Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Allsop, D.F.
Oxford: Pergamon Press, 1983
671.253 ALL p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sahoo, Mahi
"The definitive metal casting resource--fully updatedWritten by prominent industry experts, Principles of Metal Casting, Third Edition, addresses the latest advances in the field such as melting, casting processes, sand systems, alloy development, heat treatment, and processing technologies. New chapters cover solidificationmodeling, casting defects, and zinc and zinc alloys. Detailed photographs, illustrations, tables, and equations are included throughout. Ideal for students and researchers in metallurgy and foundry science as well as foundry industry professionals, this authoritative guide provides all of the information needed to produce premium-quality castings.Comprehensive coverage includes: Patterns Casting processes Solidification of metals and alloys Gating and risering of castings Casting process simulation Aluminum and aluminum alloys Copper and copper alloys Magnesium and magnesium alloys Zinc and zinc alloys Cast irons Steel castings Cleaning and inspection Casting defects "-- Provided by publisher.
"An icon in the university and the foundry industry being updated with the latest casting Technology."
New York: McGraw-Hill, 2014
671.2 SAH p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Vuko Arief Tua
"ABSTRAK
Pengecoran dengan metode investment casting atau yang biasa disebut lost-wax casting adalah salah satu metode proses pengecoran untuk menghasilkan produk dengan tingkat ketelitian dan ketepatan yang tinggi, permukaan yang sangat mulus (smooth) dan bentuk-bentuk yang rumit. Proses ini sedikit sekali atau bahkan tidak memerlukan pekerjaan machining. Suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang pengecoran stainless steel dengan metode investment yang salah satu produknya adalah impeller selalu mengalami cacat setelah dicor. Cacat tersebut berupa `Iubang-lubang' kecil (cavities) disekitar tempat kedudukan poros impeller dan terjadi perubahan dimensi sudut. Selama ini cacat tersebut ditanggulangi dengan menambah proses machining pada produk akhir atau bila terlalu sulit akan di-reject.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penyebab terjadinya cacat dan pencegahannya. Penyebab utama terjadinya cacat adalah karena telah terjadi ketidak seragaman proses pembekuan fsolidijication). Bagian yang paling akhir membeku akan menyebabkan terjadinya cacat penyusutan (shrinkage). Parameter penelitian yang dilakukan meliputi pemeriksaan proses pembuatan polo Jilin, teknik pembuatan dinding keramik (stuccoini) dan bahan ceramic slurry, serta penggunaan pada pengecoran investment dengan Cara menyemprotkan udara dingin disekitar tempat yang diperkirakan akan terjadi cacat tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan parameter penelitian ini maka cacat yang terjadi dapat dihindarkan, dan proses pekerjaan machining akibat cacat tersebut dapat dikurangi sampai mencapai 85%.
"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Untung Asmoro
"Komponen EP dan KP merupakan dua buah komponen utama produk P. Dalam kondisi kerja aktualnya, kedua komponen tersebut saling bergerak relatif satu sama lainnya, hal tersebut menyebabkan kedua komponen tersebut menerima beban impak dan gesek, sehingga kedua komponen tersebut mengalami keausan pada bidang kontaknya.
Kedua komponen tersebut telah mengalami penggantian proses dari proses forging menjadi proses investment casting, namun sebagai konsekwensinya maka material yang digunakan juga harus ditingkatkan grade-nya, hal tersebut disebabkan proses forging dapat memperbaiki sifat-sifat material. Material sebelum penggantian proses adalah LB 75 dan material pengantinya adalah AISI 4340.
Penggantian proses tersebut dapat menghasilkan nilai tambah secara ekonomi, akan tetapi menyebabkan timbulnya efek sampingan yang tidak dikehendaki, yaitu performance produk P menurun. Sementara ini telah muncul dugaan bahwa turunnya performance tersebut diakibatkan oleh keausan yang terjadi pada bidang kontak kedua komponen tersebut menjadi lebih cepat.
Untuk membuktikan benar tidaknya dugaan telah terjadinya keausan, maka peneliti telah menganalisa keausan dari perbandingan sifat-sifat material memalui berbagai macam pengujian material. Hasil dari penelitian tersebut menjelaskan bahwa material AISI 4340 hasil proses investment casting mempunyai daya tahan aus yang lebih tinggi dibanding dengan material LB 75 hasil proses forging. Dengan demikian penelitian ini telah menyatakan bahwa dugaan tersebut diatas tidak benar.

EP and KP are the two main components of P product. In the actual conditions, both of the components have a relative moving between one and another. The case will cause both of the components get impact and friction combination, so they get have wear at the contact planes.
The processes of both components have modified from forging process to investment casting process, the consequence of this modification process, the grade of the material also has to increased. In this case, cause the forging process could increase the characteristics of material. The original material is LB 75 and its substitute material is AISI 4340.
The process modification could produce added value economically, but its cause unexpected side effect, such as decreasing the P product performance. Mean while, the prediction of decreasing this performance caused wear effect at the contact planes of both components faster has appeared.
To proof the prediction above, the writer has analyzed the comparison of the material characteristics by research of the materials, such as mechanic material testing, metallography testing and chemical composition analyses. The research out-put could make evidence that AISI 4340 from investment casting process have higher wear recistance depending LB 75 from forging process. So the prediction above is not true (valid).
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Djunaedi
"Outer tube merupakan salah satu komponen kendaraan roda dua, dimana pada aplikasinya memerlukan sifat mekanis yang baik dan bebas dari cacat. Proses pembuatan outer tube menggunakan pengecoran dengan metode gravity die casting. Dimana kualitas hasil pengecoran dipengaruhi oleh parameter proses pembuatannya. Pada penelitian ini temperatur cetakan Iogam dijadikan sebagai parameter penelitian.
Kecenderungan cacat yang terjadi pada outer tube antara Iain misrun, retak , shrinkage dan udara terjebak_ Dan daerah yang mengalami cacat - cacat tersebut merupakan daerah - daerah dengan kemungkinan terbesar terjadinya cacat tersebut sesuai dengan teori yang teiah ada. Design dies merupakan salah satu dari penyebab cacat - cacat tersebut.
Sedangkan sifat mekanis yang dihasilkan dari proses pengecoran ini tergantung dari kondisi - kondisi pengecoran yang dilakukan , tidak berhubuhgan dengan design cetakan outer tube."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41167
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruther Gadhu
"Selongsong peluru dibuat dari cartridge brass, yang terdiri dari 28-30% wt. % Zn. Proses fabrikasi selongsong peluru terdiri dari : canai dingin, deep drawing, dan annealing. Deformasi yang terjadi pada proses fabrikasi selongsong peluru melebihi 70%. Cartridge brass memiliki 3 mekanisme deformasi: slip (deformasi 20%), twin ( 40%), dan shear (> 40%). Bi mulai digunakan untuk menggantikan Pb dalam kuningan karena racun yang lebih rendah.Pada penelitian ini, Cu-29Zn-0.6Bi dilakukan pengecoran gravitasi, dihomogenisasi dengan temperatur 800 °C selama 2 jam, dan dicanai dingin dengan variasi deformasi 20, 40, dan 70%. Pada 70%, proses anil dilakukan pada temperatur 350, 400, dan 450 °C. Semua sampel lalu dikarakterisasi nilai kekerasan dan struktur mikronya. Meningkatnya % deformasi akan menghasilkan peningkatan kekerasan. Pada deformasi 70%, ditemukan adanya retak permukaan. Segregasi Bi terdapat baik di dalam butir maupun batas butir.Bi meningkatkan kekerasan pada cartridge brass dengan mekanisme grain boundary strengthening (pengecilan ukuran butir) dan dispersoid strengthening. Nukleasi pada temperatur 350 °C dimulai pada shear band dan batas butir, dan selesai pada 400 °C, sedangkan grain growth terjadi pada 450 °C (semua dalam 15 menit). Bi mempercepat proses rekristalisasi cartridge brass.

Bullet case is made of cartridge brass, which consists of 28-30% content of Zinc. Bullet case's fabrication consists of cold rolling, deep drawing, and annealing. Deformation which occurs in bullet case?s fabrication gets higher than 70%. Cartridge brass has 3 deformation mechanism: slip (20% deformation), twin (40% deformation), and shear (> 40% deformation). Bi is used nowadays to substitute Pb in cartridge Brass due to lower toxicity. In this research, Cu-29Zn-0.6Bi is gravity casted, homogenized at 800 °C for 2 hours, and then cold rolled with variation of percent deformation 20, 40, and 70%. At 70% cold rolled cast is annealed with temperatures 350, 400 and 500 °C. The samples then are characterized for hardness properties and structures.Increasing % deformation generates higher hardness. In 70% deformation, a crack is found on a surface. Bi segregation tends to be immersed both in bulk grain or grain boundaries.Bi increases cartridge brass? hardness with grain boundary strengthening (grain refining), and dispersoid strengthening. Nucleation in 350 °C started at shear bands region and grain boundaries, finished in 400 °C; besides, grain growth occurred in 450 °C (all in 15 minutes). Bi exceeds recrystallization process in cartridge brass."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62198
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggraini Pangestu Widiasih
"Penelitian ini membahas tentang penilaiain risiko keselamatan dan kesehatan kerja pada proses kerja casting di PT. X, Cikupa Tangerang tahun 2016. Penilaian risiko dilakukan untuk mendapatkan nilai risiko yang terdapat pada proses kerja casting di PT.X, Cikupa Tangerang. Identifikasi bahaya dan risiko dilakukan menggunakan Job Safety Analysis JSA . Analisis tingkat risiko menggunakan ukuran standard kualitatif yang dimodifikasi dari AS/NZS 4360:2004.
Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan pendekatan observasi dan wawancara. Nilai risiko dihasilkan dari perkalian antara probabilitas dan konsekuensi yang mungkin ditimbulkan. Hasil penelitian menyatakan terdapat 94 risiko pada proses casting di PT.X, Cikupa Tangerang. Kata Kunci : Kajian Risiko, Proses Kerja Casting.
......This research discusses about occupational health and safety risk assessment on casting process in PT. X, Cikupa Tangerang on 2016. Risk assessment carried out to obtain the value of the risk inherent in the casting process in PT.X, Cikupa Tangerang. Hazard and risk identification are conducted using the Job Safety Analysis JSA .
This analysis using the qualitative standard that modified from the AS NZS 4360 2004. This research using cross sectional study design with in depth interviews and observational approach. Risk value resulting from combination between likelihood and consequences. The result showed that there are 94 risks in casting process in PT. X, Cikupa Tangerang. Keywords Risk assement, Casting process.."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S66651
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jang Jin Joo
"Dengan kekuatan yang dimiliki aluminium namun dengan berat yang lebih ringan dibanding baja membuat perkembangan yang menjanjikan dalam dunia industri. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan material komposit logam bermatriks ADC 12. Oleh karena itu, ADC 12 sebagai aluminium dengan paduan utama Silikon dan Tembaga, memiliki beberapa sifat mekanis yang akan dikembangkan dengan penambahan partikel penguat berupa Al2O3 dengan variasi penambahan 0,50; 0,10; 0,15; 0,20; 0,30 Vf. melalui pengecoran aduk. Penambahan partikel penguat yang berukuran nano akan meningkatkan kekuatan tarik sebesar 56,74 , kekerasan sebesar 42,99 , dan ketahanan ausnya sebesar 30,92 serta menurunkan harga impaknya. Penambahan Al-5Ti-1B ditambahkan sebagai penghalus butir dan Sr sebagai agen pemodifikasi, untuk meningkatkan sifat mekanik. Magnesium ditambahkan sebesar 5 berat sebagai agen pembasahan antara matriks dan logam. Dengan melakukan karakterisasi sampel seperti pengujian metalografi, SEM-EDS, dan XRD akan dilihat bahwa terbentuk fasa-fasa yang akan mempengaruhi sifat mekanis material.
......Aluminum has been recently promising developing in various industry including transportation due to its strength and lower weight ratio compared to steel. This research is aiming to develop Metal Matrix Composite MMC using ADC 12. Furthermore, Aluminum ADC 12 with major constituent of silicon and copper is improved by means of mechanical properties by adding nano Al2O3 with variation of 0.50, 0.10, 0.15, 0.20, 0.30 Vf through stir casting method. Nano sized alumina later found to increase tensile strength about 56,74 , hardness about 42,99 , and wear resistance about 30,92 , yet decreasing the impact strength. Al 5Ti 1B was added to the alloy as grain refiner while Sr was added to modifies Si structure. Both were added to improve mechanical properties. Magnesium is presented at 5 wt to enhance its wettability. Furthermore, material is characterised under several testing such as metallography, SEM EDS, and XRD to confirm any formed phase that correspond to its mechanical properties."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Firdaus
"Komponen flens motor sungai hasil pengecoran cetakan pasir memperlihatkan kecenderungan mengalami kegagalan keausan. Selain itu kualitas maupun surface finish yang dihasilkan kurang baik.
Metode pengecoran squeeze atau liquid metal forging dapat mengurangi porositas oleh karena pemberian tekanan selama proses pembekuan logam berlangsung. Menurut penelitian sebelumnya squeeze casting juga dapat memperbaiki sifat mekanik dari paduan aluminium.
Penelitian ini mencoba merancang proses pengecoran squeeze paduan aluminium daur ulang yang ada dengan cara memvariasikan parameter tekanan squeeze, dan temperatur punch & die. Langkah proses squeeze casting meliputi pemanasan logam dan die dalam dua dapur induksi berbeda, dilanjutkan dengan penuangan logam cairan ke dalam die dan diteruskan dengan pemberian tekanan selama waktu tertentu.
Setelah melakukan beberapa pengujian terhadap spesimen, hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai kekerasan spesimen hasil squeeze casting meningkat, surface finish menjadi lebih baik dan persentase porositas yang dihasilkan menurun secara signifikan dibandingkan dengan proses pengecoran cetakan pasir yang ada.

It was found that the flanges component of the river boats which undergo sliding contact to the spindle and produced by sand casting process is subject to wear failure. In addition to the cast quality and surface finish of the product is not good,
Squeeze casting, which is also known as liquid metal forging, could reduce the porosity by the pressure applied during solidification. Previous research shows that the process could improve the mechanical properties of the aluminum alloys casting.
This research is to produce specimens by squeeze casting process using the existing recycled material by combining the process parameter such as squeeze pressure and punch & die temperature. The process consists of melting the alloys and heating the die in two difference resistance furnaces, ladling the melt into pre-heated die cavity and finally applying pressure by hydraulic power until the melt is fully solidified.
After examining the specimens, the results shows the improvement in hardness, the improvement in surface finish and the significant decreasing in the quantity of the porosity as compared to traditional sand casting."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T1882
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>