Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 87 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Robiati
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S41593
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1990
S28002
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fariz Rayhan
"Reduksi gas CO2 secara elektrolisis dengan menggunakan elektroda Cu pada larutan elektrolit NaHCO3 dan buffer fosfat telah dilakukan. Metode elektrolisis arus tetap dilakukan pada arus 8A dengan potensial sebesar 7V. Produk yang dihasilkan dianalisis dengan menggunakan GC-TCD dan Gasboard-3000 setelah elektrolisis selama 30 menit. Variasi yang dilakukan pada penelitian ini berupa laju alir gas CO2 murni dan variasi suhu ruang elektroda. Senyawa CO dihasilkan pada percobaan kali ini. Efisiensi faraday tertinggi pada reduksi CO2 ini adalah 6,53 % pada laju alir gas CO2 0,3L/menit dan suhu 10oC. Efisiensi faraday ini sangat dipengaruhi oleh preparasi larutan elektrolit, elektroda dan juga transfer masa.
......The reduction of CO2 gas by electrolysis using Cu electrodes in NaHCO3 electrolyte solution and phosphate buffer was studied. Constant current electrolysis was conducted at 8A with potential at 7V. The results were analyzed using GC-TCD and Gasboard-3000 after electrolysis for 30 minutes. The variations applied in this study were the flow rate of pure CO2 gas and variations in the temperature of the electrode chamber. CO compounds are produced in this experiment. The highest faraday efficiency in this CO2 reduction is 6.53% at a CO2 gas flow rate of 0.3L / minute and a temperature of 10oC. Faraday efficiency is greatly influenced by the preparation of electrolyte solutions, electrodes and also mass transfer"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widyastuti Samadi
"Keberadaan oksida nitrogen NO dan N02 yang dikenal sebagai gas NOx tidak hanya dihasilkan dari bahan bakar fosil tapi juga dihasilkan dari pembakaran biomasa, aktivitas vulkanik, emisi gas buang kendaraan bermotor, pabrik dll. Usaha untuk mengurangi emisi gas buang kendaraan bermotor telah banyak dilakukan antara lain dengan mencoba menggunakan bermacam katalis logam. Zeolit alam Cu-mordenit dan zeolit sintetis Cu-ZSM5 merupakan katalis yang dapat memperlihatkan kemampuan untuk mereduksi NO dengan baik. Pembuatan Na-ZSM5 dilakukan melalui proses hidrotermal menggunakan tangki tertutup yang dibuat dari stainless steel dengan dilapisi teflon. Proses dilakukan selama 5 hari dengan tekanan 3 Bar dan suhu 150°C .Proses pembuatan katalis Cu- ZSM5 maupun Cu-Mordenit dilakukan dengan cara impregnasi Na-ZSM5 dan HMordenit menggunakan larutan Cu-asetat dan CuN03. Pada katalis Na-ZSM5 impregnasi dilakukan melalui 2 cara, secara langsung pada saat gelatisasi dan secara tidak langsung melalui pembentukan Na-ZSM5. Pada zeolit - Mordenit proses impregnasi dilakukan melalui pembentukan H-Mordenit dilanjutkan dengan penambahan larutan CuN03. Uji katalitik dilakukan dengan mengalirkan gas NO pada katalis menggunakan reaktor yang terbuat dari gelas. Uji dilakukan pada suhu 100°C sampai 500°C dengan kenaikan bertahap 100° C. Analisis konversi gas NO dilakukan menggunakan metode Griess-Saltzman. Suhu optimal yang diperoleh adalah pada 300°C dengan persen konversi untuk Cu/Na-ZSM5 ( 46 jam) = 76,5 % sedang Cu/HMordenit (3x) = 57,2 %. Uji katalitik katalis Cu/Na-ZSM5 , Cu/H -Mordenit dan H-Mordenit dilakukan pada emisi gas buang mobil diesel, diperoleh basil konversi NO mencapai 2618,04 ppm untuk Cu/Na-ZSM5 ( 42 jam) dan 1255,33 ppm untuk Cu/H-Mordenit sedang untuk H-Mordenit mencapai 1545,20 ppm.;"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T40301
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kurnia AI, Purwanto E, Mahajoeno E. 2010. Exposure copper heavy metal (Cu) on freshwater mussel (Anodonta woodiana) and its relation to Cu and protein content in the body shell. Nusantara Bioscience 2: 48-53. To determine the relationship of Cu exposure in water to the freshwater mussel exposure experiment is conducted with water containing Cu. Which measured the influence of Cu and protein content in the body shell. This study used the freshwater mussel species, Anodonta woodiana. Oysters were exposed for four weeks in the water with Cu concentration of 0.02 ppm, 0.04 ppm, 0.06 ppm and 0.00 ppm control. Cu content and protein content in the body shells are checked every week. Cu analysis was done by AAS method and the protein content using Kjeldahl method. Cu analysis showed elevated levels of Cu in mussel body after exposure. The pattern of increase in Cu content was not the same, where the pattern of the largest increases occurred after the fourth week. The statistical test showed no significant effect between the treatment with Cu accumulation in the body shell. Protein analysis showed an increase of protein content after exposure of the second week and decreased after the third and fourth weeks. The pattern of changes in protein content varied among the various treatments. The statistical test showed no significant effect between treatment with the protein changes in the body shell. Correlation test of the relationship between concentration of Cu in mussel body protein level showed a positive correlation between them with a fairly good level of relationship (correlation coefficient r =0.836). "
570 NBS 2:1 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Suhariyanto
"Untuk mengetahui pengaruh Cu dan Zn terhadap paduan Al-Si-Mg maka dibuat Sampel I dan Sampel II. Sampel I paduan Al-Si-Mg dengan variasi persen berat (%wt) Cu sebesar : 0 ; 1,5 ; 3 dan 5 %wt sedang Zn dibuat konstan sebesar 1 %wt. Sampel II paduan Al-Si-Mg dengan variasi persen berat Zn sebesar : 0 ; 0,5 dan 1,5 %wt, sedang Cu dibuat konstan sebesar 3 %wt.
Selanjutnya dilakukan pengujian terhadap sampel-sampel tersebut, yaitu, pengujian : kekerasan, titik leleh , foto struktur mikro , SEM-EDAX dan Meping. Disamping itu juga didukung oleh data sekunder yang berupa hasil pengujian kekuatan tarik dan hasil pengujian dengan XRD.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa : semakin besar kandungan Cu , maka kekerasan akan naik, titik leleh akan turun, sedang kekuatan tariknya mula-mula naik sampai dengan kandungan Cu = 3 %wt, kemudian turun sampai kandungan Cu = 5 %wt. Disamping itu juga ditunjukkan bahwa : semakin besar kandungan Zn , maka kekerasan dan titik leleh akan turun, sedang kekuatan tariknya mula-mula turun sampai kandungan Cu = 0,5 %wt, kemudian naik sampai kandungan Cu sebesar 1,5 %wt.
Hasil pengujian-pengujian tersebut menunjukkan bahwa : pada paduan tersebut muncul dua fasa yang dominan, yaitu fasa yang sangat kaya dengan Al (sebagai matrik) dan fasa yang kaya dengan Si. Disamping itu juga menunjukkan bahwa Cu dan Zn sangat mempengaruhi bentuk morfologi dari struktur mikro paduan. Morfologi struktur mikro yang fasa kaya Si-nya berbentuk serabut yang berserakan (tidak teratur) mempunyai kekuatan tarik yang relatif tinggi."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
[Depok, Depok, Depok]: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
T40033
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vina Nanda Garjati
"[ABSTRAK
Material yang digunakan pada kendaraan balistik harus memiliki kekerasan yang tinggi, namun tidak mengorbankan sifat ketangguhannya.Komposit aluminium berpotensi untuk digunakan sebagai material pengganti bajapada kendaraan balistikkarena ringan dan sifat mekanis aluminium sebagai matriks mampu ditingkatkan dengan penambahan unsur-unsur paduan dan partikel penguat SiC. Selain itu, dapat dilakukan pengerasan penuaan pada komposit aluminium untuk meningkatkan kekuatan.
Penelitian kali ini menggunakan paduan Al-6Zn-6Si-5Mg berpenguat 10 vol. % SiC dengan variasi penambahan 0, 1, dan 3 wt % Cu hasilsqueeze castingyang berbentuk pelat berketebalan 25 mm. Pelat hasil cor kemudiandihomogenisasi pada temperatur 440 °C selama 24 jam untuk menyeragamkan butir. Selanjutnya dilakukan laku pelarutan dan pengerasan penuaan terhadap pelat komposit ini pada temperatur 200 °C.Karakterisasi komposit aluminium berpenguat SiC tersebut meliputi pengujian kekerasan untuk membuat kurva penuaan, pengujian impak, pengamatan struktur makro dan mikro dengan mikroskop optik dan SEM, serta pengujian balistik tipe III berkaliber 7.62 mm.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan kandungan Cu menyebabkan peningkatan kekerasan pada kondisi as-cast. Penambahan Cu tidak memberi pengaruh terhadap respons pengerasan penuaan, disebabkan oleh tingginya kadar Zn, Mg, dan Si pada paduan ini. Penambahan kandungan Cu sebesar 0, 1 dan 3 wt.% menghasilkan kekerasanpuncak senilai 49.94, 52.92 dan 54.89 HRB berturut-turut selama 4 jam pada temperatur penuaan 200 °C. Penambahan kandungan Cu dari 0, 1 dan 3 wt.%menghasilkan harga impak 18.7 x 10-3, 26.6 x 10-3, dan 25.5 x 10-3J/mm2. Hasil pengujian balistik menunjukkan bahwa semua pelat komposit belum mampu menahan penetrasi peluru pada pengujian balistik tipe III.

ABSTRACT
Ballistic application requires materials with high strength and good toughness. Aluminium composite materials is potential to subsitute steel as a material for ballistic vehicle due to its light weight and improved properties by addition of alloying elements and SiC reinforced particles. Age hardening can also applied to this material to improve its properties.
This research studied Al-6Zn-6Si-5Mgreinforced by 10 vol. %SiC with varied content of 0, 1, and 3 wt % Cu with 25 mm thickness produced bysqueeze casting. The composite was homogenized at 440 °C for 24 hours, followed by solution treatment at 460 °C for 1 hour and then aged at 200 °C. The characterization included hardness testing to construct the ageing curve, impact testing, microstructure observation by using optical microscope and SEM, as well astype III ballistic testing.
The results showed that the addition of Cu increased hardness in as-cast condition. However, addition of Cu did not give any increased response to age hardening due to high content of Zn, Mg, and Si. The peak hardness of 0, 1 and 3 wt. % Cu added composites was 49.94, 52.92 and 54.89 HRB, respectively, achieved after 4 hours at 200 °C. Impact strength decreased with the addition of Cu. Type III ballistic testing type III results showed that all plates could not stop the bullets penetration, Ballistic application requires materials with high strength and good toughness. Aluminium composite materials is potential to subsitute steel as a material for ballistic vehicle due to its light weight and improved properties by addition of alloying elements and SiC reinforced particles. Age hardening can also applied to this material to improve its properties.
This research studied Al-6Zn-6Si-5Mgreinforced by 10 vol. %SiC with varied content of 0, 1, and 3 wt % Cu with 25 mm thickness produced bysqueeze casting. The composite was homogenized at 440 °C for 24 hours, followed by solution treatment at 460 °C for 1 hour and then aged at 200 °C. The characterization included hardness testing to construct the ageing curve, impact testing, microstructure observation by using optical microscope and SEM, as well astype III ballistic testing.
The results showed that the addition of Cu increased hardness in as-cast condition. However, addition of Cu did not give any increased response to age hardening due to high content of Zn, Mg, and Si. The peak hardness of 0, 1 and 3 wt. % Cu added composites was 49.94, 52.92 and 54.89 HRB, respectively, achieved after 4 hours at 200 °C. Impact strength decreased with the addition of Cu. Type III ballistic testing type III results showed that all plates could not stop the bullets penetration]"
2015
T43574
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Wiriawan
"ABSTRAK
Kandungan logam berat masih ditemukan pada beberapa biota budidaya di kawasan tambak Blanakan, Subang, seperti bandeng dan udang. Tambak Blanakan merupakan tambak tradisional sehingga bandeng dan udang akan tergantung pada makanan alaminya seperti fitoplankton. Bioakumulasi logam berat pada fitoplankton perlu diketahui karena air tambak yang tercemar logam berat berdampak pula pada fitoplankton.Logam berat seperti tembaga Cu dan seng Zn merupakan logam-logam esensial yang diperlukan oleh biota, namun konsentrasi yang berlebihan dapat membahayakan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bioakumulasi logam Cu dan Zn pada fitoplankton di tambak terhadap lokasi sumber pencemar, menganalisis hubungan bioakumulasi Cu dan Zn pada fitoplankton dengan akumulasi Cu dan Zn pada sedimen, menganalisis hubungan bioakumulasi Cu dan Zn pada fitoplankton dengan kelimpahan dan keanekaragaman fitoplankton, dan menganalisis hubungan bioakumulasi Cu dan Zn pada fitoplanktondengan kualitas perairan tambak. Pengukuran kandungan logam pada fitoplankton dan sedimen menggunakan Atomic Absorption Spectrometry AAS . Analisis data menggunakan analisis varians multivariat/multivariate analysis of variance manova dan analisis korelasi regresi. Disimpulkan bahwa bioakumulasi logam Cu dan Zn pada fitoplankton akan semakin tinggi jika tambak semakin dekat dengan lokasi sumber pencemar, kelimpahan fitoplankton semakin banyak, indeks keanekaragaman fitoplankton semakin kecil, suhu, pH dan oksigen terlarut perairan tambak semakin tinggi serta salinitas perairan tambak semakin rendah.
ABSTRACT
The heavy metal content is still found in some cultivation biota in the area of Blanakan pond, Subang, like milkfish and shrimp. Blanakan pond is a traditional pond so milkfish and shrimp will depend on natural food such as phytoplankton. Bioaccumulation of heavy metals in phytoplankton should be known because the pond water contaminated by heavy metals also affects phytoplankton. Copper Cu and zinc Zn are the essential metals required by the biota, but excessive concentration can be dangerous. The purpose of this study was to know Cu and Zn bioaccumulation in phytoplankton at ponds against the location of pollutant sources, to analyzethe relationship between Cu and Zn bioaccumulation in phytoplankton with Cu and Zn accumulation in sediments, to analyzethe relationship between Cu and Zn bioaccumulation in phytoplankton with phytoplankton abundance and diversity, and to analyzethe relationship between Cu and Zn bioaccumulation in phytoplankton with pond water quality. Measurement of metal content in phytoplankton and sediment using Atomic Absorption Spectrometry AAS . Data analysis using multivariate analysis of variance manova and regression correlation analysis. It was concluded that Cu and Zn bioaccumulation in phytoplankton will be higher if the pond closer to the location of pollutant source, the more phytoplankton abundance, the smaller phytoplankton diversity index, the higher temperature, the pH and the dissolved oxygen of pond water and the lower salinity of pond water. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T48469
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hadi El Amin
"Penelitian Struktur komunitas dan pertumbuhan kultur campuran mikroalga Situ Babakan menggunakan substrat zeolit dalam Bold Basal Medium (BBM) dengan variasi konsentrasi logam berat Cu telah dilakukan. pada wilayah perairan Situ Babakan, Jakarta Selatan dipengaruhi oleh kualitas air. Pengambilan sampel dilakukan pada 14 Desember 2022 di 4 titik lokasi, yaitu inlet 1, inlet 2, midlet, dan outlet. Terdapat 4 kelas mikroalga yang ditemukan meliputi 12 genus dari kelas Bacillariophyceae, 18 genus dari kelas Chlorophyceae, 11 genus dari kelas Cyanophyceae, dan 3 genus dari kelas Euglenophyceae dengan rata-rata kelimpahan 96.790.500 plankter/L. Situ Babakan memiliki keanekaragaman sedang dengan nilai H’rata-rata 2,42. Kemerataan mikroalga sedang dengan rata-rata nilai E 0,65 dan tingkat dominansi rendah dengan nilai D 0,16. Situ Babakan memiliki pH 5, kadar DO 7,32 mg/L, Nitrat 1,43 mg/L, Fosfat 0,03 mg/L, Cu 0,02 mg/L, suhu 31,23 oC dan kecepatan arus sebesar 0,009 m/s. Hasil uji Kruskal Wallis dengan α 5% menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kelimpahan mikroalga dengan nilai terendah pada inlet 1 sebesar 70.807.000 plankter/mL dan tertinggi sebesar 113.746.500 plankter/mL pada outlet. Terdapat 5 genus mikroalga yang mampu ditumbuhkan dalam BBM. kultur tersebut ditumbuhkan selama 14 hari. Kultur dengan zeolit memiliki kelimpahan tertinggi pada konsentrasi Cu 9,42 ppm di hari ke 3 sebesar 5.300 sel/mL. Kultur tanpa zeolit menunjukkan kelimpahan tertinggi pada Cu dengan konsentrasi 3,14 ppm sebesar 23.100 sel/mL. Hasil uji ANOVA pada α 5% menunjukkan hasil yang tidak signifikan antara kadar logam berat Cu dengan kelimpahan sel kultur campuran.
......Community structure and growth of mixed culture of Situ Babakan microalgae using zeolite substrate in Bold Basal Medium (BBM) with varying concentrations of heavy metal Cu have been carried out in the water area of Situ Babakan, South Jakarta influenced by water quality. Sampling was conducted on 14 December, 2022 at 4 location points, namely inlet 1, inlet 2, midlet, and outlet. There are 4 classes of microalgae found including 12 genera from the Bacillariophyceae class, 18 genera from the Chlorophyceae class, 11 genera from the Cyanophyceae class, and 3 genera from the Euglenophyceae class with an average abundance of 96.790.500 plankter/L. Situ Babakan has moderate diversity with an average H' value of 2,42. The evenness of microalgae is moderate with an average E value of 0,65 and a low level of dominance with a D value of 0,16. Situ Babakan has a pH of 5, DO levels of 7,32 mg/L, nitrate 1,43 mg/L, phosphate 0,03 mg/L, Cu 0,02 mg/L, temperature 31,23 oC and flow rate  0,009 m/s. Kruskal Wallis test results with α 5% showed that there were differences in microalgae abundance with the lowest value at inlet 1 of 70.807.000 plankter/mL and the highest of 113.746.500 plankter/mL at the outlet. There are 5 genera of microalgae that can be grown in BBM. The culture was grown for 14 days. The culture with zeolite had the highest abundance at a Cu concentration of 9,42 ppm on day 3 at 5.300 cells/mL. The culture without zeolite showed the highest abundance at a Cu concentration of 3,14 ppm at 23.100 cells/mL. ANOVA test results at 5% α showed insignificant results between Cu heavy metal levels and mixed culture cell abundance."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>