Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Refryan Zahrandhia
"Dinoflagellata merupakan organisme eukariotik yang memiliki karakteristik khusus seperti adanya flagellar dan klorofil. Dinoflagellata toxin producer menghasilkan racun salah satunya yaitu Ciguatoksin penyebab Ciguatera Fish Poisonig (CFP). Taman Wisata Perairan (TWP) Gili Meno, Gili Air, dan Gili Trawangan yang umum disebut dengan Gili Matra, merupakan perairan laut yang berada di Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi, menganalisis kelimpahan, menganalisis dominansi, dan menganalisis korelasi antara parameter lingkungan dengan dinoflagellata bentik penyebab CFP yang menempati substrat buatan di Perairan Gili Matra. Metode penelitian yang digunakan adalah substrat buatan dan analisis data menggunakan indeks kekayaan, kemerataan, keanekaragaman, dominansi serta korelasi Spearman. Teramati genus Amphidinium, Coolia, Gambierdiscus, Ostropsis, dan Prorocentrum. Hasil perhitungan keseluruhan indeks berada pada kriteria rendah hingga sedang. Korelasi positif terlihat pada 5 dari 12 parameter lingkungan. Kesimpulan dari penelitian ini, terdapat korelasi positif antara parameter suhu, TSS, DO, nitrit, dan amonia terhadap kelimpahan dinoflagellata bentik, kelimpahan sel dinoflagellata bentik tertinggi didominasi oleh dinoflagellata dari genus Coolia.

Dinoflagellates are eukaryotic organisms that have special characteristics such as the presence of flagellar and chlorophyll. Dinoflagellate toxin producers produce toxins, one of which is Ciguatoxin which causes Ciguatera Fish Poisonig (CFP). Aquatic Tourism Parks (TWP) Gili Meno, Gili Air, and Gili Trawangan, commonly known as Gili Matra, are marine waters located in North Lombok Regency, West Nusa Tenggara. The aims of this study were to identify, analyze abundance, analyze dominance, and analyze the correlation among environmental parameters and benthic dinoflagellates that cause CFP that occupy artificial substrates in Gili Matra Waters. The artificial substrates were used and Spearman's correlation were used to analyze the richness, evenness, diversity, and dominance. The genera Amphidinium, Coolia, Gambierdiscus, Ostropsis, and Prorocentrum were observed. The results of the calculation of the overall index are in the low to moderate criteria. The highest abundance of benthic dinoflagellate cells were dominated by the genera Coolia. Positive correlations were seen from 5 of 12 environmental parameters. The conclusion of this study, there is a positive correlation between the parameters of temperature, TSS, DO, nitrite, and ammonia on the abundance of benthic dinoflagellates, the highest abundance of benthic dinoflagellate cells is dominated by dinoflagellates from the genera Coolia."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Praja Kusuma
"Kerusakan ekosistem terumbu karang dan perubahan kualitas perairan di Pulau Pramuka dapat memicu peningkatan kelimpahan dinoflagellata. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis kelimpahan dinoflagellata bentik penyebab Ciguatera Fish Poisoning (CFP), serta menganalisis hubungan faktor lingkungan yang mencirikan setiap stasiun dengan kelimpahan dinoflagellata bentik yang ditemukan. Penelitian dilakukan pada 21-22 September 2023 di tiga stasiun, yaitu Dermaga Odi, Dermaga Mazu, dan Dermaga Villa Delima, yang ketiganya memiliki perbedaan dominansi substrat alami. Penelitian ini menerapkan penggunaan substrat buatan sebagai media pengambilan sampelnya. Substrat buatan diletakkan berdekatan dengan substrat alami selama 24 jam, kemudian diangkat dan disaring. Identifikasi dan pencacahan sampel dilakukan dengan mikroskop cahaya dan Sedgewick Rafter Counting Chamber lalu dihitung kelimpahan selnya. Data faktor lingkungan dianalisis dengan Analisis Komponen Utama (AKU) untuk menemukan faktor lingkungan yang mencirikan setiap stasiun. Hasil penelitian menunjukkan ditemukannya Coolia, Ostreopsis, dan Prorocentrum. Perbedaan substrat alami dan faktor lingkungan menentukan keberadaan dinoflagellata bentik tersebut. Dermaga Mazu memiliki kelimpahan dinoflagellata tertinggi (98 sel/cm²), sementara Prorocentrum menjadi genus dengan kelimpahan tertinggi (129 sel/cm²). Hasil AKU menunjukkan Dermaga Odi dicirikan oleh suhu, Dermaga Mazu oleh salinitas dan fosfat, serta Dermaga Villa Delima oleh DO. Kelimpahan Prorocentrum dan Ostreopsis meningkat seiring dengan kenaikan suhu, DO, salinitas, dan fosfat, sementara kelimpahan Coolia meningkat dengan kenaikan suhu, salinitas, dan fosfat namun kelimpahannya menurun seiring terjadinya peningkatan DO.

Ecosystem damage to the coral reefs and water quality changes in Pramuka Island can potentially trigger an increase in dinoflagellate abundance. This research aimed to identify and analyze the abundance of benthic dinoflagellates causing Ciguatera Fish Poisoning (CFP) and analyze the relationship between environmental factors and dinoflagellate abundance. The research was conducted on September 21-22, 2023, at three stations: Odi Pier, Mazu Pier, and Villa Delima Pier, each with different dominant natural substrates. Artificial substrates were used for the sampling method, and the artificial substrate were placed near natural substrates for 24 hours, then retrieved and filtered. Samples were identified and counted using a light microscope and Sedgewick Rafter Counting Chamber, and the cell abundance was calculated. Environmental data were analyzed using Principal Component Analysis (PCA) to identify factors that characterizing each station. The genera that found in this research were Coolia, Ostreopsis, and Prorocentrum. Differences in natural substrates and environmental factors determined the presence of these benthic dinoflagellates. Mazu Pier had the highest dinoflagellate abundance (98 cells/cm²), with Prorocentrum being the most abundant genus (129 cells/cm²). PCA results showed that Odi Pier was characterized by temperature, Mazu Pier by salinity and phosphate, and Villa Delima Pier by dissolved oxygen (DO). Prorocentrum and Ostreopsis abundance increased with higher temperature, DO, salinity, and phosphate levels, while Coolia abundance increased with higher temperature, salinity, and phosphate but decreased with higher DO levels."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Jutrzenka Ilyas
"Penelitian mengenai hubungan antara perbedaan kedalaman terhadap kelimpahan dinoflagellata bentik penyebab Ciguatera Fish Poisoning (CFP) menggunakan substrat buatan dilakukan di perairan Dermaga Odi, Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu pada tanggal 21–22 September 2023. Penelitian dilakukan untuk mengidentifikasi dan menganalisis kelimpahan dinoflagellata toksik berpotensi penyebab CFP dan parameter lingkungan setiap kedalaman yang paling mempengaruhi kelimpahannya. Pengambilan sampel dilakukan dengan menempatkan substrat buatan di kedalaman 1 m, 3 m, dan 5 m, serta diambil data parameter lingkungan dari setiap kedalaman. Substrat buatan diambil kembali setelah 24 jam untuk penyaringan dan penyimpanan sampel. Identifikasi dan pengolahan kelimpahan sampel didahului dengan pencacahan yang dilakukan menggunakan Sedgewick Rafter Counting Cell melalui mikroskop. Analisis data dan sampel menggunakan analisis statistik multivariate Primary Component Analysis (PCA) dan Correspondence (CA). Ditemukan 3 genus dinoflagellata yang menempel pada substrat buatan tiap kedalaman yaitu Amphidinium, Ostreopsis, dan Prorocentrum. Kelimpahan dinoflagellata bentik berpotensi penyebab CFP yang menempati substrat buatan paling melimpah di kedalaman 1 m. Berdasarkan hasil PCA dan CA, kedalaman 1 m dicirikan dengan suhu, nitrat, dan Prorocentrum, sedangkan 3 m dicirikan dengan DO dan Amphidinium, dan 5 m dicirikan dengan pH. Sebaliknya, salinitas, fosfat, dan Ostreopsis tidak dicirikan dengan kedalaman berapapun.

Research on the relationship between differences in depth and the abundance of benthic dinoflagellates that cause Ciguatera Fish Poisoning (CFP) using artificial substrates was carried out in the waters of Odi Pier, Pramuka Island, Seribu Islands on 21–22 September 2023. The research was conducted to identify and analyze the abundance of benthic dinoflagellates potentially causing CFP and the environmental parameters of each depth that most influences the abundance. Sampling was carried out by placing artificial substrates at depths of 1 m, 3 m and 5 m, and environmental parameter data was taken from each depth. The substrates were recovered after 24 h for filtering and storage. Identification and processing of sample abundance was preceded by Sedgewick Rafter Counting Cell. Data and sample analysis used statistical analysis Primary Component Analysis (PCA) and Correspondence (CA). Three genera of dinoflagellates were found attached to artificial substrates, namely Amphidinium, Ostreopsis, and Prorocentrum. Depth of 1 m is the most abundant of benthic dinoflagellates and characterized by temperature, nitrate, and Prorocentrum, while 3 m was characterized by DO and Amphidinium, and 5 m was characterized by pH. In contrast, salinity, phosphate, and Ostreopsis were not characterized at any depth."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ranni Kusumawardhani
"Perkembangan teknologi basis data, khususnya data mining saat ini sangat pesat. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu sarana untuk dapat mempelajari dan membandingkan metode-metode yang terdapat di dalam data mining. University of Waikato telah memiliki data mining tools yang disebut sebagai WEKA yang berisi koleksi berbagai algoritma
di dalam data mining. Akan tetapi, WEKA tidak memiliki algoritma klasifikasi data mining yang telah dikenal secara umum. Fokus utama dari bagian ini adalah pengembangan algoritma teknik classification pada data mining. Laporan Tugas Akhir ini akan membahas hasil analisis dua algoritma teknik classification data mining yang merupakan bagian dari data mining tools yang sedang dikembangkan, yaitu CMAR (Classification Based on Multiple Association Rules ) dan CSFP(Classi cation Based on Strong Frequent Pattern ). Selain analisis, di dalam tugas akhir juga dilakukan implementasi algoritma CMAR. Kedua algoritma tersebut menggunakan prinsip association rules dalam proses meng hasilkan rules. Uji coba CMAR dilakukan terhadap satu data set kecil dan data set besar. Selain itu, uji coba juga dilakukan dengan membandingkan hasil CSFP dan CMAR pada kedua data set tersebut.
Algoritma CMAR pernah dikembangkan sebelumnya di Liverpool. Akan tetapi, algoritma tersebut hanya dapat diuji coba dengan meng gunakan data yang telah disediakan oleh pembuat, sehingga algoritma ini tidak dapat diuji coba dengan menggunakan data set lain.
Berdasarkan uji coba yang telah dilakukan, tingkat confidence sangat menentukan banyak rules yang dihasilkan. Walaupun CSFP dan CMAR menggunakan prinsip association rules, terdapat perbedaan pada rata-rata jumlah rules yang dihasilkan dan akurasi terhadap data set. Secara umum, algoritma CSFP lebih unggul dari CMAR dalam hal rules yang dihasilkan dan akurasi. Kata kunci: CFP-Tree, classification"
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library