Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Meylina Sari
Abstrak :
Penelitian ini membahas perihal nilai didaktis atau nilai pendidikan yang dapat ditemukan dalam novel Lumbung Jati ing Gunung Kendheng. Partini B. sebagai pengarang novel tersebut berperan aktif menanam nilai-nilai didaktis dalam karya novelnya kepada para pembaca, sehingga karya-karyanya menjadi media utama dalam penyampaian moral kebaikan untuk masyarakat. Permasalahan yang dapat dirumuskan ialah bagaimana bentuk nilai didaktis dalam sumber data dan bagaimana relevansinya terhadap masyarakat Jawa. Maka tujuan dari adanya penelitian ini ialah untuk membuktikan adanya nilai-nilai didaktis dalam data melalui kajian sosiologi sastra. Penelitian ini menunjukkan terdapat delapan nilai didaktis yang terkandung dalam novel Lumbung Jati ing Gunung Kendheng yaitu, kegigihan, tolong menolong antar sesama, menghargai antar manusia, toleransi, keburukan yang dibalas dengan kebaikan, pelajaran berharga, mengedepankan kebaikan, dan nilai yang bermanfaat. Kesimpulan dari penelitian ini adalah nilai-nilai tersebut perlu dijadikan pedoman dalam kehidupan bermasyarakat agar menjadikannya lingkungan yang harmonis. ......This study discusses about didactic value or educational value that can be found in the novel Lumbung Jati ing Gunung Kendheng. Partini B. as the author of the novel plays an active role in instilling didactic values in his novels to the readers, so that his works become the main media in spreading morals to society. The problem that can be formulated is how the form of didactic values in the data source and how relevant it is to Javanese society. So the purpose of this research is to prove the existence of didactic values in the data of sociological studies. This study shows eight didactic values contained in the novel Lumbung Jati ing Gunung Kendheng, namely, persistence, helping each other, respecting humans, tolerance, compliments in return, valuable, valuable, and useful values. The conclusion of this study is that these values need to be used as guidelines in social life so that a harmonious environment is used.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
ATA 15(1-2) 2012
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Baroroh
Abstrak :

ABSTRAK
Penelitian Unsur-unsur didaktis dilakukan terhadap majalah Bobo tahun 1995. Tujuannya adalah untuk (i) mendeskripsikan tokoh dan penokohan dongeng (ii) mendeskrip_sikan tema dan amanatnya (iii) mendeskripsikan unsur-unsur didaktis berdasarkan analisis yang telah dilakukan.

Langkah-langkah penelitian yang penulis lakukan adalah mengumpulkan dongeng-dongeng majalah Bobo tahun 1995, membaca dongeng-dongeng tersebut, menentukan dongeng-dongeng yang akan dianalisis, dan mencari unsur didaktisnya berdasarkan analisis tokoh, penokohan, tema, dan amanatnya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode induktif yakni melakukan analisis terhadap semua data terlebih dahulu, baru kemudian menarik kesimpulan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan analisis deskriptif yaitu menganalisis dongeng-dongeng yang sudah dipilih sebagai data melalui analisis tokoh, penokohan, tema, dan amanat, dan kemudian memberi gambaran unsur-unsur didaktis yang diperoleh berdasarkan analisis di atas. Dari hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa unsur didaktis dalam dongeng-dongeng majalah Bobo tahun 1995, semuanya disampaikan melalui tokoh dan cerita itu sendiri.
1997
S10912
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghulam Muhammad Nayazri
Abstrak :
Dongeng merupakan sebuah warisan kebudayaan yang terus diturunkan kepada setiap generasi suatu bangsa agar tetap terus terjaga kelestariannya. Dongeng yang menjadi korpus dalam skripsi ini adalah dongeng yang berasal dari kebudayaan masyarakat Arab, yaitu dongeng Ali Baba. Dongeng Ali Baba adalah dongeng yang terdapat di dalam kisah cerita Alf Lailah wa Lailah (Seribu Satu Malam). Melalui dongeng tersebut masyarakat Arab menyampaikan dan menanamkan pendidikan moral, kaya akan pengalaman hidup serta sebagai penuntun untuk menjadi manusia yang memiliki akhlak baik. Sumber data diambil dari buku Kitab Al-Tifl yang dikarang oleh Kamil Kailani yang merupakan pelopor sastra anak. Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode strukturalisme. Metode strukturalisme digunakan untuk menganalisis struktur (unsur intrinsik) dan kemudian digunakan untuk menemukan unsur didaktis yang terdapat di dalam dongeng Ali Baba. Tujuan peneitian ini adalah untuk menjelaskan unsur instrinsik dan unsur didaktis yang terdapat di dalam dongeng Ali Baba. Kemudian, dari hasil analisis yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa dongeng Ali Baba mengandung unsur didaktis yang menjadi sarana untuk mendidik pembaca mengenai nilai-nilai moral yang berlaku di masyarakat dan diharapkan agar pembaca dapat mengaplikasikanya dalam kehidupan nyata. ......Tale is a cultural heritage that continues to pass along to each generation in every nation in order to maintain its existence. Tale that became the main source data in this thesis came from Arabian culture, Tale of Ali baba. Ali Baba is one among many other tale that could be found in the story of Alf Lailah wa Lailah (The Thousand and One Nights). Through this tale, the Arabian wants to deliver and embed the morale education, rich of life experiences as a guide to be a human with good morales. The main source of data are taken from the book Kitab Al-Tifl by Kamil Kailani who has been a pioneer of children?s literature. The method that would be used to analyze in this thesis is structuralism method. Structuralism method is used to analyze the structure (intrinsic elements), then used to find the didactic elements which are contained in the Tale of Ali Baba. Afterwards, from the result of research conducted, conclusion obtained that Tale of Ali Baba contains didactic elements which could become a medium to educate readers about moral values in society and its expected that readers can apply it in the real life.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43664
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ang, So Tju
Abstrak :
Tesis ini mengkaji bagaimana relief Jatakamala di Candi Borobudur merepresentasikan enam kesempurnaan (sat-paramita) dalam wahana bodhisatwa, kedudukan Jatakamala dalam kaitan dengan ukiran Karmavibhanga dan Lalitavistara, fungsi dan tujuan relief Jatakamala, peran sosial dari tokoh utama dalam Jatakamala, dan nilai-nilai universal yang terkandung dalam cerita. Penelitian ini perlu dilakukan karena belum ada kajian lanjutan mengenai Jatakamala di Candi Borobudur setelah publikasi monograf oleh N.J. Krom hampir 100 tahun silam. Selain itu, terdapat masalah penelitian pada kajian terdahulu bahwa satu cerita hanya merepresentasikan satu kesempurnaan dan tidak adanya analisis yang memadai bagaimana Jatakamala dikaitkan dengan praktik paramita. Penelitian ini menggunakan semiotika pragmatis oleh Charles Sanders Peirce sebagai alat bantu untuk memaknai relief Jatakamala. Triadik Peirce!tanda/representamen, acuan/objek, dan interpretan!digunakan untuk mengidentifikasi kesempurnaan apa yang terkandung pada setiap cerita dan untuk mengetahui jenis tanda yang dihasilkan dari asosiasi antara representamen dan objek apakah berupa ikon karena keserupaan identitas, indeks karena penunjukan/keterkaitan, atau simbol yang didasari kesepakatan. Penerapan triadik Peirce pada 18 cerita/29 panil relief Jatakamala menunjukkan bahwa satu cerita tidak saja merepresentasikan satu kesempurnaan, tetapi multikesempurnaan yang mengindikasikan kesempurnaan harus dipraktikkan dan ditumbuhkan bersama-sama. Pada pemaknaan umum Jatakamala dalam konteks wahana bodhisatwa, relief-relief Jatakamala baik per bagian maupun secara keseluruhan merupakan ikon, indeks, dan simbol yang membentuk sistem tanda yang representatif. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa tema-tema relief di Candi Borobudur tidaklah acak. Dalam konteks pembelajaran bertahap, Jatakamala beserta Jataka lainnya dan Avadana merupakan kelanjutan dari Karmavibhanga di lantai dasar dan preseden dari Lalitavistara di level I dinding deretan atas. Berdasarkan rekonstruksi dari tradisi yang dijalankan hingga kini, relief-relief maupun keseluruhan Candi Borobudur difungsikan untuk aktivitas-aktivitas: berpradaksina, melakukan perenungan, membabarkan Dharma, berjalan penuh perhatian, melakukan semadi, dan doa bakti. Tokoh bodhisatwa dalam cerita Jatakamala berperan aktif secara sosial dan turut memecahkan isu-isu di masyarakat melalui keteladanan dan pengajaran. Jatakamala juga mengandung nilai-nilai universal yang dapat digunakan sebagai sarana didaktis untuk membudayakan masyarakat yang mantap, peduli, dan berintegritas. Kekayaan sumber data pada penelitian ini seperti naskah-naskah dan teks-teks Buddhis memungkinkan narasi Borobudur lebih dipahami, dengan begitu, memberi kontribusi terhadap pengetahuan dan literasi Borobudur serta ilmu arkeologi. Kajian ini juga memungkinkan pesan-pesan Candi Borobudur lebih diketahui sehingga dapat meningkatkan penghargaan dan kecintaan terhadap warisan budaya bangsa Indonesia. ......This thesis examines how the Jatakamala reliefs in Candi Borobudur represent the six perfections (sat-paramita) in the bodhisattva vehicle, the standing of the Jatakamala in relation to the Karmavibhanga and Lalitavistara carvings, the function and purpose of the Jatakamala reliefs, the social role of the main character of the Jatakamala, and the universal values conveyed by the stories. This research on the Jatakamala of Borobudur is necessary since no further studies have been conducted after the publication of N.J. Krom’s monograph nearly 100 years ago. Moreover, there were gaps in previous studies, asserting that one story only represented one perfection, and were not substantiated by sufficient analysis on how the Jatakamala stories were associated with the practice of the paramitas. This research employs pragmatic semiotics by Charles Sanders Peirce as a method to interpret the Jatakamala reliefs. Peirce’s triadic relation!sign/representamen, referent/object, and interpretant!is applied to identify what perfections are contained in each story and to determine the type of sign results from the relation between the representamen and the object, whether it is an icon due to similarity, an index due to contiguity or causality, or a symbol due to convention. The application of Peirce’s triadic relation on the 18 stories/29 panels of the Jatakamala shows that each story does not only represent one perfection, but multiple perfections, hence affirming that the perfections must be practiced and cultivated together. On the signification of Jatakamala in the context of the bodhisattva vehicle, the Jatakamala reliefs, both in part and as a whole, are icons, indexes, and symbols that form a representative sign system. This research also shows that the relief themes in Candi Borobudur are not random. In the context of gradual learning, Jatakamala along with other Jatakas and Avadanas are a continuation of the Karmavibhanga on the ground floor and are a precedent of Lalitavistara at level I of the upper row wall. From the reconstruction of the living traditions, the function of the reliefs and the entire Candi Borobudur entail activities such as circumambulation, recollection, teaching the Dharma, walking mindfully, meditating, and performing devotional prayers. The bodhisattva characters in the Jatakamala stories play an active social role and are involved in tackling societal issues through exemplification and teaching. Jatakamala stories also contain universal values that can serve as a didactic means for enhancing a society that is steadfast, caring, and possesses integrity. The richness of the data sources in this study, such as the Buddhist manuscripts and texts, make it possible to better understand the teachings of Candi Borobudur, thereby contributing to Borobudur knowledge and literacy as well as archaeology. This study also allows for a better understanding of the messages of Candi Borobudur, which in turn will increase appreciation and respect towards the cultural heritages of Indonesia.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
PATRA 11 (3-4) 2010 (1)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bagas Putra Riyadhana
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini merupakan penelitian terhadap naskah Tatakrama Tembung Kadhaton (TTK). Naskah TTK merupakan naskah kuno koleksi Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia berkode NR 370. Naskah tersebut berbentuk prosa, beraksara Jawa dan mengandung teks aturan tata krama abdidalêm Keraton Surakarta Hadiningrat. Tujuan penelitian ini adalah menyajikan bacaan yang mudah dipahami oleh pembaca masa kini. Penelitian ini menggunakan metode edisi naskah tunggal dengan metode penyuntingan edisi standar dan metode interpretasi teks untuk menganalisis nilai-nilai didaktis pada teks naskah TTK. Hasil penelitian ini adalah suntingan teks dan terjemahan teks TTK serta menyajikan tinjauan nilai-nilai didaktis yang tercermin dalam aturan tata krama pada naskah tersebut.
ABSTRACT
This thesis is a research on the text of Tatakrama Tembung Kadhaton (TTK). TTK manuscript is an ancient manuscript which collection of University of Indonesia Central Library coded NR 370. The Manuscript was formed of prose, written in Javanese alphabet and contains a teks of the rules of manners abdidalêm Keraton Surakarta Hadiningrat. The purpose of the research is to present readings that can be easy to understood by today‟s readers. This research used single manuscript edition method with editing method of standard edition and text interpretation method to analyze didactic values on text of TTK text. The result of this research is text editing and text translation of Tatakrama Tembung Kadhaton manuscript, and also present a review of didactic values which is reflected in the rules of the manners on the manuscript.
2017
S69354
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library