Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 98 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Robiati
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S41593
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1990
S28002
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fariz Rayhan
"Reduksi gas CO2 secara elektrolisis dengan menggunakan elektroda Cu pada larutan elektrolit NaHCO3 dan buffer fosfat telah dilakukan. Metode elektrolisis arus tetap dilakukan pada arus 8A dengan potensial sebesar 7V. Produk yang dihasilkan dianalisis dengan menggunakan GC-TCD dan Gasboard-3000 setelah elektrolisis selama 30 menit. Variasi yang dilakukan pada penelitian ini berupa laju alir gas CO2 murni dan variasi suhu ruang elektroda. Senyawa CO dihasilkan pada percobaan kali ini. Efisiensi faraday tertinggi pada reduksi CO2 ini adalah 6,53 % pada laju alir gas CO2 0,3L/menit dan suhu 10oC. Efisiensi faraday ini sangat dipengaruhi oleh preparasi larutan elektrolit, elektroda dan juga transfer masa.

The reduction of CO2 gas by electrolysis using Cu electrodes in NaHCO3 electrolyte solution and phosphate buffer was studied. Constant current electrolysis was conducted at 8A with potential at 7V. The results were analyzed using GC-TCD and Gasboard-3000 after electrolysis for 30 minutes. The variations applied in this study were the flow rate of pure CO2 gas and variations in the temperature of the electrode chamber. CO compounds are produced in this experiment. The highest faraday efficiency in this CO2 reduction is 6.53% at a CO2 gas flow rate of 0.3L / minute and a temperature of 10oC. Faraday efficiency is greatly influenced by the preparation of electrolyte solutions, electrodes and also mass transfer"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johar Wiryawan
"Telah dilakukan pembuatan paduan Al Cu dengan proses metalurgi serbuk (powder metallurgy). Bahan diperoleh dari Merck, kemurnian > 98,5 % untuk serbuk Al , sedang serbuk Cu, kemurnian > 99,7 %. Kedua serbuk tersebut dicampur dengan berbagai variasi komposisi persen berat, terdiri dari Al - 90,40% Cu, Al - 70, 19% Cu, Al - 33,33% Cu, Al - 0% Cu, Al - 3% Cu, Al - 5% Cu. Proses pembentukan dilakukan dengan menggerusnya selama 3 jam. Kemudian dilakukan proses pembentukan dengan cara cetak tekan menggunakan hidrolik press dengan tekanan 7 ton dan selanjutnya di Sinter/pembakaran pada temperatur 400°C, 500°C, 600°C. Heat treatment dilakukan selama 1 jam pada temperatur 540°C, quenching dalam media air. Karakterisasi meliputi analisis fasa dengan XRD, kekerasan, densitas serta kandungan unsur paduan dengan XRF. Hasil analisis fasa memperlihatkan adanya fasa Al2Cu yang ditunjukkan oleh puncak difraksi dengan orientasi (220), (310), (130). Fasa Al3Cu2 bidang orientasi (111), (205), (102) sedang fasa Al4Cu9, oleh puncak difraksi (330), (411 ), (600), (442) , pada temperatur sinter >- 500°C, densitas (appaerent density) meningkat dengan bertambahnya prosentase Cu,dan kenaikan temperatur sinter untuk komposisi Cu relatif kecil, nilai densitas :2,23gr/cm3 - 6,44gr/cm3 . Kekerasan cenderung meningkat tajam untuk temperatur sinter 600°C bisa mencapai 797 ,5 HV, khususnya untuk paduan komposisi (Al - 70, 19% Cu), hasil analisis kandungan unsur dengan XRF, semakin tinggi temperatur sinter ternyata prosentasi kandungan Al mengecil, kecuali untuk paduan Al - 0% Cu, kenaikan temperatur sinter menyebabkan kandungan Al justru naik, walaupun kenaikannya relatif kecil."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T39961
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widyastuti Samadi
"Keberadaan oksida nitrogen NO dan N02 yang dikenal sebagai gas NOx tidak hanya dihasilkan dari bahan bakar fosil tapi juga dihasilkan dari pembakaran biomasa, aktivitas vulkanik, emisi gas buang kendaraan bermotor, pabrik dll. Usaha untuk mengurangi emisi gas buang kendaraan bermotor telah banyak dilakukan antara lain dengan mencoba menggunakan bermacam katalis logam. Zeolit alam Cu-mordenit dan zeolit sintetis Cu-ZSM5 merupakan katalis yang dapat memperlihatkan kemampuan untuk mereduksi NO dengan baik. Pembuatan Na-ZSM5 dilakukan melalui proses hidrotermal menggunakan tangki tertutup yang dibuat dari stainless steel dengan dilapisi teflon. Proses dilakukan selama 5 hari dengan tekanan 3 Bar dan suhu 150°C .Proses pembuatan katalis Cu- ZSM5 maupun Cu-Mordenit dilakukan dengan cara impregnasi Na-ZSM5 dan HMordenit menggunakan larutan Cu-asetat dan CuN03. Pada katalis Na-ZSM5 impregnasi dilakukan melalui 2 cara, secara langsung pada saat gelatisasi dan secara tidak langsung melalui pembentukan Na-ZSM5. Pada zeolit - Mordenit proses impregnasi dilakukan melalui pembentukan H-Mordenit dilanjutkan dengan penambahan larutan CuN03. Uji katalitik dilakukan dengan mengalirkan gas NO pada katalis menggunakan reaktor yang terbuat dari gelas. Uji dilakukan pada suhu 100°C sampai 500°C dengan kenaikan bertahap 100° C. Analisis konversi gas NO dilakukan menggunakan metode Griess-Saltzman. Suhu optimal yang diperoleh adalah pada 300°C dengan persen konversi untuk Cu/Na-ZSM5 ( 46 jam) = 76,5 % sedang Cu/HMordenit (3x) = 57,2 %. Uji katalitik katalis Cu/Na-ZSM5 , Cu/H -Mordenit dan H-Mordenit dilakukan pada emisi gas buang mobil diesel, diperoleh basil konversi NO mencapai 2618,04 ppm untuk Cu/Na-ZSM5 ( 42 jam) dan 1255,33 ppm untuk Cu/H-Mordenit sedang untuk H-Mordenit mencapai 1545,20 ppm.;"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T40301
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Hakim
"Emisi CO2 dapat dikurangi dengan menangkapserta mengkonversinya. Telah dilakukan pengujian koversi CO2 menggunakan katalis elektrodeposit Cu pada elektroda Au (Andriyani, Nur. 2013). Elektroreduksi CO2dilakukan dengan mereduksinya menjadi dimetil karbonat (DMC) disertai penambahan CH3I dan CH3OH, (O. Yoshio et al., 1997). Luas permukaan kontak katalis dapat ditingkatkan dengan meningkatkan porositas deposit Cu. Penelitian ini membahas pengaruh counter ion terhadap porositas deposit Cu dan uji aktivitasnya sebagai katalis reduksi CO2 dengan menggunakan elektroda lempengan emas berukuran 0,5 x 0,5 cm. Counter ion yang digunakan adalah SO4 2-, NO3-, NH4 +, danPEG (polyethilene Glycol). Deposisi dilakukan menggunakan 4 variasi camuran melalui metode kronoamperometri pada potensial -0,64 volt (vs Ag/AgCl) selama 300 detik. KarakterisasiScanning Electron Microscope (SEM) menunjukan jumlah counter ion akan memperbesar porositas deposit Cudengan ukuran pori rata ?rata 200 - 600 nm dan makromolekul polar memberikan dampak yang lebih signifikan dengan ukuran pori yang seragam antara 200 ? 400 nm. Elektroreduksi CO2 menggunakan [BMIM][NTf2]mendapatkan persen yield sebesar 71,63 %, menunjukan porositas deposit Cu berbanding lurus dengan aktivitas katalitiknya.
CO2 emissions can be reduced by capturing and converting them. Research has been carried out the conversion of CO2 using Cu electrodeposits catalyst on Au electrode ( Andriyani , Nur . 2013) . CO2 Elektroreduction done by reducing it to dimethyl carbonate ( DMC ) with the addition of CH3I and CH3OH ( O. Yoshio et al . , 1997) . The contact surface area of the catalyst can be improved by increasing the porosity of the Cu deposits . This study discusses the effect of counter ions on the Cu deposit porosity and its catalytic activity, tested as CO2 reduction by using 0.5 x 0.5 cm gold plate electrode. Counter ion used is SO4 2- , NO3 - , NH4 + , and PEG ( polyethylene glycol ) . Deposition was performed using four variations of mixtures through methods Chronoampherometry at -0.64 volt potential (vs. Ag / AgCl) for 300 seconds. Characterization of Scanning Electron Microscope (SEM) shows the number of counter ions will increase the porosity of the Cu deposits with average pore diameter 200 - 600 nm and polar macromolecules provide a more significant impact with average interconnected pore diameter 200 - 400nm. Elektroreduksi CO2 using [BMIM] [NTf2] get percent yield of 71.63%, showed the higher porosity of Cu causes the higher catalytic activity."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S58516
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tony Tedjo
Bandung: Pionir Jaya, 2011
200 TON m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Kurnia AI, Purwanto E, Mahajoeno E. 2010. Exposure copper heavy metal (Cu) on freshwater mussel (Anodonta woodiana) and its relation to Cu and protein content in the body shell. Nusantara Bioscience 2: 48-53. To determine the relationship of Cu exposure in water to the freshwater mussel exposure experiment is conducted with water containing Cu. Which measured the influence of Cu and protein content in the body shell. This study used the freshwater mussel species, Anodonta woodiana. Oysters were exposed for four weeks in the water with Cu concentration of 0.02 ppm, 0.04 ppm, 0.06 ppm and 0.00 ppm control. Cu content and protein content in the body shells are checked every week. Cu analysis was done by AAS method and the protein content using Kjeldahl method. Cu analysis showed elevated levels of Cu in mussel body after exposure. The pattern of increase in Cu content was not the same, where the pattern of the largest increases occurred after the fourth week. The statistical test showed no significant effect between the treatment with Cu accumulation in the body shell. Protein analysis showed an increase of protein content after exposure of the second week and decreased after the third and fourth weeks. The pattern of changes in protein content varied among the various treatments. The statistical test showed no significant effect between treatment with the protein changes in the body shell. Correlation test of the relationship between concentration of Cu in mussel body protein level showed a positive correlation between them with a fairly good level of relationship (correlation coefficient r =0.836). "
570 NBS 2:1 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Suhariyanto
"Untuk mengetahui pengaruh Cu dan Zn terhadap paduan Al-Si-Mg maka dibuat Sampel I dan Sampel II. Sampel I paduan Al-Si-Mg dengan variasi persen berat (%wt) Cu sebesar : 0 ; 1,5 ; 3 dan 5 %wt sedang Zn dibuat konstan sebesar 1 %wt. Sampel II paduan Al-Si-Mg dengan variasi persen berat Zn sebesar : 0 ; 0,5 dan 1,5 %wt, sedang Cu dibuat konstan sebesar 3 %wt.
Selanjutnya dilakukan pengujian terhadap sampel-sampel tersebut, yaitu, pengujian : kekerasan, titik leleh , foto struktur mikro , SEM-EDAX dan Meping. Disamping itu juga didukung oleh data sekunder yang berupa hasil pengujian kekuatan tarik dan hasil pengujian dengan XRD.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa : semakin besar kandungan Cu , maka kekerasan akan naik, titik leleh akan turun, sedang kekuatan tariknya mula-mula naik sampai dengan kandungan Cu = 3 %wt, kemudian turun sampai kandungan Cu = 5 %wt. Disamping itu juga ditunjukkan bahwa : semakin besar kandungan Zn , maka kekerasan dan titik leleh akan turun, sedang kekuatan tariknya mula-mula turun sampai kandungan Cu = 0,5 %wt, kemudian naik sampai kandungan Cu sebesar 1,5 %wt.
Hasil pengujian-pengujian tersebut menunjukkan bahwa : pada paduan tersebut muncul dua fasa yang dominan, yaitu fasa yang sangat kaya dengan Al (sebagai matrik) dan fasa yang kaya dengan Si. Disamping itu juga menunjukkan bahwa Cu dan Zn sangat mempengaruhi bentuk morfologi dari struktur mikro paduan. Morfologi struktur mikro yang fasa kaya Si-nya berbentuk serabut yang berserakan (tidak teratur) mempunyai kekuatan tarik yang relatif tinggi."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Rama Saputri
"Sel khamir diketahui dapat digunakan sebagai elemen sensor biologi pada biosensor logam berat. Penelitian bertujuan mengetahui kemampuan deteksi biosensor logam Cu2+ menggunakan biomassa Rhodotorula mucilaginosa (Jörgensen) F.C. Harrison UICC Y-235 yang ditumbuhkan pada variasi medium pertumbuhan, yaitu medium Potato Dexrose Broth (PDB) dan Yeast-extract Peptone Glucose Broth (YPGB) dengan konsentrasi glukosa 0, 4, 10, 15, dan 20%. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi dan Laboratorium Smart System Technology (SST) Departemen Fisika FMIPA UI, selama bulan Agustus 2007--Desember 2008. Pengukuran kemampuan deteksi berdasarkan nilai resistansi (R) (DC) dan impedansi (Z) (AC) setelah biosensor dihubungkan dengan RCL meter selama 1 menit.
Hasil pengukuran pada larutan Cu ( 0, 500, 1.000, dan 2.000 ppm) menunjukkan biosensor dengan biomassa yang ditumbuhkan pada medium YPGB (mengandung 4% glukosa) selama 96 jam (akhir fase log) mampu mendeteksi logam Cu2+ yang lebih baik (Zud/ZCu = 3,040; 66,185; 138,097; dan 201,144) daripada biosensor dengan biomassa yang ditumbuhkan pada medium PDB (3,214; 37,597; 39,088; dan 45,848). Berdasarkan hasil pengukuran (pada larutan Cu 1.000 ppm), biosensor dengan biomassa yang ditumbuhkan pada YPGB dengan konsentrasi glukosa 4% memiliki kemampuan deteksi yang lebih baik (Zud/ZCu = 116,578) daripada biosensor dengan biomassa yang ditumbuhkan pada medium YPGB konsentrasi glukosa 10% (40,970), 15% (77,625), dan 20% (60,936). Pengamatan menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM) menunjukkan bahwa sel-sel khamir menutupi permukaan pasta karbon pada material sensitif biosensor.
Hasil SEM pada biosensor setelah pengukuran menunjukkan telah terjadinya retakan pada permukaan material sensitif yang mengindikasikan peluruhan material sensitif setelah dicelupkan pada larutan logam Cu. Hasil pengukuran kemampuan deteksi biosensor (dengan biomassa yang ditumbuhkan pada medium YPGB) terhadap logam selain Cu2+ (Zud/ZCu = 122, 955) (pada konsentrasi larutan logam 1.000 ppm) menunjukkan biosensor memiliki kemampuan deteksi yang hampir sama dengan logam Cr3+ (115,926), namun kemampuan deteksinya lebih rendah terhadap logam Pb2+ (58,338)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S31570
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>