Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Piccard, E.
Paris : Editions Victor Attinger, t.th.
FRA 947.083 PIC m I (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abellia Anggi Wardani
"ABSTRAK
Penelitian mengenai tokoh pelayan keluarga bourgeois dalam Un Coeur Simple karya Gustave Flaubert ini bertujuan untuk memaparkan gambaran kehidupan pelayan, ciri fisik yang menandai mereka, serta sikap dan karakteristik mereka sebagai seorang pelayan yang mengabdikan hidupnya kepada kalangan bourgeois. Tokoh pelayan menjadi penting karena pada masa awal kemunculan kalangan
bourgeois, pelayan menjadi salah satu faktor pembeda strata sosial pada masyarakat. Félicité yang menjadi tokoh pelayan di sini menampilkan karakteristik baik fisik maupun sifat yang dapat dijadikan gambaran kehidupan pada masa itu. Selain mengangkat mengenai kebiasaan-kebiasaan para bourgeois,
skripsi ini juga mengangkat mengenai bagaimana hubungan mereka terhadap pelayannya. Pada akhir pembahasan, didapatkan bagaimana gambaran kehidupan Félicité sebagai pelayan keluarga bourgeois dengan berbagai permasalahan dengan majikannya ataupun masalah pribadi yang ia hadapi.

ABSTRACT
Research on the bourgeois? family servant in Un Coeur Simple Gustave Flaubert's work aims to present the picture of the servant's life, physical traits that mark them, as well as attitudes and their characteristics as a servant who devoted her life to the bourgeois family. In the early emergence of bourgeois, servant became
an important figure, they were one factor distinguishing the social strata in society. Félicité who became the servant figure here shows characteristics of both physical and attitudes that can be used as a picture of life in those days. In addition to lifting of the bourgeois habits, this thesis also raised about how their relationship to the servant. At the end of this research, it was found how the image
of life as a maid of bourgeois family with a variety of problems with her employer or a personal problem she faced."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S1496
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Putri Andika
"ABSTRAK
Artikel ini membahas gagasan penolakan kemunafikan dalam beragama yang diperlihatkan melalui tokoh-tokoh perempuan dalam roman L rsquo; cole des Femmes karya Andr Gide. Metode kualitatif digunakan dalam artikel ini untuk membahas fokus kajian secara deskriptif dan mendalam. Dengan menggunakan pendekatan struktural Roland Barthes, roman berlatar khas keluarga bourgeois Prancis di akhir abad ke-19 sampai awal abad ke-20 ini diteliti melalui aspek naratif yang melibatkan aspek sintagmatik dan paradigmatik. Konsep kesetaraan gender yang dikemukakan oleh Simone de Beauvoir jugadiperlukan guna melihat usaha tokoh perempuan dalam melepaskan diri dari belenggu otoritas laki-laki. Dalam teks ini, tokoh perempuan menunjukkan perlawanannya atas tindakan tokoh laki-laki yang menggunakan agama sebagai pembenaran atas praktik patriarkalnya. Agama yang dijadikan laki-laki sebagai alat untuk mengesahkan tindakan patriarkal merujuk pada tindakan munafik dalam beragama.
ABSTRACT

AbstractThis article discusses the idea of rejection of religious hypocrisy shown by female characters in Andr Gide 39 s L 39 cole des Femmes. Qualitative methods are used in this article to discuss the focus of the study in descriptive and in depth. Using the structural approach of Roland Barthes, the romance of a typical French bourgeois family in the late nineteenth to early twentieth centuries was examined through a narrative aspect involving both syntagmatic and paradigmatic aspects. The concept of gender equality proposed by Simone de Beauvoir is also necessary to see the efforts of female characters to escape from the shackles of male authorities. In this text, women 39 s figures show their opposition to the actions of male figures who use religion as justification for their patriarchal practices. Religion that men make as a means to legitimize patriarchal acts refers to religious acts of hypocrisy.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
M. Syamsudin
"The modernization of law in West Europe, in the process of the modernization was supported by the bourgeois liberal capitalism group. The group wa able to change fundamentally the social, cultural political and economic aspects of the European Community who has already established the modern concept of law. Is the condition also occured in Indonesia."
Universitas Islam Indonesia, 2006
345 JHUII 13:2 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pradila Galuh Savitri
"Skripsi ini membahas kostum tokoh Monsieur Jourdain dalam pertunjukan Le Bourgeois Gentilhomme karya Moliere, yang dibawakan oleh kelompok Comdie Francaise pada tahun 1958. Kostum Monsieur Jourdain yang terdiri dari tiga pasang kostum, dianalisis tiap bagiannya dengan menggunakan metode analisis semiotik yang menekankan pada denotasi dan konotasi. Analisis tersebut dilakukan dengan tujuan menemukan makna yang terkandung di balik kostum Monsieur Jourdain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kostum Monsieur Jourdain mengandung makna-makna yang mencerminkan sifatnya yaitu berlebih-lebihan, konyol, polos, suka pamer, tidak berpendirian, otoriter, dan ambisius. Sifat-sifat tersebut memperkuat watak Monsieur Jourdain yang sangat terobsesi akan hal-hal kebangsawanan.
......This thesis discussed the costumes of the character Monsieur Jourdain in Le Bourgeois Gentilhomme, a performance works of Moliere, presented by the Comdie Francaise in 1958. Monsieur Jourdain's costumes consisting of three sets of costume, each part of them was analyzed using a semiotic method that emphasizes the denotation and connotation. The analysis was conducted with the aim of finding the meaning behind Monsieur Jourdain's costumes. The results showed that Monsieur Jourdain's costumes contain certain meanings which associated to his characters such as superfluous, silly, innocent, showboat, not opinionated, authoritarian, and ambitious. These characters strengthened the main character of Monsieur Jourdain, who is very obsessed with all the nobility things."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S14434
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Clarissa Rebecca Fredricka
"Artikel ini meneliti gaya busana Bon Chic Bon Genre (BCBG) yang dipelopori oleh kaum bourgeois di Prancis pasca krisis minyak tahun 1979. Gaya busana ini berkaitan dengan status sosial kelompok masyarakat tersebut yang merupakan anggota kelas sosial tertinggi di Prancis saat itu. BCBG muncul di kalangan bourgeois yang ingin memisahkan diri melalui nilai-nilai yang dianut kelompok sosial ini sehingga BCBG bukan hanya sekedar gaya busana melainkan juga gaya hidup kaum bourgeois. Gaya busana BCBG dianalisis menggunakan teori semiotika milik Roland Barthes, Barthes menempatkan busana sebagai “petanda” dan gaya berpakaian sebagai “penanda” hingga sampai kepada “mitos” untuk menemukan tanda-tanda yang menunjukkan kaitan antara gaya busana tersebut dengan gaya hidup kaum bourgeois. Dari hasil pembacaan semiotis tersebut terlihat bahwa melalui gaya busana BCBG kaum bourgeois menunjukkan adanya pemisahan diri dengan kalangan sosial lainnya dan mengukuhkan posisinya sebagai pemilik status sosial tertinggi di Prancis. Pemisahan diri kaum bourgeois akan diteliti dengan menggunakan teori distinction oleh Pierre Bordieu yaitu konsep pemisahan diri kaum yang dominan sebagai langkah untuk mengukuhkan posisi mereka dan membedakan nilai diri mereka dengan pihak lain.
......This article examines fashion stylesBon Chic Bon Genre (BCBG)which was spearheaded by the peoplebourgeois in France after the oil crisis in 1979. This style of clothing was related to the social status of these groups of people who were members of the highest social class in France at that time.BCBGappear amongbourgeois who want to separate themselves through the values ​​adopted by this social group so that BCBG is not just a fashion style but also the lifestyle of thebourgeois. Fashion styleBCBGanalyzed using Roland Barthes' semiotic theory, Barthes places clothing as a "marker" and dress style as a "marker" to the "myth" to find signs that show the connection between the fashion style and the lifestyle of thebourgeois. From the results of this semiotic reading, it can be seen that through the style of clothingBCBG racesbourgeois indicating a secession from other social circles and strengthening its position as the owner of the highest social status in France. Separation of racesbourgeois will be investigated using theorydistinction by Pierre Bordieu namely the concept of separation of the dominant people as a step to strengthen their position and differentiate their self-worth from other parties.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
R.A. Nadia Ratna Nariswari
"Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memperlihatkan kritik sosial tentang tingkah laku berlebihan kelompok bourgeois kaya yang ingin menjadi bangsawan dalam drama Le Bourgeois Gentilhomme melalui tokoh-tokohnya. Pembahasan penulisan skripsi ini meliputi alur cerita, dengan menggunakan skema aktan sebagai dasar pembentukan alur, pengaluran, tokoh sebagai himpunan ciri-ciri pembeda dan latar serta teks sejarah. Pembahasan alur cerita digunakan untuk mengetahui tokoh utama, yaitu Tuan Jourdain yang mewakili kritik Moliere. Sedangkan pembahasan tokoh digunakan untuk memperlihatkan kritik sosial melalui tokoh-tokoh dalam Le Bourgeois Gentilhomme, terutama melalui tokoh utamanya, Tuan Jourdain. Begitu pula dengan pembahasan latar, memperkuat analisis sebelumnya mengenai kritik terhadap kaum bourgeois. Teks sejarah digunakan untuk membuktikan adanya kelompok bourgeois kaya yang ingin menjadi bangsawan pada akhir abad XVII. Kesimpulan yang didapat adalah bahwa tokoh yang mewakili kritik sosial Moliere pada kaum bourgeois kaya terutama adalah tokoh utama Tuan Jourdain."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S14529
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfarida Herlina
"Di masa kontemporer, seni menjadi konsumsi global sehingga genre Global Art menjadi popular. Galeri, rumah lelang, museum, dan tempat pameran seni menjadikan seni adalah konsumsi publik terutama kaum borjuis. Skripsi ini membahas pergeseran yang terjadi dari seni kontemplatif yang hanya untuk seni menjadi seni konsumtif yang tanpa makna. Posisi seni dan seniman dipertanyakan karena tidak ada otonomi atas mereka. Seni hanya dinikmati oleh kaum borjuis dan seniman yang tidak mampu mengikuti standarisasi yang ada akan ternegasi secara tidak langsung. Pemikiran para pemikir seni menampilkan gambaran seni yang kontemplatif dan konsumtif. Pembahasan pergeseran seni akan mengantarkan skripsi ini pada refleksi kritis terhadap perkembangan kehidupan seni.
......In contemporary times, the art of being a global consumption so that the genre of the Global Art became popular. Galleries, auction houses, museums, art exhibitions and the making of art is public consumption, especially the bourgeoisie. This paper discusses the shift that occurred from the contemplative art only for art into a consumptive art without meaning. The position of art and artists is questionable because there is no autonomy over them. Art is only enjoyed by the bourgeoisie and the artists who are not able to follow the existing standards will indirectly. Thinkers of art explained of contemplative art and consumptive. The discussion of art will bring this essay to a critical reflection on the development of artistic life."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S13
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library