Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
C. Rini Suprapti
"ABSTRAK
Kista rahang sering dijumpai pada Poliklinik Bedah Mulut Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Dari penelitian terdahulu diperoleh data bahwa jenis kista yang paling sering ditemukan yaitu kelompok Kista Odontogenik. Oleh karena data lengkap kista Odontogenik belum ada pada bagian / Poliklinik Bedah Mulut Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti frekuensi dan distribusi Kista Odontogenik pada pasien yang datang ke Poliklinik Bedah Mulut Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo mulai bulan Januari 1987 sampai dengan Desember 1988.
Tanda-tanda fisik dan gejala kista dapat dikenal secara klinik namun tergantung pada keadaan kista. Pada stadium awal biasanya tidak menimbulkan keluhan pada pasien. Kista yang masih dalam ukuran kecil sering ditemukan secara kebetulan misalnya pada waktu dilakukan pemeriksaan radiografik. Pada stadium lanjut pasien akan merasakan adanya benjolan bahkan sampai terjadi deformitas muka. Gejala radang dapat timbul bilamana kista mengalami infeksi. (1,2)
Kista Odontogenik adalah kista yang timbul dari epitel yang diperlukan pada waktu pembentukan gigi. (1,3,4,5) Menurut Killey, Kista Odontogenik dibedakan dalam 3 tipe yaitu Kista Periodontal, Dentigerous, dan Primordial. (5)
Kista Periodontal merupakan salah satu kelompok Kista Odontogenik yang paling sering ditemukan, dan dapat terjadi pada bagian apikal, sisi akar, atau pada lokasi bila gigi penyebabnya telah diekstraksi. (1,2,4,5)
Kista Dentigerous terjadi pada sekitar mahkota gigi yang tidak erupsi. Kista ini terbentuk setelah mahkota gigi mengalami kalsifikasi. Ditinjau dari hubungannya dengan gigi dapat dibedakan: tipe Perikoronal, Lateral, dan Sirkumferensial. Kista Primordial terjadi karena adanya perubahan kistik pada bagian dalam dental lamina sebelum terbentuk jaringan keras gigi. Kista ini dapat terjadi dimana saja pada rahang, namun lokasi tersering yaitu pada rahang bawah daerah Posterior. (1,435,6,7) Kista ini juga disebut Odontogenic Keratocyst.
Diagnosis ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan klinik, radiografik, pemeriksaan punksi aspirasi cairan kista, pengamatan selama operasi pengangkatan kista. dan pemeriksaan histopatologik. Tindakan terapi umumnya dilakukan enukleasi, tetapi dapat pula dilakukan marsupialisasi, atau kombinasi antara marsupialisasi dan enukleasi pada tahap selanjutnya.
"
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Firdaus Sai Sohar
"Penyakit Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) merupakan penyakit yang masih banyak dibicarakan dalam bidang THT. Hal ini disebabkan usaha penatalaksanaannya guna memperbaiki fungsi pendengaran di samping penyembuhan penyakit masih banyak mengalami kegagalan (27).
Selain itu adanya Kolesteatom yang sering menyertai penyakit ini sudah tidak asing lagi. Adanya kolesteatom mengarahkan penyakit OMSK berubah menjadi ganas/maligna dengan segala akibat yang ditimbulkannya. Oleh karena itu usaha-usaha untuk mengetahui secara dini OMSK maligna termasuk mengetahui adanya kolesteatom sangat penting.
Bidang radiologi merupakan sarana penunjang dalam pelayanan masyarakat, khususnya dalam penegakan diagnosa penyakit.
Peningkatan kemampuan dalam penegakan diagnosa tidak dapat dipisahkan dari tersedianya sarana alat diagnostik yang semakin bertambah canggih, di samping kemampuan manusia penggunanya.
Pembangunan Kesehatan Nasional yang merupakan bagian integral Pembangunan Nasional dilaksanakan secara terpadu dan berkesinambungan (21). Tahap demi tahap ditingkatkan dengan tidak lupa memperhatikan skala prioritas. Oleh karena itu walaupun di beberapa pusat pelayanan kesehatan sudah tersedia alat-alat radiologi yang canggih seperti tomografi komputer, masih banyak sarana pelayanan kesehatan yang hanya didukung oleh alat-alat radiologi konvensional.
Pemeriksaan radiologi mastoid diperlukan untuk mengetahui ada/tidaknya kolesteatom, luas serta lokasi kerusakan yang diakibatkannya, walaupun secara klinis adanya kolesteatom yang menyertai 0MSK tipe ganas sudah dapat diketahui. Disamping itu pemeriksaan tulang mastoid juga diperlukan untuk menilai pneumatisasi rongga udara.
"
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Ten surface sediment samples were collected from Jakarta bay to study the horizontal distribution of dinoflagellate resting cysts in this area.Overall results had shown unique species composition and diversity of dinoflagellate cyst assemblages...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Karjodkar, Freny R.
New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers, 2014
617.075 KAR e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Eka Saputra
"

Latar belakang: Kista dan tumor odontogenik adalah lesi yang terjadi pada rahang dan berasal dari sisa epitel pembentuk gigi. EGFR adalah salah satu reseptor growth factor yang penting sebagai regulator proliferasi dan diferensiasi sel, diantaranya perkembangan dan morfogenesis gigi. EGFR juga dikenal  sebagai proto onkogen yang menginisiasi signalling pathway pada terjadinya beberapa tumor ganas. Penelitian melaporkan adanya peningkatan ekspresi EGFR pada beberapa kista dan tumor odontogenik sebagaimana yang terjadi pada tumor ganas. Tujuan: Untuk melihat dan membuat suatu profil ekspresi EGFR pada kista dan tumor odontogenik. Metode penelitian: 73 blok parafin kista dan tumor odontogenik didapatkan secara consecutive sampling dari data spesimen pada Departemen Patologi Anatomi FKUI/RSUPN-CM selama periode November 2015 – November 2019. Seluruh sampel diperiksa secara imunohistokimia menggunakan antibodi EGFR.  Hasil: Didapatkan 7 jenis lesi odontogenik: kista radikular (4), kista dentigerous (5), OKC (5), ameloblastoma (54), AOT (1), CEOT (2), ameloblastic carcinoma (2). Seluruh sampel memberikan ekspresi EGFR yang positif, dengan lokasi ekspresi pada sitoplasma. Skor EGFR bervariasi antara 1-2 dengan rerata 1,34. Intensitas beragam terdiri dari 41 % sampel lemah, 48% sampel sedang dan 11% sampel kuat.  Kesimpulan: EGFR berperan dalam terjadinya kista dan tumor odontogenik. Lokasi pulasan yang dominan terjadi pada sitoplasma sesuai dengan karakteristik kista dan tumor odontogenik yang tumbuh dan berkembang lambat.

 


Background: Odontogenic cysts and tumors are lesions that occur in the jaw and derived from the remnants of tooth-forming epithelium. EGFR is one of  the growth factor receptors that is important as a regulator of cells proliferation and differentiation, including the development and morphogenesis of the tooth.  EGFR is also known as a protooncogen which initiates signalling pathway in the occurrence of several malignant tumors. Recent studies have reports an increase EGFR expression on odontogenic cysts and tumors as occurs in malignant tumors. Objective: This study aims to observe and make an expression profile of odontogenic cysts and tumors. Method: 73 paraffin blocks were collected through consecutive sampling from speciment data in Pathological Anatomy Department FKUI/RSUPN-CM during 2015 – 2019 period. The EGFR expression were detected using immunohistochemistry. Results: There were 7 types of odontogenic lesion: radicular cyst (4), dentigerous cyst (5), OKC (5), ameloblastoma (54), AOT (1), CEOT (2), ameloblastic carcinoma (2). All samples showed positive expression of EGFR and staining location on cytoplasm. EGFR score was vary between 1 – 2 with a mean of 1,34. Intensity of staining were consisted of 41% samples have weak staining, 48% samples have moderate staining and 11% sampels have strong staining Conclusion: EGFR have a role in the occurance of odontogenic cysts and tumors. All the staining location occurs in the cytoplasm was appropriate to the characteristics of these lessions that grows and develops slowly.

 

"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library