Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Oxford: Oxford University Press, 1983
362.109 PRA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Sirwani
"Strategi pembinaan dan pemberdayaan Resimen Mahasiswa Resimen Mahasiswa adalah sebuah organisasi kemahasiswaan yang dibentuk dalam rnngka melestarikan nilai juang 45, namun masa Orbe dipergunakan sebegai perpenjangan militer di kampus, akibatnya terjadi bentrokan antara Menwa dengan mahasiswa pro demokrasi, hingga berlanjut dengan tuntutan pembubaran Menwa; dengan kejadian ternebut pemerintah mengeluatkan SKB 3 Menteri Tahun 2000 tentang Pembinaan dan Pemberdayaan Menwa betada di tangan pimpinan Perti, yang bardampak pada pengembangan Menwa. Jumlah Menwa hingga tahun 2003 berjumlah 25.000 orang dan alumni 26.000 orang, namun sampai saat ini jumlah Menwa yang aktif mendekati 15.000 orang, terjadi penunman secara kuantitas, Di lain sisi ancaman bangsa Indonesia era globalisasi adalah dalam bidang nir militer, walaupun ancaman militer tetap ada namun kecil kemungkinan terjadi; Menwa yang telah siap menghadapi aneaman nir militer, oleh pemerintah kurang diperhatikan perkembangannyn. Dengan demikian maka tujuan penelitian ini untuk memberikan gambaran posisi stratejik Menwa dalam menghadapi tantangan di abad XXl yang sarat dengan isu demokratisasi dan Ham, kemudian juga untuk menyusun alematif strategi pembinaan dan pemberdayan Menwa daban upeya pembelaan negara dikaitkan dengan ketahanan nasionaL Daiam penelitian ini, peneliti mengambil sampel beberapa organisasi Menwa beserta jajaranya di liga provinsi yakui Sumatern Selatan (Palembang), DKl Jakarta dan Jawa Barat (Bandung), serta memfokuskan pada peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan dalam pengembangan organisasi Menwa dengan mengacu visi. misi, sasaran dan tujuan organisasi Menwa serta melihat operasional organisasi untuk mencapai visi, misi, sasaran dan tujuan organisasi.
Dalam penelitian ini, digunakan desain deskriptif ekaplorntif, dengan metode SWOT untuk menggambarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Selain itu juga menggunakan metode AHP untuk memberikan altematif-alternatif dalam penyelesain masalah, memberikan masukan kepada stakeholder guna pembinaan dan pembetdayaan Menwa di masa yang akan datang. Dengan pendekatan pihak-pihak yang mempunyai kepentingan dalam pengembangan Menwaseperti Perguruan Tinggi, Mahasiswa, Kemhan, Kemdagri, Kempora, Kemdiknas dan Kemsos, maka pembinaan dan pemeberdayaan Menwa diarahkan peda solusi alternatif yaitu peda Perilaku organisasi, Sunaber Daya Manusia dan Peraturan Perundang-undangan sehagai pemeeahan dalam menyelesaikan masalah Menwa. Dati penelitian yang dilakukan, diketemukan bahwa organisasi Menwa berada di posisi kuadran IV SWOT yaitu posisi konsolidasi, dengan dernikian Menwa harus memperbaiki kelemahan organisasi secara internal, agar mampu meraih peluang yang ada guna mengembangkan organisasi. Kemudian strategi pembinaan dan pemberdayan Menwa; adalah dengsa mengupaynkan perhalkan perilaku organisasi Menwa, ini mengambatkan bahwa kesadaran perilaku personel maupun kelompok harus lebih menggambarkan perilaku organisasi yang humanis guna mengembalikan citra Menwa. Untuk beberapa sasaran tersebut diperlukan dukungan beberapa Kementerian yang terkait. "
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T33698
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lilis Siti Hodijah
"Tingkat keberdayaan desa siaga merupakan refleksi dari keberhasilan program pemberdayaan masyarakat serta memperlihatkan kemandirian masyarakat. Penelitian kuantitatif, desain cross sectional dengan sampel 204 desa, data dikumpulkan melalui wawancara dengan kuesioner. Hasil penelitian didapatkan 55.9 % desa memiliki tingkat keberdayaan desa yang tinggi. Dimensi pembangunan kapasitas, partisipasi masyarakat, jaringan dengan pihak lain mempunyai hubungan yang bermakna dengan praktik penggunaan jamban sehat (PHBS 5) dan dimensi pembangunan kapasitas merupakan factor dominan. Desa dengan dimensi pembangunan kapasitas yang rendah menurunkan 3.3 kali capaian penggunaan jamban sehat dibandingkan dengan desa dengan dimensi pembangunan kapasitas yang tinggi Kepada Pemkab. Karawang dan Dinas Kesehatan diharapkan menyelenggarakan pelatihan teknis desa siaga bagi pelaku utama desa siaga secara simultan untuk meningkatkan tingkat keberdayaan desa dan praktik PHBS.

Desa Siaga level empowerment is a reflection of the success of the community empowerment program as well as showing communnity independence. Quantitative research with cross sectional desig nwith a sample of 204 villages, data were collected through interviews with questionnaires. The results showed 55.9% of villages havea high level of empowerment. Dimensions ofcapacity building, community participation, networking with other parties having a significant relationship with a healthy latrine use practices (PHBS5) and dimensions of capacity building is a dominant factor. Villages with low capacity development dimension 3.3 times lower performance compared to healthy latrine use village with a high capacity development dimension. To the Karawang District and Health Department is expected to conduct technical training for desa siaga key actors simultaneously to increase the level of village empowerment and practice PHBS.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T39233
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasirin Aziz
"Tesis ini membahas proses pemberdayaan masyarakat dan strategi yang digunakan oleh Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat dalam kegiatan kewaspadaan dini masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus pada Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat Kota Depok. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat melibatkan partisipasi tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda dan elemen masyarakat lainnya. Kegiatan kewaspadaan dini merupakan bentuk antisipasi masyarakat terhadap potensi ancaman keamanan, gejala atau peristiwa bencana dalam rangka upaya pencegahan dan penanggulangannya secara dini.

This thesis describes the process of community empowerment and strategies used by Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat in activity early awareness of the society. This study used a qualitative approach with case studies on Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat Depok. Results of this study indicate that the activities carried out by Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat involve the participation of public figures, religious figures, traditional figures, youth figures and other elements of society. Activities of early warning is a form of anticipation against potential security threats, symptoms or catastrophic events, in order to prevent and overcome premature.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T36144
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brody, Ralph
New York: Human Science Press, 1982
361.8 BRO p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kirst-Ashman, Karen Kay
Boston: Cengage, 2018
361.32 KIR g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Waradya
"Program intervensi ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat melalui pembuatan sebuah Sistem Tabungan untuk Ibu Hamil Bersalin dalam mendukung program penurunan angka kematian ibu (AKI) di Desa Sumurugul, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta. Pendekatan yang dilakukan adalah dengan pengorganisasian komunitas dengan strategi aksi-langsung (direct-action strategies) sebagai cara utama melakukan perubahan. Aksi ini berfokus pada pembangun kekuatan dan mendorong komunitas dalam hal ini ibu-ibu desa untuk mengembangkan kapasitas mereka sebagai warga yang aktif dalam mengambil keputusan untuk meyelesaikan masalah yang mereka hadapi secara swadaya. Intervensi diawali dengan membangun hubungan dengan semua unsur dalam masyarakat, membantu mereka untuk berkumpul dan membicarakan masalah kesehatan ibu yang ada, memilih masalah mana yang paling urgen untuk dihadapi kemudian bersama.-sama memilih bentuk mana yang paling menjawab masalah tersebut. Ibu-iba di Desa Sumurugul memutuskan untuk membentuk sistem tabungan untuk ibu hamil dan bersalin yang iurannya berasal dari seluruh kepala keluarga yang ada di masing-masing RT mereka. Mereka kemudian membentuk kepengurusan sederhana yang menangani Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin). Pengurus Tabulin mendapat Pelatihan Pengeloaan Keuangan Keluarga yang sederhana. Kesimpulannya adalah menabung secara reguler adalah cara komunitas mengembangkan kekuatan dan disiplin yang bisa menunjukan bahwa mereka mampu berorganisasi dan serius untuk memecahkan masalah mereka sendiri.

This intervention program was designed to increase community participation through the creation of a Savings System for pregnant and expectant mothers, as part of a wider goal of reducing maternal mortality rates in Sumurugul, Wanayasa, Purwakarta. In order to achieve the desired transformations in behaviour, an approach centred around direct-action strategies was adopted. The program was intended to achieve capacity building and community empowerment by encouraging women to become active community members, involved in decision making and problem solving processes to overcome the obstacles facing them. The intervention begun through the establishment of ties with all community stakeholders through collective meetings at which discussions regarding women's health issues were conducted. Through this process, certain priority issues were identified and solutions considered by community members to be most effective were proposed. The women of Sumurugul decided to establish a savings system for pregnant and lactating mothers, with contributions from all heads of households in each residential block. They then formulated a simple administrative system to manage the Pregnant Mother's Saving Fund (Tabungan lbu Bersalin (Tabulin)). The managers of this fund was provided with simple training in the management of family finances. Through the establishment of a regular saving system involving the community, there emerged a new-found collective faith in the community's capacity for organization and for addressing problems and issues of common concern."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17992
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jasmani
"Berbagai program pemberdayaan masyarakat dalam rangka penanggulangan kemiskinan di RW 04 Kelurahan Setu Kecamatan Cipayung-Jakarta Timur telah dilakukan. Namun, program-program tersebut kurang menyentuh masyarakat Iokal lapis bawah, terutama dalam hal bantuan atau akses modal usaha yang terbentur pada persoalan persyaratan dan kelayakan usaha.
Pemberdayaan Masyarakat meialui Program Pengembangan Keluarga (selanjutnya disingkat Probangga) yang dilakukan oleh Yayasan BMS merupakan solusi allernatif terhadap penanggulangan kemiskinan yang terjadi di RW O4 Kelurahan Setu, Cipayung-Jakarta Timur. Melalui Probangga, 11 (sebelas) kegiatan yang telah terealisasi dari 13 (tiga belas) kegiatan yang direncanakan menunjukkan adanya upaya pemutusan kemiskinan melalui pendampingan keiuarga dengan fokus utama pada anak.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pemberdayaan masyarakai melalui Probangga, hambatan-hambatan dan penanggulangannya serta hasil atau perubahan yang dicapai dari proses pemberdayaan yang dilaksanakan oleh BMS di RW 04 Kelurahan Setu Kecamatan Cipayung-Jakarta Timur. Pendekatan yang digunakan dalam rangka pendeskripsian proses pemberdayaan tersebut adalah pendekatan kualitatif.
Ditinjau dari penyebabnya, kemiskinan yang terjadi di RW O4 Kelurahan Setu terdiri dari dua faktor utama. Pertama, budaya masyarakat lokal secara turun temurun yang mengekalkan kernlskinanl Hal tersebut ditunjukan dengan kebiasaan atau pola hidup yang konsumtif dan penggunaan uang secara berlebihan yang tidak layak jika dibandingkan dengan asset dan keuangan yang mereka miliki Budaya ataupun pola hidup yang demikian diistilahkan ?Biar Tekor Asal Nyohor" disertai perilaku malas dan iidak kreatif. Kedua, kebijakan pelebaran kawasan Mabes TNI yang membuat lahan perkebunan dan pertanian masyarakat Iokal semakin menghilang dan kebijakan-kebijakan pembangunan yang kurang menyentuh masyarakat yang paling bawah dan tidak berdaya.
Kedua faktor dominan tersebut menyebabkan masyarakat lokal kurang memiliki pengetahuan dan keterampilan sebagai akibat dari tingkat pendidikan yang mereka miliki, dimana 70,7% berada pada tingkat sekolah dasar. Dalam kondisi demikian, masyarakat lokal tidak mampu bersaing untuk mendapatkan pekerjaan baik pada sektor formal maupun informal dan pada akhirnya menjadi miskin. Kondisi tersebut semakin diperparah dengan krisis multi-dimensi yang melanda Bangsa Indonesia.
Proses pemberdayaan masyarakat yang dilakukan BMS dikategorikan dengan mengacu pada pendapat Adi (2001), yang terdiri dari, tahap persiapan; tahap assessment; tahap perencanaan alternatif program atau kegiatan; tahap formulasi rencana aksi; tahap pelaksanaan; tahap evaluasi; dan tahap akhir. Hambatan-hambatan yang ditemui selama proses pemberdayaan antara lain, persepsi negatif masyarakat lokal terhadap kehadiran BMS dengan Probangganya; Penentuan terget group; Partisipasi target group; Keterbatasan dana dan tenaga pendamping. Upaya penanggulangan hambatan-hambatan tersebut dinilai sudah cukup optimal dan cukup berhasil yang disertai dengan usaha pengembangan.
Pemberdayaan yang telah berjalan selama setahun (periode 2003-2004) telah memberikan pengaruh para kondisi hidup target group, balk dari segi ekonomi maupun sosial budaya. Perubahan pada bidang ekonomi yang ditandai dengan (1) Meningkatnya pendapatan keluarga dari hasil pengembangan usaha keluarga/akumulasi modal (50% dari peminjam), (2) Pengembalian cukup lancar dan tidak macet, (3) Dapat meringankan beban ekonomi keluarga (4) Manajemen usaha dan Pengaturan Ekonomi Rumah Tangga (PERT), (5) Tumbuhnya jiwa kewirausahaan, perintisan usaha baru dan pengembangan usaha Iama. Sedangkan perubahan pada bidang sosial budaya ditandai dengan: (1) Meningkatnya motivasi, minat dan kesempatan anak untuk melanjutkan sekolah (35 orang anak telah mendapatkan beasiswa), (2) Meningkatnya pengetahuan dan kemampuan anak dalam bidang bahasa lnggris, (3) Meningkatnya kemampuan membaca anak melalui kegiatan kelompok belajar, (4) Bertambahnya wawasan dan pengetahuan umum dari kalangan orangtua dalam hal pendidikan, manajemen usaha dan Pengaturan Ekonomi Rumah Tangga (PERT), serta jender, (5) Terkikisnya budaya konsumtif, (6) Anak telah mampu menggunakan komputer tingkat dasar, (7) Tumbuhya budaya belajar dikalangan anak, (8) Semakin eratnya hubungan ketetanggaan dan tumbuhnya rasa kebersamaan dalam suasana pluralitas melalui belajar berorganisasi yang mengarahkan untuk melakukan aksi-aksl kolektif (collective action).
Mengacu atas hasil penelitian dan analisisnya, dapat dikelompokkan menjadi dua hal pokok permasalahan dan sekaligus upaya pemecahannya atau solusi yang diberikan untuk segerah dilakukan oleh BMS dalam upaya pengoptimalan pemberdayaan, yakni pertama, upaya peningkatan pendapatan keluarga anggota Probangga melalui Pengembangan Usaha Ekonomi Produktif dengan berbasis kelompok. Kedua, penambahan tenaga pendamping atau fasilitator lapangan dan optimalisasi volunteer disertai dengan adanya alokasi dana buat mereka."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T21689
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Djunaedi
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2012
307.76 ACH p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>