Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ilham Samudera
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam dua dekade terakhir terjadi peningkatan dalam jumlah angka perceraian. Implikasi dari keadaan ini adalah semakin bertambah banyaknya jumlah an^taaoggota keluarga yang terpisah. Hal ini semakin mempersulit terbinanya sebuah keluarga yang sehat {healty family), seperti yang menjadi tujuan dari awal perkawinan. Penyebab dari perceraian itu sendiri tidak dapat secara pasti dapat ditentukan, namun para ahli mengemukakan beberapa kemungk^an, dari mulai umur ketika pertama kali menikah, umur ketika seorang ibu melahirkan anak pertama, sampai ke tingkat pendidikan yang diambil dari kepala keluarga. Selain itu para ahli juga mengemukakan beberapa variabel yang mempengaruhi terjadinya perceraian, mulai dari ketidak sanggupan menengahi isu gender, perbedaan dalam pemecahan masalah antara laki-laki dan perempuan karena penganih sosiahsasi, sampai kepada hal-hal yang dian^p tidak masuk akal mengenai tuntutan gender secara tradisional untuk isteri dan suami. Namun demikian satu hal yang menjadi perhatian dalam permasalahan pada penelitian ini adalah, masyarakat pen^ut agama Islam, akan memakai Undang-Undang Peradilan Agama (UUPA) sebagai landasan legalitas dalam suatu perkawinan, dengan adanya klausul yang menyatakan bahwa jika pasangan suami istri yang telah mempunyai anak bercerai, jika umur si anak belum sampai 12 tahun {mummqyi^ maka hak pengasuhan anak secara otomatis akan diserahkan ke pihak ibu. Dengan adanya klausul ini maka secara langsung maupun tidak, fungsi si ayah untuk mengasuh akan terhambat. Hal ini akan bertambah parah jika hubungan yang ada tidak terbina dengan baik, sehin^ dalam banyak kasus konflik antara mantan pasangan tersebut akan semakin besar karena berusaha untuk mendapatkan anaknya. Apapun jenis hubungan yang ada dengan pihak mantan istri, perceraian sendiri kerap kali dipersepsikan sebagai sesuatu yang menyakitkan, dan sangat potensial menimbulkan stres. Stres sendiri didefinisikan oleh beberapa ahli sebagai, suatu fenomena yang terjadi saat individu mengjiadapi dan menyesuaikan diri terhadap tuntutan atau situasi yang menekan dan tekanan tersebut dapat menimbulkan ketegangan secara fisik maupun psikis, serta dapat mempengaruhi perilakunya. Atas dasar tersebut diataslah, peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran sumber-sumber stres dari duda cerai, yang tidak lagi mengasuh anakanaknya, dikarenakan adanya perintah/putusan pengadilan atau kesepakatan yang menyerahkan pengasuhan anak kepibak ibu. Sebagai landasan teori, penulis memakai teori proses parenting dari Belsky (1983) dengan skema model determinants of parenting process (1893). Namun dalam penerapannya ke permasalahan dalam penelitian ini, pembahasan dilakukan pada empat hal besar dari skema Belsky, yaitu ; marital relations, parenting, work, dan social network. Pemusatan pembahasan kepada empat hal diatas r^;^olrgiirlVan karena data yang diperoleh hanya cukup untuk membahas dan menganalisa empay hal tersebut Tedebih la^ Belsky (1983) menyebutkan pada bagian work dan social network merupakan bagian yang potensial menyebabkan stres. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah memakai pendekatan kualitatif, dan wawancara mendalam dipilih sebagai metode dalam penggalian data. Total responden yang berhasil diwawancarai sebanyak tiga orang, dan dianalisa dengan cara hasil wawancara diketik verbatim, dilakukan analisa kata kunci, dan analisa setiap subyek dan lintas subyek. Hal tersebut di atas berpatokan pada skema proses parenting dari Belsky (1983). Hasil analisa dari seluruh responden menyatakan penyebab terjadinya perceraian karena adanya pihak-pihak dari luar yang menggan^ keharmonisan mereka, selain adanya subyek yang menanggap bahwa dirinya masih mempunyai kesulitan dengan keterikatan. Sedangkan dalam penentuan pengasuhan anak ada pihak yang secara sadar menyerahkan ke pihak mantan istri, dengan alasan demi kesejahteraan anak atau demi kebahagiaan mantan istri sebagai seorang ibu, ada juga yang bertengkar dipengaddan untuk memperebutkan anaL Selain itu, kesulitan untuk bertemu dengan anak atau dihalang-halangi untuk bertemu dengan anak atau adanya ancaman untuk membawa kabur anak dipersepsikan oleh para ayah ini sebagai sesuatu yang tidak menyenangjcan. Hal-hal tersebut di atas lah yang menjadi sumber stres dari pihak duda.
1999
S2723
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library