Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 80 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mohammad Zaadit Taqwa
Abstrak :
Termoelektrik adalah fenomena yang berhubungan dengan perubahan temperatur dan beda potensial. Banyaknya aplikasi dari termoelektrik mendorong penelitian tentang material termoelektrik di Departemen Fisika Universitas Indonesia. Performa material termoelektrik dapat dihitung menggunakan nilai figure of merit. Untuk menghitungnya dibutuhkan nilai koefisien seebeck, konduktivitas listrik, dan konduktivitas panas. Seluruh nilai tersebut bisa didapatkan melalui sistem karakterisasi material termoelektrik yang memiliki sistem pengendalian temperatur dan arus listrik di dalamnya. Sumber arus dibuat memanfaatkan DAC dan rangkaian op-amp. Sumber arus yang digunakan memiliki tiga rentang arus yang dapat digunakan yaitu, 0-50 mA, 0-10 mA, dan 0-5 mA. Untuk menjaga temperatur probe dingin di suhu ruang, dilakukan pengendalian menggunakan metode Direct Synthesis dengan nilai Kc = 1,24 dan 𝜏𝐼 = 310. Sementara pada pengendalian temperatur pemanas, digunakan metode IMC dengan nilai Kc = 1,238, 𝜏𝐼 = 1122s dan , 𝜏𝐷 = 38,574s.
Thermoelectric is a phenomenon related to temperature changes and potential differences. Many applications of thermoelectrics encourage research on thermoelectric materials in the Department of Physics Universitas Indonesia. Thermoelectric material performance can be calculated using a reasonable number value. To calculate the required values for the seebeck coefficient, electrical conductivity, and heat conductivity. All of these values can be obtained through the thermoelectric material characterization system which has a temperature and electric current control system in it. Electric current source is made using DAC and op-amp circuit. This electric current source has three ranges of current that can be used, namely, 0-50 mA, 0-10 mA, and 0-5 mA. To keep the temperature of the cold probe at room temperature, control was carried out using the Direct Synthesis method with a value of Kc = 1,24 and 𝜏𝐼 = 310. While at heating temperature, the IMC method was used with a value of Kc = 1,238, 𝜏𝐼 = 1122s dan , 𝜏𝐷 = 38,574s.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stepan Botman
Abstrak :
ABSTRAK
In this paper we present a numerical procedure for calculation of electrical conductivity in a periodic lattice of one dimensional zero range potentials with a case of dominant impurity scattering. The conductivity was previously obtained in an integral form via an approximate solution of the kinetic Kolmogorov equation. The proposed approach is based on the quadrature formula for certain type of integrals. The results are compared with the low temperature limit approximation.
TASK, 2017
600 SBAG 21:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hutagalung, Kocu Andre
Abstrak :
Film tipis PbSe dengan tebal 8500 A. dibuat dengan metode evaporasi termal pada tekanan < 10-5 mbar. Dari hasil Difraksi Sinar-X ternyata film menunjukkan karakteristik film tipis polikristalin dengan prefered orientation pada arah <200> yang mengindikasikan Struktur Kolumnar. Pada arah tumbuh yang disukai tidak diamati perubahan ukuran butir dan kerapatan film sebagai akibat proses anil selama 45 dan 90 menit, tapi secara umum diamati penurunan FWHM pada kondisi dianil 90 menit. Pengukuran konduktivitas listrik dilakukan dengan menggunakan metode Four Point Probe pada temperatur 11-300 K. Ketergantungan konduktivitas listrik terhadap temperatur memperlihatkan karakteristik Semikonduktor Ekstrinsik yang jelas dengan besar Pita Larangan masih ada pada harga yang diberikan oleh literatur. Juga terlihat harga konduktivitas semakin tinggi sebagai akibat proses anil yang diyakini disebabkan oleh perubahan mobilitas pada bidang-bidang lain sebagai akibat hilangnya fasa-fasa amorf yang biasanya mengelilingi butir.
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Astawa
Abstrak :
ABSTRAK
Tulisan ini akan membahas analisis kinerja penyelesaian persamaan rambatan panas dua dimensi, dengan menggunakan metode odd-even Hopscotch secara paralel pada komputer paralel berbasis transputer. Analisis kinerja yang dimaksudkan disini berkisar pada masalah pengaruh jumlah prosesor, jumlah data, geometri data dan konfigurasi prosesor terhadap speedup dan efisiensi serta trade-off paralelisme lainnya.

Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan parameter-parameter yang mempengaruhi speedup dan efisiensi, khususnya pada metode Hopscotch dan untuk masalah-masalah lain yang serupa pada umumnya. Sehingga dengan menggunakan parameter tersebut dapat menentukan topologi prosesor yang bisa memberikan speedup yang optimal.
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ronaldo Yosua
Abstrak :
Konduktivitas kalor (k) adalah sebuah nilai yang menyatakan kemampuan suatu material (padat, cair dan gas) untuk menghantarkan energi. Terdapat berbagai macam alat pengukuran untuk mengukur nilai nilai konduktivitas kalor berdasarkan jenis material nya. Pada penelitian ini akan membuat sebuah inovasi di alat pengukuran konduktivitas kalor untuk material padat yaitu yang lebih portabel dengan dasar pemikiran yaitu memodifikasi alat pengukuran konduktivitas kalor buatan Ogawa Seiki. Alat pengukuran buatan Ogawa Seiki ini memiliki dimensi yang besar sehingga memerlukan ruang yang cukup besar serta tidak mudah dipindahkan dari suatu tempat ke tempat yang lain. Metode dalam alat pengukuran yang akan dibuat ini adalah metode Axial Flow yaitu mengalirnya energi kalor dari sisi pemanas ke sisi pendingin dalam arah vertikal. Metode perhitungan nya akan mengikuti metode perhitungan alat Ogawa Seiki. Pengujian yang dilakukan untuk melihat nilai kesalahan dari alat pengukuran ini dan hasilnya adalah 4-10% nilai kesalahannya untuk material dari nilai konduktivitas kalornya bernilai 15-200 W/m K serta 139% untuk material yang bernilai 0.2 W/ m K. Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa alat ini hanya mampu menghitung nilai untuk material logam.
The thermal conductivity (k) is a value that represents the ability of a material (solid, liquid and gas) to conduct energy. There are various kinds of measurement apparatus for measuring thermal conductivity values ​​based on the type of material. This research will make an innovation in the thermal conductivity measurement apparatus for solid material, which is more portable with the basic idea of ​​modifying the thermal conductivity measurement apparatus made by Ogawa Seiki. This measurement apparatus made by Ogawa Seiki has large dimensions so it requires a large enough space and is not easily moved from one place to another. The method in the measurement apparatus to be made is the Axial Flow method which means the flow of thermal energy from the heater side to the cooler side in the vertical direction. The calculation method will same with Ogawa Seiki calculation method. The preliminary test carried out to see the error value of this measurement apparatus and the result are 4-10% of the error value for the material of the heating conductivity value is 15-200 W / m K and 139% for material that is worth 0.2 W / m K. From these results it was concluded that this apparatus measurement was only able to calculate metal material.,
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Dautama
Abstrak :
Nanofluida adalah fluida penghantar panas yang mengandung partikel berukuran nano ( 1 – 100 nm). Penelitian yang dilakukan membahas karakterisasi nanofluida berbahan dasar fraksi non-logam dari limbah elektronik Printed Circuit Board (PCB) yang didominasi kandungan SiO2. Karakterisasi berfokus pada pengaruh konsentrasi partikel (0; 0,1; 0,3; dan 0,5%) dan surfaktan Cetyltrimethylammonium bromida (CTAB) (0; 3; 5; dan 7%) terhadap kondktivitas termal, viskositas, dan zeta potensial nanofluida. Hasil pengujian Particle Size Analyzer (PSA) pada partikel menunjukkan terjadinya peningkatan ukuran partikel dari 268,7 d.nm menjadi 1035,6 d.nm (milling 10 jam) dan 572,6 d.nm (milling 20 jam), sehingga partikel tidak mencapai ukuran nano dan tergolong kedalam micro-dispersed thermal fluid. Nilai konduktivitas termal mengalami penurunan seiring meningkatnya konsentrasi partikel dan surfaktan dengan nilai tertinggi pada sampel 0,5% partikel dan 0% CTAB sebesar 0,764 W/mK. Nilai viskositas mengalami peningkatan linear seiring dengan penambahan konsentrasi partikel dan surfaktan dengan nilai tertinggi pada sampel 0,5% partikel dan 7% CTAB sebesar 2,658 mPa.s. Nilai zeta potensial mengalami peningkatan seiring penambahan konsentrasi partikel dan surfaktan hingga titik optimumnya pada sampel 5% CTAB dengan hasil zeta potensial 43 mV. ......Nanofluids are heat transfer fluids that contain nano-sized particles (1-100 nm). The conducted research discusses the characterization of nanofluids based on the non-metallic fraction of Printed Circuit Board (PCB) electronic waste, predominantly containing SiO2. The characterization focuses on the influence of particle concentration (0, 0.1, 0.3, and 0.5%) and Cetyltrimethylammonium bromide (CTAB) surfactant (0, 3, 5, and 7%) on the thermal conductivity, viscosity, and zeta potential of the nanofluids. Particle Size Analyzer (PSA) testing results on the particles indicate an increase in particle size from 268.7 d.nm to 1035.6 d.nm (after 10 hours of milling) and 572.6 d.nm (after 20 hours of milling), indicating that the particles do not reach the nano size and belong to the category of micro-dispersed thermal fluid. The thermal conductivity value decreases with increasing particle and surfactant concentrations, with the highest value observed in the sample with 0.5% particles and 0% CTAB, amounting to 0.764 W/mK. The viscosity value shows a linear increase with the addition of particle and surfactant concentrations, reaching the highest value in the sample with 0.5% particles and 7% CTAB, at 2.658 mPa.s. The zeta potential value increases with increasing particle and surfactant concentrations until reaching the optimum point in the sample with 5% CTAB, resulting in a zeta potential of 43 mV.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gibran Muhammad Rayhansa
Abstrak :
Laporan ini menyelidiki temuan pada pengujian sifat hidrolik dari Stone Wool untuk melihat kinerjanya sebagai media filter dengan menggunakan alat setup eksperimen baru. Setup akan dirancang sedemikian rupa sehingga kepala hidrolik dan panjang filter dapat divariasikan untuk mengamati laju aliran yang dihasilkan oleh metode ini, dan kemudian konduktivitas hidrolik akan dihitung. Panjang media filter stone wool yang digunakan ada dua yaitu 9,6 cm dan 16 cm, serta tinggi tekan bervariasi dari 117 cm sampai 74 cm sampai 44 cm. Hasilnya menunjukkan bahwa konduktivitas hidrolik lebih besar pada penampang yang lebih panjang dan, secara umum, dengan tinggi tekan hidrolik yang lebih tinggi, dengan temuan berkisar antara 0,216 cm/s hingga 0,408 cm/s. Hasil ini mungkin disebabkan oleh laju aliran yang tidak konsisten yang diamati selama percobaan, yang menyebabkan terciptanya outlier. Namun, hasil ini memperjelas seperti apa bentuk Stone Wool yang memiliki potensi terbesar sebagai media filter. Informasi lebih lanjut akan diberikan dalam laporan ini. ......This paper investigates the findings on testing hydraulic properties of stone wool to see its performance as a filter media by using a new experimental setup. The setup will be designed so that the hydraulic heads and length of the filter can be varied in order to observe the flow rate produced by this method, and then hydraulic conductivity will be calculated. There were two lengths of stone wool filter media used, 9.6 cm and 16 cm, and the hydraulic heads varied from 117 cm to 74 cm to 44 cm. The results demonstrate that the hydraulic conductivity is greater on the longer section and, in general, with higher hydraulic head, with findings ranging from 0.216 cm/s to 0.408 cm/s. These results may be due to the inconsistent flow rates observed during the experiment, which led to the creation of outliers. However, these results have made it clear which types of stone wool have the greatest potential as filter media. More information will be provided in this report.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Purwantomo
Abstrak :
ABSTRAK Pentingnya penyimpanan biji telah dikenal manusia semenjak manusia mulai mendomestikasi tumbuhan. Telah diketahui bentuk hubungan antara kadar air dan viabilitas pada biji utuh dan potongan biji yang mengandung embrio Artocarpus heterophyllus Lam. Viabilitas diukur dengan nilai daya hantar listrik (DHL atau konduktivitas). Setiap 1,5 jam sekali dilakukan pengamatan terhadap kadar air biji dan nilai DHL yang dilakukan sampai waktu pengeringan 6 jam melalui 3 macam metode pengeringan (silica gel, matahari, dan oven suhu 40°C). Hasil uji statistik menunjukkan terdapat perbedaan nyata antara kadar air awal biji utuh dan kadar air awal dan potongan biji yang mengandung embrio. Dari ketiga metode pengeringan, silica gel mengeringkan material paling cepat, diikuti pengeringan dengan matahari, dan oven. Bentuk potongan biji yang mengandung embrio lebih cepat mengering daripada biji utuh. Kerentanan biji Artocarpus heterophyllus Lam. terhadap pengeringan memperlihatkan bentuk model regresi yang berbeda antara biji utuh dan potongan biji yang mengandung embrio. Kadar air diduga melalui perhitungan berat kering. Diperoleh hasil bahwa bentuk hubungan yang terjadi pads biji utuh adalah sesuai dengan model Y = 1339,544 - 22,1332X dengan koefisien determinasi sebesar 0,978, sedangkan pada potongan biji yang mengandung embrio adalah mengikuti model Y=965,575 - 14,772X dengan koefisien determinasi sebesar 0,948. Ada pun X adalah peubah kadar air (peubah bebas) dengan Y sebagai peubah viabilitas dengan nilai DHL (peubah). Biji nangka mampu bertahan pada suhu 14°C dengan viabilitas 100% dalam kondisi kadar air tanpa pengeringan dan kadar air 50% selama dua bulan atau lebih. Walau pun demikian kadar air kondisi tanpa pengeringan masih tetap mampu bertahan pada suhu 26°C selama dua bulan. Kadar air awal biji berpengaruh nyata dalam menentukan viabilitas biji selama disimpan.
ABSTRACT Seed is the most convenient part of the plant to store and have been known to survive for many weeks. The basic principles of a seed bank are to collect, conserve and provide or exchange germplasm. Seed can be deposited for different periods - short, mid, and long term for different purposes. The longevity of seed is considerable. Seed can be classified into two groups, orthodox and recalcitrant. Many of seed of tropical tree is recalcitrant. Because many tree species in tropic have the economic value, so study of recalcitrant seed is needed. The aim of this study was to find out the relationship between the seed moisture content decreased with the viability decreased. Therefore, the results can be used as a basic information for the further research. The research was conducted on two kind of material, the excised embryo and whole seed. Each of those materials was desiccated with three kind of desiccation methods - silica gel, sun, and oven_ The viability is known by a conductivity value. The effect of desiccation on storability of recalcitrant seed of Artocarpus heterophyllus was studied. As the seed moisture of A. heterophyllus decreased, viability decreased while conductivity value increased. The excised embryo could be desiccated more rapidly rather than whole seed. The silica gel seem to be efective method for seed drying than that of the sun and the oven. Whole seeds were stored in sealed thin plastic container. Seed with seed coat could germinate on 26°C in one month. In sealed container there were no significantly different of moisture content during eight weeks storage or more. Seed without desiccation is best for maintaining their viability especially at 14°C in sealed container.
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulkifli
Abstrak :
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan energi listrik, maka kebutuhan penghantar listrik seperti jaringan transmisi/distribusi daya dan peralatan penunjang lainnya serta kebutuhan lahan untuk pembangunan jaringan juga meningkat. Dengan adanya permasalahan diatas, sementara daya listrik yang disalurkan semakin besar, maka diperlukan jenis jaringan transmisi/distribusi yang mempunyai kapasitas hantar daya yang besar. Kawat penghantar aluminium konvensional yang umumnya digunakan seperti jenis EC Grade (AAC) atau alloy 6201/6101 pada jaringan transmisi/distribusi listrik memiliki Kapasitas Hantar Arus (KHA) yang relatif rendah. Hal ini disebabkan karena kawat penghantar tersebut hanya mampu dioperasikan secara kontinu pada suhu sekitar 900 C . Untuk meningkatkan KHA, maka kawat penghantar tersebut harus mampu dioperasikan pada suhu yang lebih tinggi dan untuk itu diperlukan jenis kawat penghantar dengan sifat tahan panas yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari Kemampuan Hantaran Arus (KHA) dari konduktor Aluminium Tahan Panas yang sering disebut dengan kawat TAL (Thermal Resistant Aluminium Alloy) dengan membandingkannya terhadap konduktor EC Grade. Dalam penelitian pada penghantar TAL yang dipelajari ada dua jenis yaitu: a) TAL yang ditambahkan dengan RE ( rare earth metal) atau unsur tanah jarang (TAL+) b) TAL tanpa penambahan RE (TAL-). Pada penelitian ini Benda uji yang digunakan berbentuk kawat berdiameter 3,2 mm Berbagai pengujian dilakukan untuk menentukan sifat-sifat mekanis dari kawat TAL meliputi : · Uji Tank · Uji sifat listrik · UJi Creep Dan untuk mengetahui struktur dari kawat TAL dilakukan pengujian metalografi dengan peralatan antara lain · Mikroskop optik · Scanning Electron Microscope (GEM) · Transmission Electron Microscope (TEM) · Uji tarik dan uji creep dilakukan untuk menentukan
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Zamroni
Abstrak :
Salah satu penggunaan paduan aluminium yang cukup panting adalah sebagai kawat transmisi listrik. Sebagai kawat transmisi listrik, aluminium dituntut untuk memberikan konduktivitas listrik yang balk. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kerugian daya pada transmisi listrik tersebut. International Electrical Comission (EEC) menetapkan harga konduktivitas listrik minimal yang harus dipunyai oleh konduktor dengan material paduan aluminium sebesar 61 %-IACS (International Annealed Copper Standard) pada temperatur 20°C. Akhir-akhir ini, kapasitas jaringan transmisi listrik udara dibuat semakin besar sehingga dalam pengoperasiannya sering menimbulkan panas yang cukup tinggi, dengan temperatur sekitar 250°C. Pada kondisi demikian, kawat ACSR (Aluminium Conductor Steel Reinforced) biasa, yang sering digunakan sebagai konduktor transmisi tegangan tinggi, tidak dapat digunakan lagi secara laik, karena mengalami penurunan kekuatan dan terjadi proses pemuluran. Menurut informasi literatur, unsur zirkonium dapat meningkatkan sifat tahan panas suatu material akan tetapi menurunkan konduktivitas listrik-nya, sedangkan unsur logam tanah jarang meningkatkan konduktivitas listrik suatu material. Penelitian ini hendak mengamati pengaruh penambahan kedua unsur tersebut terhadap sifat tahan panas dan konduktivitas listrik kawat ACSR, dengan harapan dapat diperoleh komposisi paduan yang menghasilkan peningkatan sifat tahan panas kawat ACSR dengan tidak mengurangi konduktivitas listriknya. Pada penelitian ini dilakukan proses pembuatan kawat secara keseluruhan (dalam skala laboratorium), mulai dad proses pengecoran, pengerolan dan penarikan. Dari rangkaian proses tersebut banyak variabel yang mempengaruhi sifat mekanis dari hasil kawat yang diperoleh, antara lain : proses solidifikasi, penambahan unsur paduan, deformasi akibat pengerolan dan penarikan serta proses periakuan panas. ()fah karena itu, pada penelitian ini hanya dibatasi pada pengaruh unsur paduan (Zr dan logam tanah jarang, dalam hal ini Ce) terhadap sifat tahan panas dan konduktivitas listrik dari hasil kawat yang diperoleh, dengan menjaga variabel yang lain konstan. Sifat tahan panas dari kawat ditunjukkan oleh karakteristik kekuatan tank kawat pada berbagai kondisi anil, karakteristik kekuatan tank kawat pada temperatur tinggi, serta karakteristik creep dari masing-masing kawat pada temperatur rendah dan tinggi. Hasil penelitian ini menunjukkan, penambahan 0,051 %-Ce pada ACSR dapat meningkatkan harga konduktivitas listriknya sebesar 0,72 %-IACS, sedangkan penambahan 0,107 %-Zr pada ACSR menyebabkan konduktivitas listrik mengalami penurunan sebesar 5,5 %-IACS. Akan tetapi penambahan Zr dapat memperbaiki sifat tahan mulur kawat. Dari hasil penelitian secara keseluruhan, dapat ditarik kesimpulan bahwa Zr menyebabkan turunnya harga konduktivitas listrik kawat, sebaliknya Ce meningkatkan harga konduktivitas listriknya. Pengaruh Ce terhadap sifat tahan panas belum dapat disimpulkan dari hasil penelitian ini. Dari semua sampel penelitian yang dibuat, komposisi Zr dan Ce yang memberikan hasil terbaik adalah 0,088 %-Zr dan 0,114 %-Ce, dengan harga konduktivitas listrik sebesar 58,55 %-IACS serta temperatur maksimum sebesar 300°C (jangka pendek) dan 250°C (kontinyu). Sedangkan ACSR tanpa pemadu mempunyai harga konduktivitas listrik sebesar 60,42 %-IACS serta terperatur maksimum sebesar 210 °C (jangka pendek) dan 170 °C (kontinyu). Hasil terbaik tersebut belum memenuhi standard konduktivitas minimal yang ditetapkan (yaitu 61 %-IACS). Oleh karena itu komposisi Ce hams ditingkatkan lagi. Hasil estimasi komposisi Ce yang menghasilkan konduktivitas 61 %-IACS adalah 0,2 °A-Ce.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
T10520
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>