Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Muhammad Rezon Athallah Finoza
"Hubungan yang menguntungkan antara dua pihak tanpa eksklusivitas status sudah marak dilakukan di era sekarang, hubungan ini disebut FWB. Terjadinya FWB ini sering terjadi karena kesamaan tujuan maupun minat yang melibatkan hadirnya dua individu, konflik kepentingan yang terjadi di sini adalah perihal kesamaan kepentingan tersebut karena harus dijalani oleh dua pihak. Apakah tindakan FWB ini adalah tindakan yang bermoral? Apakah ini merupakan tindakan yang egois? Penelitian ini menghadirkan diskursus etis untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Metode yang digunakan untuk mengkaji fenomena FWB ini adalah metode kualitatif, tepatnya studi literatur dan deskriptif analitis. Jenis relasi FWB ini semacam “opsi baru” bagi masyarakat yang selama ini hanya menjalankan konsep hubungan tradisional yang sedari dulu sudah dipertahankan. Jenis hubungan FWB ini merupakan perwujudan egoisme manusia, penulis menghadirkan justifikasi secara lebih lanjut dan memberikan perspektif etika di sini untuk menelaah keegoisan dalam bentuk hubungan FWB.
A beneficial relationship between two parties without status exclusivity has been rife in the current era, this relationship is called FWB. The occurrence of FWB often occurs because of similar goals and interests which involve the presence of two individuals, the conflict of interest that occurs here is about the similarity of interests because it has to be lived by two parties. Is FWB's action a moral act? Is this a selfish act? This research presents an ethical discourse to answer these questions. The method used to study the FWB phenomenon is a qualitative method, to be precise, a literature study and analytical descriptive. This type of FWB relationship is a kind of "new option" for people who have only carried out the traditional relationship concept that has always been maintained. This type of FWB relationship is a manifestation of human egoism, the authors provide further justification and provide an ethical perspective here to examine selfishness in the form of FWB relationships."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Rara Anggraini
"Fenomena hubungan Friends With Benefit (FWB) yang terjadi terutama di kalangan Anak muda Indonesia sedang dibahas dan dilakukan selama hampir beberapa tahun tahun terakhir. Penelitian ini bertujuan untuk melihat mengapa hubungan FWB sering terjadi terkait dengan hal-hal yang mengarah pada seksualitas dan juga ingin menggambarkan
bagaimana orang-orang muda ini memaknai hubungan yang mereka jalani. Penelitian ini menggunakan wawancara mendalam dengan enam orang muda yang memiliki atau terlibat dalam hubungan FWB. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengalaman remaja mendapatkan manfaat yang berbeda-beda, bisa berupa seks dan non-seksualitas. Makalah ini kemudian melihat bahwa hubungan FWB dapat dinyatakan
berbeda tergantung individunya.
The phenomenon of the Friends With Benefit (FWB) relationship that occurs especially among young Indonesians is being discussed and carried out for almost the last few years. This study aims to see why FWB relationships often occur related to things that lead to sexuality and also want to describe how these young people define their relationships. This study uses in-depth interviews with six young people who have or are involved in FWB relationships. The results of this study indicate that the experience of adolescents getting different benefits, can be in the form of sex and non-sexuality. This paper then sees that the FWB relationship can be expressed
different depending on the individual."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Clara Angela Chantika Putri
"Adverse Childhood Experiences (ACE) atau pengalaman masa kecil yang menyakitkan berhubungan dengan masalah kesehatan di masa dewasa. Salah satu dampak ACE adalah individu mungkin mengalami kesulitan dalam menjalani kedekatan dengan orang lain. Studi ini merupakan studi kualitatif yang ditujukan untuk menelusuri bagaimana individu memaknai ACE serta bagaimana implikasinya pada perilaku kelekatan individu di masa dewasa, terutama dalam konteks hubungan Friends With Benefits (FWB) – yakni hubungan yang menyatukan aspek pertemanan dan intimasi secara fisik, tanpa melibatkan komitmen romantis. Studi ini mencakup enam informan (empat informan yang sedang menjalani hubungan FWB dan dua informan yang pernah menjalani hubungan FWB, namun saat ini sedang menjalani hubungan pacaran) berusia antara 19-25 tahun. Informan yang dilibatkan merupakan individu-individu dengan skor Childhood Trauma Questionnaire – Short Form (CTQ-SF) (Bernstein dkk., 2003) yang tergolong parah. Proses wawancara dilakukan secara daring dan direkam. Hasil rekaman diubah menjadi data transkrip, kemudian dianalisis secara tematis. Hasil studi ini menunjukkan bahwa ACE dapat mengganggu kelekatan antara anak dan figur pengasuhnya. Hal itu yang kemudian memicu kecenderungan individu untuk mengembangkan ekspektasi yang negatif tentang diri sendiri atau orang lain. Dalam studi ini, lima informan pernah menjadi korban perselingkuhan dalam hubungan romantis. Ekspektasi negatif akibat ACE dan pengalaman dikhianati oleh pasangan romantis semakin mengganggu rasa aman pada individu, sehingga memicu keterlibatan dalam hubungan FWB. Hubungan FWB memungkinkan individu untuk merasa dekat dengan orang lain, meskipun hal tersebut mungkin bersifat sementara dan tidak membantu individu menemukan kelekatan yang aman. Studi ini dapat menjadi psikoedukasi mengenai pengalaman traumatis dan pola relasi berisiko.
Adverse Childhood Experiences (ACEs) are related to health problems in adulthood. One of the impacts of ACE is the difficulty in maintaining closeness with others. This qualitative study explores how individuals interpret ACEs and their implications on attachment behavior in adulthood, particularly in Friends With Benefits (FWB) relationships – a relationship that combines aspects of friendship and sexuality without romantic commitment. This study included six informants (four informants in FWB relationships and two informants who have had FWB relationships but are now in romantic relationships) aged 19-25 years. The informants had a Childhood Trauma Questionnaire – Short Form (CTQ-SF) score (Bernstein et al., 2003), classified as severe. The interview process was conducted online and recorded. The results were converted into transcript data and thematically analyzed. The results of this study indicate that ACEs can interfere with the attachment between children and their caregivers. It triggers the individual's tendency to develop negative expectations about oneself or others. In this study, five informants had been victims of infidelity in romantic relationships. Negative expectations due to ACEs and the experience of being betrayed by a romantic partner further interfere with the individual's sense of security, thus triggering involvement in the FWB relationships. FWB relationships allow individuals to feel close to others, even though this relationship may be temporary, and does not help individuals to be securely attached. This research can be used for psychoeducation about traumatic experiences and risky sexual behavior."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library