Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 91 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Thailand: The International Buddhist Conference, 2009
294.3 BUD
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Papilaya, Alex
"There are two situations that i can sense in May 1998. The first one is the economic crisis that is presently full blown. Every day you see, hear, read and maybe experience the impact on the economic crisis. Most of the Indonesians already experience or will experience in someway or the other some aspects the economic crisis.
The second is the question whether there is a hospital crises in May 1998. The answer is different from hospital to hospital. Some hospitals were in real danger of closing in January 1998. The economic crisis has hit hard. No hospital manager has experienced such a crisis situation before and they tried to take action for example to lower their operating cost and to increase their revenue."
Lengkap +
1999
JMAR-1-1-1999-17
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2016
330.9 DAR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Kaelani
"Krisis Asia telah mempengaruhi perelconomian negara-negara berkembang di Asia, termasuk Indonesia. Dibandingkan dengan negara-negara Asia lain yang dilanda krisis, Indonesia merupakan negara yang dianggap paling parah dan Iamban dalam melakukan recovery. Kondisi tersebut sangat memgikan tidak hanya bagi pembangunan ekonomi dalam negeri tetapi juga bagi arus masuknya dan keamanan investasi Sebab kerusuhan sosial dan politik akibat krisis ekonomi teriadi diharnpir semua selctor. Hal ini menjadi persoalan tersendin bagi negara-negara investor khususnya bagi Jepang yang telah menanamkan investasinya di Indonesia. Keadaan tersebut diperparah dengan ikut melemahnya perekonomian Jepang yang tahim 1990-an mengalami stganasi. Hubungan ekonomi .Iepang-Indonesia telah teijalin sejak era Soekamo dan menunjukkan peningkatan yang signiiikan pada era Soeharto. Di era Soeharto hubungan kedua negara telah berhasil meletakkan dasar-dasar yang penting tidak hanya meningkamya. jumlah bantuan luar negeri Jepang tetapi juga mekanisme mendapatkan bantuan dan alokwinya Bagi Jepan, Indonesia telah menempati negara tidak sekedar penerima bantuan dan mitra perdagangannya tetapi juga dengan besamya angka bantuan dan investasi Arli penting Indonesia bagi Jepang ditunjukkan dengan upaya-upaya Jepang membantu Indonesia tidak hanya dalam situasi normal namunjuga situasi krisis. Di antaranya adalah Jepang benrsaha rnemenuhi tanggungjawab dan perhatiannya terhadap Indonesia yang dilanda Perhatian tersebut dilakukan Jepang melalui sejumlah prakarsa dan inisiatif politik dan ekonomi. Sejumlah bantuan ekonomi yang diberikan melalui lembaga dan organisasi ekonomi intemasiona seperti IMF, Bank Dunia, ADB dan Forum ASEAN merupakan langkah kongkrit. Jepang juga memberikan bantuan tersebut melalui Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Indonesia dan melalui pemerintah secara langsung. Kebijakan ekonomi Jepang dalam penyelesaian krisis juga ditunjukkan dengan rneningkatkan jumlah bantuan luar negeri atau ODA Jepang kepada Indonesia pada tahun fisal 1998 dan 1999. Kebijekan bantuan luar negeri Jepang kepada Indonesia yang cenderung meningkat menunjukkan bahwa Indonesia tebap penting bagi kepentingan nasional Jepang, Dihandingkan dengan kebijakan banman tahun-tahun sebelumnya alasan Jepang memberikan bantuan tidak berubah, termasuk mekanisrne mernbenkan bantuan. Perubahan terjadi pada tingkat perbedaan situasi antara situasi normal dan kzisis, di mana Jepang membantu lewat forum-forum dialog dan keijasama ekonomi seperti ASEAN+ 3, Japan and ASEAN SummirMeering, Forum Paris Club, CGI dan lain-lain."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T3571
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The financial crisis which has occurred since last year in the United State has spread up to the whole world including to Europe. This financial crisis gave impacts in many industrial sectors such as in the automobile industry and banking. The European Union and their members have taken the preliminary steps in facing the crisis. However, are these steps effective in handling the impacts of the crisis?"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abdullah Afifuddin
"Jaringan listrik merupakan infrastruktur yang memegang peranan sangat penting bagi kebutuhan aktivitas manusia. Oleh karenanya ketersediaan dan pendistribusian listrik akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan suatu daerah. Hampir semua sektor aktivitas manusia saat ini sangat bergantung pada ketersediaan energi listrik.
Keputusan manajemen untuk berinvestasi didasarkan pada penilaian studi kelayakan bisnis sebuah proyek. Suatu proyek yang memiliki analisa studi kelayakan yang baik akan dinyatakan layak untuk dijalankan. Penilaian studi kelayakan sebuah proyek didasari oleh asumsi yang dianggap mendekati nilainya di masa yang akan datang. Keterbatasan informasi dan karakteristik pasar yang tidak menentu menyebabkan akan timbulnya sebuah resiko investasi. Karena studi kelayakan sebuah proyek yang tidak dilakukan secara teliti akan mendatangkan kerugian di masa datang. Metode NPV, IRR, Payback Period, PI dan Monte Carlo sering digunakan untuk menganalisis kelayakan sebuah proyek, sehingga memberikan suatu masukan dan rekomendasi yang lebih terjamin dan dapat dipercaya oleh investor.
1) Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah adanya perubahan pada asumsi dasar studi kelayakan proyek PLTA PAMONA 2 menunjukkan nilai NPV proyek tetap baik yaitu sebesar Rp5.849.240.170 dan IRR sebesar 42.04%. Ini menunjukkan proyek tetap layak untuk dijalankan karena krisis ekonomi global tidak mempengaruhi proyek secara signifikan dan tetap akan memberikan ?economic value added? bagi para shareholders."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
S6576
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
New York: W.W. Norton, 1975
337 WOR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Setiyawan Darmanto
"Masa-masa keemasan perbankan yang dimulai tahun 1988 menjadi kenangan yang manis ketika tanpa dinyana - nyana 10 tahun kemudian terjadilah krisis yang meluluhlantakkan Perbankan Indonesia. Tindakan pemerintah untuk membekuoperasikan 16 bank pada bulan November 1997 tanpa adanya jaminan atas simpanan, membuat kepercayaan masyarakat jatuh pada titik nadir. Kebijakan tersebut dilakukan tanpa persiapan yang memadai untuk menghindari rush atau bank run. Penurunan kepercayaan masyarakat terhadap perbankan tersebut terlihat dari fenomena flight to quality dan flight to safety dari penabung yang memindahkan dananya ke instrumen/bank yang lebih aman baik itu di dalam maupun luar negeri. Tidak adanya lembaga deposit insurance membuat turunnya kepercayaan ini bertambah parah.
Krisis yang terus berlanjut membuat kredit macet perbankan menggunung. Diiringi oleh nilai tukar rupiah yang anjlok drastis, maka modal bank menjadi negatif. Pemerintah telah memilih Program Rekapitalisasi Perbankan yang menjadi keputusan bersama antara Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia awbagai salah satu solusinya.
Program rekapitalisasi yang memakan biaya ratusan triliun (lDR 430,4 triliun) ternyata membawa rombongan masalah berikutnya yaitu dampak finansial yang sangat mengkhawatirkan. Kalau tidak dikatakan pemerintah telah terjebak dalam solusi bermasalah ini. Sampai saat ini belum ada solusi yang pasti mengenai masalah tersebut. Pemerintah perlu memeras otak agar tidak terjadi default (gagal bayar) atas pokok dan bunga Obligasi Rekapitulisasi yang jatuh tempo. Kemungkinan default perlu dihindari karena akan berdampak buruk terhadap perekonomian nasional. Country Risk Indonesia akan makin buruk dan akan dijauhi oleh para Kreditur.
Di lain pihak Bank A sebagai salah satu bank rekap tidak tinggal diam berpartisipasi dalam pengelolaan eksposure Obligasi Rekapitalisasinya (OR). Dengan perencanaan yang matang pada saat merger didukung oleh strategi yang jitu, Tujuh puluh persen OR yang dimiliki telah berkurang 70% hingga 31 Desember 2002. Begitu pula eksposure OR telah berhasil diturunkan dari 76% menjadi 33% dibandingkan Total Aset.
Pengelolaan tersebut berupa pembayaran kewajiban kepada BPPN dengan menggunakan OR, pembayaran kewajiban kepada Pihak ke-3 dengan menggunakan OR, penjualan ke pasar guna menutup rasio likuiditas dan Posisi Devisa Netto, meningkatkan hasil im estasi (enhanced yield), dan penerbitan reksadana yang dapat dijadikan ajang pemerataan pendapatan rakyat.
Tentu saja Bank A tidak bisa berjalan sendirian. Bank-bank lain pun perlu dilibatkan. Oleh karenanya dibutuhkan platform bersama yang benar-benar disepakati oleh masing-masing pihak yang berwenang dalam merah birunya raport perekonomian negara ini."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Depok: The Center for Japanase studies University of Indoensia , 2001
300.52 REG d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>