Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eko Wisnu Warsitosunu
"Karya akhir ini adalah mengenai perhitungan VaR risiko pasar (dalam hal ini adalah risiko ekuitas) menggunakan volatilitas yang diukur tidak hanya dengan simple standard deviation namun juga dengan model EWMA dan ARCH/GARCH. Model EWMA dan ARCH/GARCH digunakan karena data return dari indeks bursa saham cenderung bersifat heteroskedastik. Khusus untuk model ARCH/GARCH, dalam penelitian ini juga digunakan salah satu variannya yaitu IGARCH. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara teoritis seluruh model yang digunakan adalah valid. Namun, bila dilihat secara praktis, model ARCH/GARCH dan variannya memberikan nilai VaR yang lebih rendah dibandingkan dengan model lainnya, konsekuensinya capital charge-nya juga dapat lebih rendah. Menggunakan asumsi portofolio senilai 100.000.000, dengan tingkat keyakinan 99%, potensi kerugian 1 hari ke depan (VaR 1 hari) untuk IHSG tanggal 30 Juni 2009 adalah 5.005.488. Nilai ini merupakan nilai tertinggi dibandingkan dengan indeks bursa saham lainnya. Dalam penelitian ini juga ditunjukkan bahwa stock index futures dapat digunakan untuk melakukan mitigasi risiko ekuitas secara cukup efektif.

This thesis is about computing market risk (in this case is equity risk) VaR using volatility measured by not only simple standard devaition but also EWMA and ARCH/GARCH model. The EWMA and ARCH/GARCH model are used due to the data of stock market index return which show a relatively heteroskedastic nature. Especially for ARCH/GARCH model, one of its variant (the IGARCH) is also used in this research. The result from this research shows that theoretically all the model used are valid. But practically, the ARCH/GARCH model and its variant produce a lower VaR value compare to other models, bringing a lower capital charge as the consequence. Using an assumed portfolio value of 100.000.000, with 99% level of confidence, the 1-day ahead potential loss (1-day VaR) for IHSG on June 30, 2009 is 5.005.488. This is the highest value compare to other stock market indices. It is also shown in this research that stock index futures can be used to mitigate equity risk effectively enough."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T27229
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sandi Januar Pribadi
"Pengelolaan risiko dan return merupakan kegiatan utama dalam perbankan. Krisis yang terjadi pada tahun 1997 merupakan contoh yang paling konkrit pengelolaan risiko dan return terburuk perbankan Indonesia, karena pada tahun ini krisis dipicu oleh perbankan yang tidak memperhatikan hal ini. Gejolak internal maupun eksternal harus diperkuat secara fundamental karena semakin kompleksnya risiko perbankan dan menimbulkan peluang-peluang baru dalam hal risiko.Praktek tata kelola yang sehat (good corporate governance) sangat dibutuhkan karena semakin kompleksnya risiko perbankan sehingga fungsi identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risko bank sangat diperlukan.
Risiko utama dalam hal perbankan ada 3 jenis yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional.Teknik pengukuran risiko yang sedang berkembang pada saat ini adalah metode Value at Risk (VaR). VaR adalah pengukuran risiko secara kuantitatif yang mengestimasi potensi kerugian maksimal (maximum potential loss) yang terjadi di masa datang dan dihadapi pada jangka waktu tertentu (holding period) dan pada tingkat kepercayaan (confidence level) tertentu.Dalam menghitung VaR ini ada tiga pendekatan yang bisa digunakan yaitu Parmetric VaR, Monte Carlo, dan Historical Simulation.
Penelitian ini metode yang digunakan adalah Parametric VaR dengan menggunakan pendekatan volatilitas menggunakan EWMA dan GARCH. Kerugian maksimum yang mungkin diderita suatu bank diestimasi dengan menggunakan volatilitas atau suatu ukuran untuk mengetahui fluktuasi harga suatu aset. Asumsi level of confidence metode Exponetially Weighted Moving Average (EWMA) dalam hal mengestimasi volatilitas pada PT Bank ABC ini adalah 99% dengan decay factor 0,94. Untuk menentukan ketepatan metode dan asumsi yang digunakan oleh Bank X agak sulit mengingat terdapat berbagai metode yang digunakan untuk melakukan estimasi volatilitas.

Risk and return management are main priority in banking. Crisis that happens in 1997 was one of the worst examples of managing risk and return in Indonesian banking. Since at that time there were no attention given to risk and return management. Internal and external shock must be strengthened fundamentally due to complexity risk of banking and given opportunity in term of risk. Good corporate governance is needed because higher risk will affect on identification, measure, supervision and control function of a bank.
There are 3 main risk on banking: credit risk, market risk and operational risk. Risk measuring technique that very common at present is Value at Risk (VaR) method. VaR is risk quantitative measurement which estimate maximum potential loss that could occur in the future or in holding period and apply on certain confidence level.There are 3 approaches to measure VaR. They are Parametric VaR, Monte Carlo and Historical Simulation.
This research based on Parametric VaR with EWMA and GARCH approaches. Maximum loss that might be happened to one bank could be estimate by using volatility or measuring price fluctuation on an asset. Level of confidence assumption on exponentially Weighted Moving Average (EWMA) method to estimate the volatility on Bank ABC is 99% with 0.94 decay factor. To make sure the precise method and assumption on Bank ABC is hard since there are many methods used to estimate the volatility."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T25367
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sandra Chalik
"Latar belakang penulisan karya akhir ini beranjak dari adanya rekapitalisasi perbankan yang dilakukan pemerintah dan adanya amandemen Basel Capital Accord 1998 pada tahun 1996 yang memasukkan unsur risiko pasar sebagai dasar perhitungan kebutuhan modal minimum. Dengan selesainya rekapitalisasi, portofolio aset yang dimiliki bank yang direkapitalisasi sebagian besar berupa obligasi pemerintah. Mengingat instrumen surat berharga obligasi sangat berkaitan dengan risiko pasar terutama faktor risiko suku bunga, dampaknya apabila faktor risiko pasar tersebut tidak dikelola secara baik akan membawa dampak kerugian yang cukup signifikan bagi kelangsungan operasonal bank.
Permasalahan yang timbul adalah untuk menghitung besamya risiko pasar, selama ini yang dilakukan perbankan masih mertggunakan pendekatan tradisional (non statistik) sehingga masih diragukan keakuratannya. Sedangkan pengukuran risiko dengan pendekatan advance approach (value at risk) masih belum banyak diterapkan oleh bankbank di Indonesia termasuk pada bank tempat kami melakukan penelitian.
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana menghitung besarnya risiko pasar dari portofolio obligasi dalam rangka memenuhi perhitungan kebutuhan modal baru dengan menggunakan teknik-teknik : Perhitungan Value at Risk (VaR) dengan pendekatan variance-covariance dengan estimasi volatilitas menggunakan model Exponentially Weighted Moving Average (EWMA), melakukan uji validasi permodelan dengan teknik Back Testing dan Kupiec Testing serta menghitung capital charge yang hams disediak:an untuk mengcover risiko pasar dari portofolio obligasi yang dimiliki bank.
Sebelum sampai pada perhitungan VaR portofolio obligasi, penetapan spesifikasi model yang digunakan sebagai acuan pengolahan data sebagai berikut :
- Perhitungan V aR porto folio obligasi menggunakan portofolio trading yang dimiliki bank posisi tanggal 30 Juni 2003 sebesat Rp. 1.824.127.000.000
- Pembentukan yield curve menggunakan Bradley Crane Model. Hal ini dilakukan karena tidak tersedianya data harianyield curve.
- Confidence Level (CL) yang digunakan 95% dan 99% (one tailed).
- Holdingperiode ditetapkan selama 1 (satu) hari.
- Forecast yield volatility menggunakan EWMA, dengan penetapan decay factor (A.) sebesar 0.94 dan penetapan nilai decay factor yang besamya ditetapkan berdasarkan perolehan mean squared error (MSE) yang terkecil.
- Melakukan validasi permodelan dengan teknik Back Testing dan Kupiec Testing terhadap data observasi (periode Januari 2003 s.d Juni 2003) dan data out of sample (periode Juli 2003 s.d Agustus 2003).
Dengan spesifikasi model diatas, perhitungan yield curve menggunakan Bradley Crane Model menghasilkan data time series yield curve sebanyak 121 titik untuk data observasi dan sebanyak 43 titik untuk data out of sampel untuk 19 jenis yield to maturity (YTM). Dari data tersebut kemudian dilakukan forecast yield volatility dengan permodelan EWMA.
Hasil perhitungan forecast dengan model EWMA (.A= 0,94) setelah dilakukan back testing untuk data observasi maupun data out of sample menghasilkan sejumlah failure. Sedangkan untuk model EWMA yang nilai decay factornya ditetapkan berdasarkan nilai MSE terkecil, secara keseluruhan dari 19 jenis YTM nilai MSE terkecilnya berada pada nilai A, = 0,99. Penetapan nilai tersebut diperoleh dari hasil forecast yang sabagian besar dipengaruhi oleh variance return pada hari yang bersangkutan dan sebagian kecil dari hasil forecast 1 (satu) hari sebelumnya. Setelah dilakukan proses back testing (data observasi maupun data out of sample), permodelan ini tidak menghasilkan failure.
Dari kedua model EWMA tersebut kemudian dilakukan validasi dengan Kupiec Testing, dan temyata secara statistik proportion of failures yang dihasilkan model dapat diterima (valid), sehinggaforecast yield volatility yang dihasilkan kedua model tersebut baik untuk CL 95% maupun CL 99% dapat digunakan untuk menghitung VaR.
Dalam penelitian ini perhitungan VaR dibedakan antara VaR Diversified yang memperhitungkan risk correlation dan VaR Undiversified yang tidak memperhitungkan risk correlation. Sesuai dengan teori membuktikan bahwa dengan memperhitungkan risk correlation menghasilkan nilai VaR yang lebih rendah karena adanya efek diversifikasi.
Dari hasil perhitungan VaR memperlihatkan bahwa permodelan EWMA (A.=0,94) menghasilkan nilai VaR yang lebih rendah dibanding permodelan EWMA (A=0,99), namun nilainya tidak jauh berbeda. Disamping itu, dari perhitungan VaR juga memperlihatkan bahwa dengan menggunakan CL 99% menghasilkan nilai V aR yang lebih besar dibanding CL 95%. Hal ini disebabkan dengan semaki.n besamya CL, nilai statistik (a.) yang digunakan untuk menghitungyield volatilitas juga semakin besar.
Dengan memperbitungkan risiko pasar kedalam perbitungan CAR maka peroleban CAR posisi 30 Juni 2003 sebesar 12,36% mengalami penurunan antara 0,06% s.d 0,09% untuk setiap permodelan ( dengan asumsi bukan hanya posisi obligasi trading pada tanggal 30 Juni 2003 yang dihitung dalam market risk). Secara ringkas basil perbitungan VaR, capital charge dan CAR sebagai berikut:
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan babwa perbitungan VaR portofolio obligasi dengan pendekatan variance covariance yang forecast volatilitasnya menggunakan permodelan EWMA dapat digunakan bank dalam perbitungan risiko pasar. Sedangkan penetapan decay factor dalam perhitungan forecast, untuk kondisi di Indonesia pada saat ini yang paling cocok adalab sebesar 0,99. Hal ini telab dibuktikan bahwa permodelan EWMA (A. = 0.99) tidak menghasilkan failure, walaupun basil perbitungan VaR dan capital charge-nya sedikit lebib besar, namun basil akhir perbitungan CAR-nya tidakjauh berbeda dibanding permodelan EWMA (A.= 0,94)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T11759
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riza Putri Pratama
"Penelitian ini mengevaluasi efektivitas tiga model utama dalam estimasi volatilitas dan Value at Risk (VaR) yaitu Exponentially Weighted Moving Average (EWMA), Generalized Autoregressive Conditional Heteroskedasticity (GARCH) dan model Hybird EWMA-GARCH, yang menggabungkan keunggulan kedua pendekatan. Dengan menggunakan data harga saham harian IDX BUMN20 periode 2019–2024, penelitian ini menghitung VaR pada tingkat kepercayaan 95% dan 99%, serta mengevaluasi performa model melalui backtesting (uji Kupiec dan Christoffersen) dan kriteria statistik (RMSE dan MAE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa model GARCH lebih akurat dalam menangkap pola volatilitas jangka panjang dibandingkan EWMA, yang lebih sensitif terhadap perubahan pasar jangka pendek. Namun, kedua model memiliki keterbatasan yaitu EWMA cenderung bereaksi berlebihan terhadap fluktuasi harga yang tiba-tiba, sedangkan GARCH membutuhkan lebih banyak data historis untuk menghasilkan estimasi yang stabil. Model Hybird EWMA-GARCH mengatasi keterbatasan tersebut dengan mengombinasikan sensitivitas EWMA dan kestabilan GARCH, menghasilkan estimasi volatilitas yang lebih akurat dengan peningkatan akurasi sebesar 9,83% dibandingkan model individu. Selain itu, penelitian ini menemukan bahwa selama krisis COVID-19 tahun 2020, volatilitas IDX BUMN20 melonjak 67,94% di atas rata-rata historis, mencerminkan ketidakpastian pasar yang ekstrem. Dalam kondisi ini, model Hybird EWMA-GARCH terbukti lebih stabil dalam memprediksi risiko dibandingkan model EWMA dan GARCH secara terpisah, dengan hasil VaR yang lebih konsisten dan lebih sedikit pelanggaran (exceptions) dalam uji backtesting. Temuan ini menegaskan bahwa pendekatan Hybird dalam manajemen risiko dapat meningkatkan keakuratan pengukuran volatilitas dan VaR, serta menjadi alat yang lebih efektif bagi investor, manajer portofolio, dan regulator dalam menyusun strategi mitigasi risiko yang lebih presisi di pasar modal Indonesia.

This study evaluates the effectiveness of three key models in volatility estimation and Value at Risk (VaR) prediction: Exponentially Weighted Moving Average (EWMA), Generalized Autoregressive Conditional Heteroskedasticity (GARCH), and the Hybird EWMA-GARCH model, which integrates the advantages of both approaches. Using Daily stock price data from IDX BUMN20 for the period 2019–2024, this study calculates VaR at 95% and 99% confidence levels and assesses model performance through backtesting (Kupiec and Christoffersen tests) and statistical criteria (RMSE and MAE). The findings indicate that the GARCH model is more accurate in capturing long-term volatility patterns compared to EWMA, which is more responsive to short-term market fluctuations. However, both models have limitations: EWMA tends to overreact to sudden price fluctuations, whereas GARCH requires a longer historical dataset to provide stable estimations. The Hybird EWMA-GARCH model overcomes these limitations by combining EWMA’s sensitivity with GARCH’s stability, resulting in more accurate volatility estimates, improving accuracy by 9.83% compared to individual models. Additionally, this study finds that during the COVID-19 crisis in 2020, IDX BUMN20 volatility surged by 67.94% above historical averages, reflecting extreme market uncertainty. In such conditions, the Hybird EWMA-GARCH model demonstrated greater stability in risk prediction compared to EWMA and GARCH separately, yielding more consistent VaR results with fewer exceptions in backtesting evaluations. These findings reinforce that the Hybird approach to risk management enhances the accuracy of volatility and VaR measurement, making it a more effective tool for investors, portfolio managers, and regulators in developing more precise risk mitigation strategies in the Indonesian capital market."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silitonga, Yerry Patumona
"Pengukuran risiko merupakan salah satu aktifitas manajemen risiko yang telah dilakukan oleh banyak bank pada masa ini. Kesulitan yang dialami PT. Bank FDR dalam melakukan perhitungan nilai VaR (Value at Risk) pada risiko nilai tukar juga merupakan permasalahan yang dapat dialami oleh bank-bank lain di Indonesia. Pada karya akhir ini akan diperlihatkan pengukuran VaR risiko nilai tukar dan digunakan 2 pendekatan estimasi volatilitas yaitu EWMA dan ARCH/GARCH. Pada Karya Akhir ini diperlihatkan bahwa ARCH/GARCH dapat menghasilkan model VaR yang lebih baik daripada model VaR yang menggunakan estimasi volatilitas EWMA. Dengan menggunakan ARCH/GARCH, maka diperoleh nilai VaR Portfolio PT. Bank FDR untuk 1 Februari 2007 sebesar Rp. 77.307.209,00.

Measuring risks is one of risk management activities which have been largely implemented by many banks on this era. The problem in PT. Bank FDR on calculating Value at Risk (VaR) on foreign exchange risk is possibly a common problem which faced by other banks in Indonesia. In this thesis was described ARCH/GARCH will result better VaR model than EWMA. By applying ARCH/GARCH, it's resulted VaR on PT. Bank FDR for 1st of February 2007 as much as Rp. 77.307.209,00."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25392
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lely Diana
"Dalam mengelola investasi bagi sebuah lembaga dana pensiun dibutuhkan kehati-hatian dalam pengelolaan risiko investasi terkait dengan jaminan kesejahteraan pegawai perusahaan. Yayasan Dana Pensiun PT.XYZ perlu mengetahui seberapa besar risiko kerugian yang dapat dialami karena memiliki portfolio investasi enam produk reksadana saham. Dalam karya akhir ini akan dihitung besarnya nilai VaR diversified dengan pendekatan volatilitas menggunakan metode EWMA dan ARCH/GARCH. Pada tanggal 28 Agustus 2008 diketahui bahwa nilai VaR diversified portfolio reksadana saham Yayasan Dana Pensiun PT. XYZ sebesar Rp 2.773.037.528. Kegiatan pembaharuan (rebalancing) komposisi penempatan asset perlu dilakukan untuk menambah akurasi model yang dibangun.

In order to manage an investment for a pension fund organization, it?s needed a carefully decision to make investment because it may be effecting the employee?s social welfare guarantee. Pension Fund Organization PT.XYZ needs to know how much their risk since they hold an investment. In this thesis we will measure diversified VaR by volatility estimation using EWMA and ARCH/GACRH methods. In Aug 29, 2008 it is known that diversified VaR mutual fund equity investment of Pension Fund Organization PT.XYZ is Rp 2.773.037.528. Rebalancing asset allocation activity is needed in order to increase the accuracy of VaR model."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T26378
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Khujah Kejora
"Pada transaksi perdagangan komoditas energi, banyak ditemukan pergerakan harga yang ekstrim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi return komoditas energi cenderung memiliki karakteristik fat tailed, kurtosis tinggi dan negatif skewness. Sementara, pengukuran risiko pada umumnya menggunakan asumsi distribusi normal atau lognormal sehingga diduga estimasi yang diberikan dalam mengukur risiko kurang tepat untuk karakteristik distribusi yang fat tailed seperti distribusi return komoditas energi. Dalam tesis ini dijelaskan proses perhitungan risiko harga komoditas energi WTI crude oil, heating oil dan propane di pasar spot dan future menggunakan metode EWMA, ARCH/GARCH dan EVT. Hasil perhitungan yang didapat menunjukkan nilai Value at Risk (VaR) EVT cenderung lebih besar dibandingkan VaR dari pendekatan lainnya. Hedging antara spot dan future juga menunjukkan bahwa upaya mitigasi dengan transaksi derivatif dapat menurunkan nilai VaR.

In energy complex market, daily logarithmic price changes tends to be highly volatile or extreme. All empirical distributions of energy complex exhibits fat tails, high kurtosis and negative skewness. On the other hand, market risk measurement usually only accommodate normal or lognormal distribution assumption which could underestimate the commodity?s risk estimation. In this thesis was described price risk measurement of WTI crude oil, heating oil and propane in spot and future market by applying EWMA, ARCH/GARCH and EVT approach. Calculation shows EVT Value at Risk (VaR) for those commodities are higher than VaR obtained from EWMA and ARCH/GARCH approach. Hedging the spot transactions with futures has shown significant impact in reducing VaR for each commodity."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T27172
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Narsillam
"Perhitungan VaR (Value at Risk) merupakan kewajiban bagi setiap bank dalam mengukur potensi risiko atas portfolio yang dimilikinya. Ini merupakan kewajiban yang diamanatkan oleh Bank Indonesia (BI). Pada Tesis ini, akan diperlihatkan pengukuran VaR risiko nilai tukar pada PT Bank EOS dan pendekatan estimasi volatilitas EWMA serta ARCH/GARCH. Diperlihatkan bahwa ARCH/GARCH dapat menghasilkan model VaR yang lebih baik daripada model VaR yang menggunakan estimasi volatilitas EWMA. Dengan menggunakan ARCH/GARCH, maka kita akan memperoleh nilai VaR Portfolio PT. Bank EOS untuk 1 September 2009 sebesar Rp. 3.783.429.678.

Bank has a responsibility to assess potential risk of its portfolio through VaR (Value at Risk). VaR is a mandatory assessment required by Central Bank of Indonesia (BI). This thesis will illustrate how to make an assessment about potential risk of foreign exchange portfolio of PT Bank EOS by evaluating VaR with both EWMA and ARCH/GARCH methods. Final result described that ARCH/GARCH methods is better than EWMA. By using ARCH/GARCH, VaR for PT Bank EOS on the 1st of September 2009 is Rp. 3.783.429.678."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Setia Sukma
"ABSTRAK
Penelitian bertujuan memperoleh model peramalan harga emas terbaik antara model GARCH dan EWMA. Variabel dependen adalah harga emas Antam sedangkan variabel independen terdiri dari harga emas dunia, IHSG dan JIBOR. Penelitian menggunakan data harian periode Agustus 2010 - September 2012. Variabel independen berpengaruh signifikan terhadap harga emas Antam dan secara simultan diperoleh R-Square sebesar 97,7375%. Model dalam pendekatan pola adalah GARCH (2,1) sedangkan pada pendekatan kausal GARCH (1,1). Nilai MAPE peramalan harga emas Antam bulan Oktober 2012 menggunakan pendekatan kausal sebesar 1,9114%, pendekatan pola 4,4379% dan EWMA 10,618824%. Dengan demikian, dalam penelitian ini model GARCH lebih akurat dibandingkan EWMA.

ABSTRACT
The study aimed at obtaining the best gold price forecasting model between GARCH and EWMA models. The dependent variable is the price of Antam's gold while the independent variables consist of world gold prices, IHSG and JIBOR. The study uses daily data in August 2010 until September 2012. Independent variables significantly influence the Antam’s gold price and simultaneously acquired R-Square of 97.7375%. Models in the pattern approach is GARCH (2.1) whereas the causal approach GARCH (1,1). MAPE values of ​​Antam's gold price forecasting in October 2012 using the causal approach 1.9114%, the pattern approach 4.4379% and EWMA 10.618824%. Thus, in this study GARCH models are more accurate than EWMA."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung D. Buchdadi
"The objective of this research is to examine maximum losses when investor invests on syariah based stock. Markowitz model is used for constructing the optimal portfolio. Value at Risk Model is also used for calculating the expected losses. The research indicates that volatility seems to cluster in a predictable fashion. Therefore the research forecasts variances used exponentially weighted moving average (EWMA) model. This research also aims to evaluate whether the EWMA model can predict variances reasonably well. The data used in this research are syariah based stock which had been included in Jakarta Islamic Index (JII) during the year 2005-2006. This research provides that VAR models using an EWMAforecast are good enough for predicting risk. The number of exception of 508 daily datas are only less than 5% or valid at confident level 95%. As benchmark we also use historical method and monte carlo simulation to compare performance of EWMA forecast."
Jakarta: [Fakultas Ekonomi UI Universitas Negeri Jakarta, Fakultas Ekonomi UI], 2008
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>