Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Colombo [Ceylon]: Colombo Plan Bureau, 1960
338.961 4 COL p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
F.X. Widiarso
"Kebutuhan Australia untuk melindungi kcamanannya menjadi alasan yang kuat bagi Australia untuk membentuk Colombo Plan. Pembentukan Colombo Plan ini dimaksudkan sebagai salah satu alat pendukung keamanan Australia di samping ANZUS. Menurut Australia pembentukan suatu pakta pertahanan seperti ANZUS tidak mencukupi untuk mendukung keamanan Australia. Australia memerlukan suatu alat untuk mendukung diplomasi budayanya kepada negara-negara tetangganya di Asia. Diplomasi budaya ini diharapkan dapat membentuk suatu hubungan budaya antara masyarakat Australia dengan masyarakat negara-negara tetangganya di Asia, sehingga hubungan Australia dengan negara-negara tetangganya di Asia dapat berlangsung dengan balk tanpa masalah dan dapat menjembatani perbedaan yang ada antara A90tralia dengan negara-negara tetangganya di Asia tersebut. Negara-negara tetangga Australia di Asia dinilai tidak mantap politiknya dan rawan dari bahaya komunis. Australia mencoba untuk menjalin hubungan balk tersebut dengan memberikan bantuan-bantuan teknis kepada negara-negara tetangganya di Asia, yang memang sangat membutuhkannya. Semua hal ini tercakup dalam usulan Australia mengenai Colombo Plan. Tidak adanya penentangan dari Partai Buruh yang beroposisi terhadap kebijakan pemerintah Australia mengenai Colombo Plan menunjukkan bahwa kebijakan keamanan pemcrintah Australia memang menjadi perwujudan dari kcbutuhan masyarakat Australia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T37551-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
F.X. Widiarso
"Usulan Australia untuk membentuk kerja sama ekonomi dan pembangunan di kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara, yang akhirnya dinamai Colombo Plan, menunjukkan pentingnya kawasan-kawasan tetangganya itu bagi Australia. Walaupun demikian perhatian itu tidak dapat dilepaskan dari pengaruh politik luar negeri dunia saat itu, yang sedang mengalami Perang Dingin, dan kebutuhan - kebutuhan dalam negeri Australia. Oleh karena Perang Dingin itu dan pemihakan Australia pada pihak liberal demokrasi maka keikutsertaan Amerika Serikat diperlukan. Sementara untuk meraih simpati dari negara-negara Asia, Australia mengusulkan usulan kerja sama tersebut dalam lingkup Persemakmuran yang kemudian menindaklanjutinya hingga terwujud Colombo Plan."
2000
S12627
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryadi
"This paper looks at an early nineteenth-century Malay letter from a land of exile,
Ceylon (present Sri Lanka). The letter, written in Colombo, was dated 3 January
1807 and is in Leiden University Library MS Cod.Or.2241-I 25 [Klt 21/no.526]. It
was written by Siti Hapipa, the widow of the exiled Sultan Fakhruddin Abdul
Khair al-Mansur Baginda Usman Batara Tangkana Gowa, the 26th king of the
Gowa Sultanate of South Sulawesi who reigned from 1753 until 1767. He was
banished by the Dutch (Vereenigde Oost-Indische Compagnie, VOC) to Ceylon
in 1767 on a charge of conspiracy with the British to oppose the VOC trading
monopoly in eastern Indonesia. Although many studies of Malay letters exist,
letters from the lands of exile like such as the one discussed in this article have
received less scholarly attention. Also remarkable is that this is one of the rare
eighteenth- and nineteenth-centuries Malay letters written by a female. Setting
the scene with a historical sketch of the eighteenth and the early nineteenth
century in colonial Ceylon and the Netherlands East Indies, this paper provides
the transliteration of Siti Hapipa?s letter in Roman script, through which I
then analyse the socio-economic and political aspects of the family of Sultan
Fakhruddin in their exile in Colombo."
University of Indonesia, Faculty of Humanities, 2008
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Suryadi
"This paper looks at an early nineteenth-century Malay letter from a land of exile,
Ceylon (present Sri Lanka). The letter, written in Colombo, was dated 3 January
1807 and is in Leiden University Library MS Cod.Or.2241-I 25 [Klt 21/no.526]. It
was written by Siti Hapipa, the widow of the exiled Sultan Fakhruddin Abdul
Khair al-Mansur Baginda Usman Batara Tangkana Gowa, the 26th king of the
Gowa Sultanate of South Sulawesi who reigned from 1753 until 1767. He was
banished by the Dutch (Vereenigde Oost-Indische Compagnie, VOC) to Ceylon
in 1767 on a charge of conspiracy with the British to oppose the VOC trading
monopoly in eastern Indonesia. Although many studies of Malay letters exist,
letters from the lands of exile like such as the one discussed in this article have
received less scholarly attention. Also remarkable is that this is one of the rare
eighteenth- and nineteenth-centuries Malay letters written by a female. Setting
the scene with a historical sketch of the eighteenth and the early nineteenth
century in colonial Ceylon and the Netherlands East Indies, this paper provides
the transliteration of Siti Hapipa?s letter in Roman script, through which I
then analyse the socio-economic and political aspects of the family of Sultan
Fakhruddin in their exile in Colombo."
University of Indonesia, Faculty of Humanities, 2008
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library