Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 47 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sarworini Bagio Budiardjo
Abstrak :
ABSTRAK
Semen glass ionomer merupakan salah satu bahan yang inakan untuk penutupan pit dan fisur guna pencegahan karies i gigi tetap muda. Penggunaan semen glass ionomer, relatif jrhana karena tanpa teknik etsa email. Sebelum pemakaian semen ;s ionomer, permukaan email cukup dibersihkan untuk [hilangkan plak. Dikenal 2 macam cara pembersihan email yakni ira mekanik menggunakan 'rubber cup' dengan pasta abrasif dan ira kimia, dengan pengolesan larutan asam. Penelitian ini ikukan secara laboratorik, guna menilai keefektifan suatu m pembersih email dengan cara membandingkan kekuatan ikatan .1-semen glass ionomer yang diperoleh. Sampel yang digunakan gigi premolar satu atas yang telah dicabut untuk keperluan lodontik. Sebagai bahan pembersih email digunakan pasta :ate dan larutan asam sitrat 50%. Test uji tarik dilakukan ;an alat 'Comten' dan hasilnya dihitung secara statistik :an 'Student t-test'. Dari hasil penelitian, ternyata ipatkan kekuatan ikatan email-semen glass ionomer yang :uat adalah setelah email dibersihkan dengan larutan asam at 50%. Sedangkan kekuatan ikatan terlemah setelah iersihan email tanpa bahan pembersih. Pembersihan email dengan ?a sircate hasilnya tidak berbeda bermakna dengan pembersihan.
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Khairiza Anri
Abstrak :
Sebagai pengasuh utama, perilaku ibu mempengaruhi pengalaman karies gigi anak, salah satunya penularan S. mutans dan S. sobrinus. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara perilaku ibu dan pengalaman karies gigi anak batita dengan uji laboraturium. 50 pasang ibu-anak diperiksa giginya dan diukur perilaku ibunya menggunakan kuesioner. Pemeriksaan genotipe S. mutans dan S. sobrinus dari plak dan saliva 15 pasang ibu-anak menggunakan ERIC-PCR. Terdapat hubungan bermakna antara perilaku ibu dan pengalaman karies gigi anak (p<0.05) dan 14.3% pasang ibu-anak memiliki persamaan genotipe S. mutans dan S. sobrinus. Kesimpulan: Perilaku kesehatan gigi mulut ibu berhubungan dengan pengalaman karies gigi anak melalui penularan S. mutans dan S. sobrinus secara vertikal.
As primary caregivers, mothers' behaviors effect on their children' dental caries experiences, one of them by way of transmission of S. mutans and S. sobrinus. This was to evaluate the relationship between mother's behavior and toddlers' dental caries experiences by laboratory test. 50 mother-child pairs underwent dental screening and filled out questionnaires to assess mother's behavior. Plaque samples were taken from 15 mother-child pairs to compare the genotype of S. mutans and S. sobrinus using ERIC-PCR. There was a significant relationship between mother's oral health behavior to the child's dental caries experiences (p<0.05) and 14.3% samples had similar genotypes of S. mutans and S. sobrinus. Conclusion: Mother's oral health behavior related to dental caries experience of their children by way of transmission of S. mutans and S. sobrinus vertically.
Jakarta: Universitas Indonesia, 2012
S45511
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hariani Rafitha
Abstrak :
Karies gigi merupakan penyakit infeksi yang ditandai dengan kerusakan jaringan permukaan gigi yang disebabkan oleh mikroorganisme dalam suatu fermentasi karbohidrat. Karies gigi dan obesitas keduanya merupakan penyakit multifaktorial yang terkait dengan kebiasaan diet makan dan beberapa faktor gaya hidup yang umum pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara obesitas dengan karies gigi pada anak usia 7-12 tahun di Kabupaten Badung Provinsi Bali 2018. Penelitian ini menggunakan desain pendekatan crossectional dengan jumlah sampel sebanyak 426 anak beserta ibu yang diambil dari seluruh murid kelas 1-5 SD di 3 SDN yang terpilih secara acak sederhana. Hasil regresi logistic dengan analisis mutivariat menunjukan bahwa adanya hubungan yang bermakna antara obesitas dan karies gigi setelah mengkontrol variabel ketiga, yang terbukti secara statistik dengan p value 0,003 dan OR 1,830. Sehingga dapat disimpulkan bahwa anak dengan obesitas memiliki resiko 2 kali untuk mengalami karies gigi dibandingkan anak yang tidak obesitas. Berdasarkan hasil tersebut diharapkan sekolah dapat mengembangkan program UKS/UKGS yang sudah ada seperi membentuk dokter kecil atau kader kesehatan di sekolah untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan sebagai upaya pemberdayaan siswa-siswi di sekolah. ......Dental caries is an infectious disease characterised by dental tissue damage caused by microorganisms in a carbohydrate fermentation. Dental caries and obesity are both multifactorial illnesses associated with eating habits and some lifestyle factors in children. This study aims to see the relationship between obesity with dental caries in children aged 7-12 years in Badung district of Bali province in 2018. This study used a crossectional design with a total sample of 426 children and mothers taken from all students of class 1-5 elementary school in 3 schools selected by random sampling method. Logistic regression results with multivariate analysis showed that there was a significant relationship between obesity and dental caries after controlling the third variable, which statistically proven with p-value 0,003 and OR 1,830. Thus, it concluded that children with obesity have two times greater risk of dental caries than children who are not obese. Based on these results, schools are expected to develop UKS / UKGS programs such as establishing health cadres in schools to convey health information as an effort to empower students in schools.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Greenwood, Mark
Oxford: Wiley-Blackwell, 2009
617.6 GRE t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
"Minimally invasive management of caries is critical to realizing the goal of giving patients teeth for life. The effective practice of modern caries management depends on a shift to a medical rather than a surgical approach to prevention and treatment, combined with good working knowledge and understanding of state-of-the-art materials and techniques. This multi-author book provides succinct, authoritative, evidence-based insight into the many, varied, recent developments in cariology, together with essential information and guidance of immediate practical relevance to the forward-thinking practitioner." -- Publisher's website.
London: Quintessence Books, 2007
617.67 MIN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Heriandi Sutadi
Abstrak :
Karies rampan merupakan masalah yang sering ditemukan pada anak usia balita. Adanya karies rampan dapat menyebabkan berbagai masalah, terutama yang berhubungan dengan kesehatan umum anak yang sedang dalam masa pertumbuhan. Pada anak dengan karies rampan seringkali ditemukan keluhan seperti: anak sulit makan karena adanya rasa sakit bila mengunyah, makan sering diemut, bahkan lebih lanjut seringkali terjadi pembengkakan atau abses. Berbagai penyebab faktor terjadinya karies rampan, akan tetapi yang utama adalah kurangnya kebersihan mulut, struktur gigi yang kurang baik, seringnya makan makanan yang mengandung gula, serta adanya aktifitas bakteri karies yang tinggi. Karies rampan harus segera ditanggulangi terutama untuk menghentikan keluhan yang dirasakan, menghilangkan faktor penyebab utama, menanggulangi akibat adanya patologis pada gigi dan jaringan mulut lainnya. Selanjutnya melakukan pencegahan secara berkesinambungan agar kesehatan gigi dan mulut dapat terjaga dengan baik.
[Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, Journal of Dentistry Indonesia], 2002
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Devina Wardhani Putri
Abstrak :
Tujuan: Diketahuinya kualitas, kegunaan, reliabilitas, visibilitas, dan popularitas video berbahasa Indonesia mengenai karies gigi di YouTube sebagai sumber informasi bagi masyarakat. Metode: Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah systematic review yang mengikuti petunjuk PRISMA. Sebanyak 300 video di-screening, kemudian dicatat durasi total, jumlah views, likes, dislikes, pengunggah, dan tanggal mengunggah video. Kategori pengunggah yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengguna individu dan profesional kesehatan. Setelah dieksklusi, sebanyak 100 video dilakukan analisis kualitas, kegunaan, reliabilitas, visibilitas, dan popularitas dengan menggunakan penilaian GQS, nilai kegunaan, Discern, viewing rate, dan interaction index. Hasil: Berdasarkan penelitian, terdapat 78% video yang diunggah oleh pengguna individu. Namun, visibilitas dan popularitas video yang diunggah oleh profesional kesehatan memiliki nilai yang lebih tinggi daripada pengguna individu. Pada analisis mengenai kualitas, kegunaan, dan reliabilitas, video yang diunggah oleh profesional kesehatan juga memiliki nilai lebih tinggi daripada pengguna individu. Video dengan durasi lebih dari 6 menit memiliki kualitas yang lebih baik dan popularitas lebih tinggi, namun visibilitasnya lebih rendah daripada durasi hingga 6 menit. Video dengan kualitas lebih buruk memiliki visibilitas yang tinggi, namun popularitasnya rendah. Sedangkan video dengan kegunaan dan reliabilitas lebih baik memiliki visibilitas yang tinggi, namun popularitasnya lebih rendah. Kesimpulan: Dalam penelitian ini, video YouTube yang diunggah oleh profesional kesehatan memiliki kualitas, kegunaan, reliabilitas, visibilitas, dan popularitas yang lebih baik daripada video yang diunggah oleh pengguna individu. Namun, sebagian besar video YouTube mengenai karies gigi dalam penelitian ini diunggah oleh pengguna individu sehingga menyulitkan pengguna YouTube untuk mencari sumber informasi yang tepat karena sumber pengunggah dari profesional kesehatan masih terbilang sedikit
Objective: This study aims to find out how the quality, usefulness, reliability, visibility, and popularity of Indonesian videos about dental caries on YouTube as a source of information for the community. Methods: The design used in this study is systematic review that follows PRISMAs instructions. A total of 300 videos were screened, then recorded the total duration, number of views, likes, dislikes, uploaders, and upload date of the video. The categories of uploaders used in this study were individual users and health professionals. After exclusion, as many as 100 videos were analysed for quality, usefulness, reliability, visibility, and popularity using GQS, usefulness score, Discern score, viewing rate, and interaction index. Results: Based on the research, there are 78% of videos uploaded by individual users. However, the visibility and popularity of videos uploaded by health professionals has a higher value than individual users. In an analysis of quality, usefulness, and reliability, videos uploaded by health professionals also have higher value than individual users. Videos with a duration of more than 6 minutes have better quality and higher popularity, while visibility is lower than the duration of up to 6 minutes. Videos with poorer quality have high visibility, but their popularity is low. While videos with better usefulness and reliability have high visibility, their popularity is lower. Conclusion: In this study, YouTube videos uploaded by health professionals had better quality, usefulness, reliability, visibility, and popularity than videos uploaded by individual users. However, most of the YouTube videos about dental caries in this study were uploaded by individual users making it difficult for YouTube users to find the right source of information because there are still not many sources of uploaders from health professionals.
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
London: Quintessence, 2001
617.672 TIS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Winanda Annisa Maulitasari
Abstrak :
Latar Belakang: Early Childhood Caries (ECC) merupakan salah satu penyakit kronis multifaktorial yang sering terjadi pada anak usia pra sekolah. Data penelitian mengatakan sebanyak 65% anak usia 3-5 tahun mengalami ECC dan pada sebuah penelitian di Jakarta tahun 2016 menunjukkan indeks def-t sebesar 7,5 pada anak usia 5 tahun sedangkan pada penelitian yang dilakukan di Bandung pada tahun 2017 didapatkan indeks def-t sebesar 7,04. Berdasarkan RISKESDAS tahun 2018, sebanyak 81,5% anak mengalami karies dengan indeks def-t sebesar 6,2 pada anak usia 3-4 tahun dan indeks def-t sebesar 8,1 pada anak usia 5 tahun. Dalam terjadinya ECC, salah satu faktor yang berperan dalam proteksi dari terjadinya karies gigi adalah saliva yang di dalamnya terkandung protein saliva seperti lysozyme yang berperan dalam mekanisme proteksi rongga mulut dari bakteri Gram-positif. Pada beberapa penelitian, kadar lysozyme saliva berhubungan dengan skor def-t. Tujuan: Menganalisis perbedaan kadar lysozyme saliva pada anak ECC dan bebas karies usia 3-5 tahun serta berdasarkan tingkat karies. Metode Penelitian: Penelitian merupakan potong lintang analitik secara laboratorik. Subjek penelitian adalah 14 anak ECC dan 14 anak bebas karies usia 3-5 tahun yang memenuhi kriteria inklusi. Sampel whole saliva tanpa stimulasi dikumpulkan dari subjek penelitian kemudian dilakukan pengukuran kadar lysozyme dengan uji ELISA teknik sandwich. Hasil: Kadar lysozyme saliva pada anak ECC lebih tinggi daripada kelompok anak bebas karies serta kadar lysozyme saliva pada anak dengan tingkat karies tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok anak dengan tingkat karies rendah, secara statistik dinyatakan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara kadar lysozyme saliva anak ECC dan bebas karies usia 3-5 tahun (p < 0,05). Kesimpulan: Kadar lysozyme saliva lebih tinggi pada anak ECC dibandingkan dengan bebas karies usia 3-5 tahun dan peningkatan kadar lysozyme saliva terjadi pada anak dengan tingkat karies tinggi. ......Background: Early Childhood Caries (ECC) is one of common chronic multifactorial diseases affecting preschool children. Previous study showed 65% of children aged 3-5 years experience ECC and a research in Jakarta in 2016 showed def-t index of children aged 5 years was 7.5. According to research in Bandung in 2017 showed def-t index was 7.04. Based on Basic Health Research in Indonesia (RISKESDAS) in 2018, 81.5% of children experienced caries with def-t index 6.2 in children aged 3-4 years and 8.1 in children aged 5 years. In the occurrence of ECC, one of the factors that play role in the protection of dental caries is saliva, which contains salivary protein such as lysozyme that play a role in the mechanism of protecting oral cavity from Gram-positive bacteria. In several studies, salivary lysozyme levels were associated with def-t score. Objective: To analyze differences in salivary lysozyme levels in ECC and caries-free children aged 3-5 years and based on caries levels. Methods: This study is a laboratory analytical cross-sectional study. Subjects were 14 ECC children and 14 caries-free children aged 3-5 years that in line with the inclusion criteria. Unstimulated whole saliva were collected from subjects. Salivary lysozyme levels were measured by ELISA sandwich method. Results: Salivary lysozyme levels in ECC children was higher than in cariesfree and salivary lysozyme levels in children with high caries level higher than in children with low caries level, it was statistically stated that there was a significant differences between the levels of lysozyme in children with ECC and caries-free children aged 3-5 years (p < 0.05). Conclusion: Salivary lysozyme levels were higher in ECC children compared to caries-free children aged 3-5 years and increased levels of salivary lysozyme occurred in children with high caries level.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5   >>