Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dimas Briandy
Abstrak :
Provinsi Jawa Barat merupakan daerah rawan banjir di Indonesia, berdasarkan uraian data BNBD provinsi, bencana alam khususnya banjir yang terjadi di provinsi Jawa Barat terus meningkat setiap tahunnya karena beberapa faktor salah satunya curah hujan yang tinggi, pada DAS Ciberes sendiri hampir setiap musim penghujan tiba luapan air Sungai Ciberes senantiasa menggenangi beberapa kawasan. Berdasarkan Latar belakang tersebut maka penelitian ini dilakukan untuk mengkaji penyebab genangan banjir yang terjadi di DAS Ciberes. Evaluasi penyebab genangan dilakukan dengan analisis hidrologi dan hidrodinamika yang terjadi pada DAS Ciberes dengan menggunakan data perubahan tutupan lahan dari tahun 2000-2023 dengan kondisi muka air laut pasnag tetinggi. Penelitian ini menggunakan fitur HEC-HMS untuk model hidrologi dan HEC-RAS untuk model hidrodinamika 1D dan 2D. Hasil simulasi HEC-HMS menunjukan bahwa debit aliran banjir akan meningkat seiring bertambahnya nilai CN. Berdasarkan hasil simulasi HEC-RAS debit aliran berbanding lurus dengan luas genanagn dan tinggi genangan seta pengaruh tinggi muka air laut yang lebih tinggi dibanding kedalaman saluran membuat terjadi luapan pada bagian hilir yang berdekatan dengan pantai maka dari itu dikatakan bahwa sebenarnya penampang sungai masih mampu menampung debit banjir dengan periode ulang 50 tahunan kecuali pada dearah dekat pantai dan pada kondisi saluran yang memiliki elevasi lebih rendah. sedangkan kejadian banjir yang terjadi pada tahun 2018 dan 2022 berada pada periode ulang 10 tahunan hal ini dapat di simpulkan bahwa faktor utama banjir yang terjadi di DAS Ciberes adalah keadaan topografi pada sungai di bagian hilir yang elevasinya lebih tinggi dibanding lahan disekitar sungai, kedalaman saluran yang lebih kecil disbanding muka air laut serta kondisi tanah yang datar. ......The West Java Province is a flood-prone area in Indonesia, according to the description of data from the West Java Provincial Disaster Management Agency (BNBD). Natural disasters, especially floods, in West Java Province have been increasing every year due to several factors, one of which is high rainfall. In the Ciberes Watershed itself, the Ciberes River consistently inundates several areas whenever the rainy season arrives. Based on this background, this research aims to study the causes of flood inundation in the Ciberes Watershed. The evaluation of flood causes is conducted through hydrological and hydrodynamic analysis in the Ciberes Watershed, using data on land cover changes from 2000 to 2023, considering the highest observed sea levels. This study utilizes the HEC-HMS feature for hydrological modeling and HEC-RAS for 1D and 2D hydrodynamic modeling. The simulation results from HEC-HMS indicate that flood discharge increases as the CN value increases. Based on the simulation results from HEC-RAS, the flow discharge is directly proportional to the extent and height of the inundation, as well as the influence of higher sea levels compared to the channel depth, leading to overflows in the downstream areas near the coast. Therefore, it can be stated that the river cross-section is still capable of accommodating flood discharge with a return period of approximately 50 years, except in coastal areas and areas with lower channel elevations. However, the flood events that occurred in 2018 and 2022 fall within a return period of around 10 years. This can be concluded that the main factors contributing to the floods in the Ciberes Watershed are the downstream topographic conditions of the river, where the elevation is higher than the surrounding land, as well as the smaller channel depth compared to the sea level and flat soil conditions.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafiq Naufal Kastara
Abstrak :
Faktor curah hujan memainkan peran penting dalam menentukan volume banjir di Sungai Pesanggrahan. Curah hujan yang menyebabkan banjir dengan intensitas tertentu dapat terjadi berulang kali atau bahkan melebihi intensitas yang sama dalam periode waktu tertentu yang disebut periode ulang. Periode ulang ini digunakan untuk mengevaluasi risiko banjir dengan memperhitungkan kerusakan yang terjadi pada periode ulang yang berbeda. Penelitian ini dilakukan dengan mengestimasi debit banjir dalam periode ulang 5, 10, 25, 50, 100, dan 1000 tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat bahaya banjir, sebaran banjir, dan wilayah terdampak banjir di Sungai Pesanggrahan berdasarkan periode ulang. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan analisis deskriptif dan analisis spasial. Hasil pemodelan genangan banjir tingkat bahaya banjir didominasi oleh kategori sangat tinggi dengan ketinggian >2 m dengan total luas genangan pada setiap periode ulang berkisar 18.15 – 48.77 Ha. Kemudian juga diketahui genangan banjir yang paling luas terbentuk pada periode ulang 1000 tahun dengan luas 72.91 Ha. Kemudian juga dari hasil pemodelan genangan banjir dapat dilihat bahwa genangan banjir cenderung terbentuk lebih luas pada tipe sungai meander dibandingkan dengan sungai lurus. Sebaran banjir tersebut dipengaruhi oleh keadaan topografi yang berbeda-beda dan juga debit banjir. Wilayah terdampak genangan banjir hasil pemodelan didominasi oleh wilayah dengan kemiringan lereng datar atau <8%. Kemudian juga wilayah terdampak genangan banjir hasil pemodelan didominasi oleh wilayah dengan ketinggian wilayah berkisar 76 – 85 mdpl. Berdasarkan periode ulang, diketahui bahwa RW 008 memiliki jumlah bangunan terdampak paling banyak pada setiap periode ulang, dengan rata-rata 276 bangunan terdampak. ......The rainfall factor plays an important role in determining the volume of flooding in the Pesanggrahan River. Rainfall that causes flooding with a certain intensity can occur repeatedly or even exceed the same intensity in a certain period of time which is called the return period. This return period is used to evaluate the risk of flooding by taking into account the damage that occurs at different return periods. This research was conducted by estimating the flood discharge in return periods of 5, 10, 25, 50, 100, and 1000 years. The purpose of this study was to analyze the level of flood hazard, flood distribution, and flood-affected areas in the Pesanggrahan River based on the return period. Data analysis in this study was carried out using descriptive analysis and spatial analysis. The results of flood inundation modeling with a flood hazard level are dominated by the very high category with a height of >2 m with a total inundation area in each return period ranging from 18.15 – 48.77 Ha. Then it is also known that the most extensive flood inundation was formed during the return period of 1000 years with an area of 72.91 Ha. Then also from the results of flood inundation modeling it can be seen that flood inundation tends to form wider in meander river types compared to straight rivers. The distribution of floods is influenced by different topographical conditions and also flood discharge. Areas affected by flood inundation as a result of the modeling are dominated by areas with flat slopes or <8%. Then also the areas affected by flood inundation as a result of the modeling are dominated by areas with altitudes ranging from 76 – 85 meters above sea level. Based on the return period, it is known that RW 008 has the most affected buildings in each return period, with an average of 276 affected buildings.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwitiya Sharaswati
Abstrak :
Pelacakan banjir yang dilakukan pada daerah tangkapan air dapat menggunakan transform method. Berdasarkan tingkat kebutuhan data yang diperlukan terdapat 2 perbedaan metode pada Komponen Transform Method yang cukup signifikan, yaitu SCS Unit Hydrograph dan Kinematic Wave. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji efisiensi penggunaan metode pada Komponen Transform Method HEC-HMS dengan membandingkan hidrograf aliran menggunakan metode SCS Unit Hydrograph (metode bersifat lump sump) dengan metode Kinematic wave (metode kebutuhan data saluran detail) terhadap sifat DAS Urban dan Rural. Efisiensi penggunaan metode akan dilihat berdasarkan perbandingan hasil hidrograf aliran. Perbandingan dilakukan dari 2 cara yaitu menghitung perbandingan debit puncak hidrograf pada masing-masing kondisi perhitungan dan tingkat kecocokan hidrograf. Tingkat kecocokan hidrograf dilihat dengan memplot nilai debit secara akumulatif dari kedua hidrograf hasil simulasi metode SCS Unit Hydrograph dengan metode Kinematic Wave. Hasil perbandingan hidrograf pada penelitian ini menunjukan bahwa Sifat DAS Urban lebih sesuai menggunakan metode Kinematic wave dimana membutuhkan data yang lebih detail dikarenakan kondisi DAS yang lebih komplex. Sehingga apabila penggunaan metode pelacakan banjir lebih disesuaikan dengan kondisi sifat DAS, maka akan mendapatkan hasil analisis hidrologi yang lebih efektif.
Flood tracking carried out in the catchment area can use transform method. Based on the level of data needed, there are 2 significant differences in the Transform Method method, namely the SCS Unit Hydrograph and Kinematic Wave. The purpose of this study was to test the effectiveness of using the method on the Transform Method Component of HEC-HMS by comparing flow hydrographs using the SCS Unit Hydrograph method (method is lump sump) with the Kinematic wave method (method of detailed channel data requirements) on the nature of Urban and Rural Watersheds. The effectiveness of using the method will be seen based on the comparison of the results of the hydrograph. Comparison is done from 2 ways, namely calculating the ratio of peak hydrograph discharge to each calculation condition and the level of hydrograph compatibility. The hydrograph suitability level was seen by plotting accumulative discharge values from the two hydrographs produced by the SCS Unit Hydrograph method using the Kinematic Wave method. The results of the hydrograph comparison in this study indicate that the nature of the Urban Watershed is more suitable to use the Kinematic wave method which requires more detailed data because the watershed conditions are more complex. So that if the use of the flood tracking method is more adapted to the conditions of the watershed nature, it will get a more effective hydrological analysis.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niswatin Farika
Abstrak :
Pendugaan debit banjir sangat tergantung dari kuantifikasi impervious area. Potensi masalah menggunakan Total Impervious Area TIA dalam model adalah menyebabkan perbedaan nilai koefisien limpasan yang nantinya mempengaruhi perkiraan debit banjir yang dihasilkan. Studi terbaru menunjukkan bahwa limpasan dalam suatu DAS dapat digambarkan dengan lebih baik oleh Effective Impervious Area EIA daripada TIA. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa pengaruh metode penentuan kekedapan lahan berdasarkan TIA dan EIA dalam menghasilkan debit banjir rencana pada DAS dengan skala makro. Lokasi studi adalah Daerah Aliran Sungai DAS Ciliwung Hulu dengan outlet Bendung Katulampa. Jenis penggunaan lahan pada studi ini berdasarkan kondisi pada tahun 2017. Identifikasi distribusi penggunaan lahan berdasarkan peta GIS dan hasil intepretasi visual dari citra satelit resolusi tinggi. Simulasi debit banjir rencana menggunakan model hidrologi HEC-HMS 4.2. Debit maksimum yang dihasilkan dengan menggunakan metode TIA 153.7 m3/s dan metode EIA sebesar 149.6 m3/s. Hasil uji NSE untuk TIA dan EIA masing-masing sebesar 0,763 dan 0,864. Nilai NSE dan R2 metode EIA lebih tinggi, menunjukkan bahwa metode EIA lebih baik dalam memprediksi limpasan pada DAS Ciliwung hulu. Nilai rasio EIA/TIA pada debit banjir rencana diatas 0.95. Semakin besar periode banjir maka perbedaan nilai yang dihasilkan oleh kedua metode semakin kecil. Penerapan metode EIA untuk menentukan luas tutupan lahan kedap air pada DAS skala makro membutuhkan effort biaya dan waktu yang besar. Apabila sumberdaya untuk melakukan pengukuran dengan metode EIA terbatas, maka metode TIA masih dapat diandalkan untuk memperkirakan impervious area dalam suatu DAS. ...... The estimation of flood discharge depends on quantification of Impervious Area. The potential problem is what kind of impervious area determination method used in the model is causing the difference in runoff coefficient value which will affect the estimated flood discharge. Recent studies show that surface runoff in a watershed can be better described by Effective Impervious Area EIA than TIA. The aim of this study is to analyze the effect of the method of determining the landscape based on TIA and EIA in generating flood discharge plan in watershed with macro scale. The location of the research is Upper Ciliwung Watershed DAS with Katulampa Weir as outlet. Identification of land use distribution is based on digitized process used combined GIS maps using visual interpretation of high resolution satellite images 2017. Hydrologycal simulation by HEC HMS 4.2. Maximum discharge generated by using TIA method is 153.7 m3 s and EIA method is 149.6 m3 s. The NSE results for TIA and EIA were 0.763 and 0.864. The NSE and R2 values of the EIA method are higher, indicating that the EIA method is better at predicting runoff in the Upper Ciliwung Watershed. The EIA TIA ratio value on the flood discharge plan is above 0.95. However, for large watersheds, it takes much effort to identify and digitize an effective impervious area. In case of lack of resources for direct measurement of DCIA, the TIA Method is proven to be more reliable for estimating the impervious area.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50640
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vega Fitria Mutiara Sari
Abstrak :
ABSTRAK
Sistem polder merupakan solusi terhadap banjir di daerah perkotaan dimana elevasi muka tanah lebih rendah dari pada elevasi muka air di badan air penerima. Efektifitas dari elemen berupa tanggul penahan limpasan air; sungai/ kanal; waduk; saluran internal; dan pompa sangat mempengaruhi kinerja suatu sistem polder dalam mengendalikan elevasi muka air di dalam sistem. Permasalahan banjir yang selalu terjadi di Jakarta setiap tahun sehingga menimbulkan kerusakan dan kerugian menjadi latar belakang dilakukan kajian dalam penulisan ini. Wilayah utara Jakarta dibagi menjadi 43 sistem polder salah satunya adalah Polder Muara Angke. Studi ini secara khusus membahas mengenai evaluasi sistem polder Muara Angke yang terletak di pesisir Jakarta. Untuk menuntaskan masalah banjir di Polder Muara Angke perlu dievaluasi kinerja sistem polder sebagai satu kesatuan dari elemen-elemen pengendali banjir. Tujuan penulisan ini adalah mengkaji sistem Polder Muara Angke eksisting; menganalisis banjir rencana; mengevaluasi kinerja sistem dalam mengendalikan banjir rencana akibat hujan lokak; serta membuat dan memetakan usulan perbaikan sistem. Luas catchment area Polder Muara Angke adalah 1,46 km2 . Data hujan harian dari stasiun hujan Kemayoran digunakan untuk menghitung hujan rencana dan debit banjir rencana. Pemodelan banjir rencana menggunakan Model Win TR 55. Evaluasi sistem polder dilakukan dengan membandingkan kapasitas saluran, kapasitas pompa, dan kapasitas kolam detensi dengan debit banjir rencana. Hasil analisis menunjukkan bahwa efektivitas saluran drianase untuk periode ulang 2, 5, 10, 25, dan 50 tahun masing-masing sebesar 100%, 98.47%, 90.04%, 83.18%, dan 70.54%. Sedangkan efektivitas pompa dan kolam detensi  untuk periode ulang 2, 5, 10, 25, dan 50 tahun masing-masing adalah sebesar 84.13%, 56.14%, 46.14%, 37.84%, dan 33.43%. Oleh karena itu, banjir akibat hujan lokal di wilayah Muara Angke disebabkan oleh rendahnya efektivitas pompa dan kolam detensi. Analisis hidroekonomi menunjukkan bahwa usulan yang paling optimum untuk perbaikan/ peningkatan efektivitas pompa yaitu dengan menambah kapasitas pompa yang ada di Polder Muara Angke total sebesar 15.55 m3/det yang dapat mengakomodir debit banjir rencana periode ulang 10 tahun.
ABSTRACT
Polder system is a solution for flooding in urban areas where the ground level is lower than the water level of the receiving water body. The effectiveness of the elements such as dike, river channel, pond, drainage canal, and pump station greatly affect the performance of a polder system in controlling water level inside the system.  The flood problems that always occur in Jakarta caused damages and losses are the background to conduct an evaluation presented in this paper. Jakarta is the capital city of Indonesia, where the northern part of Jakarta is divided into 43 polder systems and one of them is Muara Angke Polder. This study specifically addresses the Muara Angke Polder system performance. Solving the problem of flood in Muara Angke area should be based on the performance of the existing polder system as one of the flood control elements. This study emphasizes on evaluating the existing Muara Angke Polder system in controlling the flooding. Muara Angke polder catchment area is around 1.46 km2. Daily rainfall data from Kemayoran Station is used to estimate the design flood. Using WinTR-55 model, the performance of polder system is evaluated by comparing the capacity of existing drainage canal, pump and pond to the design flood. The result shows that drainage canal effectiveness for each  return periode of  2, 5, 10, 25, and 50 year is 100%, 98.47%, 90.04%, 83.18%, dan 70.54%. While pump and pond effectiveness for each  return period of  2, 5, 10, 25, and 50 year is 84.13%, 56.14%, 46.14%, 37.84%, dan 33.43%. Therefore, flooding from rainfall runoff in Muara Angke is caused by low pump and pond effectiveness. Hydroeconomy analysis shows that the most optimum proposed improvement in the effectiveness of the polder system is by adding a total pump capacity of 15.55 m3 /s which can accommodate the design flood for 10 year return period.
2019
T52732
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Said Buchari
Abstrak :
Perubahan tataguna lahan yang terjadi didaerah Jakarta dan Jawa Barat memberikan pengaruh besar terhadap debit banjir yang masuk ke Banjir Kanal Timur. Hal ini menyebabkan kapasitas dan desain dari Banjir Kanal Timur yang awalnya di desain berdasarkan Masterplan for Drainage and Flood Control of Jakarta oleh Nedeco pada tahun 1973 perlu dikaji ulang dan dibandingkan dengan Review Disain Banjir Kanal Timur oleh Konsultan Pekerjaan Umum Balai Besar Ciliwung-Cisadane. Berkaitan dengan hal tersebut maka dalam penulisan seminar skripsi ini dilakukan analisa terhadap kapasitas dan desain dari Banjir Kanal Timur berdasarkan Peta Perubahan Tata Guna Lahan tahun 1980 dan 2000. Analisa yang dilakukan adalah dengan melakukan prediksi perubahan tata guna lahan pada tahun 1985 dan 2025 berdasarkan data perubahan tata guna lahan tahun 1980 dan tahun 2000 serta data curah hujan distasiun yang dianggap mewakili untuk memberikan kontribusi ke Banjir Kanal Timur. Perhitungan dilakukan dengan manual (metode rasional) dan bantuan program (SMADA versi 6.43) sebagai perhitungan hidrologinya serta HEC-RAS versi 3.1.3 sebagai perhitungan hidrolika. Dari hasil perhitungan tersebut akan dibandingkan dengan desain awal dan review desain BKT sehingga dapat diketahui apakah kapasitas dan disain dari BKT masih terpenuhi dan selanjutnya dicarikan solusi penanganan dan upaya-upaya lainnya dalam menanggulangi banjir yang terjadi. ......The Changes of land use that happened in district of Jakarta and West Java give major effect to floods debit which step into Eastern Banjir Canal (EBC). This matter cause capacities and design from Eastern Banjir Canal which initially in design of pursuant to Masterplan For Drainage And Flood Control Of Jakarta by Nedeco in the year 1973 need re-studied and compared to Review Design of Eastern Banjir Canal by Consultant of Public Work of Big Hall of Ciliwung-Cisadane. Going together the mentioned hence in writing of this paper done by analysis to capacities and design from Eastern Banjir Canal of pursuant to map of land used changes in Year 1980 and 2000. Analysis taken by doing prediction of land used changes in the year of 1985 and 2025 pursuant to changes land used data in year of 1980 and 2000 and also rainfall data that assumed to station deputize to give contribution to East Banjir Canal. Calculation done with manual (rational method) and the aid program (SMADA Version 6.43) as calculation of hidrologic also HEC-RAS Version 3.1.3 as calculation of hidrolik. From the result of the calculation will be compared to design of early and knowable review design of Eastern Banjir Canal so that whether capacities and designed from Eastern Banjir Canal still be fullfiled and then be looked for solution of handling and other efforts in overcoming floods that happened.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S38701
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Said Buchari
Abstrak :
Perubahan tataguna lahan yang terjadi didaerah Jakarta dan Jawa Barat memberikan pengaruh besar terhadap debit banjir yang masuk ke Banjir Kanal Timur. Hal ini menyebabkan kapasitas dan desain dari Banjir Kanal Timur yang awalnya di desain berdasarkan Masterplan for Drainage and Flood Control of Jakarta oleh Nedeco pada tahun 1973 perlu dikaji ulang dan dibandingkan dengan Review Disain Banjir Kanal Timur oleh Konsultan Pekerjaan Umum Balai Besar Ciliwung-Cisadane. Berkaitan dengan hal tersebut maka dalam penulisan seminar skripsi ini dilakukan analisa terhadap kapasitas dan desain dari Banjir Kanal Timur berdasarkan Peta Perubahan Tata Guna Lahan tahun 1980 dan 2000. Analisa yang dilakukan adalah dengan melakukan prediksi perubahan tata guna lahan pada tahun 1985 dan 2025 berdasarkan data perubahan tata guna lahan tahun 1980 dan tahun 2000 serta data curah hujan distasiun yang dianggap mewakili untuk memberikan kontribusi ke Banjir Kanal Timur. Perhitungan dilakukan dengan manual (metode rasional) dan bantuan program (SMADA versi 6.43) sebagai perhitungan hidrologinya serta HEC-RAS versi 3.1.3 sebagai perhitungan hidrolika. Dari hasil perhitungan tersebut akan dibandingkan dengan desain awal dan review desain BKT sehingga dapat diketahui apakah kapasitas dan disain dari BKT masih terpenuhi dan selanjutnya dicarikan solusi penanganan dan upaya-upaya lainnya dalam menanggulangi banjir yang terjadi. ......The Changes of land use that happened in district of Jakarta and West Java give major effect to floods debit which step into Eastern Banjir Canal (EBC). This matter cause capacities and design from Eastern Banjir Canal which initially in design of pursuant to Masterplan For Drainage And Flood Control Of Jakarta by Nedeco in the year 1973 need re-studied and compared to Review Design of Eastern Banjir Canal by Consultant of Public Work of Big Hall of Ciliwung-Cisadane. Going together the mentioned hence in writing of this paper done by analysis to capacities and design from Eastern Banjir Canal of pursuant to map of land used changes in Year 1980 and 2000. Analysis taken by doing prediction of land used changes in the year of 1985 and 2025 pursuant to changes land used data in year of 1980 and 2000 and also rainfall data that assumed to station deputize to give contribution to East Banjir Canal. Calculation done with manual (rational method) and the aid program (SMADA Version 6.43) as calculation of hidrologic also HEC-RAS Version 3.1.3 as calculation of hidrolik. From the result of the calculation will be compared to design of early and knowable review design of Eastern Banjir Canal so that whether capacities and designed from Eastern Banjir Canal still be fullfiled and then be looked for solution of handling and other efforts in overcoming floods that happened.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
R.21.08.04 Buc p
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sepanie Putiamini
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh distribusi curah hujan dan karakteristik fisik setiap sub-DAS Ci Liwung Hulu yang terdiri dari topografi, jenis tanah dan penggunaan tanah terhadap debit aliran Daerah Aliran Ci Liwung Hulu. Metode yang digunakan adalah Soil Conservation Service (SCS) yang disimulasikan menggunakan model hujan-debit HEC-HMS yang di validasi menggunakan metode RMSE dan Nash. Hasil pengolahan data menunjukan bahwa karakteristik dan distribusi hujan setiap sub-DAS mempengaruhi besar kecilnya debit yang dihasilkan. Sub-DAS Ci Liwung (Tugu) merupakan sub-DAS yang menghasilkan sumbangan debit terbesar pada DA Ci Liwung Hulu pada kejadian banjir Tahun 2002 dan 2007. Berdasarkan hasil validasi, simulasi, data curah hujan radar cuaca memiliki nilai simpangan yang lebih kecil dibandingkan data curah hujan observasi. Penggunaan data radar cuaca memberikan gambaran distribusi hujan spasial dengan resolusi tinggi dan dapat digunakan untuk memprediksi debit aliran yang dihasilkan oleh suatu Daerah Aliran Sungai (DAS).
This study aims to determine impact of rainfall distribution and physical characteristics in each sub-watershed towards run-off in the Upper Ci Liwung Watershed. It consist of topography , soil type and land use. The method utilizing Soil Conservation Service (SCS ) applied on HEC - HMS rainfallrunoff model and was validated using the RMSE and Nash. The results show that the physical characteristics and rainfall distribution of each sub-watershed has significant impact on the run-off in Upper Ci Liwung Watershed especially sub-watershed Ci Liwung ( Tugu) on the flood events of 2002 and 2007. Based on the simulation validation result, weather radar rainfall data has a deviation value smaller than rainfall data of observation . Weather radar data provide accurate rainfall measurements at high resolution and can be applied to predict run-off in watershed.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T38635
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library