Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Valkama, Susanne
Ujung Pandang: UNHAS-SIL, 1989
499.221 VAL s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Savira Nurul Rahmadini
"Senyawa metalloporphyrin telah berhasil diidentifikasi keberadaannya dalam fraksi asphaltenes crude oil Duri menggunakan metode ekstraksi Soxhlet dan kromatografi kolom. Kandungan maltenes dan asphaltenes dalam crude oil Duri masing-masing sebesar 73,9235 % dan 1,3783 %. Analisis UV-Vis untuk hasil kromatografi kolom asphaltenes fraksi 14 menunjukkan spektrum molekul porfirin yang terikat pada logam pada panjang gelombang 668 nm. Analisis spektrum FTIR pada hasil kromatografi kolom asphaltenes fraksi 14 menunjukkan adanya cincin pirol pada bilangan gelombang 467, 699 dan 736 cm-1 yang merupakan gugus pembentuk porfirin. Analisis kualitatif EDX menunjukkan adanya kandungan logam Ni, V dan Fe pada sampel hasil ekstraksi asphaltenes, serta analisis kuantitatif dengan ICP-OES pada sampel kolom kromatografi fraksi 14 menunjukkan kandungan logam Ni sebesar 1,56 ppm, logam vanadium 0,048 ppm, dan logam Fe 0,13 ppm. Analisis LC-MS menujukkan kandungan senyawa nikel porfirin dengan rumus struktur C32H37N4Ni pada waktu retensi pada 11,601 menit dan berat molekul senyawa sebesar 536.

The Metalloporphyrin compound has been identified in the asphaltenes fraction Duri Crude Oil using the Soxhlet extraction method and column chromatography. The content of maltenes and asphaltenes in Duri crude oil were 73.9235% and 1.3783%, respectively. The UV-Vis analysis for the asphaltenes column chromatography of fraction 14 shows the spectrum of porphyrin molecules bound to metals at a wavelength of 668 nm. The results of FTIR spectrum analysis on the asphaltenes column chromatography of fraction 14 showed the presence of a pyrol ring at wave numbers 467, 699 and 736 cm-1 which are porphyrin forming groups. The qualitative analysis of EDX showed Ni, V and Fe metal contents in asphaltenes extraction with diklorometana, and quantitative analysis by ICP-OES asphaltenes column chromatography of fraction 14 showed Ni metal content of 1.56 ppm, vanadium metal of 0.048 ppm, and Fe metal of 0.13 ppm. The results of LC-MS analysis showed the presence of porphyrin nickel compounds with the structural formula C32H37N4Ni at a retention time of 11.601 minutes and a compound molecular weight of 536.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiefrani
"ABSTRAK
Perlakuan ekstrak daun bayam duri (Amaranthus spinosus L.) dan daun putri malu (Mimosa pudica L.) kadar (1:10); (1:15); (1:20); (1:25); (1:30) bk/v; serta kontrol bertujuan mengetahui pengaruh optimum ekstrak terhadap perkecambahan dan pertumbuhan kecambah benih tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) var. Ratna. Percobaan dilakukan di Laboratorium Fisiologi Jurusan Biologi FMIPA UI Depok selama delapan hari, perlakuan di awal percobaan, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (6 perlakuan dan 5 ulangan bagi setiap jenis ekstrak). Perlakuan ekstrak daun bayam duri menunjukkan prosentase perkecambahan 99% terdapat pada kontrol dan perlakuan kadar (1:30) bk/v; yang terendah (9%) kadar (1:10) bk/v. Panjang akar kecambah tertinggi (15,8 mm) terdapat pada kontrol; yang terendah (0,3 mm) kadar (1:10) bk/v. Panjang batang kecambah tertinggi (29,74 mm) terdapat pada kontrol; yang terendah (1,3 mm) kadar (1:10) bk/v. Berat basah kecambah tertinggi (18,01 mg) terdapat pada kontrol; yang terendah (6,16 mg) kadar (1:10) bk/v. Berat kering kecambah tertinggi (2,12 mg) terdapat pada perlakuan kadar (1:20) bk/v; yang terendah (2,01 mg) kadar (1:30) bk/v. Perlakuan ekstrak daun putri malu menunjukkan prosentase perkecambahan tertinggi (99%) terdapat pada kontrol dan perlakuan kadar (1:30) bk/v; yang terendah (64%) kadar (1:10) bk/v. Panjang akar kecambah tertinggi (4449 mm) terdapat pada perlakuan kadar (1:30) bk/v; yang terendah (2,23 mm) kadar (1:10) bk/v. Panjang batang kecambah tertinggi (95,15 mm) terdapat pada perlakuan kadar (1:30) bk/v; yang terendah (10,90 mm) kadar (1:10) bk/v. Berat basah kecambah tertinggi (47,25 mg) terdapat pada perlakuan kadar (1:30) bk/v, yang terendah (7,63 mg) kadar (1:10) bk/v. Berat kering kecambah tertinggi (2,20 mg) terdapat pada perlakuan kadar (1:15) bk/v; yang terendah (2,01 mg) terdapat pada kontrol. Uji Kruskal-Wallis menunjukkan ekstrak kedua macam tanaman tersebut berpengaruh terhadap prosentase perkecambahan, panjang akar, panjang batang, serta berat basah kecambah tomat tersebut, namun tidak berpengaruh terhadap berat kering. Uji Perbandingan Berganda menunjukkan pada data prosentase perkecambahan kedua macam ekstrak tersebut tidak terlalu berbeda nyata terhadap kontrol, berbeda nyata pada data panjang akar, panjang batang, dan berat basah kecambah tersebut, namun tidak berbeda nyata pada data berat kering kecambah."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirait, Bintang
"Perumahan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia disamping pangan dan sandang, dan perumahan merupakan kebutuhan dasar (basic needs) yang bersifat materi dan non materi. Itulah sebabnya pembangunan perumahan dan permukiman selalu diarahkan untuk meningkatkan serta menciptakan kerukunan hidup keluarga dan kesetiakawanan sosial masyarakat dalam rangka membentuk lingkungan serta persemaian nilai budaya bangsa dan pembinaan watak anggota keluarga. Oleh karena itu pembangunan perumahan dan permukiman tersebut sangat erat kaitannya dengan ketahanan daerah/ wilayah sebagai bagian yang tidak terpisahkan dengan ketahanan nasional. Pembangunan Rumah Sederhana (RS) dan Rumah 'Sangat Sederhana (RSS), sudah berjalan dan berkembang sedemikian pesat di Jambi dan seluruh propinsi di Indonesia sehingga perlu dikaji bagaimana sunibangannya terhadap Ketahanan Daerah yang bersangkutan. Hal inilah yang penulis uraikan bagaimana sumbangannya terhadap Ketahanan Daerah, apakah bersifat positif atau sebaliknya yang dapat diketahui melalui pendekatan berbagai aspek astra gatra."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rakyan Widowati Kusumo Asthi
"Pengaruh perlakuan ekstrak daun bayam dun (Amaranthus spinosus
L.) 0,2,4,6,dan 8% bk/vterhadapperkecambahan dan pertumbuhan
kecambah cabal merah besar (Capsicum annuum L. van. Longum) diamati
pad han ke-8 dan ké-16. Penelitian dilakukan di Laboratoriurn Fisiologi
Tumbuhai FMIPA-UI Depok, dan digunakan metode penelitian Rancangan
Acak Lengkap. Hasil penelitian: persentase perkecambahan tertinggi cabal
tersebut adalah 95% pada han ke-8 (kontrol), dan pada han ke-16 (kontrol
dan perlakuan ekstrak 6% bk/v); sedangkan persentase terendah pada han
ke-8 adalah 91,67% (perlakuan ekstrak 2,4,dan 6% bk/v), dan pada han ke-
16 adalah 88,33% (penlakuan ekstrak 2%). Panjang batang tertinggi adalah
1,15 cm pada hail ke-8 (kontrol), dan 5,30 cm pada hail ke-16 (perlakuan
ekstrak 6% bklv); sedangkan terendah (penlakuan.ekstrak 8% bk/v) yaitu 0,52
cm pada han ke-8 dan 2,52 cm pada hail ke-16'. Panjang akartertinggi
adalah 2,29 cm pada hail ke-8 (kontrol), dan 4,45 cm pada han ke-16
(penlakuar1 ekstrak 4% bk/v); sedangkan terendah adalah1,09 cm pada hail
ke-8 (penlakuan ekstrak 8% bk/v), dan 3,24 cm pada hail ke-16 (perlakuan
ekstrak 6%). Uji Friedman menunjukkan pemberian ekstrak daun bay-3m dun
tidak berpengaruh terhadap persentase perkecambahn, panjang batang,
maupun panjang akar kecambah cabal merah besar."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satriyo Tyas Kumolo
"ABSTRAK
Crude oil terdiri atas beberapa campuran kompleks hidrokarbon dan merupakan hasil proses di alam yang lambat. Salah satu komponen Crude Oil Duri adalah asphaltenes yang larut dalam Toluen. Hasil penelitian didapatkan perbandingan hasil ekstraksi Soxhlet menggunakan silika dan tidak menggunakan silika sebesar 55,15 dan 86,75. Pada penelitian ini menggunakan hasil ekstraksi Soxhlet menggunakan silika. Hasil analisis kualitatif fraksi toluene dan fraksi n-heptan memperlihatkan adanya unsur C, Si, S, Ni, V, Fe dan Al dan pada residu silika gel tidak terdapat logam yang teradsorbsi. Pada spektrum FTIR hasil ekstraksi dengan metanol tidak ditemukan adanya gugus porfirin. Spektrum FTIR hasil pemisahan kromatografi kolom n-heptan, menunjukkan adanya cincin pirol pada daerah fingerprint 800 cm-1 yang merupakan gugus pembentuk porfirin. Hasil spektrum absorbsi UV-Vis pada pemisahan n-heptan menunjukkan spektra porfirin bebas pada panjang gelombang 440 nm dan porfirin yang terikat pada logam 500-700 nm. Hasil analisa LC-MS, diperoleh informasi bahwa pada hasil kolom kromatografi fraksi n-heptan terdapat senyawa C32H36N4Ni yang merupakan senyawa porfirin terikat pada ion nikel. Sehingga, digunakan pendekatan ini dan didapatkan kromtaogram m/z 583 dengan berat molekul 541 adalah senyawa Etioporphyrinato Vanadyl IV dengan rumus molekul C32H36N4VO.

ABSTRACT
Crude oil consists of several mixtures of hydrocarbon complexes and is the result of a slow natural process. One of the components of Crude Oil Duri is the soluble asphaltenes in toluene. The result of this research is the comparison of soxhlet extraction result using silica and not using silica equal to 55,15 and 86,75. In this study using soxhlet extraction using silica. The results of qualitative analysis of toluene fraction and n heptane fraction showed the presence of C, Si, S, Ni, V, Fe and Al and on the silica gel residue no metal was adsorbed. The FTIR spectrum of n heptane column chromatographic separation, indicating the presence of a pyrrole ring on an 800 cm 1 fingerprint region which is a porphyrin forming group. The results of the UV Vis absorption spectra on n heptane separation show free porphyrin spectra at 440 nm wavelength and porphyrins attached to 500 700 nm metal. The result of LC MS analysis shows that in the chromatography column of n heptane fraction there is C32H36N4Ni compound which is a porphyrin compound bonded to nickel ions. Thus, this approach is employed and an m z 583 chromatogram with a molecular weight of 541 is a compound Etioporphyrinato Vanadyl IV with the molecular formula C32H36N4VO."
2017
S70126
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Kurniawaty
"Heavy kerosene (HK) dihasilkan dari unit distillate hydrotreating (DHDT) merupakan salah satu komponen campuran produk Solar yang ditambahkan sebesar 18 % untuk mendapatkan solar sesuai (spesifikasi) bahan bakar minyak jenis solar 48 yang diatur oleh Dirjen Migas pada Surat Keputusan No. 28.K/10/DJM.T/2016 tanggal 24 Februari 2016. Produk Solar RU II Dumai mengalami penurunan kualitas pada parameter warna setelah didiamkan dalam kurun waktu tertentu. Berdasarkan report of analysis (ROA) Laboratory RU II No. ROA-148/E12116/2016 tanggal 25 Juli 2016, diketahui bahwa penyebab penurunan kualitas warna berasal dari produk HK DHDT. Penelitian ini bertujuan untuk karakterisasi senyawa nitrogen yang menyebabkan perubahan warna pada fraksi HK serta mencari alternatif solusinya. Menurut literatur perubahan warna pada fraksi HK dapat disebabkan oleh senyawa aromatik (turunan benzena), senyawa oksigen (gugus fenol, karbonil), senyawa nitrogen (turunan anilina, kuinolina, pirol, piridin) dan senyawa ikatan rangkap (kromofor). Pada penelitian ini sampel HK dikarakterisasi secara fisik dan kimia dengan pengamatan visual, spektrofotometer warna serta total nitrogen analyzer. Kemudian dilakukan pemisahan pada sampel HK dengan distilasi bertingkat. Setiap fraksi distilat yang dihasilkan dikarakterisasi dengan spektrofotometer warna, total nitrogen analyzer, spektroskopi Fourier transform infra red (FTIR), spektrofotometri UV Vis, serta penentuan struktur molekul dengan Gas chromatography mass spectrometry (GC-MS). Secara paralel dilakukan simulasi dengan unit High throughput micro reactor (HTMR) untuk mendapatkan kondisi operasi yang optimum dengan variasi temperatur. Dari hasil analisis dan evaluasi data didapatkan senyawa nitrogen yang menyebabkan ketidakstabilan warna pada fraksi HK sebagian besar merupakan senyawa nitrogen turunan amina yang memiliki cincin aromatik. Temperatur yang lebih tinggi pada simulasi dengan unit HTMR (340 oC) memberikan hasil warna yang lebih stabil pada fraksi HK. Dengan demikian permasalahan perubahan warna (color instability) pada Solar RU II Dumai dapat diatasi.

Heavy kerosene (HK) produced from the distillate hydrotreating (DHDT) unit is one of the blending components of the Solar product which is added by 18% to get diesel according to the specification of diesel fuel oil 48 regulated by the Director General of Oil and Gas in its Decision Letter no. 28.K/10/DJM.T/2016 dated February 24, 2016. The Dumai RU-II Solar product experiences quality degradation on the color parameter after being silenced for a certain period of time. Based on the report of analysis (ROA) Laboratory RU-II No. ROA-148/E12116/2016 dated July 25, 2016, it is known that the cause of color quality decline comes from the HK DHDT stream. This study aims to identify the compounds that cause color changes in the HK fraction. According to the color change literature on the HK fraction can be caused by aromatic compounds (benzene derivatives), oxygen (phenol, carbonyl) compounds, nitrogen compounds (aniline derivatives, quinolin, pirol, pyridine) and double bond compounds (chromophores). The HK sample is physically and chemically characterized by visual observation, color spectrophotometer and total nitrogen analyzer. Then the separation is done on HK samples with stratified distillation. Each of the resulting distillate fractions was characterized by a color spectrophotometer, total nitrogen analyzer, Fourier transform infra red (FTIR) spectroscopy, UV Vis spectrophotometry, and molecular structure determination with Gas chromatography mass spectrometry (GC-MS). Parallel, we run simulation using High throughput micro reactor (HTMR) unit with temperature variations. From the results of analysis and evaluation data obtained, most of nitrogen compounds in the form of amine derivatives with aromatic rings is the one that cause color instability in the HK fraction. HTMR highest temperature conditions gave most stabil color on HK fraction. This experiment result hopefully can solve the problem of color instability in Solar RU II Dumai."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T53894
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mushlih Abdullah
"Formasi Duri merupakan salah satu formasi yang berperan sebagai reservoir di Cekungan Sumatra Tengah dan merupakan salah satu formasi penghasil minyak dan gas bumi terbesar di Indonesia. Daerah penelitian berada di Reservoir Mod, Lapangan Dai, Formasi Duri, Cekungan Sumatera Tengah. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan 2 analisis, yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan dengan menganalisis litologi penyusun pada Formasi Duri, dan menentukan fasies serta lingkungan pengendapan pada Formasi Duri. Sedangkan analisis kuantitatif dilakukan dengan analisis petrofisika yang bertujuan untuk untuk mendapatkan potensi reservoir utama dengan menghitung nilai parameter – parameter petrofisika, mengetahui nilai cut off dari parameter petrofisika tersebut sehingga didapatkan zona yang berprospek menghasilkan hidrokarbon. Berdasarkan analisis kualitatif, diketahui litologi formasi duri tersusun dari batu pasir, batu pasir lanauan, dan batu lempung, dengan fasies pada daerah penelitian adalah Fasies Tidal Sandbar, Tidal Channel, Mudflat, dan Sandflat dengan lingkungan pengendapan Tide dominated Estuary. Sedangkan analisis petrofisika diketahui zona efektif yang mengandung hidrokarbon yaitu zona dengan nilai volume shale yang berkisar antara 14.7% - 53.6% V/V, porositas efektif berkisar antara 20.9% - 29.6% V/V, saturasi air berkisar antara 40.1% - 68.8% V/V, Permeabilitas berkisar antara 79.6044 - 30695.541 MD, dan memiliki tebal lapisan net pay 21.5 - 230 feet.

Duri Formation is a formation that acts as a reservoir in the Central Sumatra Basin and is one of the largest oil and gas producing formations in Indonesia. The research area is in the Mod Reservoir, Dai Field, Duri Formation, Central Sumatra Basin. This research was conducted by conducting 2 analyses, namely qualitative analysis and quantitative analysis. Qualitative analysis was carried out by analyzing the constituent lithology of the Duri Formation, and determining the facies and depositional environment of the Duri Formation. Meanwhile, quantitative analysis is carried out by means of petrophysical analysis which aims to obtain the main reservoir potential by calculating the value of petrophysical parameters, knowing the cut-off value of these petrophysical parameters so that a zone with prospects for carbon production is obtained. Based on qualitative analysis, it is known that the lithological formations of thorns are composed of sandstone, silt sandstone, and claystone, with the facies in the study area being the Tidal Sandbar, Tidal Channel, Mudflat, and Sandflat facies with the depositional environment of Tide Dominated Estuary. While the petrophysic analysis shows that the effective zone containing carbon is the zone with shale volume values ??ranging from 14.7% - 53.6% V/V, effective porosity ranging from 20.9% - 29.6% V/V, air saturation ranging from 40.1% - 68.8% V /V, Permeability ranges from 79.6044 - 30695.541 MD, and has a thick layer of net pay 21.5 - 230 feet."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Suardana
"Kegiatan produksi minyak bumi selain menghasilkan produk minyak mentah (crude oil), juga menghasilkan limbah minyak burrd. Limbah minyak tersebut masih mengandung kadar hidrokarbon minyak bumi yang relatif tinggi, beberapa senyawa N, 5, 0, logam-logam termasuk unsur logam berat dan unsur lainnya. Apabila limbah tersebut tidak dikelola atau dikelola kurang baik, maka dapat berdampak terhadap lingkungan hidup seperti terjadinya pencemaran tanah, air permukaan, air tanah dangkalfaquifer dan terganggunya kesehatan masyarakat setempat atau kehidupan makhluk hidup lainnya. Upaya perlindungan lingkungan hidup dapat dilakukan dengan cara mengelola limbah tersebut agar lingkungan hidup tidak tercemar dan kelestarian fungsinya dapat terus dipertahankan.
Salah satu alternatif pengolahan limbah minyak tersebut adalah dengan memanfaatkan bioteknologi berupa teknik bioremediasi. Walaupun teknik bioremediasi ini mempunyai beberapa kelemahan antara lain waktu yang diperlukan untuk menjalankan prosesnya cukup lama, teknik ini dinilai mempunyai beberapa kelebihan. Kelebihan penerapan teknik bioremediasi ini dibandingkan dengan cara fisika dan kimiawi antara lain. adalah biaya pengolahan limbah yang diperlukan lebih murah karena menggunakan teknologi sederhana, menghilangkan kontaminan tanpa merusak materi terkontaminasi, tidak menimbulkan dampak lanjutan/baru dan aman bagi lingkungannya.
Penekanan dari pemanfaatan teknik ini secara konvensional adalah bagaimana mengupayakan kondisi lingkungan mikroorganisme agar mampu mendegradasi limbah minyak bumf seperti temperatur, oksigen, kelembaban tanah, pH, nutrisi dan lainnya.
Selain melakukan upaya tersebut di atas, keefektifan proses biodegradasi senyawa hidrokarbon minyak bumi dapat ditingkatkan dengan caracara lain seperti penggunaan surfaktan yang bersifat biodegradable sebagai agen pemecahan awal senyawa kontaminan tersebut dan menginokulasikan mikroorganisme eksogen untuk menambah jumlah populasi dan mengaktivasi mikroorganisme indigen pendegradasi limbah minyak tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk :
a. Mengetahui kecepatan dan efisiensi biodegradasi limbah minyak Duri akibat penambahan surfaktan LAS.
b. Mengetahui pengaruh pemberian EM4 didalam proses biodegradasi limbah minyak Duri.
Hipotesis penelitian adalah penggunaan surfaktan LAS didalam proses biodegradasi limbah minyak bumf akan dapat meningkatkan ketersediaan biologis (bioavailabiiity) limbah tersebut dan lebih banyak lagi limbah minyak bumi yang dapat dilepaskan dari butir-butiran tanah untuk didegradasi oleh mikroorganisme.
Penelitian dilakukan di Minas Strategic Business Unit (SBU) PT CPI dengan memberikan berbagai macam perlakuan terhadap variabel yang diteliti secara Iangsung di lapangan. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara sistern kornposit dan pengujian sampel tersebut dilakukan di beberapa laboratorium uji. Berdasarkan hasil pengujian sampel tersebut dapat diambil kesimpulan yang korelasional dengan melihat kecenderungan (trend) dari variabel-variabel yang diteliti.
Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan kadar minyak (Total Petroleum Hydrocarbon) sesuai fungsi waktu. yang diindikasikan dengan berkurangnya kandungan parafinik, aromatik, jumlah karbon organik (Total Organic Carbon).
Kesimpulan :
1. Hasil biodegradasi limbah minyak bumi dengan cara bioremediasi konvensional adalah sebesar 11,6%. Hasil biodegradasi cara tersebut dapat ditingkatkan menjadi maksimal sebesar 29% dengan penambahan konsentrasi surfaktan LAS 2,25% dan EM4 sebanyak 250 ml dalam waktu 31 hari.
2. Penambahan surfaktan sodium LAS menyebabkan Iuas permukaan antara minyak dengan air semakin besar sehingga mampu meningkatkan ketersediaan biologis kontaminan tersebut untuk keperluan metabolisme mikroorganisme yang diindikasikan dengan adanya penurunan tegangan permukaan minyak bumi dan peningkatan persentase penurunan kadar TPH.
3. Pemberian EM4 mampu meningkatkan jumlah populasi mikroorganisme dan mengaktivasi baik mikroorganisme indigen maupun EM4 pendegradasi limbah minyak Duri, yang diindikasikan dengan adanya peningkatan jumlah populasi mikroorganisme dan peningkatan persentase penurunan kadar TPH sesuai dengan fungsi waktu.
Saran :
1. Proses biodegradasi limbah minyak Duri dengan API Gravity rendah perlu dibantu dengan menggunaan surfaktan yang bersifat biodegradable untuk dapat meningkatkan kecepatan dan efisiensi proses degradasi yang terjadi.
2. Studi lebih lanjut mengenai upaya lebih mengefektifkan kerja mikroorganisme indigen dozninan pendegradasi limbah minyak Duri sebaiknya dilakukan untuk dapat meningkatkan hasil biodegradasi limbah tersebut.
3. Isolasi mikroorganisme indigen pendegradasi limbah minyak Duri perlu dipertimbangkan untuk dikaji lebih dalam agar dapat lebih mengefektifkan hasil biodegradasi yang ingin dicapai.

The main activity of oil production is producing crude oil. However, it also produces waste that have relatively high oil hydrocarbon content, in the forms of N, S, 0 compounds, metals include heavy metals and other impurities. When the wastes are not managed properly, they may cause impact to the environment such as soil, surface water, shallow water/aquifer contamination and local community healt problems or other living organism. Environmental protection can be conducted by managing the wastes so that the environment is not contaminated and environmental sustainability can be promoted.
One of the alternative of oil waste treatment is by biotechnology process using bioremediation technique. Although bioremediation technique have several disadvantages such as longer time required to run the process when compared to physical and chemical processes, it has some advantages such as cheaper cost for treatment since it uses simpler technology, as well as it removes contaminant without destructing contaminated materials, not causing additional impact and safe for the environment.
The stressing of this conventional technique is how to manage condition of microorganisms environment in order the microorganism can degrade oil waste through adjusting some parameters such as temperature, oxygen, soil moisture, pH, nutrition and others.
In addition to that, the effectiveness of oil waste biodegradation process can be enhanced by other technique such as using biodegradable surfactant as agent to breakdown the contaminant and inoculate exogenous microorganism to add population number and activate indigenous microorganism in order to degrade the contaminant.
The objectives of this research are as follows :
a. To know the acceleration and efficiency of biodegradation of Duri oil waste due to the addition of LAS surfactant.
b. To know the effect of EM4 in biodegradation process of Duri oil waste.
The hypothesis is the usage of LAS Surfactant in the biodegradation process of Duri oil waste that will enhance the contaminant bioavailability and will release more oil contained in the soil to degrade by microorganism.
The research was conducted at Minas Strategic Business Unit (SBU) PT CPI by employing various treatments to the observed variables directly in the field. Sampling was done by a composite system and samples were tested in some laboratories. Based on the result of samples testing, a correlational conclusion is made by looking at the trend of observed variables.
The result of this research shows that the reduction of total petroleum hydrocarbon (TPH) as indicated by the reduction of paraffin, aromatic and total 'organic carbon (TOC).
Conclusion :
1. The biodegradation of Duri oil waste which conducted conventionally was at 11,6%. The result would be increased to be maximum was at 29% with addition of concentration of surfactant at 2,25% and 250 ml EM4 in 31 days.
2. The Addition of sodium LAS surfactant make the surface area of water and oil wider thus able to enhance the contaminant bioavailability to microorganism metabolic process as indicated by the decrease of surface tension of oil waste and the increase of down slope percentage of TPH concentration.
3. The addition of EM4 is able to increase the number of microorganism population and activate both indigenous or EM4 to degrade Duri oil waste as indicated by the increase of the number of microorganism population and the increase of the down slope percentage of TPH concentration in line with time factor.
Recommendation :
1.The biodegradation process of oil waste with low API Gravity need to be added by using biodegradable surfactant to enhance the acceleration and efficiency of biodegradation process.
2. Further study in enhancing the effectiveness of indigenous-dominated microorganism that degrade Duri oil waste is advisable to be conducted in order to increase the result of the biodegradation.
3. Isolation of the indigenous microorganism that degrade the Duri oil waste need to be further studied in order to get the effective result of biodegradation process.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T8121
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibrahim
"ABSTRAK
Penggunaan gas alam dalam bentuk CNG di Indonesia masih perlu dilakukan dikembangkan. Padang adalah salah satu kota di Indonesia yang membutuhkan CNG kebutuhan transportasi, terutama untuk transportasi umum. Namun, tidak ada sisa gas alam yang tersisa di Sumatera Barat. Sumber gas alam terdekat dari area ini terletak di Duri. Ini membutuhkan logistik, desain teknis, dan ekonomi
ulasan untuk memfasilitasi gas alam untuk memenuhi kebutuhan transportasi. Gas alam yang dibutuhkan untuk gas angkutan umum adalah sekitar 11.152 lsp. Perhitungan logistik pengiriman CNG akan membutuhkan 2 truk dengan kapasitas 5.790 lsp (liter premium), masing-masing, dari Duri ke Padang. Total SPBG di Padang ditentukan oleh kapasitas dan permintaan di Padang dengan total 2. Masing-masing SPBG akan menerima 1 truk CNG per hari. Perhitungan desain teknis perlu menggunakan perangkat lunak proses. Untuk aspek desain teknis di Duri, the stasiun kompresor memiliki 2 unit kompresor untuk memampatkan gas dari 2 bar hingga 200 bar Kekuatan masing-masing kompresor adalah 51,01 kW untuk pertama dan 55,08 kW untuk kedua. Selain itu, kompresor membutuhkan 2 unit penukar panas untuk mendinginkannya gas dan 4 unit silinder tekanan yang memiliki 10 tabung. Untuk desain teknis aspek di Padang, 1 SPBG memiliki 3 tangki penyimpanan dengan volume 1,96 m3, prioritas panel adalah 1 set, dan dispenser adalah 3 unit kendaraan. Dengan skema pendanaan pemerintah 30% dari CAPEX, harga gas yang layak adalah Rp 5.200 / lsp. Perbandingan dari harga gas dan harga premium adalah Rp 187.500 / bulan jika mengkonsumsi 150 L / bulan. Dengan
harga ini, Net Present Value dari penelitian ini adalah Rp 2.651.172.954, Tarif Internal PT Pengembalian memiliki 9,92% dan Periode Payback selama 8 tahun.

ABSTRACT
The use of natural gas in the form of CNG in Indonesia still needs to be developed. Padang is one of the cities in Indonesia that requires CNG transportation needs, especially for public transportation. However, there is no residual natural gas left in West Sumatra. The closest natural gas source from this area is located in Duri. This requires logistics, technical design, and economics reviews to facilitate natural gas to meet transportation needs. The natural gas needed for public transport gas is around 11,152 lsp. The logistical calculation of the CNG shipment will require 2 trucks with a capacity of 5,790 lsp (liters of premium), respectively, from Duri to Padang. The total SPBG in Padang is determined by the capacity and demand in Padang with a total of 2. Each SPBG will receive 1 CNG truck per day. Technical design calculations need to use process software. For technical design aspects at Duri, the compressor station has 2 compressor units to compress gas from 2 bar to 200 bar. The strength of each compressor is 51.01 kW for the first and 55.08 kW for the second. In addition, the compressor requires 2 heat exchanger units to cool the gas and 4 pressure cylinder units which have 10 tubes. For the technical aspect design in Padang, 1 SPBG has 3 storage tanks with a volume of 1.96 m3, panel priority is 1 set, and dispensers are 3 units of vehicles. With a government funding scheme of 30% from CAPEX, a decent gas price is Rp 5,200 / lsp. The comparison of gas prices and premium prices is Rp 187,500 / month if it consumes 150 L / month. With this price, the Net Present Value of this study is Rp 2,651,172,954, PT Returns Internal Tariff has 9.92% and a payback period of 8 years."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>