Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abror
Abstrak :
Pengusaha kecil merupakan salah sate asset yang sangat penting dalam kegiatan ekonomi Indonesia, usaha kecil terdapat pada berbagai sektor, nnulai dal./ sektor pertanian sainpai dengan sektor jasa. U.saha keel! yang ada di Indonesia ;nenyehar diseluruh wilapah tanah air, salah satunya di daerah Sutnatera Barat yang dikenal sebagai daerah penghasil entrepreneur-entrepreneur. Salah sate sektor yang diminati oleh pengusaha keel! di Sumatera Barat teridama di Padang adalah usaha kerajinan seperti sulamanlbodir.Sejalan dengan setnakin berkembangnya pasar dan makin bebasnya perdagangan mendorang usaha-usaha terse but harus bisa bersaing dengan produk yang datang dari luar maupun persaingan di dalam industri sendiri, serta harus hisa memanfaatkan peluang dalam tnemasarkan produknya keluar Indonesia. Pengusaha slllaman harus semakin hati-hati dalam memasarkan produknya agar !clap hisa bertahan, oleh karena itu dibutuhkan strategi yang lepat agar bisa memenangkan persaingan. Dalam penelitian ini penulis ingin melihat strategi apakah yang lebih disukai oleh pengusaha sulaman dalam menghadapi persaingan. Hal lain yang ingin dilihat adalah kemungkinan adanya perbedaan strategi yang diambil berdasarkan lama {usia}usaha, penjulan serta asset yang dimiliki. Dari 100 responder yang diteliti ternyata strategi yang lebih disukai adalah strategi cost leadership, yang bersaing dengan biaya terendah. Hipotesis kedua tentang adanya perbedaan yang signii kan terhadap strategi yang disukai berdasarkan jumlah asset, penjualan dan usia/umur usaha ternyata jugs tidak terbukti. Pengusaha cendrung memilih strategi bersaingnya berdasarkan apa yang dilakukan oleh pesaing dan cendrung memilih bersaing melalui harga.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20193
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raja Suhud Victor Hugo
Abstrak :
Perkembangan Industri Media Cetak memasuki babak barn dengan dicabutnya kebarusan memiliki Surat Ijin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) oleh Menteri Penerangan M Yunus Yosfiah pada pertengahan 1998. Hal itu membuat banyak pemain baru masuk dalam industri tersebut. Akibatnya kompetisi dalam industri menjadi meningkat. Dari jumlab penerbitan pers yang cuma sekitar 289 buab sebelum reformasi, maka pada akhir 1998 sudah tercatat sekitar 871 penerbitan pers dengan aneka format di seluruh tanah air. Jumlah itu terus bertambah bingga puncaknya pada akhir 1999 yang mencapai 1687 penerbitan pers. Untuk dapat bertahan di industri media cetak, terutama surat kabar barian , para pemain barus jeli melibat pasar yang akan dilayaninya. Surat kabar barus paham betul siapa saja pembacanya sebingga dapat memuaskan atau memenuhi kebutuhan pembacanya. Tujuan penelitian ini adalab menganalisis kondisi yang dihadapi surat kabar barian Media Indonesia dan memberikan rekomendasi strategi bersaing yang dapat digunakan oleb surat kabar harian Media Indonesia. Metode penelitian menggunakan studi literatur dan penelitian lapangan. Penelitiannlapangan dilakukan melalui wawancara serta dengan penyebaran kuisioner kepada 30 orang pembaca yang bennukim di daerah Cililitan, Jakarta. Pemilihan sample dilakukan berdasarkan metode nonprobablity sampling. Untuk melengkapi basil penelitian lapangan , ditambahkan basil riset yang pemah dilakukan oleb Media Indonesia pada tahun 1997. Penulis menyadari keterbatasan jumlah sampel dan area penyebaran menyebabkan basil survey tidak dapat ditarik kesifilpulan secara umum (general). Data yang diperoleh kemudian dianalisis dalam kerangka lima kekuatan bersaing yang terdiri pendatang baru, produk pengganti (substitusi), pembeli, pemasok, dan persaingan di dalam industri , untuk dapat merumuskan strategi bersaing Media Indonesia. Berdasarkan penilaian pembaca (basil survei) terhadap kriteria rubrik-rubrik yang disajikan, kualitas penulisan setiap berita menunjukkan bahwa Kompas adalah paling unggul, disusul Media Indonesia dan Republika. Namun dalam hal tampilan/cetakan Media ternyata dapat mengungguli Kompas. Dari hasil analisa terhadap pembeli/pembaca terlihat bahwa posisi tawar pembeli/pembaca tidak cukup besar untuk dapat menekan penerbit surat kabar, khususnya surat kabar yang telah memiliki nama. Hal itu merupakan keunggulan tersendiri bagi surat kabar besar dibandingkan surat kabar baru. Intensitas persaingan dalam industri surat kabar telah mencapai tingkat yang cukup tinggi. Hal ini terlihat dari ketatnya masing-masing surat kabar menjaga area pemasarannya. Sehingga tidak mudah untuk setiap surat kabar masuk ke daerah yang telah dikuasai pesaingnya. Bahkan untuk perluasan pasar ke daerah, surat kabar nasional akan menghadapi persaingan ketat dengan pesatnya pertumbuhan surat kabar lokal. Ancaman dari produk pengganti televisi dan radio cukup tinggi terhadap industri surat kabar. Namun hal itu dapat dieliminir karena surat kabar memiliki keunikan yang dapat membedakannya dari produk pengganti tersebut, yaitu kelengkapan data dan kedalaman analisis. Kehadiran pendatang barn tidak menjadi ancaman yang berarti karena surat kabar yang lama telah memiliki keunggulan dalam mutu berita, mutu cetak, penguasaan distribusi dan memiliki percetakan sendiri. Sehingga amat sulit bagi pemain baru untuk dapat mencuri pangsa pasar dari surat kabar yang terlebih dahulu telah ada dan kuat di pasaran. Ancaman dari sisi supplier tidak akan mengganggu para surat kabar besar. Posisi tawar mereka terhadap supplier cukup tinggi karena pola pembelian dalam jumlah besar. Keadaan berbeda dihadapi para surat kabar kecil, dimana mereka lemah terhadap supplier. Strategi yang sesuai untuk Media Indonesia adalah strategi differensiasi. Hal tersebut berdasarkan indikator bahwa Media Indonesia mampu menciptakan beberapa keunikan berupa tampilan/cetakan yang lebih unggul dan penyajian berita yang lebih berani daripada daripada Kompas. Untuk itu imej Media Indonesia sebagai surat kabar yang independen dan berani mengungkap fakta harus semakin dikembangkan. Caranya antara lain dengan menyajikan berita yang eksklusif dan berasal dari berbagai sumber. Sinergi dengan Metro TV dapat dikembangkan dalam kaitan membangun imej tersebut. Beberapa saran yang diberikan kepada Media Indonesia diantaranya memperbaiki kualitas penyajian berita. Akurasi dan kelengkapan data yang selama ini masing dirasa kurang dari Media Indonesia dapat dibenahi melalui pemberian pelatihan bagi wartawan dan memperkuat fungsi litbang. Media Indonesia diharapkan juga melakukan penambahan berita kriminal seperti yang diinginkan pembaca. Penyajian foto berwama dalam berita-berita yang dianggap penting oleh pembaca harus menjadi perhatian. Sedangkan untuk meningkatkan jumlah pelanggan dan loyalitas pembaca dapat dilakukan dengan cara memberikan diskon berlangganan dan penyelenggaraan undian. Untuk menerobos pasar baru di daerah perlu dilakukan keijasama dengan surat kabar daerah/lokal. Dalam 3 tahun ke depan, Media indonesia sebaiknya juga telah dapat menerapkan teknologi cetak jarak jauh.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Liestyowati
Abstrak :
ABSTRACT


PT Askrindo adalah perusahaan asuransi kerugian dengan produk utamanya asuransi kredit dan mempunyai beberapa produk pendukung yaitu surety & custom bond, asuransi kredit perdagangan, penjaminan L/C dan reasuransi.

Bisnis asuransi kredit mengalami penurunan sejak tahun 1991 dan menurun drastis pada tahun 1994. Penurunan tersebut dikarenakan bank sudah tidak lagi diwajibkan oleh pemerintah untuk mempertanggungkan sebagian besar realisasi kredit programnya. Kontribusi penerimaan premi selama 2 tahun terakhir ini juga masih mengalami penurunan, dan hanya sebagian kecil jenis produk yang potensial menghasilkan premi yaitu sebagian kecil asuransi kredit program, surety & custom bond dan reasuransi.

Karya Akhir ini akan membahas bagaimana perusahaan dapat meningkatkan pendapatan preminya melalui strategi bersaing pada produk yang saat ini menunjukkan peningkatan yang potensial, yaitu Surety & Custom Bond.

Produk ini baru dikembangkan tahun 1996 dan mempunyai karakteristik yang berbeda dengan asuransi kredit, dimana dalam industri surety & custom bond persaingan harga & pelayanan yang memuaskan adalah hal yang sangat penting.

Kondisi eksternal saat ini cukup mendukung perusahaan untuk lebih meningkatkan performance bisnis ini. Berkurangnya kemampuan sejumlah pesaing karena terkena dampak krisis ekonomi dan adanya kekuatan internal perusahaan, tetah membuka peluang besar bagi perusahaan untuk lebih memperkuat posisinya dalam industri ini.

Tetapi dalam operasionalnya, bisnis ini masih mengalami hambatan karena kondisi internal perusahaan. Pola kerja produk lama yaitu asuransi kredit masih sangat mempengaruhi operasional bisnis surety & custom bond. Sebagian besar fungsi perusahaan masih berorientasi birokrasi dan belum memahami karakteristik persaingan bisnis surety & custom bond, sehingga proses operasional bisnis ini banyak mengalami hambatan.

"Dengan menganalisa lebih jauh tentang faktor internal perusahaan melalui pendekatan teori the resources based model of above average return dan menganalisa faktor eksternal perusahaan, maka dapat dipahami bahwa perusahaan mempunyai beberapa kompetensi inti yang memenuhi 4 kriteria utama untuk dapat digunakan sebagai daya saing yang unggul dan berkelanjutan ( sustanaible competitive advantage) dalam industri surety & custom bond.

Kompetensi inti tersebut adalah kemampuan melakukan analisa pertanggungan kredit dan penjaminan yang unik dan kuat, kemampuan menjalin hubungan bisnis yang unik dengan pelanggan dalam jangka panjang, kemampuan melaksanakan pembedaan produk pada bisnis penjaminan.

Beberapa elemen-elemen kompetensi tersebut berasal dari pengalaman dan kemampuan perusahaan dalam menjalankan bisnis asuransi kredit. Sedangkan pembedaan produk merupakan kompetensi inti yang ada pada produk surety & custom bond. Perusahaan dapat memanfaatkan dan mengkombinasikannya beberapa kompetensi inti untuk pengembangan produk surety & custom bond yang lebih maksimal.

Agar kompetensi inti tersebut dapat dijadikan sebagai sumber daya saing yang unggul & berkelanjutan, maka perusahaan harus dapat mengeksploitasi dan mengkonsentrasikan fungsi-fungsi internal perusahaan untuk mengelola kompetensi inti tersebut. Dengan menerapkan teori the value chain analysis dan teori membangun daya saing melalui strategi fungsional (building competitive advantage through functional/eve/ strategy), diharapkan usaha perusahaan dalam membangun keunggulan bersaing dalam bisnis surety & custom bond dapat tercapai.

Internal organisasi yang memerlukan perubahan dalam metode dan budaya kerjanya diharapkan dapat diatasi dengan pemahaman yang mendalam akan perannya & kerjasama yang kuat oleh fungsi-fungsi yang melaksanakan kegiatan utama, dimana fungsi-fungsi tersebut adalah berbeda dengan fungsi-fungsi utama pada bisnis asuransi kredit.

Untuk lebih mengefektifkan pola kerjasama antar fungsi, maka perusahaan harus menanamkan dan menerapkan kepada fungsi-fungsi inernalnya akan pentingnya pemahaman kebutuhan dan keinginan pelanggan yang tinggi, pelaksanaan inovasi yang tinggi dan meningkatkan kualitas kerja serta produk secara maksimal. Semua fungsi diharapkan dapat memahami pentingnya manajemen strategik serta melaksanakan koordinasi kerja yang saling mendukung dengan tujuan mendapatkan pendapatan diatas rata-rata, dengan cara memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan semaksimal mungkin.

Diharapkan operasional bisnis surety & custom bond perusahaan dapat lebih unggul dari pesaing dan bahkan dapat menjadi acuan pola kerja operasional produk lain. Dengan melakukan manajemen strategik terhadap kekuatan internal maka perusahaan diharapkan mampu menghadapi dinamika persaingan & perubahan lingkungan eksternal dengan cepat.
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Rini Setia
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini bertujuan untuk melakukan analisis strategi bersaing PT Pusri Palembang terkait adanya rencana reformasi kebijakan subsidi pupuk nasional. Dalam rangka memperbaiki skema subsidi pupuk yang berlaku saat ini, Pemerintah sedang mengkaji beberapa alternatif penyaluran subsidi pupuk. Kajian ini masih terus berkembang.Saat ini Pemerintah sedang menerapkan uji coba penyaluran pupuk bersubsidi menggunakan Kartu Tani di Jawa Tengah. Kartu Tani merupakan sebuah kartu multifungsi yang dapat digunakan untuk membeli pupuk bersubsidi, menabung di bank dan selanjutnya akan diintegrasikan dengan program pertanian strategis lainnya. Dengan menggunakan Kartu Tani, penyaluran kuota pupuk bersubsidi khusus diberikan kepada individu petani tepat subjek . Selanjutnya pada tahun 2020, Pemerintah berencana untuk menerapkan Program Bantuan Langsung Petani sehingga petani mendapatkan cash transfer.Penelitian ini dilaksanakan dengan metode kualitatif menggunakan pendekatan studi kasus dan dilakukan wawancara dengan petani di Kabupaten Batang dan sejumlah pimpinan di Pusri menggunakan semi structured questionnaire. Analisis terhadap dokumen perusahaan dan kajian tentang subsidi pupuk dilakukan untuk melengkapi hasil wawancara yang telah dilaksanakan.Strategi yang perlu dilakukan perusahaan adalah cost leadership strategy dengan cara efisiensi penggunaan bahan baku, optimalisasi kinerja pabrik dan Cost Reduction Program. Differentiation strategy dapat dilakukan melalui pengembangan produk, hubungan dengan pelanggan dan melalui pembiayaan. Pengembangan inovasi dan knowledge management juga merupakan merupakan langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk bertahan dan tumbuh di tengah kompetisi industri pupuk yang semakin ketat.
ABSTRACT
This study aimed to analyze competitive strategies of PT Pusri Palembang related to the national fertilizer subsidy policy reform plan. In order to improve the current fertilizer subsidy scheme, the Government is reviewing several alternatives to fertilizer subsidy distribution.The government currently implementing a trial for the distribution of subsidized fertilizer using Kartu Tani in Central Java. Kartu Tani is a multifunctional card that can be used to purchase subsidized fertilizer, a debit card and will be integrated with other strategic agriculture programs. By using Kartu Tani, the distribution of subsidized fertilizer by quota is given to individual farmers. Furthermore, by 2020, the Government plans to implement Bantuan Langsung Petani and farmers will get cash transfer to buy fertilizer.This research was conducted with approach using case study method and interview with farmers in Batang Regency, Central Java and some leaders in Pusri. An analysis of company documents and a review of fertilizer subsidies was conducted.Strategy that need to be done by Pusri is cost leadership strategy with efficiency of raw material usage, plant performance optimization and Cost Reduction Program. Differentiation strategy can be through product development, customer relations and through financing. Development of innovation and knowledge management is also a step that can be done by Pusri for going concern and grow in the midst of the increasingly fierce fertilizer industry competition.
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andini Setyawati
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis posisi bank Bukopin dalam industri perbankan di Indonesia. Menurut Bank Indonesia dan Arsitektur Perbankan Indonesia, Bank Bukopin masuk kategori bank umum swasta nasional devisa serta bank fokus, karena itu analisis posisi bank Bukopin akan dibandingkan dengan bank-bank yang mempunyai kategori sejenis. Adapun tools yang digunakan untuk melakukan analisis antara lain adalah analisis posisi kinerja keuangan, analisis Liam Fahey dan analisis SWOT. Hasil dari analisis-analisis yang dilakukan menyimpulkan bahwa bank Bukopin sangat kuat pada segmen UMKM dan mempunyai kelemahan pada segmen kredit konsumer dan komersial.
The objective of this thesis is to analyze the position of Bank Bukopin in Indonesian banking industry. According to Bank Indonesia and Indonesia Banking Architecture, Bank Bukopin is categorized under the Bank Umum Swasta Nasional Devisa and Bank Fokus, so the analysis of Bank Bukopin's position will be compared with banks under the same categories. Tools that will be used are financial performance analysis, Liam Fahey analysis and SWOT analysis. The result of these analysis suggest that Bank Bukopin is very strong in UMKM segment and quite weak in consumer and commercial segment.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25565
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Harris
Abstrak :
ABSTRAK
Didalam beberapa tahun terakhir ini, peranan sistem informasi dalam perusahaan menjadi semakin penting. Jika pada tahun-tahun sebelumnya peranan sistem informasi bagi perusahaan hanyalah sebagai "back office processing" dengan titik berat pada efisiensi dari berbagai fungsi perusahaan, maka pada beberapa tahun terakhir ini peranannya telah berubah menjadi semacam "Strategic Weapon" yang digunakan perusahaan untuk memenangkan persaingan.

Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan strategi untuk melakukan pemilihan sistem dan teknologi informasi yang sesuai dengan kebutuhan bisnis perusahaan. Diperlukan suatu kejelian dalam penyusunan perencanaan strategis di tingkat manajemen puncak sebagai persyaratan mutlak dalam menyusun pedoman pengembangan sistem informasi perusahaan yang terintegrasi dengan Rencana Jangka Panjang Perusahaan.

Pada Tesis ini dipergunakan metodologi Rekayasa Informasi sebagai pedoman penyusunan rencana strategi sistem informasi. Sementara didalam pembuatan formulasi perencanaan strategi tersebut digunakan pendekatan Multiple Methodology serta juga mempergunakan model Strategic Planning Framework sebagai kerangka berfikir.

Analisa dan pembahasan yang dilakukan pada Tesis ini dapat dikelompokkan menjadi dua bagian pokok yaitu pertama analisa mengenai kebutuhan bisnis perusahaan akan sistem informasi dan kedua analisa mengenai sistem informasi yang ada sekarang di perusahaan.

Pada bagian pertama dari tahapan analisa dan pembahasan, diidentifikasian fungsi-fungsi bisnis yang ada dalam perusahaan dan kemudian dilanjutkan dengan penjabaran sasaran strategi bisnis menjadi sasaran-sasaran dari masing-masing fungsi bisnis. Setelah sasaran dari masing-masing fungsi bisnis dapat ditetapkan maka dilakukanlah pengidentifikasian permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh masing-masing fungsi bisnis tersebut dalam pencapaian sasaran-sasaran tersebut. Akhimya pada bagian ini dilakukan analisa untuk menentukan faktor-faktor penentu yang bersifat kritis dalam pencapaian dari sasaran masing-masing fungsi bisnis yang ada didalam perusahaan, dan juga dilakukan analisa kebutuhan informasi bisnis dan pendukungnya terhadap tiap-tiap faktor kritikal tersebut.

Pada bagian kedua dari tahapan analisa dan pembahasan, dilakukan evaluasi dan analisa mengenai dukungan sistem informasi yang dimiliki oleh perusahaan pada saat ini. Pembahasannya dibagi kedalam 3 pilar Sistem Informasi yaitu: .. Infrastruktur Teknologi Informasi.

.. Pembahasan akan meliputi arsitektur jaringan, manajemen data dan komunikasi data.

.. Sistem Informasi. .. Pembahasan akan meliputi aplikasi sistem informasi dan perangkat lunak aplikasi.

.. Manajemen Sumber Daya Informasi.

.. Pembahasan akan meliputi pengelolaan segala aspek sumber daya informasi yang mencakup teknologi, sumber daya manusia dan hubungannya.

Dari hasil analisa dan pembahasan yang dilakukan dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan pokok sistem informasi pada P.T. TSP (PERSERO) yaitu: .. Peranan sistem informasi bagi manajemen

.. Peranan sistem informasi bagi kegiatan operasional perusahaan.

.. Infrastruktur jaringan komunikasi data.

.. Infrastruktur manajemen data.

.. Organisasi dan sumber daya manusia di bidang sistem & teknologi informasi.

Penentuan solusi bagi permasalahan diatas yang tersebar diseluruh unit kerja mengkristal pada kebutuhan adanya suatu perencanaan strategi sistem informasi sebagai pedoman dalam pembangunan dan pengimplementasian sistem informasi pada perusahaan.

Rencana Strategi Sistem Informasi yang menjadi topik dari Tesis ini merupakan usulan strategi sistem informasi serta rencana induk implementasinya yang diharapkan dapat berguna bagi P.T TSP (Persero) dalam mengembangkan sistem informasinya. Sebagaimana dalam tahap analisa dan pembahasan, maka rencana strategi serta pengimplementasiannya ini disusun menurut tiga pilar sistem informasi yaitu:

.. Infrastruktur Teknologi Informasi

Menjelaskan infrastruktur teknologi informasi meliputi perangkat keras, perangkat lunak sistem, database serta perangkat jaringan komunikasi data yang harus tersedia untuk menghasilkan sistem informasi yang dibutuhkan. Strategi ini adalah untuk mendukung kegiatan proses bisnis P. T. TSP (Persero) dan interaksi antara fungsi bisnis yang ada melalui teknologi informasi. Tujuan utama dari strategi infrastruktur teknologi informasi ini adalah:

.. Mendukung kegiatan proses bisnis dari perusahaan dan interaksi antara fungsi yang ada. .. Dapat memberikan kontribusi strategis pada proses bisnis perusahaan.

.. Sistem lnformasi

Menjelaskan tentang informasi-informasi apa saja yang dibutuhkan oleh perusahaan, baik yang menyangkut kebutuhan operasional maupun kebutuhan manajemen dengan dimensi yang luas. Hal ini direpresentasikan dengan pembangunan aplikasi-aplikasi sistem informasi perusahaan. Tujuan utama dari strategi sistem informasi ini adalah: .. Meyakinkan semua aplikasi berguna untuk mendukung semua fungsi bisnis, kegiatan proses bisnis.

.. Meyakinkan semua aplikasi di rancang dan diimplementasikan untuk kebutuhan dan perkembangan bisnis perusahaan.

.. Manajemen Sumber Daya Informasi.

Menjelaskan tentang pengelolaan seluruh sumber daya sistem dan teknologi informasi meliputi organisasi, sumber daya manusia dan berbagai faktor lainnya yang berkaitan dengan penerapan sistem informasi yang dibangun. Strategi ini didasarkan atas beberapa pokok pemikiran yang perlu dipertimbangkan: .. Persaingan bisnis kedepan.

.. Lintas fungsional dan lintas organisasi.

.. Lingkup penerapan sistem & teknologi informasi yang semakin luas dan bervariasi.

.. Pergeseran fokus dari operasional ke manajerial dan strategis.

.. Data dan informasi sebagai sumber daya utama perusahaan.

.. Semakin kompleksnya sumber daya informasi yang digunakan.

Pada akhir tulisan ini juga dikemukakan beberapa hal-hal penting yang hams diperhatikan di dalam penyusunan dan pengimplementasian rencana strategi ini yaitu: .. Sosialisasi program-program sistem dan teknologi informasi secara intensif yang didukung kajian nilai ekonomis bagi P. T. TSP (Persero) untuk meningkatkan dukungan manajemen puncak.

.. Hasil yang optimal dari perencanaan strategi sistem informasi diharapkan akan dapat menempatkan fungsi sistem dan teknologi informasi dalam struktural organisasi P.T. TSP (Persero) dan masuknya penanggung jawab fungsi sistem dan teknologi informasi dalam jajaran eksekutif perusahaan.

.. Adanya pengkajian secara detail dan up-date terhadap program-program perencanaan strategi sistem informasi tanpa keluar dari kerangka kerja perencanaan strategi tersebut.
2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramadhian Moetomo
Abstrak :
ABSTRAK
Krisis moneter yang memmpa Indonesia, telah melumpuhkan sebagian besar persendian ekonomi nasional, konsumsi nasional yang sempat menjadi harapan penyembuhan, gagal berperan dengan adanya kenaikan biaya produksi. Hal ini menjadikan peningkatan ekspor merupakan salah satu opsi, guna mengembalikan kondisi perekonomian ke arah yang lebih baik. Permasalahannya ialah, eksportir nasional pada umumnya merupakan eksportir tidak langsung, yang mana mereka melakukan impor bahan baku atau barang setengah jadi untuk diproduksi barang dengan nilai tambah tertentu, untuk diekspor kembali. Depresiasi kurs, tak pelak lagi merupakan kendala utama, yang menurunkan daya saing mereka. Kondisi ini pulalah yang menjadikan kebutuhan modal kerja, adalah suatu hal yang tidak bisa ditawar lagi, bagi kalangan eksportir nasional.

Menanggapi keadaan itu, pemerintah mendirikan suatu Lembaga Pembiayaan Ekspor, yaitu PT. Bank Ekspor Indonesia (Persero) atau siangkatnya BEl, yang berfungsi menjadi media cash loan atau non cash loan bagi eksportir nasional. Namun mengingat risiko default yang relatif masih tinggi untuk kalangan nasabah debitur perbankan di Indonesia, maka dalam operasional sehari-harinya BEl hanya memberikan fasilitas pembiayaan atau penjaminan ekspor tersebut kepada eksportir yang telah menjadi debitur (dengan kolektibilitas lancar) pada beberapa bank devisa yang memang telah diseleksi secara ketat.

Seiring dengan berjalannya waktu, BEl menghadapi beberapa kendala, seperti respon dari beberapa bank komersial terkesan kurang bersemangat di dalam membantu penyaluran fasilitas ini, mengingat resiko dari refinancing misalnya, ditanggung seluruhnya oleh kalangan bank komersial. Selain itu, kondisi pasca krisis, selain menjadikan kalangan bank komersial lebih selektif dan restriktif, juga menunjukkan kecenderungan beralihnya fokus layanan perbankan dari korporasi ke arah retail.

Kendala lain berupa belum adanya perangkat Undang-Undang yang khusus melindungi fungsi BEI, sehingga selama ini EI masih berlindung pada Undang-Undang Perbankan, yang sama sekali tidak mengenal bentuk lembaga pembiayaan ekspor.

Di lain pihak fenomena krisis sekarang ini menjadikan BEI sebagai penawar bagi kebutuhan modal kerja bagi para eksportir. Di saat krisis ekonomi ini berakhir, ketika akses modal kerja menjadi lebih mudah, dan tingkat bunga pinjaman (tingkat bunga global menurun), kemampuan serta daya tahan dari BEI, akan benar-benar diuji. Atas dasar kondisi ini, tulisan ini akan mencoba untuk menganalisis kondisi actual dari BEI dengan memasukkan unsur kerangka pikir skenario masa depan, guna menelaah kesiapan perusahaan tersebut di dalam menghadapi tantangan di masa depan dengan menggunakan model analisis Five Force Model, analisis SWOT, dan analisis strategi generic. Output dari analisis-analisis di atas, akan disajikan sebagai alternatif strategi manajerial yang dapat diaplikasikan oleh BEI.
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumbantoruan, Phaidon
Abstrak :
ABSTRAK
Industri wellness pada saat ini masih berupa tren yang bekerja menghadapai salah satu isu terbesar dalam kehidupan, mencoba memecahkan masalah yang masih menyisakan misteri dari eksistensi manusia, usia dan vitalitas Salah satu bagian dari industri wellness adalah industri klub kebugaran. Klub merupakan salah satu fasilitas untuk menerapkan gaya hidup sehat agar orang dapat menikmati hidup yang lebih berkualitas, sesuai dengan tren industri wellness.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui target pasar pengunjung klub kebugaran dalam industri kebugaran, mengetahui tingkat kepentingan lokasi dan critical time trade area untuk menentukan isochrone area klub kebugaran, mengetahui tingkat kepentingan fasilitas dan sarana dalam klub kebugaran dan mengetahui segmentasi klub kebugaran.

Metodologi Penelitian yang digunakan adalah exploratory research dan descriptive research. Exploratory research bertujuan untuk memberi gagasan, wawasan dan pemahaman atas situasi permasalahan yang dihadapi peneliti. Descriptive research yaitu riset konklusif yang ber tujuan utama mencari informasi data berupa data kuantitatif Metode analisis data yang digunakan dalam descriptive research adalah descriptive analysis dan cluster analysis.

Sebagian besar pengunjung berusia 21-30 tahun dengan total 50%, latar belakang pendidikan sarjana dominan mencapai 54%, tingkat pekerjaan dominan adalah wiraswasta sebanyak 20% diikuti pegawai 19,5% dan mahasiswa 17,8%. Dari pengolahan data didapatkan bahwa 63,8% pengunjung menyatakan bahwa lokasi klub kebugaran merupakan faktor yang penting, dan bahwa 54 % responden tinggal atau bekerja dalam critical time trade area kurang dari 15 menit ke klub tempat mereka berlatih, sementara 27 % berada dalam kisaran waktu 15-30 menit, dan hanya 18,4% lebih dari 30 menit.

Berdasarkan penggunaan alat sesuai dengan kelompok umur rnaka penggunaan alat disimpulkan bahwa pada kelompok usia lebih dari 45 tahun, 100%, adalah heavy user alat kardiovaskuler. Pengguna free weight atau beban bebas rnayoritas adalah heavy user dengan penonjolan pada kelompok usia lebih dari 45 tahun sebanyak 80%. Pada semua kelompok usia dengan rentang kisaran tiap kelompok antara 50-75% adalah heavy user. Pemakaian wet area atau area basah seperti sauna dan whirpool menunjukkan hal yang menarik bahwa heavy user hanya berkisar setengahnya (50%) atau bahkan di bawah pada semua kelompok usia kecuali kelompok usia 36-45 tahun yan mencakup 69,2 %. Pada semua kelompok usia sekitar 80% ke atas merupakan heavy user dari ruang mandi. Fasilitas belanja kantin kurang diminati, tampak bahwa yang paling menonjol sebagai heavy user adalah hanya kelompok usia 21-25 tahun dengan total heavy user hanya 58% di kelompoknya. Pada penggunaan locker, semua kelompok usia, sekitar 90%, adalah heavy user dari locker. Kelompok yang tampak menonjol dalam penggunaan lounge atau ruang tunggu adalah hanya kelompok dengan usia 21-25 tahun dimana 66,7% merupakan heavy user penggunaan lounge.

Pada penelitian ini segmentasi pasar yang dijumpai yaitu segmentasi berdasarkan manfaat terdiri dari Cluster 1 (15%) club goers, Cluster 2 ( 41%) fitness family oriented, Cluster 3 (9%) clean cardio clubbers, Cluster 4 (45%) Clean and Fit. Segmentasi berdasarkan motivasi terdiri dari dua cluster yakniCluster 1 (55,7%), muscle and fitness dan Cluster 2 (45,3%), slim and health . Pada segmentasi berdasarkan pola makan didapatkan 3 cluster yakni Cluster 1 (17,2%), potential healthy dieter, Cluster 2 (37,3%), Enlightened junkies, Cluster 3 (45,4%), no interest in diet

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mendirikan klub baru atau juga sebagai basis awal untuk menentukan retargeting konsumen di klub masingmasing bagi klub yang sudah eksis. Retargeting dimaksudkan untuk mengenali anggota yang saat ini sudah eksis dengan lebih mendalam agar dapat melayani anggota tersebut dengan baik guna meningkatkan tingkat retensi anggota dan memperkirakan perubahan yang akan terjadi baik dalam waktu singkat maupun waktu yang panjang di masa depan. Klub yang didirikan dertgan segmentasi berdasarkan hasil penelitian tersebut tersebut sebaikuya dalant waktu dekat setelah klub dibuka melakukan retargeting agar profil member yang lebih akurat dapat diperoleh.
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purwindro Setianto Tjokrodipo
Abstrak :
Persaingan para penyedia jasa telekomunikasi belum pernah setinggi ini terutama di segmen B2B. Karena persaingan ini, PT. XYZ mengalami kesulitan yang diindikasi dari pendapatan yang tidak tumbuh dan penurunan pangsa pasar dari tahun sebelumnya. Untuk meningkatkan pangsa pasar, perlu dilakukan analisis internal dan eksternal untuk mengidentifikasi strategi yang dibutuhkan dan bisa dilakukan untuk menguatkan sumber daya tangible dan intangible untuk mendapatkan keunggulan dibandingkan dengan competitor lainnya. Studi ini juga akan menganalisis strategi menggunakan beberapa cara seperti Pareto Analysis, Strategy Canvas from the Blue Ocean Strategy, dan Business Model Canvas from the Business Model. Analisis bisa dilakukan setelah laporan tahunan dari PT. Telkom Indonesia dan PT. XYZ dibandingkan dan didapatkan data pangsa pasar B2B dari sumber internal. Setelah semua data dianalisis, dapat disimpulkan strategi yang dibutuhkan untuk meningkatkan pangsa pasar.
The competition in the telecommunication service provider has never been this tight especially in B2B segment. Because of the competition, PT. XYZ is suffered from this competition and indicated by the stagnant revenue and declining market share from the previous year. In order to increase PT. XYZs market share, it is necessary for external and internal analysis to identify the strategies needed and can be done to strengthen the resources both tangible and intangible to gain the competitive advantages over other competitors. This research will analyze the strategies using several tools including Pareto Analysis, Canvas Strategy from Blue Ocean Strategy, and Business Model Canvas. The analysis can be done after the analysis from the annual report from Telkom Indonesia and PT. XYZ gathered and compared and get the B2B market share from the internal sources. After all the data been analyzed, the strategies needed could be concluded based on the analysis.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Global competition indicated by the emerging of much competitors operate in the world market and the emerging of the competitors in other countries caused business environment becomes dynamic and tightly competition. Pursuing competitive advantage becomes the key factor on winning the competition on such environment through managing the activities of human resources based on strategic perspective .Based on this perspective, the strategy of human resource must relevance with the business strategy.Topology of human resource management strategy is an alternative approach for formulation that strategy.Identifing the needed role bahavior of competitive strategy becoming the important factor on effectiveness of competitive strategy implementation.
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>