Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 126 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maswati Baharuddin
Depok: Rajawali Pers, 2022
660.634 MAS b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Shinya, Hiromi
San Fransisco: Council Oak Books, 2005
612.015 1 SHI e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Haraharp, Fitrah Humala
"ABSTRAK
Koagulasi adalah metode yang digunakan untuk menggumpalkan daging. Agen koagulan yang digunakan adalah enzim papain, transglutaminase dan rennin. Enzim papain tergolong protease sulhidril. Pada penggumpalan daging apabila dikenakan enzim papain maka terjadi reaksi pemutusan ikatan peptide sehingga protein terpotong-potong membentuk rantai yang lebih pendek. Komposisi penambahan agen koagulan yang dilakukan adalah 6 ml untuk setiap 100 gram daging ikan lele gerusan. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui nilai-nilai untuk koagulasi menggunakan agen enzim papain, enzim transglutainase dan enzim rennin secara berurutan adalah kadar protein (16,01%; 16,03%; 17,21%), kadar air (72,44%; 70.98%, 72,5%), kadar serat kasar (0,4%; 0,56%; 0,29%) kadar lemak (7,88%; 7,75%; 8,85%), kadar karbohidrat (0,68%; 1,61%; 0,32%). Kemudian diketahui bahwa enzim transglutaminase paling baik dalam peran sebagai agen koagulan dibanding enzim lainnya. Diketahui transglutaminase memiliki kinerja lebih baik dalam menggumpalkan daging ikan lele, meskipun dikonsikan pada suhu 800C.

ABSTRACT
Coagulation is the method used to agglomerate meat. Coagulant agents used are papain, transglutaminase and rennin enzymes. Papain enzymes are classified as protease sulhydryl. In agglomeration of flesh when it is enriched papain enzyme then the peptide bond termination reaction occurs so that the protein is cut into shorter chains. The composition of the addition of coagulant agent is 6 ml for every 100 grams of scalloped catfish meat. Based on the results of the research, it is known that the values ​​for coagulation using papain enzyme agent, transglutainase enzyme and rennin enzyme are protein content (16,01%; 16,03%; 17,21%), moisture content (72,44%; 70.98%, 72.5%), crude fiber content (0.4%, 0.56%, 0.29%) fat content (7.88%, 7.75%, 8.85%), carbohydrate 0.68%; 1.61%; 0.32%). Then it is known that transglutaminase enzyme is best in the role of coagulant agent than any other enzyme. Known transglutaminase has better performance in catfish flesh, although dikonsikan at a temperature of 800C."
2017
S67630
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azizah Wati
"Enzim adalah suatu protein yang bekerja sebagai katalisator organik, mengatur reaksi-reaksi kimia dalam setiap organisme (1). Enzim-enzim yang sepanjang waktu terdapat di dalam plasma dan melakukan fungsi fisiologiknya dalam plasma dikenal sebagai enzim khas plasma seperti lipase lipoprotein, pseudokolinesterase dan proenzim-proenzim untuk pembekuan darah. Enzim-enzim tersebut di atas umumnya disintesis di dalam hati tetapi terdapat dalam darah dengan konsentrasi yang sama atau lebih tinggi dibandingkan konsentrasinya di dalam jaringan (2).Enzim-enzim plasma yang tidak melakukan fungsi fisiologiknya di dalam plasma dikenal sebagai enzim tidak khas plasma. Enzim-enzim ini terdapat di dalam sel organ atau jaringan tertentu, dan dalam keadaan normal hanya sejumlah kecil yang ada dalam plasma. Bila terjadi kerusakan organ atau jaringan, aktivitas enzim-enzim ini di dalam plasma akan meningkat melebihi keadaan normal. Kenaikan aktivitas enzim-enzim ini di dalam plasma selain tergantung pada konsentrasinya di dalam jaringan, juga pada luas organ yang rusak dan lokasi enzim di dalam sel (2,3). Contoh enzim tidak khas plasma yaitu enzim fosfatase asam, enzim "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1987
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chang-Hwei, Chen
"The book discusses subjects associated with foreign compound metabolizing enzymes with emphasis on biochemical aspects, including lipophilic foreign compounds, catalytic properties, reactive intermediates, biomedical and biochemical effects, genetic polymorphisms, enzyme inducibility, enzyme modulation for health benefits, dietary related enzyme modulators, and structural characteristics of enzyme inducers. "
New York: Springer, 2012
e20401382
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Catur Putri Miftahul Jannah
"Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri besar di Indonesia. Pada pembuatan pulp dan kertas, diperlukan suatu proses delignifikasi yang bertujuan untuk memisahkan struktur lignin yang masih tersisa dalam pulp. Umumnya, pada proses delignifikasi digunakan bahan kimia seperti klorin dioksida, yang pada akhirnya akan menghasilkan limbah kimia yang lebih berbahaya. Dalam rangka mengurangi limbah kimia, maka digunakan proses biodelignifikasi menggunakan mikroorganisme, yaitu jamur. Jamur pelapuk putih diketahui dapat memproduksi berbagai enzim. Penelitian ini memfokuskan pada enzim lignin peroksidase (LiP), yaitu salah satu enzim ligninolitik yang dihasilkan oleh jamur pelapuk putih dan dapat mendegradasi lignin dengan tujuan untuk melakukan optimasi media yang menghasilkan aktivitas enzim terbaik serta mengkarakterisasi LiP dari isolat jamur hasil penelitian sebelumnya. Optimasi dilakukan pada empat media, yaitu PDB (media 1); PDB+Serbuk bambu (media 2); PDB+Serbuk bambu+serbuk daun nanas (media 3), dan glukosa+serbuk bambu (media 4). Hasil penelitian menunjukan bahwa media yang paling baik adalah media 3 dengan nilai aktivitas enzim 6,605 μmol.mL−1. Kemudian LiP yang didapat dikarakterisasi dengan melakukan pengujian terhadap suhu, pH, dan profil kinetika enzim. Suhu optimum untuk LiP adalah pada suhu 30ºC dengan aktivitas 9,874 μmol.mL−1. Sedangkan untuk pH optimum diperoleh pada pH 5,0 dengan nilai aktivitas tertinggi sebesar 6,787 μmol.mL−1. Kemudian untuk kinetika enzim LiP pada rentang konsentrasi substrat veratril alkohol paling baik adalah 0,4 mM pada media 3 dengan nilai Vmaks sebesar 34,2465 μmol.mL−1.menit−1 serta Km sebesar 1,0958 μmol.mL−1. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa jamur yang diteliti berpotensi mendegradasi lignin karena memiliki aktivitas enzim yang cukup baik.

The pulp and paper industry is one of the major industries in Indonesia. In the manufacture of pulp and paper, a delignification process is needed which aims to separate the remaining lignin structure in the pulp. In general, chemicals such as chlorine dioxide are used in the delignification process, which in turn will produce more hazardous chemical waste. In order to reduce chemical waste, a biodelignification process is used using microorganisms, namely fungi. White rot fungi are known to produce various enzymes. This research focuses on the enzyme lignin peroxidase (LiP), which is a ligninolytic enzyme produced by white rot fungi that can degrade lignin. This study aims to optimize the media that produces the best enzyme activity and to characterize LiP from fungal isolates from previous studies. Optimization was carried out on four media, namely PDB (media 1); PDB+bamboo powder (media 2); PDB + bamboo powder + pineapple leaf powder (media 3), and glucose + bamboo powder (media 4). The results showed that the best medium was media 3 with an enzyme activity value of 6.605 μmol.mL−1. Then the LiP obtained was characterized by testing the temperature, pH, and enzyme kinetics profile. The optimum temperature for LiP is 30ºC with an activity of 9.874 μmol.mL−1. Meanwhile, the optimum pH was obtained at pH 5.0 with the highest activity value of 6.787 μmol.mL−1. Then for LiP enzyme kinetics in the range of substrate concentrations veratril alcohol the best was 0.4 mM in medium 3 with a Vmax value of 34.2465 μmol.mL−1.minute−1 and Km of 1.0958 μmol.mL−1. Based on these results, it can be concluded that the fungi studied have the potential to degrade lignin because they posses good enzyme activity."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Arry Yanuar
"ABSTRACT
Cytochrome P450 isoform 2C9 (CYP2C9) is a main enzyme which metabolizes phenytoin [I]. The inhibition of this enzyme will increase plasma level of phenytoin. Cimetidine is known as drug that inhibits this enzyme, resulting an increased plasma level of phenytoin [2]. Recently, the three dimentional molecular basis of interaction between phenytoin and cimetidine toward CYP2C9 has not been described well yet. The present findings may represent an important advance for understanding interaction CYP2C9 with drugs to predict its toxicity an also metabolism based on structural interaction from docking results. A computational methodology, molecular docking can be used to analyze interaction which exist between ligand and macromolecule. AutoDock is one of the most commonly used methodology, shows the efficiency of scoring function ligand that bound to its active site [3]. So that, it can be used to understand about interaction between phenytoin and cimetidine in CYP2C9. Crystal structure of CYP2C9 complexed with flurbiprofen (PDB ID: 1R90) has resolution 2.00 A. This structure, used in this experiment, has the closed conformational structure and complexed with S-warfarin. Three dimensional structure of phenytoin and cimetidine were minimized, charge were added for docking preparation. Binding of substrate phenytoin in CYP2C9 is stabilized by hidrogen bonds, interaction with cationic residue Argl08, hydrophobic interaction particularly with Phel 14. On the other side, binding of cimetidine inhibitor in CYP2C9 is stabilized by hydrogen bonds with some amino acid residues, including Glu300 which has role as anionic residue, also the exist of hydrophobic interaction. Cimetidine being competitive inhibitor of CYP2C9 at the substrate recognition site of phenytoin.
"
2009
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ainur Rohmah
"Bonggol nanas merupakan limbah tanaman nanas yang banyak mengandung zat aktif  potensial, yaitu bromelain. Bromelain merupakan enzim proteolitik yang memiliki efek terapetik sebagai agen antiinflamasi dan debridment enzimatik. Pemberian bromelain dalam basis topikal telah dilaporkan aman dan efektif untuk anti-inflamasi. Pada beberapa tahun terakhir ini, sistem penghantaran obat topikal yang cukup inovatif adalah nanoemulsi. Keunggulan daripada sediaan nanoemulsi adalah ukuran partikel yang rendah akan memudahkan kontak antara kulit dan sediaan, sehingga meningkatkan kemampuan zat aktif terpenetrasi. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan enzim bromelain hasil isolasi parsial dari bonggol nanas dalam sediaan serta uji penetrasi menggunakan alat seldifusi Franz. Isolasi dan purifikasi bromelain dilakukan dengan fraksionasi bertingkat menggunakan garam ammonium sulfat dan dialisis. Fraksi bromelain terbaik pada tingkat kejenuhan garam ammonium sulfat 20-50% yaitu sebesar 70,68 U/mg kemudian fraksi tersebut didialisis mengalami peningkatan aktivitas enzim sebesar 135,92 U/mg. Basis nanoemulsi optimum pada konsentrasi surfaktan Tween 80 sebesar 30%.  Nanoemulsi memiliki karakteristik minyak dalam air (m/a), Ukuran globul sebesar 21,37nm dengan indeks polidispersitas (pdI) sebesar 0,323. Kestabilan basis nanoemulsi diamati sampai minggu ke-8 dengan hasil tampak jernih, dan tidak terjadi pemisahan fase.

Pineapple core is a waste of pineapple plants which contain many  potential active substances, one of them is called bromelain. Bromelain is a proteolytic enzyme that has a therapeutic effect as an anti-inflammatory and enzymatic debridment agent. The administration of bromelain in a topical base topically has been reported to be safe and effective for anti-inflammation. In recent years, the most innovative topical drug delivery systems have been nanoemulsion. The advantage of nanoemulsion base is low particle size will easily contact between the skin and the base, so that will increase the ability of penetration of active substance. Therefore, this study aims to formulate the bromelain enzyme resulting from partial isolation from pineapple core in the nanoemulsion preparation and penetration test using Franz diffuse cell. Isolation and purification of bromelain was carried out by stratified fractionation using ammonium sulfate salt and dialysis. The best bromelain fraction at the saturation level of ammonium sulfate salt was 20-50% which was 70.68 U/mg then the dialyzed fraction experienced an increase in enzyme activity of 135.92 U/mg. The optimum nanoemulsion base at the concentration of Tween 80 surfactant was 30%. Nanoemulsion has the characteristics of oil in water (m/a), globule size of 21.37nm with polydispersity index (pdI) of 0.323. The stability of the nanoemulsion base was observed until the 8th week with the results appearing clear, and no phase separation occurred."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T52681
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>