Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 79 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Meutia Rahmadina
Abstrak :
ABSTRACT
Permasalahan utama dinding bangunan cagar budaya umumnya diakibatkan oleh kelembaban tinggi yang dikandungnya. Walaupun demikian, bangunan cagar budaya sarat akan nilai sejarah yang tinggi sehingga adaptive reuse menjadi salah satu metode untuk memperbaiki kondisi bangunan dan menghidupkannya kembali dengan fungsi baru. Sehingga tantangan utamanya yaitu bagaimana menyuntikkan fungsi baru pada bangunan tanpa menghilangkan nyawanya yang termanifestasi melalui materialnya. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perlakuan dan penggunaan material pelapis dinding yang dapat menjawab tantangan tersebut. Material pelapis dinding yang dianalisis yaitu plaster dan cat pada Kedai Seni Djakarte yang digunakan sebagai studi kasus arsitektur adaptive reuse. Dalam skripsi ini ditemukan bahwa penggunaan plaster dan cat dengan material properties tertentu dapat menunjang pertahanan nyawa bangunan.
ABSTRACT
The main issue faced by the walls of heritage buildings is its high level of humidity, especially for those located in a tropical climate. Despite their degradation over time, the historical significance possessed by heritage buildings necessitate the adaptive reuse of these buildings for a new function. Therefore architects are faced with the ultimate challenge what kinds of treatment and application of wall finishing materials are required in order to inject new function to heritage buildings without losing their soul as manifested through their materials. This paper aims to analyze specifically the treatment and application of wall finishing materials in achieving said objectives of adaptive reuse. In this case, the wall finishes materials studied are plasters and paints in Kedai Seni Djakarte as the case study. It is found that by using plasters and paints with certain material properties, it can best preserve the soul of the building.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rene Sumantri Kurniadi
Abstrak :
Dinding bata (masonry infill panel) sering dijumpai sebagai partisi interior dan partisi exterior pada struktur beton bertulang dan struktur baja. Karena keberadaannya sering dianggap hanya sebagai elemen arsitektural, maka keberadaannya sering diabaikan oleh para engineer dalam menentukan kekuatan dan kekakuan dari frame bangunan secara aktual. Namun walau dianggap sebagai non-struktural, dinding bata berinteraksi dengan frame pembatas (bounding frame) menjadi satu kesatuan ketika struktur mengalami beban gempa yang kuat. Dalam hal ini anggapan bahwa dinding bata bukan bagian dari elemen struktural menjadi bertolak belakang dengan keadaan sesungguhnya. Dengan keberadaan dinding bata sebagai dinding pengisi pada portal, maka perilaku portal itu sendiri tentunya akan berbeda bila dibandingkan dengan perilaku portal tanpa dinding. Pengaruh dari dinding bata sebagai dinding pengisi menjadi penting karena dinding bata secara nyata turut menyumbang kekakuanlateral dan menarik lebih besar gaya gempa pada struktur bangunan. Oleh karena itu ada suatu kebutuhan bagi tersedianya metode rang rasional untuk desain dan evaluasi dari dinding bata. Perilaku struktur portal yang ditinjau berkenaan dengan kehadiran dinding pengisi (infill wall) ini adalah karakteristik dinamik dari bangunan yaitu frekuensi alamiah, respon struktur akibat peningkatan kekakuan dan kekuatan portal serta karakteristik dari infill wall yang dianalisa adalah perilaku elastik maupun inelastik. Adapun pemodelan yang dipakai dalam peninjauan perilaku struktur portal dengan dinding bata ini adalah pemodelan secara elasto-softening dan diasumsikan pula bahwa dinding bata tidak dapat menahan gaya tarik. Jadi dinding bata hanya dapat menahan gaya tekan yang disalurkan melalui model strut diagonal yang dianggap mewakiki dinding bata, perubahan dilakukan terhadap lebar efektif strut serta berbagai karakteristik material seperti kuat tekan pasangan dinding bata, modulus elastisitas serta dimensinya. Perubahan terhad lebar efektif strut dan berbagai karakteristik material tersebut berdampak pada kekakuan lateral dan kekuatan dari dinding bata. Model elasto-softening berarti dinding bata dianggap tidak lagi mampu menahan beban lateral, jika beban tersebut melampaui kapasitasnya. Pada saat beban lateral kembali bekerja setelah dinding bata dibebani beban lateral yang melampauai kapasitasnya, maka terjadi penurunan kekakuan lateral secara drastis yang disumbangkan oleh dinding bata. Pemodelan ini didasarkan pada kenyataan bahwa pada saat terjadi beban puncak dimana terjadi keruntuhan dinding bata, struktur dianggap masih dalam kondisi linier elastis dan masih mampu menahan beban gempa yang lebih besar. Ketidakharmonisan plastisitas frame dan dinding bata pada beban puncak menghasilkan kesimpulan bahwa analisa secara plastis sempurna dapat merupakan pendekatan yang kurang akurat terhadap analisa dari dinding bata sebagai dinding pengisi struktur sehingga pemodelan secara elasto-softening dianggap lebih mewakili dinding bata. Model struktur akan disimulasikan program SOFT yang dibuat dalam program MATLAB dengan memvariasikan parameter berikut ini: kekakuan dinding bata, kekakuan portal beton, kekuatan dinding bata, periode gempa. Selanjutnya dilakukan analisa pengaruh variasi parameter terhadap respon elastik dan inelastik dinding bata yang mempengaruhi struktur bangunan yang mengalami beban gempa.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34810
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Novita Sari
Abstrak :
Indonesia merupakan daerah dengan tingkat kerawanan gempa tinggi karena menjadi pertemuan 3 lempeng tektonik yaitu Eurasian Plate, Indian-Australian Plate dan Plate Pacific Plate. Ketiga lempeng ini membentuk 2 jalur gempa utama yaitu Circum Pacific Earthquake Belt dan Alfide Earthquake Belt. Pergerakan kedua jalur ini cukup aktif dan di sepanjang kedua jalur tersebut tersebar banyak gunung berapi yang masih aktif. Gempa menimbulkan percepatan tanah yang selanjutnya akan diterima oleh struktur bangunan yang berdiri di atasnya melalui pondasi. Struktur akan merespon percepatan tanah tersebut dengan menghasilkan perpindahan dan gaya dalam. Respon struktur menentukan kemampuan struktur menahan gaya gempa. Struktur bangunan di Indonesia banyak menggunakan pasangan dinding bata tak bertulang atau Unreinforced Masonry Infill Wall (URCM Infill Wall). Dalam tugas akhir ini dilakukan suatu penelitian mengenai pengaruh adanya URCM Infill Wall bila struktur dikenai beban gempa baik untuk bangunan tinggi, sedang maupun rendah. Kriteria bangunan tinggi, sedang ataupun rendah pada tugas akhir ini adalah berdasarkan perbandingan antara periode alami struktur dan periode gempa. Ketika gempa besar terjadi URCM Infill Wall adalah elemen terlemah. Kelakuan URCM Infill Wall cenderung bersifat inelastic. Pemodelan inelastic pada penelitian ini adalah berbentuk elastoplastic dimana ketika telah mencapai leleh URCM Infill Wall masih dianggap mempunyai kekuatan yang nilainya sebesar gaya maksimum yang mampu ditahan oleh URCM Infill Wall tersebut. Sedangkan deformasi maksimum dinding bata merah dibatasi sebesar dua kalo deformasi leleh. Penelitian ini menghasilkan suatu kesimpulan bahwa kehadiran URCM Infill Wall tidak selamanya memberi pengaruh yang menguntungkan bila struktur dikenai beban gempa terutama pada bangunan tinggi dengan periode alami lebih besar relatif terhadap periode gempa. Pengaruh yang menguntungkan terjadi pada bangunan rendah. Namun pengaruh ini mempunyai nilai-nilai optimum dimana sumbangan URCM Infill Wall dalam menahan beban gempa adalah yang terbesar. Di luar rentang nilai-nilai optimum tersebut sumbangan URCM Infill Wall dalam menahan gempa relatif kecil. Sedangkan pada bangunan sedang walaupun kehadiran URCM Infill Wall masih memberi pengaruh yang menguntungkan namun sumbangan yang diberikan URCM Infill Wall dalam menahan beban gempa sangat kecil.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34809
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hendriawan Kurniadi
Abstrak :
Pada umumnya, model dari dinding penahan tanah adalah dinding satu sisi, artinya ada dinding pada salah satu sisi model, dan ada boundary pada sisi lainnya. Pada kenyataannya, dinding di dunia nyata umumnya adalah dinding dua sisi, artinya ada dinding pada sisi kiri, dinding pada sisi kanan, dan backfill di antaranya. Pada penelitian ini, perilaku seismik dari dinding satu sisi, dan dinding dua sisi diamati. Model dari dinding penahan tanah yang mendapatkan beban seismik dimodelkan dengan menggunakan PLAXIS. Jenis dari dinding adalah modular block, tinggi dinding 6 m, dan digunakan perkuatan geogrid. Panjang dari geogrid adalah 0,7 H. Variabel bebas pada penelitian ini adalah frekuensi gempa, akselerasi gempa, elevasi titik pengamatan, dan jumlah sisi (satu atau dua). Variabel terikat adalah faktor amplifikasi (Am), dan frequency spectrum. Dapat disimpulkan bahwa frekuensi gempa mempunyai pengaruh yang besar terhadap respon amplifikasi dari sistem. Dari frequency spectrum, dapat disimpulkan pula bahwa perilaku dari dinding satu sisi, dan dinding dua sisi berbeda. ...... Generally, models of earth retaining wall are single sided wall, it means that there is a wall on one side of the model, and there is a boundary on the other side of the model. In fact, there are a lot of double sided wall, it means that there is a wall on the left side of the model, a wall on the right side of the model, and backfill in between. In this research, the seismic behaviours of the one sided wall, and the two sided wall are observed. The models of the earth retaining wall that receive seismic loading are modeled using PLAXIS. The type of the walls are modular block, the height of the walls are 6 m, and geogrid reinforcements are used. The length of the geogrids are 0,7 H. The independent variables for this research are earthquake frequencies, earthquake accelerations, elevation of observation point, and number of side (one or two). The dependent variables are amplification factor (Am), and frequency spectrum. It can be infered that earthquake frequencies have big impact on the amplification responses of the walls. From frequency spectrum, it can be infered too that the behaviour of the one sided wall and behaviour of double sided wall are different.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42273
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Taviana
Abstrak :
Rumah sistem panel instan (RUSPIN) merupakan teknologi konstruksi knock down dengan menggunakan bahan beton terulang pada struktur utamanya.
Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum , 2021
690 MBA 56:1 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yurio Provandi Sholichin
Abstrak :
Salah satu usaha untuk mengurangi konsumsi energi adalah melalui penggunaan material dinding yang mampu mengurangi transmitansi termal dari luar ke dalam bangunan. Dalam SNI 03-6389-2000 dijelaskan bahwa Overall Thermal Transfer Value (OTTV) bertujuan untuk mengidentifikasi dan mencari peluang penghematan energi dari selubung bangunan. Dalam hal ini ditentukan nilainya tidak boleh melebihi 45 W/m2. Penelitian ini mengambil sampel bangunan sederhana tipe 36 yang dianggap mampu mewakili kebutuhan masyarakat menengah kebawah. Metode penelitian yang digunakan adalah testing out dengan pendekatan kuantitatif. Dalam riset ini banyak melibatkan perhitungan kinerja dinding terhadap nilai OTTV. Software OTTV v2.01 digunakan untuk memudahkan penghitungan. Rumah sederhana yang diteliti disimulasikan dengan menggunakan material yang berbeda, yaitu batu bata merah, batako dan beton ringan aerasi. Variabel lain yang turut mempengaruhi adalah peneduh dan nilai absorbtansi radiasi matahari bahan. Hasil perhitungan OTTV menunjukkan bahwa material dinding yang paling memenuhi kriteria konservasi energi adalah beton ringan aerasi dan yang paling boros energi adalah bata merah. ......One attempt to reduce energy consumption is by using wall material that able to reduce thermal transmittance from outside into the building. SNI 03-6389-2000 stated that Overall Thermal Transfer Value (OTTV) aims to identify and seek for opportunity to conserve energy by means of building skin. In this case the value should not exceed 45 W/m2. This research takes sample of type 36 simple house which is believed to represent medium to low income people's needs. The research method used here is testing out with quantitative approach. In this research a lot of calculations of wall's performance involved towards OTTV value. OTTV v2.01 software used to aide the calculations. The investigated simple house is simulated with different materials, which is red brick, hollow concrete block and autoclaved aerated concrete. Other variables affecting are shade and material's absorbtance value. The OTTV calculations result suggests that building material that fulfills energy conservation criteria is autoclaved aerated concrete and red brick being the most consumptive material.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T30059
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
S. Ananta Guna
Jakarta: Cipta Lestari, 1998
899.221 ANA s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Randal Sartony
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S35317
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Lukisan dinding gua merupakan salah satu hasil budaya Prasejarah yang menarik. Hasil budaya ini terdapat berbagai tempat di dunia, termasuk di Indonesia. Di Indonesia, Lukisan dinding gua pada umumnya di temukan di daerah Indonesia Timur, yaitu di Sulawesi...
BARK 6 (1-2) 1985
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>