Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fandhy Bayu Rukmana
"Named Data Networking (NDN) adalah arsitektur internet yang berbeda dengan arsitektur berbasis Internet Protocol (IP). Transmisi data berdasarkan nama domain (Name) dan bukan berupa alamat IP tujuan. Selain itu NDN lebih aman (secure) karena memiliki digital signature untuk mengetahui kebsahan data. Video streaming adalah suatu multimedia yang disampaikan oleh penyedia (provider) untuk diterima dan disajikan kepada pengguna. Kata “streaming" mengacu pada proses pengiriman atau perolehan media yang mengacu pada metode pengiriman media. Terdapat dua tantangan utama dalam aplikasi video streaming, yaitu kecepatan konektifitas yang mencukupi dan standar format video (codec) yang digunakan.
Pada penelitian ini dilakukan pengetesan dan evaluasi terhadap performansi aplikasi video streaming yang dilewatkan pada jaringan berbasis NDN. Uji performansi dilakukan dengan melakukan pengukuran Delay serta jitter pada beberapa macam codec yang banyak digunakan di aplikasi video streaming. Codec yang digunakan dalam pengukuran adalah codec populer seperti MPEG2, H264, H265, VP8, VP9.
Hasil pengukuran pada sumber video yang sama dengan menggunakan setiap codec. Didapatkan bahwa VP9 memberikan Delay, jitter, dan packet loss yang paling rendah. MPEG2 memberikan hasil yang paling tinggi. Hasil perbandingan antara jaringan berbasis IP dengan jaringan berbasis NDN menunjukkan bahwa jaringan berbasis IP memberikan performansi yang lebih baik dalam mengirimkan video streaming dengan pengukuran Delay mencapai 150 milidetik lebih rendah dibandingkan pada jaringan berbasis NDN dengan menggunakan codec yang sama.
......Named Data Networking (NDN) is an internet architecture that is different from an Internet Protocol (IP) based architecture. Data communication is based on the domain name (Name) rather than the destination’s  IP address. In addition, NDN is more secure because it has a digital signature to keep data authenticity. Video streaming is a multimedia content delivered by providers  to be received and presented to the end-users. The word "streaming" refers to the process of sending or acquiring media. It refers to the method of sending the media. There are two main challenges in the application of video streaming, the first is bandwidth connectivity and the second is video format standards (codecs).
In this work we measured the video streaming application performance through NDN. The performance tests are carried out by measuring Delay, Jitter, Packet Loss and Throughput  on several types of codecs that are widely used in streaming video applications, i.e. MPEG2, H264, H265, VP8, VP9.
The experiment measurement results on the same source of video using each codec, showed that VP9 provides the lowest Delay and jitter, while MPEG2 gives the highest results. The comparison between IP-based networks and NDN shows that IP-based networks provide better performance for transporting video stream with delay measurements reaching up to 150 milliseconds lower than NDN-based networks using the same codec."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53214
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Setyabudi
"Pada Tugas Akhir ini akan membahas teknik kompresi video codec yang mampu melakukan kompresi data frame mencapai ≥ 50% dari frame originalnya.
Adapun tahapan kompresi input stream video dibagai menjadi 3 tahapan:
  1. Pengurangan keseragaman spatial yang terjadi pada komponen-komponen intensity dalam suatu image.
  2. Pengurangan keseragaman temporal yang terjadi pada motion object di frame-1, frame-2, frame-3 dan seterusnya.
  3. Entropy coding untuk mengurangi energi komponen image yang kurang significant.
Dari tahapan diatas maka teknik kompresi yang didesign pada video codec disusun menjadi 3 sub-block besar : Transform coding yang menggunakan 2D-DCT, motion compensator berbasis pada SAD algorithm, dan RLE ( Run Length Encoding). Untuk mengetahui unjuk kerja system video codec yang telah didesign maka diperlukan pengukuran sesuai standart pengukuran ITU-T tentang kualitas video kompresi yaitu [8] :
  1. Pengukuran secara subjectif dengan metode DSCQS (double stimulus continuous quality scale).
  2. Pengukuran secara objectif dimana tool yang digunkan adalah PSNR (peak signal to noise ratio) dan MSE (mean squared error).
Dari hasil pengukuran teknik kompresi video didapatkan hasil PSNR yang masih jauh diatas ambang batas minimal yang diperbolehkan oleh ITU-T yaitu 20 dB.
......
This project will discuss about video codec compression that will compress data frame to 50% smaller from it original size.
There are three main steps to compress video stream input :
  1. Reducing spatial similarity occurred in intensity components from source image.
  2. Reducing temporal similarity occurred in motion object at first frame, second frame, third frame, etc.
  3. Entropy coding to eliminate less significant image component energy.
From those steps mentioned above, design compression technique at video codec will rebuilt in to three major sub block : Transform coding using 2D-DCT, motion compensator based on SAD algorithm, and RLE (Run Length Encoding). To analyze performance of video codec systems that have been designed, measurable success indicator based on ITU-T standardization on video compression quality will be needed.
Those indicator are [8]:
  1. Subjective measurements using DSCQS (Double Stimulus Continuous Quality Scale) Method.
  2. Objective measurements using PSNR (peak signal to noise ratio) and MSE (mean squared error) as it tools.
Using those video compression measurements above, this project resulting PSNR value above its minimal threshold described in ITU-T (20dB)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40438
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Abadi Arji
"Named Data Networking (NDN) adalah arsitektur jaringan baru yang diproyeksikan sebagai arsitektur jaringan masa depan. Tidak seperti jaringan konvensional yang bergantung terhadap model komunikasi client-server, model komunikasi NDN menggunakan data sebagai sebuah entitas. Oleh karena itu user hanya memerlukan sebuah aplikasi dan konten yang dibutuhkan untuk berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Penggunaan jaringan yang berbasiskan NDN diharapkan dapat meningkatkan performa transaksi data, karena pada jaringan berbasiskan NDN tidak terdapat lagi fungsi layer-layer komunikasi seperti konsep modem TCP/IP yang saat ini digunakan didunia. Direct Speech (DS) Aeronautical Fixed Service merupakan model komunikasi yang memungkinkan komunikasi dua arah antara  Air Traffic Controller (ATC). Untuk itu dibutuhkan sebuah model komunikasi yang dapat menangani aplikasi DS tersebut dengan performansi dan reliability yang baik. Pada penelitian ini dilakukan transimisi aplikasi DS dengan melewati jaringan berbasiskan NDN pada saat pengiriman datanya. Kinerja jaringan kemudian dievaluasi dengan menggunakan parameter round-trip delay, jitter, Mean Opinion Score (MOS)  dan menggunakan berbagai macam codec. Kemudian dapat ditarik kesimpulan apakah hasil yang didapat sudah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh otoritas penerbangan, selain itu juga dapat dilakukan perbandingan performansi antara DS dilewatkan pada jaringan NDN dengan DS yang dilewatkan pada jaringan berbasiskan TCP/IP. Hasil Evaluasi menunjukkan bahwa aplikasi DS yang melewati jaringan berbasiskan NDN sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh otoritas penerbangan. Namun terjadi penurunan kualitas round-trip delay, jitter dan MOS pada tiap codec yang diujikan jika dibandingkan dengan hasil yang didapat pada jaringan yang berbasiskan IP, dengan nilai MOS terbaik yang didapatkan adalah 3,9 dengan menggunakan codec G711u.
......The use Named Data Networking (NDN) is a newly projected future network architecture. Unlike conventional networks that rely on client-server communication models, the NDN communication model uses data as an entity. Therefore users only need an application and the content needed to communicate with each other, using NDN-based networks that are expected to increase data transaction performance. Network based on NDN do not have functions of communication layers such as the concept of TCP / IP modems currently used in the world. Direct Speech (DS) Aeronautical Telecommunication is a communication model that enables two-way communication between Air Traffic Controllers (ATC). Therefore we need a communication model which can handle the Direct Speech with good performance and reliability. In this study DS application transmission is carried out by passing the network based on NDN at the time of data transmission. Network performance is then evaluated using round-trip delay, jitter, failover time parameters and by various type of codecs used to conclude whether the results obtained are in accordance with the standards set by the aviation authority. We evaluate DS transmission performance DS on NDN networks which is passed on TCP / IP based networks. Evaluation results show that DS applications that pass through an NDN-based network are in accordance with the standards set by the aviation authority. However, there is a decrease in the quality of round-trip delay, jitter and MOS in each tested codec compared to results obtained on IP-based networks. The best MOS value obtained is 3.9 using the G711u codec."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53213
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardiansyah
"Seiring dengan perkembangan teknologi, banyak layanan multimedia telah dikembangkan di internet Salah satu dari layanan itu adalah IP Video Telephony. Tetapi IP Video Telephony memiliki kelemahan yaitu keamanan yang tidak terjamin. Karena berbasis IP, maka siapapun bisa melakukan penyadapandan perekaman terhadap data IP Video Telephony. Dari sinilah muncul suatu pemikiran tentang bagaimana caranya untuk mengamankan data IP Video Telephony tanpa mengurangi kinerja dari jaringan IP Video Telephony itu sendiri. Salah satu cara adalah dengan menggunakan VPN (Virtual Private Network). VPN sendiri telah diketahui sebagai salah satu metode yang handal dalam menangani masalah keamanan jaringan, terutama untuk pengiriman data penting. Untuk mengimplementasikan pemikiran tersebut maka dibuatlah suatu sistem IP Video Telephony over Remote Access VPN. Kemudian dianalisa bagimana kinerja dan keamanan IP Video Telephony sebelum dan sesudah menggunakan VPN. Apakah voicedan video yang dihasilkan oleh IP Video Telephony over VPN masih memenuhi standar ITU-T berdasarkan delay, jitter dan packet loss dan bernilai baik menurut standar ITU-R 500. Dari pengujian dengan menggunakan codec video H.263 dan H.264 serta codec audio G.711, G.729 dan GSM didapatkan bahwa kinerja (delay, jitter dan packet loss) dengan menggunakan VPN berubah meskipun besarnya tidak signifikan dan masih memenuhi standar. VPN dapat mengamankan data dari ancaman keamanan. Sebelum menggunakan VPN data IP Video Telephony dapat direkam dan dimainkan ulang. Data payloadnya juga dapat ditangkap dan dilihat tetapi setelah menggunakan VPN IP Video Telephonytidak dapat direkam dan data payloadnya tidak terlihat. Bandwith yang diperlukan untuk implementasi IP Video Telephony berkisar 256 kbps untuk sepasang pengguna. Kombinasi IP Video Telephony yang paling baik ialah video codec H.263, audio codec G.729 dengan protokol VPN yang digunakan ialah PPTP VPN karena kinerja yang didapat masih memenuhi standar, data payloadnya aman, penggunaan bandwith efisien, dan nilai pengukuran kualitas subjektif videonya bernilai 4 yang artinya cukup baik.

Currently, IP based technologies are growing faster as well as many multimedia services in the internet. One of them is IP Video Telephony. It becomes more popular in term of the interactivity, scalability, cost efficiency and reachability, however IP Video Telephony has a weakness in the lack of security guarantee because it is based on IP so everyone can tap and record the data of IP Video telephony. One of the ways to protect the data without reducing the performance is by using VPN (Virtual Private Network). VPN is well-known as one of reliable methods in handling the problems of security network, especially to send important data securely. In this final thesis, the IP Video Telephony over Remote Access VPN is implemented. Then, the performance and the security of IP Video Telephony before and after using the VPN is analyzed to know whether the voice and the video transmitted over VPN still meet the standard of ITU-T in term of the delay, jitter, and packet loss and has an adequate value based on the standard of ITU-R 500. The result from the experiment carried out by using codec video H.263 and H.264, and also codec audio G.711, G.729 and GSM shows that the performance (delay, jitter, and packet loss) by using VPN is slightly changed and not quite significant. It shows that the standard performance is still acceptable. VPN can secure the data from any security threat. Before using the VPN, the data of IP Video Telephony can be recorded and replayed. The payload data can be captured and seen. Meanwhile, after using the VPN, the data of IP Video Telephony could not be recorded and the payload data is hidden. The required bandwidth capacity to implement the IP Video Telephony is around 256 kbps for a pair of users. The best audio and video codec combination to implement IP Video Telephony is H.263 video and G.729 audio codec with PPTP VPN Protocol because the performance measurement result still meets the standard, the data payload are secure, the use of bandwidth capacity is efficient, and the measurement value of subjective quality video reaches 4 , which means it is quite good and acceptable."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51243
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Taufik Saputra
"Seiring dengan perkembangan teknologi, banyak layanan multimedia telah dikembangkan di internet. Salah satu dari layanan itu adalah VoIP. Teknologi VoIP sangat menguntungkan karena menggunakan jaringan berbasis IP, sehingga biaya untuk melakukan panggilan jauh lebih efisien daripada menggunakan telepon analog. Masalah keamanan menjadi kebutuhan yang mendasar karena VoIP dikirimkan melewati jaringan publik yang tidak aman, dimana banyak kemungkinan terjadi penyalahgunaan seperti hacking dan data-sniffing. Salah satu cara untuk membangun keamanan dalam jaringan internet adalah dengan menggunakan jaringan Virtual Private Network (VPN). VPN merupakan sebuah jaringan private yang menghubungkan satu node jaringan ke node jaringan lainnya dengan menggunakan jaringan publik. Data akan dienkapsulasi dan dienkripsi agar terjamin kerahasiaannya.
Pada tugas akhir ini, data VoIP akan dilewatkan pada jaringan MPLS dengan tunnel IPSec untuk meningkatkan unjuk kerja dan keamanan. Pengujian sistem melibatkan penggunaan 3 jenis codec G.711 , G.729 dan GSM dengan berbagai variasi pengujian untuk mengukur dan menganalisa unjuk kerjanya. Dari hasil pengujian, diketahui codec G.711 memiliki kualitas suara yang paling bagus (MOS = 4.4) tetapi membutuhkan bandwidth yang paling besar (128 Kbps). Codec G.729, membutuhkan bandwidth yang lebih kecil (64 Kbps), dengan nilai MOS 4.1 menghasilkan kualitas suara yang hampir sama bagusnya dengan G.711. Sedangkan codec GSM mempunyai nilai MOS 3.4 kualitas suara tidak terlalu bagus, tetapi membutuhkan bandwidth yang relatif kecil sama seperti G.729 dan codec ini bersifat open source.
Untuk keamanan data VoIP, VPN dapat mengamankan data dari ancaman penyalahgunaan. Sebelum menggunakan VPN data VoIP dapat direkam dan di- playback, data payload-nya juga dapat di-capture dan dilihat. Tetapi setelah menggunakan VPN, data VoIP tidak dapat direkam dan payload-nya pun tidak dapat dilihat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada bandwidth yang terbatas (dibawah 128 Kbps) G.729 adalah codec yang paling bagus dan efisien daripada G.711 dan GSM untuk diimplementasikan pada jaringan MPLS dengan tunneling IPSec.

Along with development of technology, many multimedia services have been developed on the Internet. One of these services is VoIP. VoIP technology is very advantageous because it uses IP-based network, so that the cost to make calls much more efficient than using an analog phone. But security problem becomes a fundamental need, because it is transmitted through the Internet as public network that not secure, there're a lot of possibilities of abuses such as hacking and data-sniffing occurred. One of ways to build security over the Internet is by using a Virtual Private Network (VPN). It is a private network that connects one network node to other network nodes using a public network. The data will be encapsulated and encrypted to assure confidentiality.
In this final project, VoIP data will be run over MPLS network with IPSec tunneling to increase performance and security. System testing involves the use of three types of codec G.711, G.729 and GSM, with a variety of tests to measure and analyze their performances. From the test results, known that G.711 codec has the best voice quality (MOS = 4.4), but it takes the most bandwidth 128 Kbps. G.729 codec requires a smaller bandwidth 64 Kbps, it has MOS value 4.1 but voice quality almost as good as G.711. Whereas, GSM codec has the smallest MOS value (MOS = 3.4), voice quality is not too good but required bandwidth relatively small as G.729, and it's open source.
VPN can secure the VoIP data from the threat of data misuse. Before using VPN, VoIP data can be recorded and played back, it can also be captured its payload and views. But after using VPN, VoIP data cannot be recorded and the payload cannot be seen. Then, it can be concluded that in limited bandwidth (under 128 Kbps) G.729 is the best codec and most efficient than G.711 and GSM to implement in MPLS network with IPSec tunneling.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51300
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andinar Hirmaridha Islamy
"Skripsi ini membuat perancangan dan melakukan simulasi teknologi VoIP di jaringan protokol mobile IPv6 dengan metode fast handover serta variasi penggunaan codec yaitu codec G.729A dan codec GSM. Mobile IPv6 memiliki beberapa cara dalam melakukan handover, salah satunya adalah fast handover. Pada jaringan protokol mobile IPv6, fast handover memiliki kemampuan mengurangi delay. Karena pada dasarnya implementasi ini akan mengacu pada Quality of Service untuk mendapatkan layanan VoIP dengan performa codec yang lebih baik.
Pada hasil skripsi ini terbukti bahwa hasil pengujian jitter, delay dan throughput saat terjadi handover codec GSM lebih stabil daripada codec G729A dengan nilai jitter 0,010276 sec, delay 0,70675 sec & throughput 15157,75 bit/sec.

This skripsi makes the design and simulation of VoIP technology in mobile IPv6 network protocol with fast handover method and the variation of the codec usage that are G.729A and GSM. Mobile IP has several ways of doing handovers, one of them is a fast handover. In the mobile IPv6 network protocol, fast handovers has the ability to reduce delay. Because, basically, this implementation will be based on Quality of Service for VoIP services with a better codec performance.
In the results of this thesis is proven that the results of testing jitter, delay and throughput during handover GSM codec is more stable than G729A codec with jitter is 0,010276 sec; delay 0.70675 sec and throughput 15157,75 bit/sec.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1962
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Wahyono
"Pengamanan informasi dengan kriptografi bertujuan untuk mengolah pesan sehingga tidak diketahui maknanya, sedangkan steganografi mempertahankan pesan yang disampaikan dengan menyembunyikannya pada media lain tanpa menimbulkan kecurigaan. Komunikasi suara yang dilakukan melalui jaringan protokol internet (VoIP) bisa digunakan sebagai media steganografi yaitu dengan memanfaatkan kanal tersembunyi pada protokolnya. Tesis ini akan membahas tentang penerapan steganografi dengan metode Least Significant Bit (LSB) pada proses digitalisasi suara analog dalam bentuk paket dengan voice codec Speex. LSB dipilih karena prosesnya yang cepat dan mudah dalam penerapannya, sedangkan Speex dipilih selain karena open source juga karena desainnya yang sangat fleksibel dan mendukung kualitas percakapan. Analisis atas pengujian performa aplikasi dan kualitas suara yang dihasilkan menunjukkan bahwa prosentasi peningkatan delay pada paket yang dikirimkan dan pola waveform yang terbentuk bisa dijadikan indikasi adanya steganografi pada VoIP. Namun demikian aplikasi LSB Steganografi pada VoIP tetap memenuhi standar keamanan dan kebutuhan komunikasi VoIP dengan delay 90 ms dan nilai Signal to Noise Ratio (SNR) sebesar 31 dB.

The main aim of cryptography is to scramble message into a code, whereas steganography is to preserve message by hiding it at a cover media without arousing conspicuous. Voice communication over Internet Protocol network (VoIP) could be used as a cover of steganography which exploits free/unused protocols? field as covert channel. This thesis presents about application of steganography using Least Significant Bit (LSB) method in the process of digitizing the analog voice in packages with Speex as the voice codec. LSB was chosen because of fast in processing and simple in implementation, meanwhile the Speex codec was chosen because it is an open source and the design is very flexible and supports a wide range of speech quality. Analysis of the application performance test and speech quality produced show that the percentage increase in delay on packets sent and waveform pattern that is formed can be used as an indication of steganography on VoIP. However, LSB Steganography in VoIP applications still meet the security standards and the requirement of VoIP with a delay of 90 ms and the value of Signal to Noise Ratio (SNR) of 31 dB."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27916
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
R. Haryo Wisanggeni
"Konvergensi dari jaringan komunikasi dan computer membawa pertumbuhan yang pesat pada aplikasi real-time seperti Internet Telephony atau Voice over Internet Protocol (VoIP). Salah satu isu utama dari aplikasi itu adalah bagaimana mempertahankan Quality of Service (QoS) dari VoIP sehingga dapat memenuhi kualifikasi teknik, legalitas, dan komersial. Salah satu tantangan utama dalam komunikasi VoIP adalah bagaimana mempertahankan kualitas suara pada sisi penerima. Hal ini mengingat bahwa jaringan IP tidak didesain untuk menangani aplikasi real-time sehingga jaringannya rentan akan gangguan seperti noise.
Codec G.711 dapat digunakan untuk menghasilkan sinyal yang memilliki ketahanan yang sangat baik terhadap noise. Akan tetapi, G.711 tidak dapat mengatasi degradasi yang dikarenakan gangguan berupa packet loss, terutama yang disebabkan oleh burst loss pada sinyal. Burst loss dapat menurunkan kualitas persepsi suara pada komunikasi VoIP secara signifikan. Salah satu metode untuk meningkatkan kualitas persepsi dari sinyal suara yang telah terdegradasi oleh packet loss adalah interleaving. Pada metode ini, loss akan disebar ke seluruh bagian sinyal secara merata sehingga dampak dari paket yang hilang secara berurutan masih bisa diatasi oleh pendengar.
Pada skripsi ini, unjuk kerja sistem akan dianalisis melalui simulasi komunikasi VoIP dengan menggunakan metode interleaving dan diberikan gangguan berupa burst loss. Analisis ini diperkuat oleh nilai Mean Opinion Score (MOS) yang didapat melalui tes subjektifdan perhitungan dengan metode E-Model. Hasil simulasi dan perhitungan MOS menunjukkan bahwa penggunaan metode interleaving pada sistem komunikasi VoIP sampai rentang error tertentu dapat meningkatkan kualitas persepsi sinyal suara yang terdegradasi oleh gangguan berupa burst loss."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S40676
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reggy S. Muliawan
"
ABSTRAK
Pada umumnya konsentrator tinze switch dilakukan dengan menggunakan rangkaian buffer yang jumlah buffernya tergantung jumlah kanal yang diinginkan dan juga menggunakan rangkaian PCM Codec hanya sebagai pengubah sinval analog ke sinval dijital. Cara lain vaitu dengan memanfaatkan pengaturan slot pada PCM Codec sebagai konsentrator tine switch dimana sambungan pembicaraan ditempatkan pada 32 slot PCM sesuai dengan urutan datangnya panggilan. Dalam skripsi ini dirancang bangun peneatuan posisi slot dari suatu konsentrator time switch dengan menggunakan PCM Codec. Rangkaian penentuan posisi slot PCM Codec ini terdiri dari 1 bush rangkaian lojik waktu (tithing generator), 4 buah rangkaian posisi slot dan 4 buah PCM Codec MT8965. Dengan mengatur bit yang masuk ke rangkaian posisi slot yang diwakili oleh saklar dip suritch 8 bit maka rangkaian peneatuan posisi slot PCM Codec dapat digunakan sebagai konsentrator tine switch.
"
1997
S39494
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>