Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nela Rohmah
"Natural Deep Eutectic Solvents (NADES) merupakan pelarut yang dapat digunakan sebagai pengganti pelarut organik untuk mengekstrak senyawa alami. Brazilin merupakan senyawa utama dalam kayu secang (Caesalpinia sappan L.) yang memiliki aktivitas antioksidan, antibakteri, anti inflamasi, dan antidiabetes. Aktivitas antidiabetes kayu secang terkait dengan penghambatan DPP IV. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kombinasi NADES-UAE yang optimum dalam ekstraksi brazilin dan membandingkan hasil kadar brazilin yang diperoleh dengan ekstrak maserasi etanol 80%, serta untuk mengetahui penghambatan aktivitas DPP IV pada ekstrak NADES kayu secang. Penelitian ini menggunakan Response Surface Methodology (RSM) untuk analisis optimasi ekstraksi NADES-UAE. Penentuan kadar brazilin dilakukan dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC). NADES berbasis kolin klorida dipasangkan dengan asam laktat, asam malat, dan asam sitrat. Faktor yang digunakan dalam penelitian ini adalah waktu ekstraksi 10, 30, 50 menit dan penambahan air 20%, 40%, 60%. Berdasarkan hasil penelitian, rendemen kandungan brazilin tertinggi pada ekstrak NADES-UAE terdapat pada kombinasi kolin klorida-asam laktat (Chcl-LA) dengan waktu ekstraksi 30 menit dan penambahan air 40% yaitu 104,81 mg / g. Pengujian daya hambat DPP IV dilakukan pada ekstrak NADES dengan konsentrasi 20, 40, dan 50 ppm. Ekstrak kayu secang NADES pada konsentrasi 50 ppm memberikan penghambatan aktivitas DPP IV tertinggi yaitu sebesar 97,99% dengan nilai penghambatan NADES sebesar 92,27%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa NADES berbasis kolin klorida dengan asam laktat dapat menarik senyawa brazilin dari kayu secang dengan kadar yang lebih rendah dari maserasi yaitu 114,49 dan ekstrak kayu secang NADES dapat memberikan penghambatan enzim DPP IV.

Natural Deep Eutectic Solvents (NADES) are solvents that can be used as a substitute for organic solvents to extract natural compounds. Brazilin is the main compound in secang wood (Caesalpinia sappan L.) which has antioxidant, antibacterial, anti-inflammatory, and anti-diabetic activities. The antidiabetic activity of secang wood was associated with DPP IV inhibition. This study aims to determine the optimum combination of NADES-UAE in brazilin extraction and to compare the results of brazilin levels obtained with 80% ethanol maceration extract, and to determine the inhibition of DPP IV activity in the NADES extract of secang wood. This study used the Response Surface Methodology (RSM) for the optimization analysis of the NADES-UAE extraction. Determination of brazilin levels was carried out by High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Choline chloride-based NADES is paired with lactic acid, malic acid, and citric acid. The factors used in this study were 10, 30, 50 minutes extraction time and the addition of 20%, 40%, 60% water. Based on the results of the study, the highest yield of brazilin content in the NADES-UAE extract was found in the combination of choline chloride-lactic acid (Chcl-LA) with an extraction time of 30 minutes and the addition of 40% water, namely 104.81 mg / g. DPP IV inhibition test was carried out on NADES extracts with concentrations of 20, 40, and 50 ppm. Secang NADES wood extract at a concentration of 50 ppm provided the highest DPP IV activity inhibition, which was 97.99% with a NADES inhibition value of 92.27%. Based on the results of the study, it can be concluded that NADES based on choline chloride with lactic acid can attract brazilin compounds from secang wood with lower levels of maceration, namely 114.49 and secang NADES wood extract can provide inhibition of the DPP IV enzyme."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniavi Nayunda
"ABSTRAK
Diabetes melitus tipe 2 (DMT2) adalah jenis diabetes yang paling umum di dunia. Baris kedua pengobatan DMT2 yang dapat menghambat pelepasan glukagon dan meningkatkan sekresi insulin adalah inhibitor DPP-IV. Enzim DPP-IV yang terdapat dalam tubuh manusia dapat diproduksi oleh tubuh sendiri atau dari bakteri yang terdapat di usus, seperti Parabacteroides goldsteinii dan Bacteroides fragilis. Dalam penelitian ini dilakukan penyelarasan sekuens bakteri dan pemodelan homologi. Docking makromolekul DPP-IV manusia dan model bakteri dilakukan terhadap setiap situs aktif DPP-IV manusia menggunakan aplikasi PyRx. Persentase kemiripan urutan antara DPP-IV manusia dan model DPP-IV bakteri (% urutan yang dipertahankan;% dari semua urutan), P.goldsteinii (46,15%, 24,18%) dan B. fragilis (92,31%; 20, 04% ). Parameter optimasi untuk molecular docking DPP-IV yaitu kotak grid dengan ukuran 50x50x50 unit dengan jarak spasi 0,375 dan evaluasi energi sebesar 5.000.000. Berdasarkan hasil analisis nilai indeks selektivitas diperoleh senyawa penghambat DPP-IV yaitu gemigliptin yang relatif selektif pada P.goldsteinii dengan nilai indeks selektivitas 1,34 x10-4 dan retagliptin yang relatif selektif pada B. fragilis dengan nilai indeks selektivitas 0,05 x10 -4 diantara 16 ligan lain pada tiga sisi aktif enzim DPP-IV. Hasil ini menunjukkan bahwa gemigliptin dan retagliptin dapat digunakan sebagai data pendukung dalam perancangan molekul baru dan perkembangannya sebagai penghambat DPP-IV selektif untuk pasien diabetes melitus tipe 2 (DMT2).
ABSTRACT
Diabetes mellitus type 2 (T2DM) is the most common type of diabetes in the world. The second line of T2DM treatment that can inhibit glucagon release and increase insulin secretion are DPP-IV inhibitors. The DPP-IV enzyme found in the human body can be produced by the body itself or from bacteria found in the intestines, such as Parabacteroides goldsteinii and Bacteroides fragilis. In this study, bacterial sequence alignment and homology modeling were carried out. Docking of human DPP-IV macromolecules and bacterial models was carried out against each active human DPP-IV site using the PyRx application. Percentage of sequence similarity between the human DPP-IV and the bacterial DPP-IV model (% retained sequences;% of all sequences), P.goldsteinii (46.15%, 24.18%) and B. fragilis (92.31%; 20, 04%). The optimization parameters for the DPP-IV molecular docking are a grid box with a size of 50x50x50 units with a spacing of 0.375 and an energy evaluation of 5,000,000. Based on the results of the selectivity index value analysis, the DPP-IV inhibitor compound was obtained, namely gemigliptin which was relatively selective in P.goldsteinii with a selectivity index value of 1.34 x10-4 and retagliptin which was relatively selective in B. fragilis with a selectivity index value of 0.05 x10-4. among 16 other ligands on the three active sites of the DPP-IV enzyme. These results indicate that gemigliptin and retagliptin can be used as supporting data in the design of new molecules and their development as selective DPP-IV inhibitors for type 2 diabetes mellitus (T2DM) patients."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Asanul Husna
"Inhibitor DPP-4 adalah pendekatan baru yang menjanjikan untuk pengobatan diabetes tipe-2 dengan risiko rendah hipoglikemia. Pemodelan hubungan kuantitatif struktur-aktivitas (QSAR) adalah pemodelan yang digunakan untuk menyaring basis data besar suatu senyawa untuk menentukan sifat biologis molekul kimia berdasarkan struktur kimianya. Pada tesis ini pemodelan QSAR yang digunakan adalah QSAR klasifikasi dan QSAR regresi. Sebelum membuat model QSAR akan melakukan esktraksi ciri pada struktur molekul (SMILES). Hasil ekstraksi ciri tersebut kemudian akan digunakan sebagai masukan untuk metode rotation forest kasus klasifikasi dan kasus regresi. Model QSAR klasifikasi akan memprediksi molekul aktif dan tidak aktif pada inhibitor DPP-IV. Sedangkan model QSAR regresi akan memprediksi nilai aktivitas IC50 inhibitor DPP-IV. Pada penelitian ini untuk kasus klasifikasi dan regresi juga membandingkan performa model rotation forest menggunakan matriks rotasi PCA dengan rotation forest menggunakan matriks rotasi Sparse PCA.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model QSAR regresi menggunakan rotation forest dengan matriks rotasi PCA (RFR(PCA)) memperoleh koefisien korelasi kuadrat 29.2% dengan RMSE 45%. Sementara itu, menggunakan rotation forest dengan matriks rotasi Sparse PCA (RFR(SPCA)) memperoleh koefisien korelasi kuadrat 27.1% dengan RMSE 45.6%. Pada QSAR klasifikasi persentase banyaknya molekul yang aktif sangat besar dibandingkan yang molekul tidak aktif, hal ini dapat menyebabkan nilai evaluasi berbeda. SMOTE (Synthetic Minority Oversampling Technique) merupakan salah satu metode untuk menangani data tidak seimbang tersebut dengan cara membangkitkan data buatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model QSAR klasifikasi menggunakan rotation forest dengan matriks rotasi PCA (RFC(PCA)) memperoleh performa tertinggi dalam memprediksi molekul aktif dan tidak aktif, yaitu nilai MCC 77.7% dengan nilai akurasi sebesar 89%, sensitivitas 89.6%, dan spesifisitas 88.1%. Sementara itu, model QSAR klasifikasi menggunakan rotation forest dengan matriks rotasi SPCA (RFC(SPCA)) memperoleh performa tertinggi, yaitu nilai MCC 80.9% dengan nilai akurasi sebesar 90.5%, sensitivitas 90.8%, dan spesifisitas 90.2%.

DPP-4 inhibitors are a new approach for the treatment of type 2 diabetes with a low risk of hypoglycemia. The Quantitative Structure-Activity Relationship (QSAR) model is a model used to filter large databases of compounds to determine the biological properties of chemical molecules based on their chemical structure. The QSAR modeling that is used in this research is QSAR classification and QSAR regression. Before creating the model, QSAR will perform feature extraction on the molecular structure (SMILES). The results of the feature extraction will be used as inputs for the rotation forest method of the classification and regression cases. The QSAR classification model predicts active and inactive molecules in DPP-IV inhibitors, while the regression QSAR model predicts the value of IC50 DPP-IV inhibitor activity. In this study, the classification and regression cases are also comparing the performances between the rotation forest model using the PCA rotation matrix and the rotation forest model using the Sparse PCA rotation matrix. 
The results of this study indicate that the QSAR regression model using rotation forest with the rotation matrix PCA (RFR (PCA)) obtained a squared correlation coefficient of 29.2% with RMSE 45%. Meanwhile, using rotation forest regression with the Sparse PCA (RFR (SPCA)) rotation matrix obtained a quadratic correlation coefficient of 27.1% with RMSE 45.6%. In the QSAR classification, the percentage of active molecules is very large compared to inactive molecules, this can cause different evaluation values. SMOTE (Synthetic Minority Oversampling Technique) is one method for handling such unbalanced data by generating artificial data. The results of this study indicate that the classification QSAR model using rotation forest classification with PCA (RFC (PCA)) rotation matrix obtained the highest performance in predicting active and inactive molecules as follows: MCC value of 77.7% with an accuracy value of 89%, sensitivity value of 89.6% and specificity value of 88.1%. Meanwhile, the QSAR classification model using rotation forest classification with the SPCA rotation matrix (RFC (SPCA)) obtained the highest performance as follows: MCC value of 80.9% with an accuracy value of 90.5%, sensitivity value of 90.8%, and specificity value of 90.2%.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wening Dharmastuti
"Diabetes melitus merupakan penyakit gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia. Prevalensi diabetes tipe 2 (T2D), merupakan ancaman kesehatan masyarakat global. Penanganan kadar gula darah post prandial dan pencegahan komplikasi dengan antioksidan merupakan salah satu upaya menjaga sistem metabolisme tubuh. Berdasarkan Ayurveda, tanaman Diospyros malabarica (Desr.) Kostel diketahui memiliki aktivitas antidiabetes dan antioksidan, sementara di Indonesia nilai pemanfaatan tanaman tersebut secara tradisional untuk tujuan kesehatan belum pernah dilaporkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi, mengidentifikasi, serta mengevaluasi aktivitas antidiabetes dan antioksidan dari ekstrak metanol daun (ED) dan ekstrak metanol kulit batang (EK), melalui penghambatan enzim α-glukosidase, DPP-IV, serta radikal DPPH secara in vitro. Ekstraksi dilakukan menggunakan ultrasound assisted-extraction (UAE). Hasil menunjukkan bahwa EK memiliki aktivitas antidiabetes dan antioksidan yang lebih baik dibanding ED. Nilai IC50 terkait penghambatan α-glukosidase, DPP-4, dan DPPH dari EK secara berurutan yaitu 14,36 ± 0,21; 205,39 ± 2,94; dan 8,04 ± 0,05 μg/mL, lebih rendah dibandingkan dengan nilai IC50 dari ED, yaitu sebesar 429,89 ± 3,39; 2630,53 ± 55,87; dan 115,42 ± 0,39 μg/mL. Dilakukan pemisahan lebih lanjut pada EK dengan fraksinasi padat-cair. Isolasi senyawa menggunakan kromatografi kolom menggunakan fase diam silika gel dilakukan dari fraksi etil asetat (FEA) yang memiliki potensi aktivitas antidiabetes dan antioksidan dengan nilai IC50 > 50 μg/mL. Pemisahan FEA menghasilkan 11 subfraksi (F1 – F11). Pemurnian fraksi etil asetat menghasilkan senyawa lupeol, asam betulinat, dan kuersetin secara berurutan, dengan nilai IC50 terhadap α-glukosidase 43,76 ± 0,40; 17,75 ± 0,21; dan 23,01 ± 0,46 μg/mL; nilai IC50 terhadap DPP-IV menghasilkan 295,46 ± 5,36; 244,67 ± 1,00; dan 130,25 ± 8,84 μg/mL, dan penghambatan terhadap radikal DPPH menunjukkan nilai IC50 439,08 ± 5,22; 317,29 ± 4,22; dan 4,91 ± 0,02 μg/mL. Asam betulinat dan kuersetin yang memiliki nilai IC50 terendah terhadap enzim α-glukosidase, menunjukkan tipe penghambatan non kompetitif campuran.

Diabetes mellitus is a metabolic disorder characterized by hyperglycemia. The prevalence of type 2 diabetes (T2D) is a global public health threat. Managing post-prandial blood sugar levels and preventing complications with antioxidants is one of the efforts to maintain the body's metabolic system. Based on Ayurveda, Diospyros malabarica (Desr.) Kostel plant is known to have antidiabetic and antioxidant activities, while in Indonesia, the value of traditional use of these plants for health purposes has never been reported. This study aims to isolate, identify, and evaluate the antidiabetic and antioxidant activities of leaf methanol extract (ED) and stem bark methanol extract (EK) through inhibition of α-glucosidase enzyme, DPP-IV, and DPPH radical in vitro. The extraction was performed using ultrasound-assisted extraction (UAE). Results showed that EK had better antidiabetic and antioxidant activities than ED. The IC50 values related to α-glucosidase, DPP-4, and DPPH inhibition of EK were 14.36 ± 0.21; 205.39 ± 2.94; and 8.04 ± 0.05 μg/mL, respectively, lower than the IC50 values of ED, which were 429.89 ± 3.39; 2630.53 ± 55.87; and 115.42 ± 0.39 μg/mL. Further separation of EK was carried out by solid-liquid fractionation. Isolation of compounds by column chromatography using silica gel stationary phase was carried out from the ethyl acetate fraction (FEA) which has potential antidiabetic and antioxidant activity with IC50 value > 50 μg/mL. Separation of FEA resulted in 11 subfractions (F1 - F11). Purification of the ethyl acetate fraction produces the compounds lupeol, betulinic acid, and quercetin respectively, with IC50 values against α-glucosidase of 43.76 ± 0.40; 17.75 ± 0.21; and 23.01 ± 0.46 μg/mL; IC50 values against DPP-IV resulted in 295.46 ± 5.36; 244.67 ± 1.00; and 130.25 ± 8.84 μg/mL, inhibition of DPPH radicals demonstrated IC50 values of 439.08 ± 5.22; 317.29 ± 4.22; and 4.91 ± 0.02 μg/mL. Betulinic acid and quercetin which had the lowest IC50 values against α-glucosidase enzyme, showed mixed non-competitive inhibition type."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwi Putri Setyaningsih
"Brazilin merupakan komponen utama yang terdapat pada kayu secang (Caesalpinia sappan) yang diketahui memiliki aktivitas antidiabetes. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kadar brazilin dan efektivitas penghambatan DPP-IV nya dengan mengaplikasikan metode ekstraksi ionic liquid-MAE. Ionic-liquid merupakan cairan pelarut yang dapat diaplikasikan pada proses pemisahan karena memiliki sifat fisika kimia yang baik. Microwave assisted extraction (MAE) merupakan metode ekstraksi yang dapat digunakan sebagai metode alternatif terhadap metode ekstraksi konvensional karena proses ekstraksi berjalan lebih singkat dan menggunakan pelarut yang lebih sedikit.
Hasil pre optimasi diperoleh faktor ekstraksi konsentrasi pelarut 0,5, 1, 1,5 mol/L, rasio solid/liquid 1:10, 1:15, 1:20, dan waktu ekstraksi 5, 7, dan 9 menit. Respon surface methodology dengan desain Box-Behnken terhadap tiga faktor digunakan untuk menentukan kondisi ekstraksi yang optimum terhadap tiga respon (rendemen, kadar brazilin, dan aktivitas inhibisi). Pemilihan jenis pelarut ionic-liquid dan garam penarik brazilin dari larutan ionic-liquid dilakukan untuk menentukan pelarut yang cocok dan garam yang paling optimum dalam menarik brazilin.
Hasil optimasi ekstraksi yaitu konsentrasi pelarut (Bmim)Br 1 mol/L, rasio solid/liquid 1:20g/mL, dan waktu ekstraksi 9 menit. Rendemen ekstrak berkisar antara 0,1 - 0,9%. Analisis HPLC pada ekstrak secang menunjukkan kadar brazilin yang berkisar antara 807,56 - 948,12 mg/g ekstrak. Ekstrak secang memberikan nilai penghambatan aktivitas DPP-IV secara in vitro >90%. Nilai IC50 sitagliptin sebesar 9,37 µg/mL, nilai IC50 standar brazilin 11,7 µg/mL, nilai IC50 sampel sebesar 16,35 µg/mL, dan nilai IC50 sampel yang telah dilakukan eliminasi tannin sebesar 22,15 µg/mL. Metode ekstraksi ionic liquid-MAE terbukti dapat meningkatkan kadar brazilin dan efektivitas penghambatan enzim DPP-IV.

Brazilin is the main component found in secang wood (Caesalpinia sappan) and have known to have antidiabetic activity. This study aimed to increased brazilin level and effectivity of DPP-IV inhibition by applying ionic liquid extraction method. Microwave assisted extraction (MAE) is an extraction method that can be used as an alternative method of conventional extraction methods because with the MAE method the extraction process runs shorter and uses fewer solvents.
Pre optimation resulted extraction factor solvent concentration 0,5, 1, 1,5 mol/L, solid/liquid ratio 1:10, 1:15, 1:20, and extraction time 5, 7, dan 9 minute. The response surface methodology with the Box-Behnken design for three factors is used to determine the optimum extraction conditions for the three responses (yield, brazilin level, and inhibitory activity). The selection of ionic-liquid solvents and brazilin withdrawal salts from ionic-liquid solutions is carried out to determine the suitable solvent and the most optimum salt in attracting brazilin.
The results of extraction optimization were solvent concentration (Bmim)Br 1 mol / L, solvent / powder ratio of 1:20 g / mL, and 9 minutes extraction time. HPLC analysis on secang extract shows brazilin levels of 807,56 - 948,12 mg/g extract. Secang extract gives the in vitro inhibitory value of DPP-IV activity>90%. The IC50 value of sitagliptin is 9,37 µg/mL, IC50 of brazilin standar is 11,7 µg/mL, IC50 value of sample is 16,35 µg/mL, and IC50 value of removal tannin's sample is 22,15 µg/mL. Ionic liquid - MAE extraction method have been proved can increase brazilin level and DPP-IV inhibitory enzyme activity.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
T52604
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tamara Amelia Arafah
"ABSTRAK

Penelitian senyawa baru sebagai penghambat DPP-IV untuk agen antidiabetes banyak dilakukan, seperti senyawa turunan asam sinamat. Namun afinitas ikatan senyawa tersebut belum optimal. Pemodifikasian struktur dengan metode in silico berbasis fragmen diperlukan untuk memperbaiki hal tersebut. Tujuan penelitian ini, untuk mendapatkan senyawa baru sebagai penghambat DPP-IV dengan pemodifikasian menggunakan fragmen dan senyawa alternatif yang berpotensi sebagai penghambat DPP-IV berdasarkan kemiripan dengan senyawa hasil modifikasi; menganalisis interaksinya pada makromolekul DPP-IV; memprediksi ADME, toksisitas dan kemudahan sintesis senyawa modifikasi dan senyawa kemiripannya berdasarkan nilai energi ikatan dan konstanta inhibisi. Struktur modifikasi berasal dari fragmentasi  senyawa turunan asam sinamat dan fragmen basis data Zinc yang terlebih dahulu ditapiskan terhadap parameter Rule of Three dan Heavy Atom menggunakan program Knime serta penambatan pada masing-masing situs aktif DPP-IV. Hasil modifikasi ditambatkan ulang dengan program PyRx dan dianalisis lebih lanjut berdasarkan ADME, toksisitas, dan interaksi menggunakan SwissADME dan ProTox-II. Struktur rancangan dicari kemiripannya dengan senyawa-senyawa pada basis data PubChem berdasarkan Tanimoto. Hasil modifikasi diperoleh 133 struktur rancangan. Tiga belas struktur memiliki nilai afinitas yang mendekati penghambat DPP-IV. Berdasarkan hasil penambatan dan analisis, struktur38 serta senyawa 15471581 diprediksikan berpotensi sebagai penghambat DPP-IV


ABSTRACT


Research on new compounds as DPP-IV inhibitors for antidiabetic agent have been carried out, such as cinnamic acid derivates. However, their binding affinity have not optimum. Structure modification using in silico fragment-based method is needed to fix it. The aims of this research are to obtain new compound as DPP-IV inhibitor with modification using fragment  and alternative compound that potential as DPP-IV inhibitor based on similarity with the modified compounds; and analyze their interaction in DPP-IV; predict ADME, toxicity, and ease of synthesis based on binding affinity and inhibition constant. Modified structures come from the fragmentation of structure from cinnamic acid derivates and fragments from Zinc database which previously screened against Rule of Three and Heavy Atom using Knime and docked in each DPP-IV active site. The results are docked again with PyRx and analyzed further based on ADME, toxicity, and interactions using SwissADME and ProTox-II. The structures are searched for similarities with compounds in PubChem database based on Tanimoto parameters. The modification result obtained by 133 design structure. Thirteen structures have binding affinity that approach DPP-IV inhibitor. Based on docking and analyze result, structure38 and 15471581 compound are predicted to be potential as DPP-IV inhibitor.

"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivanna Listy Angela
"Substituen utama dari kayu sappan (Caesalpinia sappan L.), yaitu brazilin, memiliki berbagai aktivitas farmakologis, salah satunya adalah aktivitas hipoglikemik dengan menghambat aktivitas DPP IV. Pelarut ekstraksi ramah lingkungan, Natural Deep Eutectic Solvent (NADES), banyak digunakan untuk menggantikan pelarut organik. Dalam studi ini, NADES diuji sebagai pelarut untuk ekstraksi brazilin dari kayu sappan menggunakan Ultrasound-Assisted Extraction (UEA) dan Response Surface Metodologi (RSM) sebagai desain eksperimental. Komponen NADES terdiri dari betain sebagai akseptor ikatan hidrogen (HBA) dengan asam laktat, asam malat, dan asam sitrat sebagai donor ikatan hidrogen (HBD). Faktor-faktor yang diuji adalah% penambahan air dan waktu ekstraksi. Analisis hasil ekstraksi dilakukan menggunakan High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Ekstrak pada kondisi ekstraksi optimal diuji untuk menghambat aktivitas DPP IV. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen asam betaine-laktat menghasilkan kandungan brazilin tertinggi dibandingkan komponen NADES lainnya yang digunakan. Kondisi ekstraksi brazilin yang optimal adalah penambahan air 60% dengan waktu ekstraksi 30 menit, dan perolehan kadar brazilin 111.632 mg / gram. Pelarut NADES memberikan penghambatan aktivitas DPP IV, sehingga menimbulkan bias dalam pengujian ekstrak. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa komponen pelarut NADES dari asam betaine-lactic dapat menarik brazilin dari kayu sappan, tetapi tingkat yang diperoleh masih lebih rendah dari maserasi.

The main substituent of sappan wood (Caesalpinia sappan L.), namely brazilin, has a variety of pharmacological activities, one of which is hypoglycemic activity by inhibiting DPP IV activity. The environmentally friendly extraction solvent, Natural Deep Eutectic Solvent (NADES), is widely used to replace organic solvents. In this study, NADES was tested as a solvent for brazilin extraction from sappan wood using Ultrasound-Assisted Extraction (UAE) and Response Surface Methodology (RSM) as an experimental design. The NADES component consists of betaine as a hydrogen bond acceptor (HBA) with lactic acid, malic acid, and citric acid as a hydrogen bond donor (HBD). The factors tested were% water addition and extraction time. Analysis of the extraction results was carried out using High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Extracts at optimal extraction conditions were tested to inhibit DPP IV activity. The results showed that the component of betaine-lactic acid produced the highest brazilin content compared to other NADES components used. Optimal brazilin extraction conditions are the addition of 60% water with extraction time of 30 minutes, and the acquisition of brazilin content of 111,632 mg / gram. The NADES solvent provides inhibitory activity of DPP IV, giving rise to a bias in extract testing. The conclusion from this study is that the NADES solvent component of betaine-lactic acid can attract brazilin from sappan wood, but the level obtained is still lower than maceration."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ofiati Wijaya
"Natural Deep Eutectic Solvent (NADES) dapat digunakan sebagai pelarut alternatif untuk menggantikan pelarut organik yang beracun dan berbahaya bagi lingkungan. Dalam penelitian ini NADES digunakan untuk mengekstrak brazilin dari kayu sappan (Caesalpinia sappan L.) dan ekstrak tersebut digunakan untuk menentukan penghambatan aktivitas DPP IV. Komposisi NADES yang dipilih adalah kolin klorida sebagai akseptor ikatan hidrogen dan gliserol, sorbitol, juga xylitol sebagai donor ikatan hidrogen. Optimalisasi metode ekstraksi dilakukan menggunakan Response Surface Methodology (RSM). Faktor yang dioptimalkan untuk kondisi ekstraksi termasuk persentase penambahan air dan waktu ekstraksi. Ekstraksi dengan NADES dilakukan oleh Ultrasound Assisted Extraction (UAE) dan kadar brazilin diukur menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC). Choline chloride-gliserol adalah NADES terbaik untuk mengekstraksi brazilin dibandingkan dengan jenis NADES lainnya. Kondisi optimal untuk memperoleh brazilin dengan level tertinggi adalah 50% dari penambahan air dan 50 menit waktu ekstraksi dengan level brazilin 114,04 mg / g. Tingkat Brazilin dari ekstrak kayu sappan (NADES-UAE) tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan tingkat brazilin dari refluks (116,70 mg / g). Ekstrak kayu sappan yang diekstraksi menggunakan NADES-UAE dengan konsentrasi 50 ppm memiliki penghambatan lebih tinggi terhadap aktivitas DPP IV dengan nilai penghambatan 84,24%. Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa NADES choline chloride-gliserol dapat mengekstraksi brazilin dari kayu sappan dan ekstrak kayu sappan yang diperoleh dengan menggunakan NADES sebagai pelarut dapat menghambat aktivitas DPP IV.

Natural Deep Eutectic Solvent (NADES) dapat digunakan sebagai pelarut alternatif untuk menggantikan pelarut organik yang beracun dan berbahaya bagi lingkungan. Dalam penelitian ini NADES digunakan untuk mengekstrak brazilin dari kayu sappan (Caesalpinia sappan L.) dan ekstrak tersebut digunakan untuk menentukan penghambatan aktivitas DPP IV. Komposisi NADES yang dipilih adalah kolin klorida sebagai akseptor ikatan hidrogen dan gliserol, sorbitol, dan xylitol sebagai donor ikatan hidrogen. Optimalisasi metode ekstraksi dilakukan menggunakan Response Surface Methodology (RSM). Faktor-faktor yang dioptimalkan untuk kondisi ekstraksi termasuk persentase penambahan air dan waktu ekstraksi. Ekstraksi dengan NADES dilakukan oleh Ultrasound Assisted Extraction (UAE) dan kadar brazilin diukur menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC). Choline chloride-gliserol adalah NADES terbaik untuk mengekstraksi brazilin dibandingkan dengan jenis NADES lainnya. Kondisi optimal untuk memperoleh brazilin dengan tingkat tertinggi adalah 50% dari penambahan air dan 50 menit waktu ekstraksi dengan tingkat brazilin 114,04 mg / g. Tingkat Brazilin dari ekstrak kayu sappan (NADES-UEA) tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan tingkat brazilin dari refluks (116,70 mg / g). Ekstrak kayu safan yang diekstraksi menggunakan NADES-UEA dengan konsentrasi 50 ppm memiliki penghambatan aktivitas DPP IV yang lebih tinggi dengan nilai penghambatan 84,24%. Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa NADES choline chloride-gliserol dapat mengekstraksi brazilin dari kayu sappan dan ekstrak kayu sappan yang diperoleh dengan menggunakan NADES sebagai pelarut dapat menghambat aktivitas DPP IV."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Farah Nabila
"Diabetes merupakan gangguan metabolisme serius yang ditandai dengan hiperglikemia kronis karena produksi insulin yang tidak mencukupi (Tipe 1) atau resistensi insulin (Tipe 2).Akumulasi studi menunjukkan bahwa komposisi mikrobiota usus dapat mempengaruhi diabetes tipe 2. Salah satu strategi untuk pengobatan diabetes tipe 2 (T2DM) adalah inhibitor Dipeptidyl Peptidase-IV (DPP-IV). Bifidobacterium adolescentis dan Prevotella pallens adalah dua bakteri yang banyak terdapat di usus dan memiliki conserved sequence yang sama dengan DPP-IV. Penelitian dilakukan secara in-silicoterhadap bakteriBifidobacterium adolescentis danPrevotella pallens untuk mengetahui selektivitas obat pada DPP-IV pada manusia dan bakteri. Penambatan molekuler dilakukan menggunakan AutoDock melalui program PyRx, selanjutnya dilakukan visualisasi interaksi hasil penambatan molekuler menggunakan PyMOL. Hasil homologi modeling didapatkan dari pemodelan dengan perangkat lunak SWISS- MODEL. Parameter optimasi yang didapatkan untuk penambatan molekuler DPP-IV adalah menggunakan gridbox 50x50x50 unit dengan energi evaluasi 5.000.000. Senyawa inhibitor DPP-IV yang menunjukkan indeks selektivitas terendah terhadap bakteri Bifidobacterium adolescentis adalah Vildagliptin, sementara terhadap Prevotella pallens adalah Sitagliptin.

Diabetes is a serious disease characterized by hyperglycemia due to insufficient insulin production (Type 1) or insulin resistance (Type 2). One strategy for the treatment of type 2 diabetes (T2DM) is a Dipeptidyl Peptidase-IV (DPP-IV) inhibitor. Bifidobacterium adolescentis and Prevotella pallens are two bacteria that are mostly found in human’s gut and have similar conserved sequences to DPP-IV. This study tested selectivity of DPP-IV inhibitors against Bifidobacterium adolescentis and Prevotella pallens in in-silico to determine the selectivity of drugs against DPP-IV in humans and bacteria. Docking was done using AutoDock through the PyRx program, then visualizing the interaction of molecular results using PyMOL. Homology modeling results obtained from modeling with SWISS-MODEL software. The optimization parameters obtained for molecular belaying of DPP-IV using a 50x50x50 unit box with 5.000.000 evaluation energy. DPP-IV inhibiting compound which shows the lowest selectivity index against Bifidobacterium adolescentis is vildagliptin, while Prevotella pallens is sitagliptin. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabila Robbani
"Diabetes merupakan salah satu masalah kesehatan global yang tumbuh paling cepat di abad ke-21. Obat antidiabetes dengan berbagai mekanisme kerja telah banyak di produksi. Namun, sebagian besar penderita diabetes menggunakan tanaman untuk pengobatan alternatif karena merasa efek sampingnya lebih kecil dibandingkan obat antidiabetes. Tanaman yang telah terbukti berpotensi sebagai antidiabetes diantaranya adalah Caesalpinia sappan (secang), Andrographis paniculata (sambiloto), dan Syzygium cumini (jamblang). Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antidiabetes dari kombinasi ekstrak etanol herba sambiloto, daun jamblang, dan kayu secang secara in vitro dengan penghambatan enzim alfa-glukosidase dan DPP-IV (Dipeptidil-peptidase IV). Kombinasi ketiga ekstrak dibuat dalam bentuk granul dan sediaan akhir berupa kapsul. Formula terbaik dilanjutkan untuk pengujian stabilitas selama 3 bulan. Caesalpinia sappan menunjukkan aktivitas paling kuat dalam menghambat enzim alfa-glukosidase dan DPP-IV dengan nilai masing-masing sebesar IC50 9,60 ± 1,05 µg/mL dan 59,98 ± 6,84%. Sementara, ekstrak kombinasi menghasilkan IC50 64,21 ± 1,37 µg/mL terhadap penghambatan alfa-glukosidase dan 45,14 ± 12,71% untuk penghambatan DPP-IV. Formulasi paling efisien adalah F1 yang menggunakan Avicel PH 101 dengan komposisi paling rendah. F1 memperoleh carr’s index 14,40 ± 1,38% dan hausner’s ratio 1,17 ± 0,02. Setelah penyimpanan tiga bulan, adanya perbedaan fisik. Kadar senyawa penanda turun setelah penyimpanan dua minggu. Namun, terjadi kenaikan setelahnya untuk brazilin dan andrografolid. Aktivitas penghambatan alfa-glukosidase berlangsung fluktuatif selama masa penyimpanan, namun mengarah pada peningkatan IC50. Caesalpinia sappan memiliki aktivitas paling kuat terhadap penghambatan alfa-glukosidase dan DPP-IV serta sediaan kapsul cenderung stabil selama penyimpanan 3 bulan. 

Diabetes is one of the fastest growing global health problems of the 21st century. Antidiabetic drugs with various mechanisms of action have been produced. However, most diabetics use plants as alternative medicine because its side effects are lower than antidiabetic drugs. Plants that have been shown to have potential as antidiabetic are Caesalpinia sappan, Andrographis paniculata, and Syzygium cumin. This study aims to examine the antidiabetic activity in vitro of the combination of ethanol extract of those three plants by inhibiting alpha-glucosidase and DPP-IV enzymes. The combination of the three extracts was made in the form of granules in capsule. The best formula was continued for stability testing for 3 months. Caesalpinia sappan showed the strongest activity in inhibiting alpha-glucosidase and DPP-IV enzymes with IC50 values of 9.60±1.05 µg/mL and 59.98±6.84%, respectively. Meanwhile, the combined extract obtained an IC50 of 64.21±1.37 µg/mL for alpha-glucosidase inhibition and 45.14±12.71% for DPP-IV inhibition. The most efficient formulation was F1 which use Avicel PH 101 with the lowest composition. F1 obtained a carr's index of 14.40±1.38% and a hausner's ratio of 1.17±0.02. After three months of storage, there was changed in physical appearance. The content of marker compounds decreased after two weeks of storage. However, there was a subsequent increase for brazilin and andrographolide. The alpha-glucosidase inhibitory activity fluctuated during storage but led to an increasing in IC50. Caesalpinia sappan extract has the strongest activity against alpha-glucosidase and DPP-IV inhibition and capsule tend to be stable for 3 months of storage."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library