; Chinese porcelain, beads, machetes, spears of iron or metal bracelet, as well as various types of fabrics. Shipping and trade of Biak-Noemfoor driven by competition motive or korfandi, geographic and economic environment, inter-tribal warfare, and cultural customs. Shipping activity is led by Manseren MNU or Suprimanggun, and "Mambri" as a war leader, using traditional sailing boat; Wairon, Waimansusu and Waipapan/Karures, which is guided by astrology, the stars of Orion (Sawakoi) and Scorpio (Romanggwandi). Shipping and trading capabilities to the Ternate-Tidore, causing the Biak given titles such as; Mambri, Sangaji, Korano, and Dimara. And gave birth to acculturation between the Biak-Noemfoor with tribes in the area Yapen-Waropen, Wondama Bay, and Manokwari through marriage and trade.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T43108
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustaman
"Petrus Kafiar, penduduk asli suku Biak Irian, muncul sebagai penginjil bagi sesamanya. Kemunculan itu menjadi kebetulan sejarah karena mulanya dia hanyalah seorang anak yang diculik oleh suku lainnya yang kemudian memperbudak dan menjualnya ke seorang pendeta Kristen, van Hasselt. Oleh van Hasselt, budak yang telah ditebusnya itu kemudian dijadikan anak piara, dididik pengetahuan membaca, menulis dan agama. Bahkan olehnya juga anak ini dibaptiskan. Perkembangan selanjutnya, Petrus yang telah menjadi kaki tangan pendeta dalam penyiaran agama Kristen, menjalani pendidikan yang lebih tinggi dalam soal keagamaan di Seminari Depok. Sekembalinya dari sana, Petrus melanjutkan khotbahnya di tengah masyarakat asalnya. Tapi dalam prosesnya ternyata tak semulus yang diharapkan kendala tetap saja muncul. Kendati demikian, pranannya dalam proses Kristenisasi di pulau Biak-Supiori patut mendapat tempat dalam sejarah Indonesia"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S12158
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munawar Satria
"Apoteker merupakan seorang tenaga kesehatan yang memiliki peran dalam aspek-aspek terkait proses pembuatan, distribusi, dan pelayanan obat-obatan. Dalam rangka mendukung terwujudnya masyarakat yang sehat, seorang apoteker perlu untuk memahami peran dan pekerjaan kefarmasian. Pelaksanaan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) pada periode Juli-Desember 2021 dapat menjadi sarana bagi seorang calon apoteker dalam memperoleh pemahaman tersebut. Pelaksanaan praktik kerja di RS Universitas Indonesia dapat membantu dalam mempelajari peran apoteker di farmasi rumah sakit. Pelaksanaan praktik kerja di Apotek Roxy Biak menjadi sarana dalam memahami peran apoteker di apotek. Oleh sebab itu, penyusunan laporan praktik kerja ini bertujuan untuk memaparkan beberapa topik dan pembahasan yang diberikan oleh setiap tempat praktik kerja.

Apothecary is a health worker who has a role in aspects related to the manufacturing, distribution, and service of medicines. In order to support the realization of a healthy society, apothecary needs to understand the role and work of pharmacy. The implementation of the Pharmacist Professional Internship (PKPA) in the July-December 2021 period can be a means for a prospective apothecary to gain this understanding. Implementation of internship at University of Indonesia Hospital can assist in studying the role of apothecary in the pharmaceutical care. The implementation of internship at the Roxy Biak Pharmacy is a means of understanding the role of apothecary in pharmacies. Therefore, the preparation of this internship report aims to describe some of the topics and discussions provided by each internship location.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Theresa
"Apotek merupakan suatu sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukannya praktek kefarmasian oleh Apoteker. Pelayanan kefarmasian di Apotek terbagi kedalam dua jenis yaitu pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai serta pelayanan farmasi klinis. Mengingat banyaknya ketidaksesuaian antara resep yang diberikan oleh dokter kepada pasien, maka tugas khusus ini dilakukan untuk melakukan observasi terkait pelayanan farmasi klinis di Apotek Biak khususnya terkait ketepatan pelayanan resep serta kesesuaian data dan kelengkapan resep yang diterima di Apotek Roxy sesuai dengan ketentuan Standar Pelayanan Kefarmasian yang berlaku. Hal ini diharapkan dapat mencegah terjadinya kesalahan pemberian obat (medication error). Pembuatan laporan tugas khusus Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek Roxy Biak diawali dengan mengumpulkan beberapa data berupa sampel resep bulan Februari 2023 dan dilakukan analisis resep berdasarkan telaah aspek administratif, farmasetik, dan klinis. Berdasarkan hasil kegiatan yang telah dilakukan, pelayanan farmasi klinis yang dilakukan di Apotek Roxy termasuk pelayanan dan pengkajian resep serta dispensing obat yang dilakukan sudah tepat dan sesuai dengan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, serta Resep obat yang diterima dan dilayani di Apotek Roxy biak sudah sesuai dengan kelengkapan data yang tepat berdasarkan pengkajian administrative, farmasetika, dan klinis.

Pharmacy is a pharmaceutical service facility where pharmacists practice pharmacy. Pharmacy services at pharmacies are divided into two types, namely management of pharmaceutical preparations, medical devices and consumable medical materials and clinical pharmacy. Given the many discrepancies between prescriptions given by doctors to patients, this special task was carried out to make observations related to clinical pharmacy services at the Biak Pharmacy, especially regarding the accuracy of prescription services and the suitability of data and completeness of prescriptions received at Roxy Pharmacy in accordance with the provisions of Pharmaceutical Service Standards. apply. This is expected to prevent drug administration errors (medication errors). The preparation of a special task report for the Pharmacist Professional Work Practice at the Roxy Biak Pharmacy begins with collecting some data in the form of a sample prescription for February 2023 and analyzing the prescription based on a review of administrative, pharmaceutical and clinical aspects. Based on the results of the activities that have been carried out, clinical pharmacy services carried out at the Roxy Pharmacy including service and review of prescriptions and dispensing of drugs carried out are appropriate and in accordance with Pharmaceutical Service Standards."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>