Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alifah Komaraningsih Sutiadi
"Peluang konstruksi kelautan semakin vital dalam pengembangan industri maritim. Industri konstruksi dikenal dengan risiko kematian dan cidera yang lebih tinggi dari industri-industri lainnya. Konstruksi kelautan seperti pengerukan, dilakukan selama dua puluh empat jam dan tujuh hari dalam seminggu karena faktor cuaca dan lingkungan. Industri ini mengombinasikan bahaya kerja pada konstruksi ditambah dengan bahaya bekerja di atas kapal, dimana cuaca menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kegiatannya. Konsep Design for Safety (DfS) merupakan integrasi dari identifikasi bahaya dan penilaian risiko pada tahap konseptual dan perencanaan proyek. Integrasi DfS dalam siklus hidup proyek konstruksi kelautan diharapkan mampu berdampak positif terhadap Incident Rate. Design for Safety dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi empat dimensi yaitu metode kerja, peralatan kerja, tenaga kerja, dan lingkungan kerja. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan analisis data menggunakan desain potong lintang, dilaksanakan mulai dari Juni 2023 sampai dengan November 2023. Populasi penelitian adalah seluruh staff di Direktorat Operasional di PT X, dengan total sebanyak 33 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian adalah total sampling, yaitu sebanyak 33 sampel. Berdasarkan hasil penelitian, implementasi Design for Safety (DfS) dalam dimensi Metode Kerja, Peralatan Kerja, Tenaga Kerja, dan Lingkungan Kerja memiliki hubungan positif dan signifikan dengan Incident Rate, dengan tingkat korelasi yang kuat hingga sangat kuat. Terdapat beberapa faktor-faktor dominan DfS di PT X yang berpengaruh terhadap keselamatan konstruksi yaitu analisis bahaya, penilaian risiko, dan rencana mitigasi (MK4), kondisi/kesiapan peralatan kerja (PK3), pengetahuan kontraktor mengenai Design for Safety (TK9), ketersediaan biaya keselamatan kesehatan kerja (K3) dalam anggaran biaya proyek (LK13), dan komitmen klien terhadap Design for Safety (LK2).

Marine-construction opportunities are becoming increasingly vital in the development of the maritime industry. The construction industry is known for having a higher risk of fatalities and injuries compared to other industries. Marine construction, such as dredging, is conducted twenty-four-hour a day and seven days a week due to weather and environmental factors. The industry combines the hazards of construction coupled with the challenges of working on ships, where weather is an integral part of the construction activities. The concept of Design for Safety (DFS) involves integrating hazard identification and risk assessment in the conceptual and project planning stages. The integration of DfS in the lifecycle of marine construction project is expected to have a positive impact on the Incident Rate. In this research, Design for Safety is categorized into four dimensions : Work Methods, Equipment, Manpower, and Environment. This research of quantitative study with cross-sectional design, conducted from June 2023 to November 2023. Research population consist of all staff in the Operational Directorate at PT X, totaling 33 individuals as total samples. Based on the research findings, the implementation of Design for Safety in the dimensions of Work Methods, Equipment, Manpower, and Environment has a positive and significant relationship to Incident Rates, with correlation levels ranging from strong to very strong. There are several dominant factors of Design for Safety at PT X that affect the construction safety include hazard analysis, risk assessment, and mitigation plans (MK4), equipment condition/readiness (PK3), contractror knowledge on design for safety (TK9), availability of occupational safety and health (OHS) costs in project budget (LK13), and client commitment to design for safety (LK2)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Laurentika
"Latar belakang. Ulkus kaki diabetes (UKD) merupakan salah satu komplikasi kronik diabetes yang muncul sebagai ulserasi kaki dan menyebabkan morbiditas serta beban finansial yang tinggi. Hal tersebut secara kumulatif menurunkan kualitas hidup pasien UKD. Isu kualitas hidup pasien UKD setelah perawatan dan faktor-faktor yang memengaruhi belum banyak diteliti.
Tujuan. Studi ini bertujuan melihat skor kualitas hidup setelah enam bulan pasca perawatan pasien dengan riwayat dan faktor-faktor yang memengaruhi.
Metode. Studi ini merupakan studi kohort, dengan data dasar diambil dari registri kaki DM RSCM dan data kualitas hidup didapat melalui proses wawancara. Pasien UKD dengan riwayat perawatan di RSCM dan terdata di registri kaki RSCM periode Januari 2019 - Agustus 2023, dapat diwawancarai, serta tidak memiliki UKD aktif diikutsertakan ke penelitian. Skor kualitas hidup diukur menggunakan kuesioner Diabetic foot ulcer scale-short form (DFS-SF) dan ditampilkan dalam bentuk rerata atau nilai tengah. Hubungan faktor-faktor determinan yang diteliti dengan kualitas hidup dianalisis dengan analisi bivariat, multivariat, dan lajur.
Hasil. Sebanyak 131 subjek diikutsertakan dalam penelitian ini. Rerata skor kualitas hidup keseluruhan adalah 57,46. Pada analisis bivariat, lama observasi berhubungan bermakna dengan semua domain kualitas hidup kecuali waktu luang sedangkan neuropati perifer hanya berhubungan dengan domain kesehatan fisik, waktu luang, dan kualitas hidup keseluruhan. Jumlah area keterlibatan ulkus berhubungan dengan domain rasa terganggu. Analisis multivariat menunjukkan bahwa lama observasi berhubungan bermakna dengan kualitas hidup keseluruhan, kesehatan fisik, rasa khawatir, dan rasa terganggu. Neuropati perifer berhubungan dengan domain waktu luang. Analisis lajur mendapati bahwa lama observasi berhubungan langsung dengan kualitas hidup keseluruhan dan neuropati perifer berhubungan langsung sekaligus tidak langsung dengan kualitas hidup melalui derajat infeksi, lama perawatan, dan keluaran ulkus.
Diskusi. Studi-studi terdahulu menemukan bahwa secara umum kualitas hidup pasien UKD ditentukan dari faktor fisik, sosioekonomi, dan psikologis. Pada studi dengan desain potong lintang yang dilakukan pada pasien dengan UKD aktif, faktor yang sering memengaruhi adalah derajat luka, kadar gula darah dan tingkat pendapatan. Faktor terkait luka tidak lagi berpengaruh terhadap kualitas hidup pasca perawatan mengindikasikan bahwa selama luka dapat ditatalaksana dengan baik dan penyembuhan luka dapat tercapai, kualitas hidup optimal juga dapat dicapai.
Kesimpulan. Kualitas hidup pasca perawatan pasien UKD relatif rendah. Lama observasi dan neuropati perifer berhubungan langsung dengan kualitas hidup.

Introduction: Diabetic foot ulcer (DFU) is one of chronic complication of diabetes that appear as foot ulceration and causing high morbidity and financial burden. These cumulatively reduce quality of life of DFU patients. The issue of quality of life (QoL) of DFU patients after hospitalization and its influencing factors has not been widely studied yet. This study aimed to evaluate predictors to long term health-related quality of life in patients with history of DFU.
Method. This study was an ambispective cohort study in which baseline data was taken from the diabetic foot registry of Cipto Mangunkusumo Hospital and QoL data were obtained through interview minimum 6 months after participants were discharged from hospital. Quality of life scores are measured using the Diabetic Foot uUcer Scale-Short Form (DFS-SF) questionnaire and were displayed in mean or median value. The association between determinant factors studied and QoL was analyzed using bivariate, multivariate and path analysis.
Results. A total of 131 subjects were included in this study. The overall mean of QoL score was 57.46. In bivariate analysis, length of observation, peripheral neuropathy, and total ulcer areas were associated with QoL. Multivariate analysis showed that length of observation was significantly related to overall QoL, physical health, worry about ulcers, and bothered by ulcers domain. Peripheral neuropathy was related to the leisure domain. Path analysis found that length of observation was directly associated with overall QoL whilst peripheral neuropathy was both directly and indirectly associated with QoL through degree of ulcer infection, length of stay, and ulcer outcome.
Conclusion. Length of observation and peripheral neuropathy are directly related to quality of life. Peripheral neuropathy is also indirectly related to quality of life through the degree of infection, length of hospitalization, and ulcer outcome.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library