Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Svara Wening Larasati
Abstrak :
ABSTRAK
Masyarakat Jepang identik dengan konsep homogenitas. Konsep tersebut berkaitan erat dengan nihonjinron, yaitu wacana atau teori-teori tentang identitas nasional Jepang. Melekatnya homogenitas pada identitas masyarakat Jepang sering berujung kepada diskriminasi rasial, termasuk diskriminasi terhadap orang berkulit hitam di Jepang. Pada tahun 2008, kemenangan Barrack Obama pada pemilihan presiden menjadi fenomena besar di seluruh dunia termasuk Jepang karena dianggap menjadi bukti bahwa toleransi masyarakat Amerika Serikat terhadap orang berkulit hitam sudah tinggi. Di Jepang, fenomena ini memicu munculnya re-evaluasi oleh masyarakat Jepang mengenai pandangannya terhadap orang berkulit hitam di Jepang. Tulisan ini berusaha mengungkapkan bagaimana penggambaran pandangan masyarakat Jepang terhadap orang berkulit hitam di Jepang dalam iklan Softbank setelah menangnya Obama. Barthes memperkenalkan konsep mitos, yaitu konotasi yang sudah mantap dalam masyarakat. Mitos melatarbelakangi bagaimana masyarakat tertentu memaknai suatu hal. Oleh karena itu, semiotika Roland Barthes digunakan untuk menganalisis makna tanda-tanda dalam iklan tersebut. Hasil analisis menunjukkan bahwa masyarakat Jepang digambarkan masih mendiskriminasi serta menganggap orang berkulit hitam di Jepang sebagai pihak yang inferior pasca kemenangan Obama.
ABSTRACT
Japanese society is identic with the concept of homogeneity. The concept is closely related to nihonjinron, the discourse or theories about the national identity of Japan. The relation of homogeneity to the identity of Japanese society often leads to racial discrimination, including discrimination to black skinned people in Japan. In 2008, Barrack Obama 39 s victory in the presidential election became a major phenomenon around the world, including Japan, as it is seen as evidence that US public tolerance of black skinned people is high. In Japan, this phenomenon triggered the re evaluation by Japanese society about their views towards black skinned people in Japan. This paper attempts to reveal how the Japanese society depicts Japanese black skinned people in Softbank commercial after Obama 39 s victory. Barthes introduced the concept of myth, which is an established connotation in society. Myth lies behind how certain society interpret something. Therefore, Roland Barthes 39 s semiotics is used to analyze the meaning of signs in the commercial. The results of the analysis show that Japanese Society is depicted still discriminating and seeing black skinned in Japan as inferiors after Obama 39 s victory.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sumbayak, Desri Maria
Abstrak :
ABSTRAK
Novel Song of Solomon karya Toni Morrison dan novel Mama Day karya Gloria Naylor merupakan dua karya besar penulis wanita kulit hitam. Dengan menggunakan unsur mitos dan aspek supranatural dalam menggerakkan alur cerita, Morrison dan Naylor mengangkat satu tema pencarian "dunia baru" melalui masing-masing tokoh utamanya. "Duna baru" yang merupakan sebuah idealisme dan obsesi orang kulit hitam untuk menemukan identitas rasnya disampaikan dengan sangat rill oleh Morrison dan Naylor. "Dunia baru" tersebut dikonstruksikan sebagai sebuah kota Shalimar dan pulau Willow Springs dengan ciri-ciri budaya lama orang kulit hitam sebagai pembentuknya.

Persoalan pencarian "dunia baru" yang berkaitan erat dengan konstruksi ras ditelaah dengan menggunakan satu pendekatan sosio-historis yang akan memaparkan persoalan dibalik pencarian "dunia baru". Song of Solomon dan Mama Day mengungkapkan bahwa permasalahan orang kulit hitam muncul tidak hanya ketika mereka berinteraksi dengan orang kulit putih sebagai pembeda, namun permasalah rumit yang muncul kemudian adalah ketika orang kulit hitam berinteraksi dengan sesama orang kulit hitam sendiri. Pada saat yang sama, Song of Solomon dan Mama Day mengungkap konflik internal ras kulit hitam sebagai manifestasi dari kaburnya identitas ras kulit hitam.

"Dunia baru" yang diposisikan di Selatan tersebut memapahkan konsep Utara yang selama ini disebut sebagai Promised Land. Idealisme ini akhirnya menyodorkan sebuah konstruksi sejarah baru orang kulit hitam, yang mengungkapkan kemampuan orang kulit hitam untuk bebas dari perbudakan. Konstruksi sejarah baru ini sebagai satu usaha untuk menepis sejarah orang kulit hitam yang selama ini dibentuk melalui kacamata orang kulit hitam yang selalu dihubungkan dengan perbudakan dan ketidakberdayaan orang kulit hitam.

"Duna baru" hanya merupakan sebuah alat untuk sementara lari dari konflik dilematis orang kulit hitam. Pencarian "dunia baru" tidak menjawab permasalahan orang kulit hitam untuk menemukan identitas rasnya. Morrison dan Naylor memaparkan posisi orang kulit hitam yang masih tetap tinggal dalam konflik dilematis yang sangat kuat dengan menunjukkan kegagalan kedua tokoh bertahan di "dunia baru" yang mereka cari.
ABSTRACT
Both Song of Solomon and Mama Day are masterpieces written by two black women writers, Toni Morrison and Gloria Naylor. They use mythical and supernatural aspects to develop the plot and present an issue of quest for a "new world" through respective character. "New world" as the Blacks' idealism and obsession is presented as a real fact. The "new world" is constructed as Shalimar town and Willow Springs Island. Both are characterized by the old culture of the Blacks.

The quest for the "new world" relating to the race categorization is analyzed by using the social-historical approach. The approach is employed to find out the problems behind the quest. Morrison and Naylor express that the Blacks' problems arise not only because of the interaction between the Whites, but also because of the interaction among the Blacks themselves which brings about more complicated problems. At the same time Song of Solomon and Mama Day present internal conflicts of the Blacks as the manifestation of their unclear identity.

"New world" positioned in South of America and rejects the existing concept of the North as the Promised Land. The idealism depicts a new history of the Black. It shows the ability of the Blacks to get freed from slavery. The construction functions as an effort to repute the Blacks' history which has been formed through the Whites' perspective before. It always relates to the Blacks' disability and slavery.

The "new world" is one of the means through which the Blacks can escape from their dilemmatic problem. The quest for "new world" can't answer the question of authentic identity. This thesis also concludes the writer's tone, which expresses dilemmatic conflicts of Blacks through the failure of the main character, to survive the "new world".
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mintz, Sidney Wilfred
Boston: Beacon Press, 1992.
305. 896 MIN b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library