Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budi Sudarmono
Abstrak :
Sifat-sifat plastik amat tergantung dari zat aditif yang ditambahkan. Karenanya banyak compozmder mencampurkan filler yang memiliki sifat tertentu dengan harapan terjadi peningkatan sifat dari material hasil pencam puran. Dengan teknik pencampuran dan penambahan filler tertcntu dapat diperoleh suatu material plastik barn yang memiliki sifat-sifat yang jauh berbeda dengan sifat alami plastik tersebut. Polivinil klorida (PVC) yang secara alamiah merupakan material yang non konduktiil dapat ditingkatkan sifat konduktifitasnya den gan menambahkan filler yang bersifat konduktif Tembaga yang merupakan logam yang paling banyak dipakai sebagai kon duktor dipilih sebagai filter. Besarnya kondukitifitas yang terjadi tergantung pada geometri filler, jenis kontak antarpartikel, dan interaksi antara polimer dengan filler. Kuatnya interaksi antara filler dengan polimer tergantung pada kemampuan polimer membasahi perrnukaan Ellen Dan nilai absolut konduktigitas polimer tertentu tergantung dari jenis kontak antara parfikel filler itu sendiri. Penambahan filler ini juga akan mempengaruhi sifat-sifat mekanis PVC. Sifat mekanis yang dihasilkan akan sangat tergan tung dari jenis kontak antara tiller dengan matriknya. Penambahan iiller konduktif serbuk tembaga sampai 8% volume ke dalam unplasticized PVC (UPVC) menghasilkan perubahan sifat konduktifitas listrik dan mekanisnya, Dengan adanya serbuk tembaga didalam maLrik PVC terjadi peningkatan konduktifltas Iistrik dan modulus Heksural. Sedangkan kekuatan fleksural, kuat impak dan shrinkagenya menurun.Sifat-sifat plastik amat tergantung dari zat aditif yang ditambahkan. Karenanya banyak compozmder mencampurkan filler yang memiliki sifat tertentu dengan harapan terjadi peningkatan sifat dari material hasil pencam puran. Dengan teknik pencampuran dan penambahan filler tertcntu dapat diperoleh suatu material plastik barn yang memiliki sifat-sifat yang jauh berbeda dengan sifat alami plastik tersebut. Polivinil klorida (PVC) yang secara alamiah merupakan material yang non konduktiil dapat ditingkatkan sifat konduktifitasnya den gan menambahkan filler yang bersifat konduktif Tembaga yang merupakan logam yang paling banyak dipakai sebagai kon duktor dipilih sebagai filter. Besarnya kondukitifitas yang terjadi tergantung pada geometri filler, jenis kontak antarpartikel, dan interaksi antara polimer dengan filler. Kuatnya interaksi antara filler dengan polimer tergantung pada kemampuan polimer membasahi perrnukaan Ellen Dan nilai absolut konduktigitas polimer tertentu tergantung dari jenis kontak antara parfikel filler itu sendiri. Penambahan filler ini juga akan mempengaruhi sifat-sifat mekanis PVC. Sifat mekanis yang dihasilkan akan sangat tergan tung dari jenis kontak antara tiller dengan matriknya. Penambahan filler konduktif serbuk tembaga sampai 8% volume ke dalam unplasticized PVC (UPVC) menghasilkan perubahan sifat konduktifitas listrik dan mekanisnya, Dengan adanya serbuk tembaga didalam maLrik PVC terjadi peningkatan konduktifltas Iistrik dan modulus Heksural. Sedangkan kekuatan fleksural, kuat impak dan shrinkagenya menurun.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41260
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Handrijono
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S41048
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panggabean, Lamria Nora Fransisca
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S47826
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
AAN Rai Indra Wardana
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T41214
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marendi Rahman
Abstrak :
Copper Slag in the fomi of waste coming from process purification of copper exploited as material for the construction. Material of Copper slag which has the character of cement was exploited with cement by substituting in concrete mixture and that expected it can improve the compressive strength, flexural strength, and shear strength at the concrete. This research is done in laboratory by doing examination to test object which have been design with composition 10%, 15%, 20%, 25% and 30% Hom cement weight which required in concrete mixture. Examination of the test objects in the form of examination of compressive strength, flexural strength and shear strength. From composition which have been planned, is expected to get the optimum value which fiom rate of copper slag required as substitution cement. Pursuant to the research by using slag copper which is have gradation near by sand gradation is got that optimum rate of slag copper as substitution cement is 15% fiom required cement weight. Concrete mixture with rate of copper slag 15% this got compressive strength with degradation 28,488% from compressive strength of normal concrete. While for flexural strength with sameness rate of copper slag is increased 6,25% from flexural strength of normal concrete. And for shear strength with sameness rate of copper slag is got degradation l0,909% from shear strength of normal concrete.
Copper Slug berupa limbah yang berasal dari proses pemurnian tembaga yang dimanfaatkan sebagai material untuk konsu-uksi. Material copper slag yang memiliki sifat cemenric ini dimanfaatkan dengan rnensubtitusi semen dalam campuran beton sehingga diharapkan dapat meningkatkan kuat tekan, kuat lentur, dan kuat geser beton tersebut. Penelitian ini dilakukan di laboratorium dengan cara melakukan pengujian terhadap benda uji yang telah didesain dengan komposisi 10%, 15%, 20%, 25% dan 30% dari berat semen yang dibutuhkan dalam campuran beton. Pengujian benda uji tersebut berupa pengujian kuat tekan, kuat lentur dan kuat geser. Dari komposisi yang telah direnoanakan diharapkan didapat nilai optimum yang dari kadar copper slag yang dibutuhkan sebagai pensubtitusi semen berdasarlcan berat semen yang dibutuhkan. Berdasarkan penelitian dengan menggunakan copper slag yang bergradasi mendekati gradasi pasir ini didapatkan bahwa kadar optimum copper slag sebagai subtitusi semen adalah sebesar 15% dari berat semen yang dibutuhkan. Campuran beton dengan kadar copper slag sebesar 15% ini didapatkan kuat tekan dengan penurunan sebesar 28,488% dari kuat tekan beton normal. Sedangl-can untuk kuat lentumya dengan kadar copper slag yang sama teljadi kenaikan sebesar 6,25% dari kuat lentur beton normal. Dan untuk kuat gesemya dengan kadar copper slag yang sama pula terjadi penurunan sebesar lO,909% dari kuat geser beton normal.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35179
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahler, Armando
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008
446.152 ARM d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriana
Abstrak :
Latar Belakang: Persalinan preterm adalah persalinan sebelum usia kehamilan 37 minggu lengkap. Persalinan preterm ini masih menjadi masalah di seluruh dunia. Pada laporan World Health Organization WHO , Indonesia menduduki peringkat kelima negara dengan persalinan preterm terbanyak yakni 675.700 persalinan pada tahun 2010. Berbagai faktor dihubungkan dengan penyebab terjadinya persalinan preterm, termasuk salah satunya adalah gangguan nutrisi selama kehamilan, terutama seng, selenium, besi dan tembaga. Tujuan: Penelitian ini membandingkan kadar seng, selenium, besi dan tembaga pada serum maternal ibu hamil normal dan preterm. Metode: Penelitian dilakukan dengan uji potong-lintang dengan subjek penelitian ibu hamil baik preterm maupun aterm yang akan melaksanakan persalinan di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dan RS Budi Kemuliaan Jakarta pada Januari hingga April 2017. Penelitian dilakukan dengan membandingkan kadar masing-masing mikronutrien pada kedua kelompok subjek. Hasil: Dalam jangka waktu Januari hingga April 2017 didapatkan 53 subjek penelitian yakni 30 ibu hamil normal dan 23 ibu dengan kehamilan preterm. Seluruh subjek dimasukkan dalam analisis data. Kadar seng, selenium, besi dan tembaga pada ibu dengan kehamilan preterm secara berurutan adalah 42 g/dL, 72,39 g/L, 74 g/L, dan 2144,52 g/dL. Sedangkan kadar seng, selenium, besi dan tembaga pada ibu hamil normal secara berurutan adalah 42 g/dL, 67,27 g/L, 70,5 g/L, dan 2221 g/dL. Tidak ada perbedaan bermakna kadar mikronutrien pada kedua kelompok subjek. Kesimpulan: Penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan kadar seng, selenium, besi dan tembaga pada ibu hamil normal dan ibu dengan kehamilan preterm. ...... Background: Preterm labor is delivery before 37 weeks of gestation. This preterm labor is still a worldwide burden. According to World Health Organization WHO report in 2010, Indonesia was ranked the fifth among other countries, with 675.700 preterm deliveries. Various factors were associated with the cause of preterm labour, including nutritional disorder in pregnancy, such as zinc, selenium, iron and copper. Objective: The aim of this study is to compare zinc, selenium, iron and copper levels in maternal serum of normal and preterm pregnancy. Methods: It is a cross sectional study with preterm and normal pregnant woman who will carry delivery in Dr. Ciptomangunkusumo National Hospital and Budi Kemuliaan Jakarta Hospital from January to April 2017. This study was conducted by comparing the levels of each micronutient in both groups of subjects. Result: From January until April 2017, there were 53 subjects divided into 30 normal pregnant women and 23 preterm pregnant women. The levels of zinc, selenium iron and copper in preterm pregnancy were 42 g dL, 72,39 g L, 74 g L, and 2144,52 g dL. Levels of zinc, selenium, iron and copper ini normal pregnant women were 42 g dL, 67,27 g L, 70,5 g L, and 2221 g dL. There was no difference in micronutrients level in both groups. Conclusion: This study concluded that there was no difference in zinc, selenium, iron and copper levels in normal and preterm pregnancy.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Luthfi
Abstrak :
Karena kurangnya kuantitas dan kualitas dari sumber air eksisting UI, PDAM Tirta Asasta, UI berencana untuk membangun SPAM untuk memenuhi kebutuhan lingkungan kampus UI sendiri. Salah satu parameter kualitas air yang diatur pada PP No. 82 Tahun 2001 sebagai baku mutu untuk air baku Instalasi Pengolahan Air Minum adalah logam berat, salah satunya yaitu tembaga. Keberadaan logam ini tinggi pada kandungan sedimen, dan dapat terlepas menuju air. Oleh karenanya, eksperimen ini dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh/dampak parameter fisik-lingkungan danau berupa pH, temperatur, dan konsentrasi amonia terhadap terjadinya desorpsi logam tembaga di sedimen Danau Salam UI. Eksperimen awalnya dilakukan dengan pengambilan sampel sedimen dan sampel air. Sampel sedimen dan air dikumpulkan dari 3 titik di dekat posisi inlet IPAM yang direncanakan berdasarkan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum UI (RISPAM UI). Dari hasil dari pengujian, didapat konsentrasi tembaga di sedimen, dari 83.1 mg/Kg hingga 92.7 mg/Kg. Selanjutnya, dilakukan eksperimen desorpsi dan dianalisa menggunakan metode regresi linear. Diketahui bahwa pH merupakan parameter yang paling berpengaruh dalam terjadinya proses desorpsi tembaga pada sedimen Danau Salam. Hasil regresi linear, nilai koefisien pH, temperatur, dan konsentrasi amonia adalah -0.0072, -0.0042, dan 0.0003. Nilai pH menunjukkan kemiringan (slope) tertinggi, diikuti dengan temperatur, lalu konsentrasi amonia. ......Due to the lack of quantity and quality from UI's existing water source, PDAM Tirta Asasta, UI plans to build SPAM to meet the needs of the UI campus environment itself. One of the water quality parameters regulated in PP. 82 of 2001 as the quality standard for raw water for Drinking Water Treatment Plants is heavy metals, including copper, cobalt and lead. The presence of these metal is high in sediment content, and could be released into water. Therefore, this experiment was conducted to determine the effect / impact of the physical parameters of the lake environment in the form of pH, temperature and ammonia concentration on the occurrence of copper desorption in the sediments of Lake Salam UI. Initial experiments were carried out by taking sediment samples and water samples. Sediment and water samples were collected from 3 points near the IPAM inlet position which was planned based on the Master Plan for Drinking Water Supply System UI (RISPAM UI). From the test results, the copper concentration in the sediment was obtained, from 83.1 mg / Kg to 92.7 mg / Kg. Furthermore, a desorption experiment was carried out and analyzed using linear regression methods. It is known that pH is the most influential parameter in the process of copper desorption in the Salam Lake sediments. The results of linear regression, the coefficient values for pH, temperature, and ammonia concentration are -0.0072, -0.0042, and 0.0003. The pH value shows the highest slope, followed by temperature, then the ammonia concentration.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hery Suyanto
Abstrak :
Telah dilakukan pembangkitan plasma gelombang kejut hasil interaksi antara laser Nd-YAG pada moda Q swicthed berenergi 80 mj dengan target tembaga di udara tekanan rendah. Untuk mengetahui karakteristik plasma lebih mendalam dan untuk menghindari penggunaan transformasi Abel, dilakukan analisa plasma dalam dua cara yang berbeda yaitu plasma ekspansi bebas (free expansion plasma) dan plasma ekspansi terbatas (confined plasma) yaitu dengan cara membatasi plasma ekspansi bebas dengan dua kaca sejajar tegak. Karena kesamaan karakteristik antara dua plasma ini, maka dapat dibandingkan harga intensitas emisi dan temperaturnya sebagai fungsi ruang dan waktu serta tekanan udara disekitar plasma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas relatif maksimum Cu 1521,8 nm untuk plasma ekspansi bebas lebih tinggi dan datang lebih lambat dari pada plasma ekspansi terbatas. Pola semacam ini juga berlaku untuk temperatur. Selain dari itu, intensitas emisi juga membesar dengan bertambah besarnya tekanan udara disekitar plasma (1-15 ton) baik plasma ekspansi bebas maupun plasma ekspansi terbatas. Untuk membuktikan kesamaan kelakuan antara plasma ekspansi bebas dengan plasma ekspansi terbatas dan juga untuk keperluan transformasi Abel, maka dilakukan pengujian kesimetrisan dan hemisperis pada kedua plasma tersebut.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>