Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lilie Suratminto
Abstrak :
Di antara batu-batu nisan yang tersimpan di Museum Taman Prasasti ada satu nisan yang sangat berbeda dengan yang lain, baik bentuk maupun ornamennya. Batu nisan itu terletak di sudut kiri belakang museum tersebut. Bangunan batu nisan itu berbentuk kotak dilengkapi sebuah pilar yang ujungnya patah. Berdasarkan inskripsi yang tertulis pada batu nisan tersebut, yang dimakamkan di sini adalah Jan Laurens Brandes. Hampir semua orang Indonesia tahu nama Nâgarakretâgama, tapi tidak semua orang tahu siapa nama tokoh penyelamatnya. J.L.A. Brandes adalah adalah penyelamat manuskrip tersebut pada saat Istana Cakranegara dibakar pada waktu Perang Lombok pada tahun 1894. Tulisan ini membahas sejauh mana korelasi batu nisan ini dari kaca mata semiotik melalui analisis mikro dan makro model Peirce dan Danesi-Perron, dengan kisah kehidupan Brandes sebagai seorang arsiparis, linguis, sejarawan dan arkeolog yang seluruh hidupnya diabdikan pada bidang ilmu yang ditekuninya.
Jakarta: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, 2012
090 JMN 3:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Brandes, Dr.
Abstrak :
Mengenai Serat Jiljalaha, Dr. Brandes, dalam “Tijdschrift voor Taal Land en volkenkunde van Nedeland’s Indie” tahun 1894 menyatakan atau menyebutkan Serat Jiljalaha sebagai sebuah “Khotbah dari syaitan”. Pada bagian awal Serat Jiljalaha dikisahkan Jeng Kiyai Jajal Lanat memberikan nasehat pada anak cucunya, jika menerima uang dari Belanda sebaiknya di pinjam-pinjamkan kepada orang banyak dengan meminta surat sebagai tanda yang berhutang, dan jangan terlalu banyak memberi kepada orang lain, kecuali priyayi tersebut akan menghantarkan uang. Nasihat-nasihat dari Jeng Kiyai Jajal Lanat kepada anak cucunya tersebut adalah nasihat yang “menyesatkan” yang jauh dari kebaikan.
Semarang: G.C.T. Van Dorp, 1895
BKL.1101-LL 14
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library