Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erni Hermijanti Gunawan
"Penelitian ini dilakukan karena masih langkanya informasi tentang perilaku konsumen dukun bayi dan konsumen bidan, khususnya didaerah perkotaan. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang karakteristik dan perilaku pengguna jasa pelayanan dukun bayi terlatih dan bidan di daerah perkotaan, khususnya di Kecamatan Matraman, Jakarta Timur. Juga sejauh mana perbedaan perilaku konsumen tersebut terhadap antenatal care, postnatal care, keluarga berencana dan immunisasi, serta keterkaitannya dengan sosio-demografi yang melatar belakanginya. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Matraman, Jakarta Timur, DKI Jakarta, bulan Februari-Maret 1983.
Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan cross Sectional, dengan unit analisis adalah ibu-ibu yang dalam kurun waktu satu tahun (Nopember 1991 s/d Oktober 1992) menggunakan jasa pelayanan dukun bayi ataupun bidan dari Klinik Keluarga Pisangan Baru, sebanyak masing-masing 40 responden. Pengambilan data kuantitatif dilakukan dengan wawancara terstruktur menggunakan kuesioner. Data yang diperoleh diolah secara statistik dengan tehnik analisis distribusi frekuensi, uji Chi Square, dan t-test.
Hasil penelitian mendapatkan bahwa daerah penelitian termasuk salah satu daerah terpadat di ibu-kota, yang umumnya dihuni oleh golongan masyarakat dengan sosio-ekonomi lemah, dengan kondisi tempat tinggal serta lingkungan yang sangat memprihatinkan. Di daerah tersebut terdapat banyak fasilitas kesehatan, namun belum dapat menjangkau seluruh masyarakat disekitarnya, terutama dari segi pembiayaan, sehingga peran dukun bayi masih sangat dibutuhkan sebagai tenaga tradisional dalam menangani kesehatan ibu dan anak.
Pada umumnya usia konsumen dukun bayi lebih tua dibandingkan dengan konsumen bidan. Pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh seluruh responden ternyata masih rendah, dimana separuhnya hanya berpendidikan SD dan tidak sekolah. Bahkan dua pertiganya berasal dari konsumen dukun bayi. Pekerjaan responden pada umumnya sebagai ibu rumah tangga, hanya 13,8% yang mempunyai pekerjaan tambahan yang menghasilkan uang. Penghasilan keluarga konsumen bidan ternyata kurang lebih dua kali lebih besar ketimbang konsumen dukun bayi. Hal ini lebih nyata lagi terlihat pada pendapatan perkapita, dimana separuh dari konsumen dukun bayi berada dibawah garis kemiskinan (untuk DKI Jakarta menurut BPS adalah Rp.29.746,- perkapita perbulan), sedangkan pada konsumen bidan hanya seperdelapannya.
Ternyata masing-masing konsumen nempunyai alasan sendiri dalam memilih jasa dukun bayi maupun bidan dalam menolong persalinannya, yaitu alasan murah dan aman bagi konsumen dukun bayi, dan dekat serta aman bagi konsumen bidan. Angka Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) pada konsumen dukun bayi lebih tinggi dibandingkan pada konsumen bidan, meskipun perbedaan itu tidak bermakna namun kedua angka tersebut masih lebih tinggi dari angka nasional.
Berdasarkan hasil analisis dengan uji Chi Square dan t-test, didapatkan bahwa baik skor pengetahuan, skor sikap, skor praktek maupun skor perilaku umum terhadap ANC, PNC, KB dan Imunisasi antara konsumen dukun bayi dan konsumen bidan ternyata memang berbeda secara bermakna, dimana skor konsumen bidan lebih tinggi ketimbang skor konsumen dukun bayi.
Hasil analisis yang dikaitkan dengan faktor sosio-demografi konsumen antara lain pada kelompok dengan pendidikan SD kebawah dan kelompok SMP keatas pada masing-masing konsumen terbukti bahwa pada konsumen dukun bayi perilaku kedua kelompok tersebut tidak berbeda, sedangkan pada konsumen bidan berbeda dengan nilai skor konsumen bidan lebih tinggi. Pada kelompok dengan paritas satu-dua dan kelompok paritas tiga atau lebih, ternyata baik pada konsumen dukun bayi maupun konsumen bidan kedua kelompok tersebut tidak mempunyai perilaku yang berbeda. Pada kelompok dengan pendapatan perkapita diatas dan dibawah garis kemiskinan, baik pada konsumen dukun bayi maupun konsumen bidan nempunyai perbedaan nilai skor perilaku yang bermakna, dimana skor lebih tinggi pada kelompok dengan pendapatan perkapita diatas garis kemiskinan.
Dari seluruh hasil analisis tersebut dapat disinpulkan bahwa secara umum perilaku konsumen dukun bayi nemang berbeda dengan perilaku konsumen bidan dalam hal perawatan antenatal care, postnatal care, keluarga berencana dan imunisasi. Faktor sosiodemografi yang ternyata juga mempengaruhi perbedaan perilaku adalah faktor pendapatan perkapita dan pendidikan.
Mengingat faktor pentingnya menurunkan tingkat kematian ibu pada khususnya dan meningkatkan asuhan kesehatan ibu pada umumnya, dan juga mengingat masih banyaknya pelayanan kesehatan ibu dan anak yang tidak/belum terlayani oleh tenaga medis terlatih, terutama bagi masyarakat golongan ekonomi lemah dan berpendidikan rendah, maka peran dukun bayi sebagai salah satu sumber daya manusia, belumlah dapat dihilangkan, dan masih perlu dibina secara lebih intensif dan lebih terarah sebagai mitra kerja bidan di wilayah kerja masing-masing. Beberapa saran yang dapat penulis ajukan adalah adanya perbaikan kurikulum pelatihan dukun bayi dimana ada beberapa hal yang perlu digaris bawahi, yaitu materi yang lebih konunikatif dan waktu pelatihan yang lebih panjang agar dapat diulang-ulang oleh para dukun bayi dengan tingkat pendidikan yang rendah, serta penanaman motivasi untuk menyuluh konsumennya masing-masing. Dan bagi para pelaksana pembinaan dukun bayi untuk membina hubungan yang baik serta tidak bosan-bosan dalam membina mereka. Bagi para peneliti lain, penelitian ini perlu dikenbangkan dikota-kota lain dengan analisis yang lebih mendalam."
Depok: Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Munandar
"Konflik sosial dukun santet sering terjadi di berbagai wilayah di Indonesia dengan rata-rata penyebabnya keresahan masyarakat yang memuncak akibat ulah yang diduga dukun santet/memiliki ilmu hitam memperdayai/berulah kepada korbannya dengan alasan tertentu ataupun iri dengki misalnya menyebabkan sakit aneh hingga kematian. Kejadian tersebut menimbulkan reaksi dari masyarakat yang pada umumnya berawal kekerasan dan tidak jarang aksi kekerasan dan main hakim sendiri dari massa tersebut berujung kematian terhadap yang diduga dukun santet. Kekerasan massa tersebut dilakukan karena masyarakat merasa frustasi dengan ulah dukun santet/memiliki ilmu hitam karena sulit untuk dibuktikan dan tidak diatur secara rinci di perundang-undangan hukum yang berlaku, namun di Kabupaten Ciamis yang lokasinya sekarang telah dimekarkan menjadi Kabupaten Pangandaran melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor Tahun 2012 Tentang Pembentukan Kabupaten Pangandaran di Provinsi Jawa Barat terjadi pembunuhan yang diduga dukun santet oleh sekelompok orang yang dipimpin oleh seseorang dan menyebabkan korban meninggal dunia terduga dukun santet lebih dari 50 orang. Pengkajian ini bukan untuk membuktikan kesaktian dukun santet/memiliki ilmu hitam ataupun kesaktian pelaksana eksekusi yang diduga membunuh dukun santet/ilmu hitam melainkan untuk mengetahui apa yang menjadi latar belakang, pokok permasalahan dan awal mula aksi kekerasan itu terjadi sehingga kekerasan massa terjadi dari sejak lama khususnya di Kabupaten pangandaran dan memuncak sekitar tahun 1998 s.d. 2000, kedalam sebuah tesis dengan pendekatan analisa kualitatif. Prilaku dari sekelompok massa yang dipimpin oleh seseorang untuk bereaksi berbuat tindak kekerasan terhadap terduga dukun santet merupakan sebuah prilaku menyimpang yang terjadi di masyarakat dan sejalan dengan teori labeling. Teori ini memiliki asumsi pokok Menjelaskan proses terjadinya melekatnya cap atau stigma menyimpang pada seseorang atau kelompok oleh orang lain atau masyarakat, tetapi lebih menggali pada terjadinya definisi dan sanksi sosial negatif yang menekan individu sehingga dia terlibat lebih dalam pada suatu tindakan menyimpang.
......
Witches social conflicts often occur in various regions in Indonesia with an average cause of public unrest which culminated induced suspected witches / have a black magic trick / acting up to the victim for any reason or cause pain eg disease strange to death. The incident caused a reaction from the public that make them violent and often violence and vigilantism of the masses led to the death against suspected witches. The mass violence because people feel frustrated with the behavior of witches / have a black magic because it is difficult to prove and are not regulated in detail in statutory law, however, Ciamis District which are located in the Pangandaran district has now expanded into Pangandaran district through Republic Act Indonesia Number of 2012 on the Establishment of the District of Pangandaran in West Java province occurred killings allegedly by a group of witches led by a person and causing the victim died unexpectedly suspected witches more than 50 people. This assessment is not to prove the witches magic / black magic or supernatural have execution powers on of killing suspected witches / black magic but to know what is the background, the subject matter and the beginning of the violence that turn into mob violence occurred from a long time, especially in the District of pangandaran and peaked around 1998 sd 2000, into a thesis with a qualitative analysis approach. Behavior of mob led by a person to react to unexpected act of violence against witches is an aberrant behavior that occurs in the community and in line with the labeling theory. This theory has a fundamental assumption that Explain the process of attachment of the cap or deviant stigma to a person or group by another person or the community, but more digging on the definition and negative social sanctions that suppresses the individual so that he was more deeply involved in a deviant act."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Martha
"Sebagian persalinan di Indonesia masih ditolong oleh dukun bayi, hal ini disebabkan karena terbatasnya tenaga kesehatan yang ada, kebiasaan, adat, dan faktor ekonomi yang membuat masyarakat masih memilih dukun bayi, sementara salah satu penyebab kematian bayi adalah pertolongan yang dilakukan oleh tenaga tidak terampil (dukun bayi). Mempertimbangkan masih kuatnya keberadaan dukun bayi di tengah masyarakat, perlu mengalihperan mereka dari penolong persalinan menjadi ?agent of change? sebagai penyampai pesan-pesan kesehatan. Dalam studi ini penyampaian pesan kesehatan difokuskan pada Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yang bila dilakukan bisa mengurangi kematian pada bayi. Agar dukun bayi dapat menjalankan perannya sebagai agent of change perlu diberikan pembinaan dalam bentuk pelatihan yang memperhatikan latar belakang dan kemampuan dukun bayi dengan model pelatihan yang disebut ?Pelatihan Peduli Dukun Bayi?.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efek model ?Pelatihan Peduli Dukun Bayi? dalam upaya meningkatkan Pengetahuan, Sikap dan Praktik dukun bayi untuk berpotensi sebagai ?agent of change? dalam pelaksanaan IMD pada ibu hamil dan melahirkan di Kabupaten Bogor, Indonesia. Penelitian ini menggunakan metoda penelitian kuantitatif dan kualitatif. Pada penelitian kuantitatif menggunakan disain kuasi eksperimen dengan sampel 53 orang dukun bayi untuk kelompok intervensi dan 53 orang dukun bayi untuk kelompok kontrol. Analisa data dilakukan untuk melihat perubahan sebelum dan sesudah intervensi-pelatihan dan membandingkan hasil pengukuran pada kelompok intervensi maupun kelompok kontrol. Kemudian untuk melihat hubungan variabel independen dan dependen menggunakan uji regresi logistik. Pada penelitian kualitatif menggunakan Rapid Assessment Procedure dengan analisa tema.
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan Pengetahuan, Sikap, Praktik Promosi IMD pada dukun bayi setelah mereka mendapatkan pelatihan. Faktor dominan yang mempengaruhi Pengetahuan, Sikap, Praktik dalam Pelaksanaan IMD adalah Pelatihan Peduli Dukun Bayi tentang IMD, sedangkan faktor dominan yang mempengaruhi Praktik IMD oleh dukun bayi terhadap pasiennya adalah Banyaknya Jumlah Pasien Dukun Bayi. Temuan kuantitatif ini didukung oleh temuan kualitatif melalui ungkapan-ungkapan yang menggambarkan rasa senang dan beruntung karena dengan mengikuti pelatihan ini selain mendapat pengetahuan, mereka juga melihat dan merasakan secara langsung manfaat IMD. Di sisi lain setelah pelatihan sebagai pembuktian bahwa model Pelatihan Peduli Dukun Bayi diterima dan diterapkan oleh dukun bayi, lebih dari setengah pasien dukun bayi mempunyai Pengetahuan yang baik, Sikap yang positif, dan sudah melakukan IMD saat melahirkan atas anjuran dukun bayi. Dengan demikian dukun bayi terbukti bisa dilatih sebagai ?agent of change? dalam pelaksanaan IMD.
Mengingat keberhasilan penelitian ini, hendaknya ada kebijakan untuk mengadopsi dan menggunakan metoda Pelatihan Peduli Dukun Bayi dalam pelaksanaan IMD untuk Kabupaten lain yang keadaan social ekonomi dan budayanya lebih kurang sama. Memanfaatkan sumber daya lokal setempat sebagai ?agent of change? merupakan upaya yang strategis dan efisien, untuk itu dalam pelaksanaannya perlu diintegrasikan ke dalam sistem atau mekanisme yang sudah ada, sehingga lebih mudah pelaksanaannya dan relatif tidak membutuhkan biaya dan waktu tambahan."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
D1314
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Mustika Subagjo
"Pada tahun 2015, cakupan persalinan tenaga kesehatan di Indonesia sebesar 85,55 , di Jawa Barat cakupan persalinan tenaga kesehatan sebesar 87,53 .Adanya kesenjangan sebesar 15,52 dengan target puskesmas pada persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan di Puskesmas Cipaku pada tahun 2016. Dari 170 kelahiran di Kelurahan Rancamaya, hanya 88 yang ditolong oleh tenagakesehatan dan 82 ditolong oleh dukun bayi.
Tujuan dari penelitian ini mengetahui lebih dalam alasan dan penyebab ibu memilih dukun bayi sebagai penolong persalinan di Kelurahan Rancamaya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, pengambilan informasi dengan cara wawancara mendalam pada ibu yang bersalin dengan dukun bayi pada tahun 2016 yang memiliki dan tidak memiliki kartu BPJSdan keluarga ibu, dukun bayi dan bidan.
Hasil penelitian menjelaskan kepemilikan kartu BPJS tidak berpengaruh dalam pemilihan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan karena masyarakat memilih dukun bayi karena percaya dukun berperandalam upacara dan prosesi saat kehamilan dan persalinan yang sudah menjadi kebiasaan masyarakat, serta rasa nyaman bersalin dirumah dan pelayanan yang paripurna jika bersalin ditolong oleh dukun bayi. Oleh karena itu diperlukankerjasama lintas sektor tokoh masyarakat dan aparat sipil wilayah untuk mendukung program kemitraan bidan dengan dukun, serta menjadikan dukun rekan dalam pertolongan yang mengantar dan mendampingi pasien dalam persalinan.
......
In 2015, the scope of childbirth by health personnel in Indonesia was about 85.55 ,in West Java the scope of childbirth by health personnel amounted to 87.53 . Therewas a gap of 15,52 with target of public health center on the childbirth who wasassisted by health personnel at Cipaku public health center in 2016. From 170births in Kelurahan Rancamaya, only 88 births were helped by health personneland 82 births were helped by TBA traditional birth attendant.
The purpose of thisstudy is to know more deeply the reason and causes of pregnant mothers chooseTBA as their childbirth attendant in Kelurahan Rancamaya. This research usesqualitative method, the retrieval of information uses in depth interview on pregnantmothers who gave birth with TBA in year 2016 and who have or do not have BPJScard, the mothers rsquo family, TBA, and midwives.
The result of this study states thatthe ownership of BPJS card does not influence the choice of health personnel aschildbirth attendant, the society prefer to choose TBA because they believe the roleof TBA in the implementation of ceremony and procession during pregnancy andchildbirth which already become a habit that done by the society, as well as a senseof comfort giving birth at home, and plenary attendance when giving birth helpedby TBA. Therefore, the cross sector cooperation is needed such as public figureand regional civil apparatus to support midwife partnership program with TBA, aswell as to make the TBA become co worker in childbirth aid which to escorts andaccompanies the patients during childbirth."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68797
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ronny Aruben
"ABSTRAK
Dua macam dukun yang mempunyai peranan penting da_am pengobatan penyakit di desa Binala adalah taha hopa an taha roro. Dukun yang disebut pertama melakukan engobatan dengan mengandalkan mantra, sedangkan yang keua enitikberatkan pengobatannya dengan menggunankan antuan mahluk halus. Derr kian taha hopa melakukan peng-obatan dalam keadaan sadar, sebaliknya taha roro melaku-kannya dalarn keadaan tidak sadar atau kesurupan. Persa-maannya, keduanya rnenggunakan unsur-unsur gaib dalarn praktek pengobatannya, yakni: mantra (lahopa), jimat (p-pehe'), dan roh pembantu (hapi'). Para dukun mernbagi penyakit ke dalam dua kategori, yakni: saki biasa ('penyakit biasa'), dan saki' kebiasa_an ('penyakit adat'). Penyebab 'penyakit biasa' dijelas_kan oleh mereka secara alarniah, seperti: masuk angin, da_rah kotor, dan sebagainya. Penyakit-penyakit yang terma_suk dalam kategori ini, misalnya pening, batuk, pilek, dan sebagainya. Penyakit-penyakit seperti ini dianggap oleh mereka sebagai penyakit-penyakit ringan. Sebaliknya penyebab'penyakit adat' dijelaskan oleh mereka secara

"
1984
S12898
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Kartika Komara
"Penelitian telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh infusa daun sukun (Artocarpus altilis) terhadap kadar bilirubin serum tikus putih yang diinduksi CCl4. Pengambilan darah tikus dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu sebelum perlakuan, setelah induksi CCl4, dan satu jam setelah pemberian infusa daun sukun. Kadar bilirubin yang diukur untuk penelitian adalah bilirubin total dan bilirubin direct. Tiga puluh ekor tikus dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu kelompok kontrol normal (KK1), kelompok kontrol perlakuan yang diinduksi CCl4 (KK2), dan kelompok perlakuan yang diinduksi CCl4 dan infusa daun sukun dengan dosis 2,7 g/kg BB tikus; 5,4 g/kg BB tikus; dan 10,8 g/kg BB tikus (KP1, KP2, dan KP3). Bahan uji diberikan sebanyak 4 kali dalam kurun waktu 48 jam. Hasil uji anava (P<0,05) pada pengambilan darah yang terkahir menunjukkan bahwa adanya pengaruh pemberian infusa daun sukun terhadap rerata kadar bilirubin total dan direct pada semua kelompok perlakuan. Hasil penelitiaan menunjukkan bahwa dosis 10,8 g/kg BB tikus dapat menurunkan rerata kadar bilirubin total (0,56 mg/dL) dan direct (0,47 mg/dL) yang paling optimum hingga mendekati dosis pada kontrol normal.
......
The present of study was done to determine the effects of breadfruit leaf infusion intake on serum biliribun level in male Sprague Dawley rat which induced by CCl4. Bilirubin levels were measured for 3 times, before treatment, 12 hours after CCl4- induced, and one hour after the last intake of breadfruit leaf infusion. The level of bilirubin serum which measured for this research are total bilirubin and direct bilirubin. Thirty male of rats were divided into 5 groups, consisting of normal control group (KK1), treatmant control group which induced by CCl4 (KK2), and treatmant group which induced by CCl4 and administrated with 3 doses of bread fruit infusion; 2,7 g/kg bw; 5,4 g/kg bw, and 10,8 g/kg bw (KP1, KP2, and KP3) respectively. Infusion of breadfruit leaf was given orally and administrated for four times in 48 hours. Anava test (P>0,05) shows that infusion of breadfruit leaf have an effect to total bilirubin and direct bilirubin in all three doses groups. Dose of 10,8 g/kg bw can decrease the rate of total bilirubin (0,56 mg/dL) and direct bilirubin (0,47 mg/dL) near to normal level in normal control group. Its conclude that administration of breadfruit leaf infusion have an optimum dose at 10,8 g/kg bw."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S63586
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retna Pertiwi
"Salah satu penyebab tingginya Angka Kematian Ibu adalah masih kurangnya cakupan persalinan yang di tolong oleh tenaga kesehatan. Di Indonesia pertolongan persalinan masih banyak dilakukan oleh dukun bayi, sehingga kemudian dilakukan upaya kemitraan bidan dan dukun untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran persepsi bidan di desa dalam pelaksanaan program kemitraan bidan dengan dukun paraji di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan data yang di peroleh dari hasil wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarah (FGD), dengan analisis sistem mulai dari komponen masukan, proses dan keluaran.
Hasil penelitian menggambarkan pelaksanaan kemitraan di wilayah Kecamatan Sukaraja oleh bidan di desa belum sesuai dengan harapan. Penting bagi instansi terkait untuk melakukan pengelolaan yang serius dan lebih baik lagi untuk perbaikan pada kegiatan kemitraan selanjutnya.

One of the main cause of high maternal mortality rate is still a lack of coverage of deliveries by health personnel in please. Help labor in Indonesia is still mostly done by traditional birth attendants, so then do midwives and TBA partnership efforts to improve maternal and child health. The research was conducted in the District of Talbot Bogor regency of West Java Province.
The purpose of this study was to determine the image perception of village midwives in the implementation of partnership programs with the shaman paraji midwives in the District of Talbot, Bogor Regency. Research using qualitative methods with data obtained from in-depth interviews and focus group discussions (FGD), the analysis starts from the component system inputs, processes and outputs.
The study describes the implementation of partnerships in the sub district of Sukaraja by the midwife in the village have not been in line with expectations. It is important for agencies to conduct the management of serious and even better for the improvement of the partnership activities further."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
PATRA 4(1-2) 2003
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Legina Anggraeni
"Doula adalah seseorang yang terlatih dan tersertifikasi untuk melakukan pendampingan kepada ibu selama hamil, bersalin dan pasca persalinan. Doula memberikan dukungan kepada ibu dengan tujuan agar ibu siap secara fisik dan psikologis dalam menghadapi kehamilan dan persalinannya kelak. Salah satu manfaat penggunaan jasa doula adalah meningkatkan akses pelayanan kesehatan. Angka bersalin oleh dukun di beberapa wilayah Kota Bogor masih cukup tinggi. Diharapkan dengan adanya adaptasi konsep doula (pendamping persalinan) di Kota Bogor dapat meningkatkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahi dukungan yang doula berikan kepda ibu selama proses pendampingan dan membandingkannya dengan program penyelamatan maternal (motivator KIA) di Kota Bogor. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data melalui observasi dan wawancara mendalam. Informan pada penelitian ini adalah doula, penyedia jasa doula, ibu hamil dan suami yang menggunakan jasa doula yang ada di wilayah Jakarta. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat,Kepala Seksi Kesehatan Keluarga Kota Bogor, Bidan Koordinator PONED Puskesmas Cipaku, kader dan dukun bayi (paraji) yang ada di wilayah kerja Puskesmas Cipaku.
Hasil penelitian ini menunjukan dukungan yang diberikan doula kepada kliennya meliputi pemberian motivasi, afirmasi (sugesti) positif, pemberian pujian, dukungan jasa, waktu, menyusun brith plan, pemenuhan nutrisi, aktivitas fisik dan melakukan disukusi bersama. Perbedaan antara konsep dukungan doula dengan program penyelamatan ibu (motivator KIA) hanyalah pada segi dukungan secara mental dan psikologis. SDM yang tepat untuk melakukan program pendampingan persalinan di Kota Bogor adalah kader dan dukun paraji, sedangkan uang transport yang diberikan dapat dialokasikan dari APBD dan BOK.
......Doula is a trained and certified person to assist mother during pregnancy, childbirth and postpartum. Doula provides support to the mother with the aim that mothers are physically and psychologically ready in the face of pregnancy and childbirth someday. One of the benefits of using doula services is improving access to health services. Birth rate by shamans (paraji) in some areas of Bogor is still quite high. It is expected that with the adaptation of doula concept (birth attendant) in Bogor City can increase the coverage of delivery by health personnel.
This study aims to find out the support that doula give kepda mother during the mentoring process and compare it with the program of maternal rescue (motivator KIA) in the city of Bogor. This research method using qualitative approach with data collection through observation and in-depth interview. Informants in this study were doula, doula service providers, pregnant women and husbands using doula services in the Jakarta area. Head of Public Health Section, Head of Family Health Section of Bogor, Midwife Coordinator of PONED, cadre and shamans "paraji" in Cipaku Public Health Service.
The results of this study show that the support given by the doula to the client includes motivation, positive affirmation, praise, service support, time, brith plan, nutritional fulfillment, physical activity and joint engagement. The difference between the concept of doula support and the mother's rescue program (maternal and child health motivator) is only in terms of mental and psychological support. The right human resources to conduct mentoring programs in Bogor are cadres and paraji shamans, whereas the given transport money can be allocated from APBD and BOK."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50037
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>