Ditemukan 113 dokumen yang sesuai dengan query
Isherwood, Millicent M.
London: Chambers, 1986
362.404 ISH c
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Jakarta: Jalan Permata, 2008
920 KUA
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Mahwah, N.J.: Erlbaum Associates, 2005
371.914 CON
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Soule, Charles E.
Chicago: Richard D. Irwin, 1994
368.386 SOU d
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
London: Whurr Publishers, 2002
371.91 MAN
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Syadza Andini
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas penerapan intervensi Stepping Stones Triple-P pada keluarga yang memiliki anak dengan Mild Intellectual Disability yang memiliki permasalahan perilaku disruptive (agresif dan tidak patuh). Program intervensi ini bertujuan untuk membantu orangtua mengembangkan strategi manajemen yang efektif untuk menangani berbagai masalah perilaku anak dengan developmental disabilities dan isu-isu perkembangan yang terkait. Program intervensi dilaksanakan dalam 7 sesi, yang terdiri dari 5 sesi di klinik, dan 2 sesi observasi di rumah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui metode ceramah, diskusi, worksheet dan roleplay. Permasalahan perilaku anak diukur dengan menggunakan Child Behavior Checklist (CBCL) yang diisi oleh orangtua pada sesi pertama dan terakhir program dan catatan harian perilaku yang diisi sepanjang program berlangsung. Gaya pengasuhan orangtua diukur dengan menggunakan instrument The Parenting Scale dari Arnold, O’Leary, Wolff, & Acker (1993). Selain itu, pengukuran persepsi orangtua mengenai kompetensinya dalam praktek pengasuhan diukur dengan Parenting Sense of Competence Scale (PSOC) dari Gibaud-Wallston, J. & Wandersman, L.P.(1978). Partisipan dalam penelitian ini adalah orangtua (Ayah) dari anak laki-laki usia 14 tahun 9 bulan (G) dengan diagnosa Mild Intellectual Disability, yang memiliki permasalahan perilaku disruptive (agresif dan tidak patuh). Ayah sebagai partisipan memiliki karakteristik pola pengasuhan yang keras, mudah marah, dan menggunakan kekerasan fisik sebagai metode pendisiplinan. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan program intervensi Stepping Stones Triple-P terbukti efektif dalam mengurangi permasalahan perilaku membantah dan agresif pada G, melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan orangtua dalam menerapkan gaya pengasuhan yang positif. Pada studi ini, Ayah mengalami perubahan berupa lebih tenang ketika bereaksi terhadap kesalahan-kesalahan G dan tidak langsung memuncak kemarahannya, menerapkan strategi dalam meningkatkan hubungan positif dengan G, dan mampu menerapkan pola disiplin yang tegas dan konsisten, serta tidak menggunakan kekerasan.
The study was conducted to determine the effectiveness of Stepping Stones Triple-P intervention on a family who have a child with Mild Intellectual Disability and disruptive behavior problems (aggressive and non-compliant). This program aims to help parent develop effective management strategies for dealing with a variety of behavioral problems of child with developmental disabilities and issues related to the development. This program implemented in 7 sessions, which consist 5 sessions at the clinic, and two observation sessions at home. The method used in this study is through lectures, discussions, worksheets, and role-plays. Child behavior problems were measured by using the Child Behavior Checklist (CBCL) filled out by parents on the first and last session of the program; as well as diaries of problem behavior filled out throughout the program. Dysfunctional parenting styles were measured using The Parenting Scale (PS) of Arnold, O’Leary, Wolff, and Acker (1993). In addition, the measurement of parental perceptions regarding their competence in parenting practices measured by the Parenting Sense of Competence Scale (PSOC) of Gibaud-Wallston, J. & Wandersman, LP (1978). Both PS and PSOC were filled out by parents on the first and last session of the program. Participant in this study were parents (father) of a boy ages 14 years and 9 months old (G) with a diagnosis of Mild Intellectual Disability, who has disruptive behavior problems (aggressive and non-compliant). Father as a participant has characteristics of harsh parenting, irritability, and using physical violence as a disciplinary method. The results showed that the implementation of the Stepping Stones Triple-P interventions proved effective in reducing the problem of non-compliant and aggressive behaviors in G, by enhancing the knowledge and skills of parents to implement positive parenting styles. In this study, father experienced changes in parenting attitude that are able to be calm when reacting to G’s problem behavior, able to implement positive relation strategies with G, and capable of implementing firm and consistent discipline instead of coercive disciplinary method."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
T44016
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Nadya Widiastika
"Kesenjangan upah bagi penyandang disabilitas adalah masalah yang terus berlanjut dalam mencapai kesetaraan upah. Penelitian ini memperkenalkan waktu tempuh ke tempat kerja sebagai faktor potensial yang mempengaruhi kesenjangan upah ini. Meskipun perjalanan menuju tempat kerja yang panjang umumnya dikaitkan dengan upah yang lebih tinggi, pekerja dengan disabilitas di Indonesia biasanya memiliki perjalanan yang lebih pendek, yang mungkin sebagian menjelaskan ketimpangan upah yang terus berlanjut. Menggunakan regresi ordinary least squares dan analisis SUEST, studi ini menemukan bahwa meskipun pekerja dengan disabilitas menghadapi kesenjangan upah yang lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja tanpa disabilitas ketika melakukan perjalanan yang lebih panjang, waktu tempuh tidak mempengaruhi kesenjangan upah ini. Namun, adanya kesenjangan upah tersebut mungkin terjadi secara tidak langsung karena perbedaan premi upah dari perjalanan kerja yang lebih Panjang bagi pekerja dengan dan tanpa disabilitias, di samping faktor lain yang belum teramati. Penelitian ini menekankan perlunya kebijakan yang mengatasi tantangan perjalanan komuter bagi pekerja dengan disabilitas, dan menyarankan adanya aturan kerja yang fleksibel untuk memitigasi kesenjangan upah. Penelitian lebih lanjut sangat diperlukan untuk mengeksplorasi langkah-langkah dukungan tambahan dan akomodasi untuk mengembangkan solusi yang komprehensif.
Disability wage gaps are a persisting issue in the face of wage equity. This research introduces commuting time as a potential factor influencing these wage gaps. While longer commutes are generally associated with higher wages, workers with disabilities in Indonesia typically have shorter commutes, which might partly explain persistent wage disparities. Employing ordinary least squares (OLS) regression and SUEST analysis, this study finds that although workers with disabilities face a higher wage gap to workers without disabilities when having longer commutes, commuting time does not contribute to this widening wage gap. However, the existence of such a wage gap might indirectly occur due to uneven wage premiums between disabled and non-disabled workers, in addition to possible other unobserved factors. The study underscores the need for policies that address commuting challenges for workers with disabilities, suggesting flexible working arrangements to mitigate wage disparities. Further research is essential to explore additional supportive measures and accommodations to develop comprehensive solutions."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rapley, Mark
New York: Cambridge, , 2004
362.2 RAP s
Buku Teks Universitas Indonesia Library
New York: Macmillan Library Reference, 1995
R 362.403 ENC
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
New York: Springer, 2016
362.042 5 HAN
Buku Teks Universitas Indonesia Library