Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuli Tri Widjastuti
"Chikungunya merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh virus chikungunya. Gejala utamanya adalah demam mendadak, nyeri persendian terutama di sendi lutut, jari kaki dan tangan serta tulang belakang. Salah satu pencegahan dari penyakit ini adalah dengan melakukan praktik PSN. Pada akhir tahun 2011 terdapat chikungunya di Kelurahan Grogol dengan jumlah penderita sebanyak 208 orang tanpa kematian.
Penelitian ini menggunakan analitik observasional dengan metode pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 204 responden.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan praktik PSN (OR=2.115, P=0.023), sikap dengan praktik PSN (OR=2.366, P=0.008). data di chi square dengan taraf signifikan 95% (alfa 0.05).
Disarankan untuk meningkatkan kegiatan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu rumah tangga terkait peningkatan praktik PSN demam chikungunya.
......Chikungunya is a contagious disease caused by the chikungunya virus. The main symptoms are sudden fever, joint pain, especially in the knee joint, the toes and fingers, and spine. One of the prevention of this disease is to practice the PSN. At the end of 2011 there were chikungunya in the Village Grogol with as many as 208 people the number of patients without death.
This study uses an observational analytic approach to the cross sectional method. The sample in this study amounted to 204 respondents.
The results showed no significant relationship between knowledge of the practice of PSN (OR = 2115, P = 0023), attitudes to the practice of PSN (OR = 2366, P = 0.008). Data on the chi square with 95% significant level (alpha 0.05).
It is recommended to increase outreach activities to improve knowledge and attitudes related to homemakers increase in the practice of chikungunya fever PSN."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Matelda Rumatora
"Chikungunya disebabkan oleh virus chikungunya yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Kejadian luar biasa chikungunya baru per-tama terjadi di Dusun Mentubang Desa Harapan Mulia Kabupaten Kayong Utara. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan den-gan kasus chikungunya pada kejadian luar biasa di Dusun Mentubang.
Metode yang digunakan yaitu rancangan kasus kontrol dengan jumlah kasus dan kontrol masing-masing sebanyak 65. Faktor yang diteliti yaitu umur, jenis kelamin, pen-didikan, pekerjaan, pengetahuan, kebiasaan melaksanakan PSN, kebiasaan meng-gunakan obat anti nyamuk, kebiasaan memakai kelambu, kebiasaan menggantung pakaian, keberadaan barang bekas penampung air hujan, keberadaan jentik nya-muk dalam kontainer dan penggunaan kasa pada ventilasi rumah.
Sampelnya ada-lah penduduk yang menderita gejala utama demam, ada bercak kemerahan di permukaan kulit dan nyeri sendi. Sedangkan kontrolnya adalah penduduk yang tidak mengalami gejala chikungunya. Pengumpulan data melalui wawancara dan pengamatan.
Hasil penelitian diperoleh dua faktor berhubungan dengan kejadian chikungunya yaitu kebiasaan menggunakan kelambu dengan OR=4,171 (95%CI=1,5-11,2) dan kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar dengan OR=2,977 (95%CI=1,2-6,8). Faktor dominan pada kejadian chikungunya adalah kebiasaan menggunakan kelambu.
Disarankan kepada penduduk dusun Mentu-bang membiasakan menggunakan kelambu saat tidur siang atau tidur malam agar terhindar dari gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus.
......Chikungunya is caused by the chikungunya virus is transmitted by the mosquito Aedes Aegypti and Aedes albopictus. Chikungunya outbreak first occurred in Hamlet Mentubang Harapan Mulia village North Kayong District. The study was conducted to determine the factors associated with chikungunya cases in outbreaks in hamlet Mentubang.
The method used the case control design with a number of cases and controls each of 65. Factors studied were age, sex, educa-tion, occupation, knowledge, habits implement PSN, the habit of using anti-mosquito,mosquito net use habits, the habit of hangingclothes, the presence of rainwater used goods, the presence of mosquito larvae in containers and the use of gauze on ventilation home.
Sample is the main symptom of people suffering from fever, there are patches of redness on the surface of the skinand joint pain. While the controls are residents whodo not experience symptoms of chikungunya. Data collection through interviews and observations.
The results obtained by two factors related to occurrence of chikungunya is the habit of using bed nets (OR = 4.171 95% CI = 1.5to11.2) and the habit of hanging clothes in the room (OR =2.977 95% CI = 1.2 to 6.8). Dominant factor in the incidence of chikungunya is the habit of using mosquito nets.
It is to familiarize Mentubang villagers use mosquito nets when sleeping day or night to avoid mosquito bites of Aedes aegypti and Aedes Albopictus."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
T29013
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Vanny Lestari
"Demam Chikungunya adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dari genus Alphavirus, famili Togaviridae, yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus sebagai vektornya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran pengetahuan keluarga terhadap penyakit chikungunya di salah satu RW di Kelurahan Tanah Baru. Metode yang digunakan yaitu cluster sampling dengan jumlah responden sebanyak 116. Kriteria sampel pada penelitian ini adalah keluarga yang berdomisili di RW 12, berusia 30-60 tahun, tidak pernah menderita chikungunya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (62,9%) keluarga memiliki pengetahuan yang tinggi tentang penyakit chikungunya. Pengetahuan tertinggi keluarga pada subtopik pencegahan chikungunya. Saran untuk pelayanan keperawatan di Kelurahan Tanah Baru adalah meningkatkan pengetahuan mengenai tanda dan gejala penyakit chikungunya, sehingga dapat ditangani segera jika terjadi kembali wabah chikungunya.
......Chikungunya fever is a disease caused by a virus of the genus Alphavirus, family Togaviridae, which is transmitted by the mosquito Aedes aegypti and Ae. albopictus as a vector. This study was conducted to reveal the knowledge of the family against chikungunya disease in one of the districts in Kelurahan Tanah Baru. The method used is cluster sampling with 116 respondents. The criteria of sample is a family who live in RW 12, aged 30-60 years, had never suffered from chikungunya.
The results showed that the majority (62.9%) families have a high knowledge of chikungunya disease. The highest knowledge of the family in the prevention of chikungunya subtopics. It is suggested to the nursing service in Kelurahan Tanah Baru to improve knowledge about the signs and symptoms of chikungunya disease, so it can be addressed immediately in the event of an outbreak of chikungunya. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S57175
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ansyori
"Demam Chikungunya merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Chikungunya dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes sp. Kasus demam Chikungunya di Kecamatan Limo selama bulan november 2011 - Januari 2012 tercatat sebanyak 193 kasus. Salah satu manajemen demam Chikungunya adalah pengendalian vektor. Ada beberapa alternatif kegiatan yang bisa dilakukan dalam pengendalian vektor demam Chikungunya.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis prioritas kriteria dan alternatif kegiatan pengendalian vektor dalam manajemen demam Chikungunya di Kecamatan Limo Kota Depok. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menganalisis perbandingan berpasangan antar elemen yang dilakukan 10 informan expert.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kriteria yang menjadi pertimbangan prioritas dalam memilih alternatif kegiatan pengendalian vektor adalah lingkungan (0,357), prioritas kedua kelembagaan (0,252), kemudian sosial (0,226), selanjutnya ekonomi (0,092) dan prioritas paling akhir adalah teknologi (0,073), sedangkan alternatif kegiatan pengendalian vektor yang menjadi prioritas utama adalah gerakan 3M (0,482), prioritas kedua adalah pengelolaan barang bekas (0,282), selanjutnya larvasida (0,143) dan prioritas terakhir adalah pemberantasan nyamuk dewasa (0,093).
......
Chikungunya fever is a disease caused by Chikungunya virus and is transmitted through the bite of Aedes sp. Chikungunya fever cases in the District Limo during November 2011 - January 2012, there were 193 cases. One of Chikungunya fever management is vector control. There are several alternative activities that can be done in vector control.
This study aims to analyze the priority criteria and alternative vector control activities in the management of Chikungunya fever in the District of Limo, Depok. This study is an analytical study by using Analytical Hierarchy Process (AHP) to analyze the pairwise comparisons between elements that done by 10 expert informants.
The results showed that the criteria to be considered a priority in choosing alternative vector control activities are environmentally (0,357), second priority is institutional (0,252), and social (0.226), further economic (0.092) and the last priority is technology (0,073), for the alternative vector control activities, the top priority is the movement of 3M (0,482), second priority is the management of used goods (0.282), further of larvicides (0.143) and the last priority is the eradication of adult mosquitoes (0.093)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T36041
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pranatawati Nur Tsani
"ABSTRAK
Chikungunya merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus chikungunya (Chikv) yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian Chikungunya adalah variabilitas iklim. Provinsi DKI Jakarta merupakan salah satu daerah yang setiap tahun memiliki angka kejadian Chikungunya yang cukup tinggi. Penelitian ini merupakan studi ekologi yang dilakukan untuk mendapatkan hubungan dan model prediksi kejadian Chikungunya berdasarkan variabilitas iklim (suhu, curah hujan, kelembaban udara dan kecepatan angin) di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2005 ? 2014. Hasil analisis bivariat menyatakan bahwa suhu, kelembaban dan kecepatan angin mempunyai hubungan yang signifikan dengan kejadian Chikungunya pada skenario selang waktu n-1. Hasil uji regresi linier ganda membentuk model prediksi dengan persamaan Kejadian Chikungunya : Kejadian chikungunya= -19,732 + 0,165 (Suhu) + 0,125 (Curah Hujan) + 0,136 (Kelembaban) + 2,060 (Kecepatan Angin) + e dengan nilai R2 = 0,052. Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dapat menggunakan model prediksi tersebut dalam perencanaan upaya pengendalian Chikungunya

ABSTRACT
Chikungunya is an infectious disease caused by chikungunya virus (Chikv) which is transmitted through the bite of Aedes aegypti and Aedes albopictus. One of the factors that influence Chikungunya is climate variability. DKI Jakarta is one of the areas that each year has a number high enough to Chikungunya. This study is an ecological study conducted to gain exposure and Chikungunya predictive models based on climate variability (temperature, rainfall, humidity and wind speed) in Jakarta in 2005 - 2014. The results of the bivariate analysis states that the temperature, humidity and wind velocity had a significant relationship with Chikungunya in lag time n-1. The results of multiple linear regression equation established the model predictions with Chikungunya Genesis: Genesis chikungunya = -19.732 + 0.165 (Temperature) + 0.125 (Rainfall) + 0.136 (Humidity) + 2.060 (Wind Speed) + e with R2 = 0.052. The model can be used by the health authority of Provinsi DKI Jakarta in the Chikungunya control program planning"
2016
T46538
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siska Adriyani
"ABSTRAK
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang sangat berperan dalam
terjadinya dan penyebaran penyakit chikungunya, baik lingkungan fisik maupun
biologis. Perubahan iklim dapat berpengaruh terhadap pola penyakit infeksi dan
akan meningkatkan risiko penularan. Penyebaran penyakit ini biasanya terjadi
pada daerah endemis Demam Berdarah. Sekalipun tidak menimbulkan kematian,
namun akibat yang ditimbulkan dari aspek kesehatan masyarakat cukup
merugikan, apalagi jika sampai penderita mengalami kelumpuhan dan
berlangsung selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan, produktivitas
kerja dan akvititas sehari-hari praktis terhenti. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan antara faktor iklim dengan kejadian penyakit chikungunya
di wilayah Jawa Barat tahun 2002-2010. Rancangan penelitian yang digunakan
adalah studi ekologi menurut waktu. Data yang digunakan adalah data sekunder
dari hasil rekapitulasi jumlah penderita chikungunya perbulan selama 2002-2010
di Jawa Barat. Hasil penelitian hubungan prevalensi chikungunya dari tahun
2002-2010 dengan iklim di wilayah Jawa Barat ini menunjukkan hubungan yang
signifikan dengan kecepatan angin (p=0,018) dan tidak mempunyai hubungan
yang signifikan dengan suhu udara (p=0,828), curah hujan (p=0,507) dan
kelembaban udara (p=0,778). Saran yang dapat diberikan adalah diperlukan
tindakan preventif dari semua lapisan masyarakat dalam mengantisipasi kejadian
penyakit chikungunya tentang pentingnya menjaga kebersihan, terutama program
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Upaya pencegahan dititikberatkan pada
pemberantasan nyamuk penular, dengan membasmi jentik nyamuk penular di
tempat perindukannya. Salah satu cara untuk memutus rantai penularan nyamuk
Aedes aegypti sebagai penyebar penyakit. Upaya ini dapat dilakukan dengan cara
kimiawi, biologis, fisik dan perlindungan diri.

Abstract
Environment is one of the most important factor in occurance and
distribution of chikungunya, both of phisycs and biologic environment. Climate
change can influence to infection disease pattern and will increase spreading risk.
The spread of this disease usually occurs in endemic areas of dengue fever. Even
if no cause of death, but the impact of public health aspects quite detrimental,
especially when it comes to people with paralysis and lasts for weeks to months,
work productivity and daily activity practically stopped. The objective of this
research is to know correlation chikungunya cases and climate factors in west java
2002-2010. This research uses the design of ecological time trend study. Data was
used secondary data from result of summary of amount chikungunya patient
during year 2002-2010 in west java. Number of chikungunya prevalance were
used the results indicate that chikungunya prevalance have significant related to
wind?s speed (p=0,018) and didn?t have significant related to temperature
(p=0,828), precipitation (p=0,507) and humidity (p=0,778). Advice can be given
preventive action is required from all walks of life in anticipation of the incidence
of chikungunya disease on the importance of maintaining cleanliness, especially
the mosquito nest eradication program (PSN). Prevention efforts focused on the
eradication of mosquito-borne, to eradicate the mosquito-borne larvae in breeding.
One way to break the chain of transmission of the mosquito Aedes aegypti as a
spreader of disease. These efforts can be done by means of chemical, biological,
physical and self-protection."
2012
T31605
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Daningrum
"Penyakit chikungunya adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, yang ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes albopictus. Salah satu faktor penyebaran penyakit chikungunya adalah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor lingkungan dan sosiodemografi dengan Kejadian Luar Biasa Chikungunya di Desa Anyar. Rancangan penelitian ini adalah Kasus Kontrol dengan studi analitik.
Hasil penelitian menyatakan faktor yang berhubungan dengan penyakit chikungunya adalah keberadaan tempat penampungan air, kebersihan lingkungan rumah, jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan, pekerjaan dan mobilitas. Dari penelitian ini disarankan masyarakat melakukan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk di semua tempat penampungan air baik di dalam maupun di luar rumah.
......The Chikungunya disease is a contagious disease caused by a virus and transmitted to a human by mosquito bites of the Aedes albopictus. One of factors in spreading the disease is the environment. This study has an objective on exploring the relationship between environment and socio-demographic factors with the outbreak of Chikungunya at Anyar village. The design of the study is using a Case-Control with analytical study.
The result of the study revealed that factors have relation with the disease of Chikungunya are: the existences of water reservoir, house environment cleanliness, sex, level of education, knowledge, occupation and mobility. It is suggested that the community should always carried out a continuous activities regarding to the Mosquito Breeding-place Eradications (PSN) in all water reservoir both inside and outside of the house."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T41294
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Penyakit Chikungunya merupakan sejenis demam yang disebabkan oleh
virus Chikungunya (CHIKV) dan ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok tahun 2006 jumlah
penderita KLB Chikungunya di Kelurahan Cinere yang tercatat sebanyak 204 orang.
Dinkes Kota Depok menetapkan kasus tersebut tergolong ke dalam kategori KLB
karena penyakit menular ini baru pertama kali terjadi di daerah tersebut dengan
jumlah penderita yang cukup tinggi dan dalam kurun waktu yang relatif singkat.
Berbeda dengan penetapan seluruh RW di Kelurahan Cinere sebagai wilayah KLB
Chikungunya oleh Dinkes Kota Depok, dalam penelitian ini wilayah KLB
Chikungunya hanya meliputi 3 RW dimana penderita KLB Chikungunya berada
ditambah dengan buffer dari batas luarnya sejauh 200 meter sehingga penelitian
akan dilakukan dengan lebih detail. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan
gambaran karakteristik wilayah KLB Chikungunya di Kelurahan Cinere, Kecamatan
Limo, Kota Depok. Variabel yang digunakan yaitu wilayah penderita KLB
Chikungunya, kepadatan penduduk, kerapatan bangunan, dan penggunaan tanah.
Data yang digunakan berupa data sekunder yang diperoleh dari instansi dan data
primer yang diperoleh dari survey lapang. Analisis data yang digunakan yaitu
analisis spasial berdasarkan matriks yang menggambarkan empat variabel
penelitian dengan satuan analisis berupa grid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tidak semua wilayah KLB Chikungunya di Kelurahan Cinere, Kecamatan Limo, Kota
Depok yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kota Depok terdapat penderitanya,
yang ada penderitanya hanya 11 % dari seluruh wilayah yang ditetapkan. Wilayah
KLB Chikungunya banyak penderita memiliki kepadatan penduduk tinggi (>10.000
jiwa/km2), kerapatan bangunan tinggi (>1860 bangunan/km2), dan penggunaan
tanah berupa permukiman tidak teratur, sedangkan wilayah KLB Chikungunya tidak
ada penderita memiliki kepadatan penduduk sedang (5.000 ? 10.000 jiwa/km2),
kerapatan bangunan rendah (<930 bangunan/km2), dan penggunaan tanah berupa
permukiman teratur.
Kata Kunci : KLB Chikungunya, karakteristik wilayah
x+ 48 Hal.; 7 Peta ; 15 Tabel ; 9 Gambar ; 2 Lampiran ; 9 Foto
Bibliografi: 21 (1986 ? 2007)"
Universitas Indonesia, 2007
S34027
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Venny Getruida Pattinaya
"Penyakit chikungunya merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus
chikungunya yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Meningkatnya kasus chikungunya dan semakin luasnya wilayah yang terjangkit di
Kelurahan Kramat Jati dan Kelurahan Dukuh menimbulkan berbagai macam
permasalahan. Adapun masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah
bagaimana pola persebaran penderita penyakit chikungunya berdasarkan
karakteristik wilayah. Variabel yang digunakan adalah kerapatan bangunan,
persentase luas tutupan kanopi, kualitas drainase, tumpukan sampah. Analisis
yang digunakan adalah analisis keruangan dengan matriks kesesuaian wilayah
dalam grid, analisis tetangga terdekat dan analisis kuantitatif. Hasil dari penelitian
ini adalah persebaran penderita penyakit chikungunya di Kelurahan Kramat Jati
dan Kelurahan dukuh secara umum membentuk pola cluster (mengelompok) dan
lebih dominan terjadi pada karakteristik wilayah I yang memiliki kriteria
kerapatan bangunan sedang dengan persentase tutupan kanopi tinggi, kualitas
drainase buruk serta memiliki jumlah titik tumpukan sampah sebanyak 9 titik,
meskipun demikian karakteristik wilayah dengan kerapatan bangunan tinggi tidak
selalu diikuti dengan jumlah penderita chikungunya tinggi."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S34221
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Pratiwi
"ABSTRAK
Demam chikungunya adalah penyakit yang disebabkan oleh virus chikungunya (CHIKV) yang dapat menginfeksi manusia melalui gigitan nyamuk. CHIKV ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. CHIKV juga merupakan penyakit arbovirus yang penting karena morbiditas yang tinggi. Kejadian Luar Biasa (KLB) infeksi CHIKV pertama kali dilaporkan pada tahun 1973 di Kalimantan Timur dan DKI Jakarta. Dengan besarnya frekuensi KLB dan tingginya prevalensi infeksi CHIKV di Indonesia maka diperlukan studi genotipe CHIKV. Faktor virus seperti variasi genotipe diyakini berperan dalam menentukan derajat keparahan penyakit. Pada penelitian ini menggunakan sampel yang tersimpan di Badan Litbangkes Jakarta sebagai Pusat Rujukan pemeriksaan infeksi CHIKV. Variasi genetik CHIKV dari 19 sampel dari 8 Propinsi di Indonesia tahun 2012?2014 dikerjakan dengan melakukan amplifikasi dan sekuensing gen E1 dan Capsid. Analisis filogenetik menunjukkan bahwa semua sampel pada penelitian adalah genotipe Asian. Homologi nukleotida dan asam amino gen E1 ditemukan berkisar 97,8%-100% dan 95,6%-100% untuk asam aminonya. Analisis epitop sel B dan sel T pada gen capsid memperlihatkan tidak adanya perbedaan antara CH12_069 dengan genotipe CHIKV di dunia. Epitop sel B di gen E1 ada beberapa perbedaan antara CH12_069 dengan genotipe Asian yaitu K196R dan L203I, sedangkan epitop sel T pada gen E1 tidak ditemukan perubahan asam amino.

ABSTRACT
Chikungunya fever is a disease caused by the chikungunya virus (CHIKV) that can infect humans through mosquito bites. CHIKV is transmitted by Aedes aegypti and Aedes albopictus mosquitos. CHIKV is also an important arbovirus disease because of the high morbidity. The outbreaks of CHIKV infection was first reported in 1973 in East Kalimantan and Jakarta. With the magnitude of the frequency of outbreaks and the high prevalence of CHIKV infection in Indonesia, CHIKV genotype study is needed. Viral factor such as genotype variation is suggested play a role in determining the degree of severity of the disease. In this study, we used the stored samples in National Institute of Health Research and Development Jakarta as a Reference Laboratory Center of CHIKV infection. Genetic variation CHIKV of 19 samples from 8 provinces in Indonesia in 2012? 2014 done by performing amplification and sequencing of genes E1 and capsids. Phylogenetic analysis showed that all samples in this study were Asian genotype. E1 gene nucleotide homology was found ranging from 97.8%-100% and 95.6%- 100% for the amino acid. Analysis of B cell epitops and T cells epitop in the capsid gene showed no differences between CH12_069 with CHIKV genotype in the world. B cells epitops in E1 gene were showed no specific distinction between CH12_069 among CHIKV strains all over the world. B cell epitops in E1 gene there were some differences between CH12_069 with the Asian genotype such as K196R and L203I, whereas T cell epitops in E1 gene not found amino acid changes.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>