Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mohamad Nur Yahya
Abstrak :
ABSTRAK
Sumber utama lepasan radioaktif 137Cs yang dikategorikan sebagai global fallout berasal dari percobaan senjata nuklir pada masa lalu serta kecelakaan nuklir PLTN Chernobyl dan PLTN Fukushima yang masing-masing terjadi pada tahun 1986 dan 2011. Kontaminasi radioaktif yang berada di atmosfir akan terdeposisi ke daratan dan terdispersi melalui perairan. Operasional fasilitas nuklir yang telah ada dan rencana pembangunan RDE (Reaktor Daya Eksperimental) di Kawasan Puspiptek Serpong dapat berpotensi melepas radioaktif 137Cs melalui sungai Cisadane dan bermuara ke Teluk Jakarta. Diperlukan pemantauan lingkungan terhadap kandungan radioaktif hasil fisi sebagai kontrol terhadap tingkat radioaktivitas lingkungan laut saat fasilitas nuklir yang direncanakan dan fasilitas yang ada beroperasi. Disisi lain unit yang digunakan memiliki kelemahan efisiensi adsorpsi serta diperlukannya suatu unit yang mudah mobilisasi dan terintegrasi dengan pemantauan kualitas air. Pada penelitian ini telah dibuat alat ekstraksi 137Cs di air laut yang terintegrasi dengan pemantauan parameter air laut seperti pH, konduktivitas dan suhu. Prototipe telah menjalani proses pengujian dan memenuhi pedoman analitik IAEA dengan hasil batas kuantifikasi dan batas deteksi sebesar 0,13 mBq/l dan 0,29 mBq/l serta hasil uji bias relatif dan presisi dibawah batas yang diperbolehkan.
ABSTRACT
The main source of 137Cs radioactive releases categorized as global fallout came from nuclear weapon experiments in the past as well as nuclear accidents of the Chernobyl and Fukushima nuclear power plant occurred in 1986 and 2011. Radioactive contamination in the atmosphere will be deposited on land and dispersed through the water. The existing operational nuclear facilities and plan to construct an Experimental Power Reactor in the Serpong Puspitek area could potentially release radioactive 137Cs through the Cisadane river and ended in Jakarta bay. Environmental monitoring of fission product is required as control of the level radioactivity of the marine environment when the new nuclear facilities and existing facilities operate. On other hand the unit used has a weakness of adsorption efficeinsy and new unit that easily mobilized and integrated with monitoring of seawater parameter such as pH, conductivity and temperature. The unit have been made integrated with water quality checker and the data from the results can be downloaded on a computer device. This prototipe has been tested and fulfilled IAEA analytical guidelines with the results of decision threshold and detection limit were 0,13 mBq/l and 0,29 mBq/l respectively, also the results of the relative bias and precision test are below the permissible limit.
2020
T55077
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mitha Eka Puteri
Abstrak :
Tingginya tingkat pencemaran pantai Tanjung Pasir, Tanggerang, Banten memungkinkan terakumulasinya Zn dan radionuklida Cs di dalam biota, seperti kekerangan. Pada penelitian ini, Kerang Salju (Pholas dactylus) digunakan sebagai biomonitoring logam berat yang terakumulasi. Konsentrasi logam berat yang terakumulasi dipengaruhi oleh keadaan fisikokimia lingkungan seperti peningkatan konsentrasi logam, penurunan salinitas, dan penurunan tingkat keasaman. Peningkatan kadar CO2 di udara dapat meningkatkan jumlah CO2 yang teradsorpsi oleh permukaan laut sehingga membentuk asam karbonat yang dapat menurunkan pH air laut ke pH netral. Hasil dari penelitian ini menunjukkan  P. dactylus mengakumulasi dan mendepurasi spesi Zn secara maksimal pada konsentrasi 0,7 ppm, salinitas 28 ppt, dan pH 8,4 pada proses bioakumulasi dan 7,5 pada depurasi. Radionuklida Cs secara maksimum terakumulasi pada aktivitas radionuklida 3 Bq/ml, salinitas 28 ppt, dan pH 8,4 dan terdepurasi maksimum pada aktivitas Cs 3 Bq/ml, salinitas 28 ppt dan pH 7,5. Perubahan pH yang merepresentasikan ocean acidification mempengaruhi pola bioakumulasi Zn dan 137Cs pada Kerang Salju. Nilai CF spesi Zn yang maksimum diperoleh sebesar 11,14 mL/g dengan laju bioakumulasi maksimum sebesar 0,42 hari-1 sedangkan nilai CF radionuklida Cs sebesar 2,66 mL/g dengan laju bioakumulasi maksimum 0,10 hari-1. Berdasarkan teori spesiasi Zn yang mudah diadsorpsi adalah Zn2+ namun konsentrasinya paling rendah dibandingkan spesiasi Zn lainnya. Berdasarkan model, spesiasi Zn yang dominan adalah ZnCl42-.
The high level of pollution of the coast of Tanjung Pasir, Tangerang, Banten allows accumulation of Zn metals and Cs radionuclides in biota, such as shells. In this research, Pholas dactylus is used as biomonitoring of accumulated Zn and Cs. Accumulation of Zn and Cs are influenced by environmental conditions such as increasing metal concentrations, decreasing salinity, and decreasing acidity. Increasing levels of CO2 in the air can raise the amount of CO2 absorbed by the surface of the sea so that it forms carbonic acid which can decrease pH of seawater. This study showed that P. dactylus accumulated and depurated Zn maximum at concentrations 0,7 ppm, salinity 28 ppt, and pH 8,4 in the accumulation process and 7,5 in depuration. Radionuclides Cs maximum accumulated at 3 Bq / ml, salinity 28 ppt, and pH 8,4 in the accumulation process and pH 7,5 in depuration. Changes in pH that represent ocean acidification affect the pattern bioaccumulation of Zn and Cs in P. dactylus. The maximum concentration factor value of Zn was 11,14 mL / g and the maximum accumulation rate of 0,42 days-1 while the maximum concentration factor value of  Cs was 2,66 mL / g and the maximum accumulation rate of 0,10 days-1. Based on the theory, speciation of Zn easily adsorbed is Zn2+ but its concentration is the lowest compared to others. Based on the model, the dominant speciation of Zn in seawater is ZnCl42-.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T54539
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
William Harrison Winnetouw
Abstrak :
Seiring penambahan penggunaan energi terbarukan di dunia, semakin banyak penggunaan panel surya sebagai alternatif penghasil energi yang dapat digunakan dalam skala residensial maupun industri. Namun, terdapat kekurangan dari penggunaan panel surya sebagai alternatif yaitu efisiensi penyerapan sinar matahari yang masih kecil. Berbagai riset dilakukan untuk mendapatkan material baru sel surya yang memiliki efisiensi yang lebih besar, salah satunya adalah sel surya perovskite. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan menggunakan material tambahan yaitu cesium pada material aktif sel surya perovskite berbasis prekursor methylammounium lead iodide yang dilakukan dengan metode spin-coating dengan bahan baku methylammonium iodide, cesium iodide sebagai agen doping dengan konsentrasi doping berkisar antara 0;1; dan 5%. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk menguasai teknik doping kation cesium pada sel surya perovskite, mengetahui efek doping cesium apda struktur kristal, tingkat kristalinitas, absorbansi, serta mengetahui konsentrasi dopan optimal untuk menaikkan efisiensi dan stabilitas sel surya perovskite. Karakterisasi sampel dilakukan dengan menggunakan XRD, SEM, UV-Vis, Uji dan Solar Simulator. Eksperimen mengindikasikan bahwa konsentrasi cesium memberikan peningkatan ukuran butir, absorbansi serta meningkatkan efisiensi teoritis dari sel surya perovskite. Sel surya yang paling optimal didapatkan pada sel surya dengan konsentrasi doping cesium 1% dengan peningkatan kristalinitas pada fasa perovskite dari 1911 cps menjadi 1995 cps, peningkatan ukuran butir maksimal dari 1661 nm menjadi 2800 nm, peningkatan absorbansi pada rentang panjang gelombang 300-450 nm, dan peningkatan efisiensi teoretis dari 1,35 menjadi 2,88%. Berdasarkan hasil optimal dari eksperimen tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode doping cesium pada sel surya perovskite berbasis prekursor methylammonium lead iodide meningkatkan performansi dan dapat berpotensi menjadi salah satu metode untuk menghasilkan panel surya yang memiliki efisiensi yang tinggi. ......Along with the increasing use of renewable energy in the world, increasing the use of solar panels as an alternative energy producer can be used on a residential or industrial scale. However, there are drawbacks on using solar panels as an alternative, namely the efficiency of absorbing sunlight is still small. Various studies have been conducted to obtain new solar cell materials that have greater efficiency, one of which is perovskite solar cells. Therefore, this study aims to use an additional cation, namely cesium in the active material of perovskite solar cells based on the precursor methylammonium lead lodide which is fabricated by the spin-coating method with methylammonium iodide as raw material, cesium iodide as a doping agent with doping concentrations ranging from 0,1, and 5%. In particular, this study aims to understand the cesium cation doping technique in perovskite solar cells, determine the effect of cesium doping on crystal structure, crystallinity level, absorbance, and determine the optimal dopant concentration to increase the efficiency and stability of perovskite solar cells. Sample characterization was carried out using XRD, SEM, UV-Vis, Test and Solar Simulator. Experiments indicate that cesium concentrations increase grain size, absorbance and increase the power conversion efficiency of perovskite solar cells. The most optimal solar cells were found in solar cells with 1% cesium doping concentration with an increase in crystallinity in perovskite phase from 1911 cps to 1995 cps, increase in maximum grain size from 1661 nm to 2800 nm, an increase in absorbance in the wavelength range of 300-450 nm, and improvement of maximum theoretical efficiency from 1,35 to 2.88%. Based on the optimal results from these experiments, it can be concluded that the cesium doping method on perovskite solar cells based on methylammonium mead iodide precursors improves performance and can be a method for producing solar panels that have high efficiency.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
The estimation of dose rate (external+internal) from natural radinuclides y-emitter and 137 Cs in sea water an marine sediment to larvae smaal insect.
604 JTPL 16:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
PEMISAHAN DAN ANALISIS 137Cs DARI LARUTAN PELAT ELEMEN BAKAR U-7%Mo/Al. Pemisahan cesium dari larutan pelat elemen bakar (PEB) U-7Mo/Al telah dilakukan dengan menggunakan metode pengendapan dan penukar kation. Tujuan penelitian adalah mendapatkan metode yang valid untuk pemisahan cesium dari larutan PEB U-7Mo/Al melalui penentuan parameter unjuk kerja metode yaitu akurasi, presisi dan rekoveri. Metode pengendapan dan metode penukar kation yang digunakan mengacu kepada metode ASTM 690-000 dan kepada hasil penelitian U3Si2/Al. Penentuan parameter unjuk kerja metode pengendapan dilakukan dengan menggunakan larutan sampel PEB U-7%Mo/Al sebanyak 150 μL, larutan standar 137Cs sebanyak 50 μL dalam 2 mL HCl 0,1N. Larutan dikenakan proses pengendapan dengan menggunakan pereaksi HClO4 pekat dan penambahan senyawa carrier CsNO3 seberat 225 mg pada temperatur 0oC selama 1 jam, sedangkan proses penukar kation dilakukan dengan menggunakan resin zeolit Lampung sebanyak 400 mg. Proses penukar kation dilakukan secara batch dengan pengocokan selama 1 jam. Hasil proses pengendapan diperoleh endapan CsClO4 dan penukar kation diperoleh berupa padatan cesium - zeolit serta supernatan. Pengukuran dan analisis radionuklida137Cs dalam endapan CsClO4 dan padatan 137Cs-zeolit dilakukan dengan spektrometer gamma. Hasil pengukuran diperoleh nilai cacahan radionuklida 137Cs per detik (cps). Perhitungan rekoveri metode dilakukan dengan perbandingan nilai cacahan radionuklida 137Cs sebelum dan sesudah proses pemisahan. Hasil pemisahan radionuklida 137Cs dari larutan PEB U-7Mo/Al menggunakan metode pengendapan diperoleh rekoveri sebesar 95,56 % dengan akurasi dan presisi pengukuran masing-masing sebesar 0,375 % dan 1,875 %, sedangkan rekoveri pemisahan radionuklida 137Cs dengan metode penukar kation diperoleh rekoveri sebesar 26,73 %. Hal ini menunjukkan bahwa metode pengendapan lebih baik dari pada metode penukar kation untuk pemisahan 137Cs dari larutan bahan bakar PEB U-7Mo/Al.

SEPARATION OF CESIUM FROM U-7MO/AL FUEL PLATE SOLUTION HAS BEEN DONE BY USING PRECIPITATION METHOD AND CATION EXCHANGE. The aim of this research is to get a valid method of separating cesium from U-7Mo/Al fuel plate solution through determination of parameter of method (accuracy, precision, and recovery). Precipitation method and cation exchange method that are used refer to standard ASTM 690-000 and research result of U3Si2/Al. Parameter method determination has been done by using 150 μL sample (U-7%Mo/Al fuel plate solution, 50 μL of standard solution in 2 mL of HCl 0,1 N. The sample solution was undergone precipitation process by using HClO4 concentrated and 225 mg of CsNO3as carrier in tempherature 0oC for an hour, while exchange cation process was done by using 400 mg of resin zeolit Lampung. The analysis of 137Cs in CsClO4 and 137Cs - zeolit was done by gamma spectrometre. Determination of recovery method was done by comparing count value of 137Cs before and after separation process. Recovery of precipitation method was obtained 95.56 % with accuracy and precicion measurement of 0.375 % and 1.875 % respectively, while recovery of cation exchange method obtained 26.73 %. To sum up, the results show that precipitation method better than exchange cation method for separation 137Cs from U-7Mo/Al fuel plate solution.
Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN, 2016
621 URANIA 22:3 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library