Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S6814
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Panjaitan, Poltak; Surbakti, Mariana Br
"Mata kuliah kewirausahaan adalah mata kuliah yang baru di ajarkan di prodi fisika dan PAK. Hal ini mungkin akan menyebabkan nilai pada mata kuliah tersebut belum maksimal.Usaha untuk meningkatkan nilai mahasiswa merupakan bagian dari usaha peningkatan sumber daya manusia yang berkecimpung di dunia pendidikan terutama pengajar. Pelaksanaan pembelajaran tidak selalu beijalan dengan baik, karena ada permasalahan yang bersumber dari intensitas belajar mahasiswa, lingkungan tempat tinggal lokasi pembelajaran atau dari dosen/pengajar sendiri. Jika intensitas belajar mahasiswa tinggi dan sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan, maka kemungkinan besar akan mempengaruhi hasil belajarnya. Untuk mengetahui apakah kepribadian mahasiswa yang bersesuaian dengan metode pembelajaran yang digunakan memepengaruhi pencapaian prestasi belajar, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang difokuskan untuk mengetahui pengaruh antara metode pembelajaran demonstrasi yang digunakan terhadap nilai/prestasi mahasiswa di prodi Fisika yang diperbandingkan dengan nilai mahasiswa prodi PAK yang belajar dengan metode pembelajaran diskusi pada matakuliah kewirausahaan.Dari hasil penelitian dan analis data yang dilakukan menunjukkan adanya pengaruh hasil belajar mahasiswa dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi di Fisika FKIP UHN Medan diperoleh hasil rata-rata postest 60,69 dengan standar deviasi 6 39 sedangkan pada kelas PAK dengan pembelajaran diskusi juga terdapat peningkatan hash rata-rata postestnya adalah 59,78 dengan standar deviasi 5,76. Kedua proses pembelajaran tersebut dapat dilihat hasil postest dari masing-masing kelas dimana hasil dari postest tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar mahasiswa menggunakan metode demonstrasi lebih tinggi (0,91) dibandingkan dengan metode diskusi. Ini berarti ada pengaruh secara signifikan antara hasil belajar kewirausahaan yang diajarkan melalui pembelajaran demonstrasi dibandingkandengan pembelajaran diskusi."
Universitas HKBP Nonmensen, 2017
VISI 25:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Simanullang, Nursari Rindu
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode demonstrasi dalam meningkatkan proses belajar dan hasil belajar Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Teluk Dalam. Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SMA Negeri 1 Teluk Dalam tahun pelajaran 2014/2015. Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3, dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan membuat kalimat yang diakhiri dengan tes harian di akhir masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan. Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi aktivitas siswa dan guru, dan tes harian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode-metode pembelajaran demonstrasi mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan hasil wawancara dengan sebagian siswa, rata-rata jawaban siswa menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan metode-metode pembelajaran demonstrasi sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar."
Universitas Dharmawangsa, 2016
330 MIWD 48 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jarot Tri Adiono
"ABSTRAK
Kehidupan berdemokrasi yang semakin berkembang menjadikan rakyat
lebih berani dan terbuka dalam menyampaikan aspirasi mereka. Bentuk
penyampaian pendapat di muka umum semakin mendapat tempat dan semakin
sering terjadi. Ketika berlangsungnya aksi demonstrasi tidak jarang terjadi
tindakan pemaksaan, pemukulan, dan bahkan sampai pada pengrusakan fasilitas
umum. Hal ini bisa terjadi karena adanya perbenturan kepentingan antara
demonstran yang menyuarakan aspirasinya dengan polisi yang mengamankan aksi
itu sendiri.
Penelitian ini bertujuan ingin melihat apakah ada perbedaan persepsi
antara Polisi dan Mahasiswa terhadap perilaku agresif yang dilakukan oleh polisi
dan mahasiswa; yang dilakukan oleh polisi; yang dilakukan oleh mahasiswa
dalam aksi demonstrasi. Serta persepsi Polisi dan Mahasiswa mengenai terjadinya
perilaku agresif tersebut. Sampel diambil menggunakanmetode purposive
sampling dari 60 anggota Satuan Perintis Sabhara Polda Metro Jaya serta 60
mahasiswa Universitas Indonesia, Universitas Gunadharma, Universitas Pancasila
dan Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Untuk melihat perbedaan tersebut
dilakukan perhitungan t-tesi for independent sample pada skor rata-rata persepsi
masing-masing kelompok. Hipotesis yang diajukan adalah bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara persepsi polisi dan mahasiswa terhadap perilaku
agresif yang teijadi dalam aksi demonstrasi.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa terdapat perbedaan
yang sangat signifikan antara persepsi Polisi dan Mahasiswa terhadap perilaku
agresif dalam aksi demonstrasi. Baik perilaku agresif yang dilakukan oleh polisi
dan mahasiswa; yang dilakukan oleh polisi; dan yang dilakukan oleh mahasiswa.
Perbedaan ini disebabkan karena banyak faktor yang berpengaruh dalam proses
persepsi, baik itu subyek yang melakukan persepsi, obyek yang dipersepsi
maupun situasi saat persepsi dilakukan. Polisi dan Mahasiswa mempersepsi faktor
frustasi; faktor provokasi; faktor efek senjata; faktor lingkungan fisik serta faktor
kekuasaan dan kepatuhan sebagai faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
perilaku agresif dalam aksi demonstrasi.
Disarankan untuk diadakan penelitian kembali dengan menggunakan
sampel yang netral (bukan dari polisi dan mahasiswa). Dan karakteristik sampel
yang lebih merata dengan memperhatikan variasi penyebaran pangkat, masa dinas
pada sampel polisi dan penyebaran pengalaman mahasiswa berdasarkan
keikutsertaan mereka dalam aksi demonstrasi."
2003
S3215
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fabian Condo Wijaya
"Penelitian ini membahas pola penanganan demonstrasi omnibus law oleh Sat Brimob Polda Metro Jaya Tahun 2020. Sebagai aparat penegak hukum sebagaimana amanat dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Polri, Polri memiliki tugas dan tanggungjawab untuk menjaga keamanan dan ketertiban di masyarakat. Dimana pada demonstrasi omnibus law ini, berpotensi menimbulkan kekacauan di masyarakat. Metode penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Data Primer pada penelitian ini didapatkan melalui wawancara langsung yang dilakukan kepada narasumber,data sekunder didapatkan melalui hasil penelitian jurnal tentang demonstrasi, buku-buku terkait serta dokumentasi yang terkait demonstrasi.Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa Pertama, Penanganan faktual dinamika demonstrasi omnibuslaw dilakukan dengan BKO dengan jumlah personel Korbrimob dan Satbrimob Polda yang melaksanakan tugas BKO berjumlah 6.688. Kedua, Pola penanganan Demonstrasi Omnibus Law Tahun 2020 yang terjadi di wilayah hukum Polda Metro Jaya dilakukan dengan strategi-strategi yang dilakukan Sat brimob Polda Metro Jaya antara lain; meningkatkan kegiatan penggalangan, sambang dan silaturahmi dengan Tokoh-Tokoh. Menggunakan peran media massa melalui Humas Polri. Satuan Kewilayahan terus melakukan monitor, deteksi kantong-kantong massa Demonstrasi omnibus law. Ketiga, Faktor-faktor yang menjadi kendala Sat Brimob Polda Metro Jaya dalam penanganan Demonstrasi Omnibus Law Tahun 2020 antara lain; keterbatasan Sumber Daya Manusia, Metode Pengamanan yang tidak semua anggota pahami, minimalnya Sarana Prasarana

This research discusses the pattern of handling omnibus law demonstrations by the Mobile Brigade Unit of Polda Metro Jaya in 2020. As law enforcement officers as mandated in Law Number 2 of 2002 concerning the National Police, the National Police has the duty and responsibility to maintain security and order in society. Where this omnibus law demonstration has the potential to cause chaos in society. This research method uses qualitative research. Primary data in this research was obtained through direct interviews conducted with resource persons, secondary data was obtained through research results from journals about demonstrations, related books and documentation related to demonstrations. The results of this research explain that First, the factual handling of the dynamics of omnibuslaw demonstrations was carried out with BKO with The number of Korbrimob and Satbrimob Polda personnel carrying out BKO duties is 6,688. Second, the pattern of handling the 2020 Omnibus Law Demonstration which occurred in the jurisdiction of Polda Metro Jaya was carried out using strategies carried out by the Mobile Brigade Unit of Polda Metro Jaya, including; increase fundraising activities, meetings and friendships with prominent figures. Using the role of mass media through Police Public Relations. The Regional Unit continues to monitor and detect mass pockets of the omnibus law demonstration. Third, the factors that become obstacles for the Mobile Brigade Unit of Polda Metro Jaya in handling the 2020 Omnibus Law Demonstration include; limited human resources, security methods that not all members understand, minimal infrastructure."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masayu Revi Triputri
"Demonstrasi tolak UU Cipta Kerja menjadi sorotan utama dalam pemberitaan media massa pada bulan Oktober 2020. Pelaksanaan demonstrasi tolak UU Cipta Kerja diperlihatkan melalui visualisasi dinamika kekerasan dan konflik dalam pemberitaan media massa sehingga memunculkan cara pandang yang negatif terhadap pelaksanaan demonstrasi tersebut. Dalam protest paradigm hal ini dijelaskan sebagai pola liputan media yang berfokus untuk menyoroti konteks-konteks di luar dari isu utama dari pelaksanaan demonstrasi. Adapun lebih lanjut dalam perspektif kriminologi visual, representasi visual terhadap pelaksanaan demonstrasi mengindikasikan visualitas untuk menutupi kekerasan oleh negara yang dalam konteks ini adalah kekerasan yang dilakukan oleh polisi sebagai aparat pengendalian resmi negara. Untuk menganalisis konteks tersebut, penulis melakukan analisis visual kualitatif terhadap data-data visual yang dikumpulkan dari pemberitaan-pemberitaan terhadap demonstrasi tolak UU Cipta Kerja selama bulan Oktober 2020 sebanyak 142 data visual beserta caption yang tertera di bawah gambar. Lebih lanjut dapat disimpulkan bahwa representasi visual terhadap pelaksanaan demonstrasi memperlihatkan tindakan melanggar hukum dan penyimpangan dalam visualitas demonstran dan disisi lain dapat menutupi bentuk-bentuk kekerasan yang dilakukan oleh polisi sebagai aparat pengendalian resmi. Pelaksanaan demonstrasi pun kemudian melekat dengan citra negatif dan dinilai sebagai tindakan yang sia-sia.

Demonstrations against UU Cipta Kerja became the main focus in the mass media coverage in October 2020. The demonstration against UU Cipta Kerja was shown through visualizing the dynamics of violence and conflict in mass media reporting, giving rise to a negative perspective on the implementation of the demonstration. In the protest paradigm this is explained as a pattern of media coverage that focuses on highlighting contexts outside of the main issue of conducting demonstrations. Furthermore, in the perspective of visual criminology, the visual representation of the implementation of the demonstration indicates visuality to cover up violence by the state which in this context is violence perpetrated by the police as the official state control apparatus. To analyze this context, the author conducted a qualitative visual analysis of the visual data collected from reports on demonstrations against UU Cipta Kerja during October 2020 around 142 visual data alongside caption that is included below. It can further be concluded that the visual representation of the demonstration shows unlawful acts and deviations in visuality of demonstrators and on the other hand can cover up the forms of violence carried out by the police as an official controlling apparatus. The demonstration was then attached to a negative image and was judged as a futile act."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hafizh Manarul Hidayat
"Tulisan ini membahas wacana argumentatif dalam ceramah para ulama Indonesia tentang hukum demonstrasi. Argumen tersebut dibagi menjadi dua sudut pandang, yaitu argumen prodemonstrasi dan argumen kontrademonstrasi. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan perbedaan unsur-unsur argumentasi yang dibangun oleh para ulama dalam pendapatnya tentang hukum demonstrasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Sumber data yang digunakan berasal dari video-video ceramah dalam laman YouTube dengan tiga kriteria: 1) video berdurasi tidak lebih dari 10 menit, 2) video bermuatan argumentasi pro atau kontra demonstrasi, dan 3) ceramah itu disampaikan oleh ustaz asal Indonesia. Atas dasar itu, dipilih enam video yang dibagi menjadi tiga ceramah prodemonstrasi dan tiga ceramah kontrademonstrasi. Setelah itu, video-video tersebut ditranskripsi dengan teknik ortografis untuk dijadikan sebagai data analisis. Teori yang digunakan untuk menganalisis data adalah teori Toulmin (2013). Hasil penelitian ini adalah ditemukan perbedaan penyampaian klaim serta sumber data dan pembenaran yang dijadikan sebagai landasan penetapan hukum Islam. Klaim dalam pendapat prodemonstrasi cenderung bersifat tersirat secara logis. Data dan pembenaran yang digunakannya berasal dari sumber sekunder hukum Islam, yaitu urf dan mashlahah mursalah. Sementara itu, klaim dalam pendapat kontrademonstrasi bersifat lugas dengan data dan pembenaran yang berasal dari Al-Qur’an dan sunah/hadis Nabi.

This paper discusses the argumentative discourse in the lectures of the Indonesian ulemas about the law of demonstration. The argument is divided into two points of view, that is the pro-demonstration argument and the counter-demonstration argument. The purpose of this study is to describe the differences in the elements of argumentation developed by the ulemas in their opinion about the law of demonstration. The method used in this research is qualitative method. The source of the data used comes from video lectures on the YouTube page with the following criteria: 1) videos are about 10 minutes long, 2) videos containing pro-demonstration or counter-demonstration arguments, and 3) the lectures are delivered by Indonesian ulemas. On that basis, six videos were selected which were divided into three pro-demonstrations and three counter-demonstrations. After that, the videos were transcribed using orthographic techniques to be used as data analysis. The theory used to analyze the data is the theory of Toulmin (2013). The results of this study are found differences in the submission of claims as well as sources of data and warrant that are used as the basis for determining Islamic law. Claims in pro-demonstration opinions tend to be logically implied. The data and the warrant it uses come from the second source of Islamic law, namely urf and marshalah mursalah. Meanwhile, the claims in the counter-demonstration opinion are straightforward with data and warrant derived from the Qur'an and hadith."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Hafizh Manarul Hidayat
"Tulisan ini membahas wacana argumentatif dalam ceramah para ulama Indonesia tentang hukum demonstrasi. Argumen tersebut dibagi menjadi dua sudut pandang, yaitu argumen prodemonstrasi dan argumen kontrademonstrasi. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan perbedaan unsur-unsur argumentasi yang dibangun oleh para ulama dalam pendapatnya tentang hukum demonstrasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Sumber data yang digunakan berasal dari video-video ceramah dalam laman YouTube dengan tiga kriteria: 1) video berdurasi tidak lebih dari 10 menit, 2) video bermuatan argumentasi pro atau kontra demonstrasi, dan 3) ceramah itu disampaikan oleh ustaz asal Indonesia. Atas dasar itu, dipilih enam video yang dibagi menjadi tiga ceramah prodemonstrasi dan tiga ceramah kontrademonstrasi. Setelah itu, video-video tersebut ditranskripsi dengan teknik ortografis untuk dijadikan sebagai data analisis. Teori yang digunakan untuk menganalisis data adalah teori Toulmin (2013). Hasil penelitian ini adalah ditemukan perbedaan penyampaian klaim serta sumber data dan pembenaran yang dijadikan sebagai landasan penetapan hukum Islam. Klaim dalam pendapat prodemonstrasi cenderung bersifat tersirat secara logis. Data dan pembenaran yang digunakannya berasal dari sumber sekunder hukum Islam, yaitu urf dan mashlahah mursalah. Sementara itu, klaim dalam pendapat kontrademonstrasi bersifat lugas dengan data dan pembenaran yang berasal dari Al-Qur’an dan sunah/hadis Nabi.

This paper discusses the argumentative discourse in the lectures of the Indonesian ulemas about the law of demonstration. The argument is divided into two points of view, that is the pro-demonstration argument and the counter-demonstration argument. The purpose of this study is to describe the differences in the elements of argumentation developed by the ulemas in their opinion about the law of demonstration. The method used in this research is qualitative method. The source of the data used comes from video lectures on the YouTube page with the following criteria: 1) videos are about 10 minutes long, 2) videos containing pro-demonstration or counter-demonstration arguments, and 3) the lectures are delivered by Indonesian ulemas. On that basis, six videos were selected which were divided into three pro-demonstrations and three counter-demonstrations. After that, the videos were transcribed using orthographic techniques to be used as data analysis. The theory used to analyze the data is the theory of Toulmin (2013). The results of this study are found differences in the submission of claims as well as sources of data and warrant that are used as the basis for determining Islamic law. Claims in pro-demonstration opinions tend to be logically implied. The data and the warrant it uses come from the second source of Islamic law, namely urf and marshalah mursalah. Meanwhile, the claims in the counter-demonstration opinion are straightforward with data and warrant derived from the Qur'an and hadith."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Laurensia
"Tulisan ini membahas tentang asesmen risiko demonstrasi dan terorisme di PT. X berdasarkan ISO 31000. Terdapat perbedaan level risiko dari asesmen risiko yang telah dilakukan PT. X, demonstrasi yang selalu terjadi setiap tahun ditempatkan pada level yang rendah. Sementara terorisme belum pernah terjadi, ditempatkan pada level risiko sedang. Analisis dalam penulisan ini menggunakan ISO 31000 untuk mengetahui dasar penentuan dalam asesmen risiko PT. X. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa perbedaan risiko yang ada disebabkan oleh perbedaan kesiapan penanganan kontrol risiko yang terlihat dari diperlukannya expert judgement pada risiko terorisme. Selain itu, perbedaan tersebut juga disebabkan oleh sikap manajemen utama PT. X dalam menghadapi risiko yang terlihat dalam penggunaan tindakan suap sebagai bentuk toleransi konsekuensi dari risiko demonstrasi.

This paper discusses the risk assessment of demonstration and terrorism at PT. X based on ISO 31000. There is a different level of risk from the risk assessment conducted by PT. X, demonstration that always occurs every year is placed at a low level. While terrorism has never happened, it is placed at a moderate level of risk. The analysis in this paper uses ISO 31000 to know the basic determinant on the risk assessment of PT. X. Result of analysis shows that the differences in risks are caused by differences in readiness of handling risk controls that seen from the need for expert judgment on risk terrorism. In addition, the differences are also caused by the attitude of the main management PT. X that seen in the use of bribery as a form of consequences tolerance of demonstration risk."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>