Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fijri Auliyanti
"Latar belakang. Gangguan tidur pada remaja memiliki prevalens yang tinggi dan dapat memengaruhi prestasi akademik di sekolah. Namun, sejauh ini di Indonesia, belum terdapat studi yang meneliti prestasi akademik pada remaja dengan gangguan tidur serta faktor yang berhubungan.
Tujuan. Penelitian ini untuk mengetahui: (1) prevalens dan pola gangguan tidur berdasarkan SDSC, (2) proporsi murid SMP dengan gangguan tidur yang memiliki prestasi akademik di bawah rerata, (3) hubungan antara: jenis kelamin, motivasi dan strategi belajar, nilai IQ, tingkat pendidikan ibu, tingkat sosial ekonomi keluarga, struktur keluarga, pendidikan di luar sekolah, adanya TV/komputer di kamar tidur, durasi tidur di hari sekolah, perbedaan waktu tidur dan bangun, dan prestasi akademik murid SMP dengan gangguan tidur.
Metode. Penelitian potong lintang analitik di lima SMP di Jakarta pada bulan Januari hingga Maret 2013. Skrining gangguan tidur dengan kuesioner Sleep Disturbance Scale for Children dilakukan terhadap 491 orang murid SMP di Jakarta. Murid yang memenuhi kriteria gangguan tidur diminta mengisi kuesioner motivasi dan strategi pembelajaran. Peneliti meminta nilai IQ subjek penelitian.
Hasil. Terdapat 129 subjek yang memenuhi kriteria gangguan tidur. Empat orang subjek di drop-out karena tidak memiliki nilai IQ. Prevalens gangguan tidur sebesar 39,7% dengan jenis gangguan tidur terbanyak adalah gangguan memulai dan mempertahankan tidur (70,2%). Sebanyak 47,6% subjek memiliki prestasi akademik di bawah rerata. Sebagian besar subjek perempuan (71%), termasuk sosial ekonomi menengah ke bawah (58,9%), memiliki motivasi dan strategi belajar yang cukup (72,6%), dan mengikuti pendidikan di luar sekolah (87,9%). Tiga belas subjek yang memiliki nilai IQ di bawah rata-rata tidak diikutsertakan dalam analisis bivariat dan multivariat. Berdasarkan uji regresi logistik, faktor yang paling berhubungan dengan prestasi akademik di bawah rerata secara berurutan, yaitu pendidikan di luar sekolah (> 2 jenis, non-akademik), nilai IQ rata-rata, dan jenis kelamin lelaki.
Simpulan. Prevalens gangguan tidur pada murid SMP di Jakarta adalah 39,7% dengan jenis gangguan tidur terbanyak adalah gangguan memulai dan mempertahankan tidur. Sebanyak 47,6% subjek memiliki prestasi akademik di bawah rerata. Faktor yang terbukti berhubungan dengan prestasi akademik di bawah rerata adalah pendidikan di luar sekolah (> 2 jenis, non-akademik), nilai IQ rata-rata, dan jenis kelamin lelaki.
......
Background. Sleep disorders are prevalent in adolescents and may influence their academic achievement at school. However, in Indonesia, no research has ever been done to study academic achievement in students with sleep disorders and related factors.
Objectives. This study aimed to define: (1) the prevalence of sleep disorders and their patterns based on the SDSC questionnaire, (2) the proportion of junior high school students having low average academic achievement, (3) the relationship between factors; i.e gender, motivation and learning strategies, IQ level, mothers' educational level, socioeconomic level, family structure, non-formal education, TV/computer set inside the bedroom, sleep duration during schooldays, bedtimewakeup time difference; and the academic achievement in junior high school students with sleep disorders.
Method. This was an analytical cross-sectional study, performed at five junior high schools in Jakarta between January to March 2013. Screening for sleep disorders, based on the Sleep Disturbance Scale for Children questionnaires, was done in 491 junior high school students. Students who fulfilled the criteria of sleep disorders, were asked to fill in the Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ). The IQ level of each subjects was also measured.
Results. There were 129 subjects who fulfilled the sleep disorders criteria. Four subjects were dropped out due to they didn?t have IQ level. The prevalence of sleep disorder in this study was 39.7%, mostly difficulty in initiating and maintaining sleep (70.2%). There were 47.6% subjects had low average academic achievement. As many as 13 subjects had low average IQ level and were not included in bivariate and multivariate analysis. Subjects mostly female (71%), with middle-low income (58.9%), had moderate motivation and learning strategies (72.6%), and attended non-formal education (87.9%). Based on the logistic regression analysis, the most influencing factors to the low average academic achievement are consecutively: the non-formal education ( > 2 types, non-academic), the average IQ level, and male sex.
Conclusion. The prevalence of sleep disorders in junior high school students in Jakarta are 39.7%, mostly difficulty in initiating and maintaining sleep. There were 47.6% subjects had low average grade. Factors related to the low average academic achievement are non-formal education ( > 2 types, non-academic), the average IQ level, and male sex."
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Lendl Prayogo
"Latar belakang: Neisseria gonorrhoeae (NG) telah mengalami resistensi terhadap berbagai antibiotik. Setidaknya sepuluh negara telah melaporkan kegagalan pengobatan gonore dengan extended-spectrum cephalosporins (ESCs). Pengawasan berkelanjutan penting untuk menentukan pedoman pengobatan lokal.
Tujuan: Mengetahui prevalensi NG yang resisten terhadap penisilin, tetrasiklin, levofloksasin, sefiksim, dan seftriakson pada kelompok risiko tinggi di Jakarta serta mengidentifikasi berbagai faktor yang berhubungan.
Metode: Sebuah penelitian dengan desain potong lintang dilakukan di Jakarta pada September hingga November 2018. Terdapat 98 laki-laki dan perempuan berisiko tinggi yang memenuhi kriteria penelitian. Sediaan duh tubuh diambil dari uretra atau serviks, disimpan di media transport, kemudian diantarkan ke Laboratorium Mikrobiologi Klinik FKUI untuk biakan dan identifikasi. Uji resistensi dilakukan dengan metode difusi cakram sesuai rekomendasi Clinical and Laboratory Standard Institute (CLSI).
Hasil: Dari seluruh spesimen yang dibiakkan, 35 di antaranya menunjukkan pertumbuhan isolat NG. Prevalensi NG yang resisten terhadap penisilin, tetrasiklin, levofloksasin, sefiksim, dan seftriakson pada kelompok risiko tinggi di Jakarta adalah 97,1%; 97,1%; 34,3%; 0%; 0%. Usia, orientasi seksual, riwayat konsumsi antibiotik, berhubungan seksual secara komersial, dan berhubungan dengan pasangan seksual dari luar kota tidak berhubungan dengan NG yang resisten terhadap levofloksasin.
Kesimpulan: Tidak ditemukan isolat NG yang resisten terhadap sefiksim dan seftriakson. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sefiksim dan seftriakson efektif mengobati gonore di Jakarta. Tidak ada faktor yang berhubungan dengan resistensi pada penelitian ini.
......Background: Neisseria gonorrhoeae (NG) has developed resistance to various antimicrobials. At least ten countries have reported treatment failures with extended-spectrum cephalosporins (ESCs). Continuous surveillance is important to determine local treatment guideline.
Objectives: To determine the resistance rates of NG to penicillin, tetracycline, levofloxacin, cefixime, ceftriaxone among the high-risk population in Jakarta, and identify the associated factors.
Methods: A cross-sectional study was conducted in Jakarta, Indonesia from September to November 2018. A total of 98 high-risk men and women fulfilled the studies’ criteria. The specimens were collected from urethral or endocervical swabs, put into Amies transport media, and then transported to the Laboratory of Clinical Microbiology Universitas Indonesia for culture and identification. Proven gonococcal isolates were examined for susceptibility to various antibiotics using the disk diffusion method according to Clinical and Laboratory Standard Institute (CLSI) recommendation.
Results: Among 98 specimens, 35 were confirmed to be NG. The NG resistance rates to penicillin, tetracycline, levofloxacin, cefixime, and ceftriaxone among high-risk population were 97,1%; 97,1%; 34,3%; 0%; 0%. Age, sexual orientation, history of antibiotic consumption, commercial sexual activities, and sexual activities with partners from other regions were not associated with the resistance to levofloxacin.
Conclusion: No resistance to cefixime and ceftriaxone was reported. This finding indicates that they are still effective to treat gonorrhea in Jakarta. There were no associated factors identified in this study."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T59174
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galuh Meifika Fathiyani
"Rumah sakit merupakan tempat layanan kesehatan yang memiliki karakteristik multi profesi dan multi faktor risiko. Sehingga diperlukannya sistem yang dapat melindungi keselamatan pasien di RS. Salah satu sistem yang digunakan adalah pelaporan insiden keselamatan pasien. Pelaporan insiden dibutuhkan untuk melakukan evaluasi dalam mencapai keselamatan pasien, sehingga perbaikan sistem dan pembuatan desain ulang pelayanan kesehatan dapat dilakukan.
Penelitian bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaporan insiden keselamatan pasien di RSUD Kota Serang tahun 2021. Penelitian menggunakan mix methode embedded design. Sampel berjumlah 110 responden untuk penelitian kuantitatif dan 7 responden untuk penelitian kualitatif. Uji Chi-Square menunjukkan tidak terdapat hubungan antara pengetahuan, persepsi, motivasi, teamwork, team leadership, budaya organisasi, pelatihan dan kepemimpinan dengan pelaporan insiden keselamatan pasien (p-value>0,05). Penelitian kualitatif menunjukkan bahwa pelaporan inpatient safety incidentsiden tidak terjadi karena masih kurangnya pengetahuan responden mengenai insiden yang harus dilaporkan, dan dibutuhkannnya dukungan teamwork, dan team leadership dalam unit, serta adanya respon yang menghukum membuat responden enggan untuk melakukan pelaporan. Proporsi responden yang tidak pernah melakukan pelaporan IKP 79,2% memiliki pengetahuan rendah, 83,6% memiliki persepsi rendah, 83,3% memiliki motivasi rendah, 82,8% memiliki teamwork rendah, 85,5% belum mendapatkan pelatihan pealporan IKP dan 81,0% memiliki kepemimpinan rendah. Berdasarkan data tersebut, kegiatan yang dapat meningkatkan pengetahuan pegawai perlu dilaksanakan secara rutin dan continue, serta dibutuhkan sistem yang dapat mengawasi dan melakukan kontrol di setiap uni agar insiden dapat termonitor dan dilaporkan.
......The hospital is a place of health service that has multi-professional characteristics and multi-risk factors. So we need a system that can protect patient safety in hospitals. One of the systems used is reporting. Incident reporting is needed to evaluate in achieving patient safety, so that system improvements and redesign of health services can be carried out.
This study aims to analyze the factors related to the reporting of patient safety incidents at the Serang City Hospital in 2021. The study uses a mix method embedded design. The sample is 110 respondents for quantitative research and 7 respondents for qualitative research. Thetest Chi-Square showed that there was no relationship between knowledge, perception, motivation, teamwork, team leadership, safety culture and leadership with patient safety incident reporting (p-value> 0.05). Qualitative research shows that incident reporting does not occur due to the respondent's lack of knowledge about incidents that must be reported, and the need forsupport teamwork, and team leadership within the unit, as well as a punitive response that makes respondents reluctant to report. The proportion of respondents who have never reported IKP 79.2% have low knowledge, 83.6% have low perception, 83.3% have low motivation, 82.8% have teamwork low, 85.5% have not received training on IKP reporting and 81.0% have low leadership. Based on these data, activities that can increase employee knowledge need to be carried out regularly and continuously, and a system that can monitor and control each unit is needed so that incidents can be monitored and reported."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Matelda Rumatora
"Chikungunya disebabkan oleh virus chikungunya yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Kejadian luar biasa chikungunya baru per-tama terjadi di Dusun Mentubang Desa Harapan Mulia Kabupaten Kayong Utara. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan den-gan kasus chikungunya pada kejadian luar biasa di Dusun Mentubang.
Metode yang digunakan yaitu rancangan kasus kontrol dengan jumlah kasus dan kontrol masing-masing sebanyak 65. Faktor yang diteliti yaitu umur, jenis kelamin, pen-didikan, pekerjaan, pengetahuan, kebiasaan melaksanakan PSN, kebiasaan meng-gunakan obat anti nyamuk, kebiasaan memakai kelambu, kebiasaan menggantung pakaian, keberadaan barang bekas penampung air hujan, keberadaan jentik nya-muk dalam kontainer dan penggunaan kasa pada ventilasi rumah.
Sampelnya ada-lah penduduk yang menderita gejala utama demam, ada bercak kemerahan di permukaan kulit dan nyeri sendi. Sedangkan kontrolnya adalah penduduk yang tidak mengalami gejala chikungunya. Pengumpulan data melalui wawancara dan pengamatan.
Hasil penelitian diperoleh dua faktor berhubungan dengan kejadian chikungunya yaitu kebiasaan menggunakan kelambu dengan OR=4,171 (95%CI=1,5-11,2) dan kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar dengan OR=2,977 (95%CI=1,2-6,8). Faktor dominan pada kejadian chikungunya adalah kebiasaan menggunakan kelambu.
Disarankan kepada penduduk dusun Mentu-bang membiasakan menggunakan kelambu saat tidur siang atau tidur malam agar terhindar dari gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus.
......Chikungunya is caused by the chikungunya virus is transmitted by the mosquito Aedes Aegypti and Aedes albopictus. Chikungunya outbreak first occurred in Hamlet Mentubang Harapan Mulia village North Kayong District. The study was conducted to determine the factors associated with chikungunya cases in outbreaks in hamlet Mentubang.
The method used the case control design with a number of cases and controls each of 65. Factors studied were age, sex, educa-tion, occupation, knowledge, habits implement PSN, the habit of using anti-mosquito,mosquito net use habits, the habit of hangingclothes, the presence of rainwater used goods, the presence of mosquito larvae in containers and the use of gauze on ventilation home.
Sample is the main symptom of people suffering from fever, there are patches of redness on the surface of the skinand joint pain. While the controls are residents whodo not experience symptoms of chikungunya. Data collection through interviews and observations.
The results obtained by two factors related to occurrence of chikungunya is the habit of using bed nets (OR = 4.171 95% CI = 1.5to11.2) and the habit of hanging clothes in the room (OR =2.977 95% CI = 1.2 to 6.8). Dominant factor in the incidence of chikungunya is the habit of using mosquito nets.
It is to familiarize Mentubang villagers use mosquito nets when sleeping day or night to avoid mosquito bites of Aedes aegypti and Aedes Albopictus."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
T29013
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Ramawati
"Kemampuan perawatan diri anak tuna grahita, kemampuan perawatan diri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor
eksternal (karakteristik orangtua dan lingkungan) maupun faktor internal (karakteristik anak). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kemampuan perawatan diri anak tuna grahita. Rancangan penelitian cross
sectional dengan sampel adalah 65 orangtua anak tuna grahita di Sekolah Luar Biasa (SLB). Analisis data menggunakan uji
Chi-Square dan regresi logistik ganda menunjukkan kemampuan perawatan diri pada anak tuna grahita masih rendah.Terdapat
hubungan bermakna antara pendidikan orang tua, umur, dan kekuatan motorik pada anak tuna grahita dengan kemampuan
perawatan diri (p < 0,005). Faktor paling dominan yang mempunyai hubungan adalah faktor kekuatan motorik anak tuna
grahita dengan OR= 4,77.
"
FKIK Universitas Sudirman Purwokerto ; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia ; Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
610 JKI 15:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Juliyanti
"Latar Belakang: Pemahaman tentang non-alcoholic fatty pancreas disease NAFPD dan makna klinisnya perlu terus ditingkatkan mengingat NAFPD diduga dapat berlanjut menjadi pankreatitis kronik dan memicu terjadinya kanker pankreas. NAFPD berhubungan erat dengan diabetes melitus tipe 2 DMT2 dan pasien diabetes berisiko 2x lipat untuk mengalami kanker pankreas. Proporsi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan NAFPD pada populasi DMT2 belum pernah diteliti.
Tujuan: Mengetahui proporsi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan NAFPD pada populasi DM tipe 2.
Metode: Pasien DMT2 dewasa yang berobat di poliklinik metabolik endokrin Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo RSCM direkrut secara konsekutif pada studi potong lintang ini. Data usia, jenis kelamin, lama DM, komorbid, obat-obatan, lingkar pinggang, profil lipid dan HbA1C dikumpulkan. Ultrasonografi hepatobilier dilakukan pada setiap pasien untuk menentukan adanya NAFPD dan non-alcoholic fatty liver disease NAFLD . Hubungan NAFPD dengan parameter usia, jenis kelamin, lama DM, hipertensi, NAFLD, trigliserida dan HbA1C diuji kemaknaanya.
Hasil Penelitian: Dari 171 pasien DMT2 yang direkrut dalam studi ini didapatkan proporsi NAFPD sebesar 48,5% (95%IK=41,2-55,9%). Analisis univariat menunjukkan perbedaan signifikan di antara kelompok NAFPD dan non-NAFPD dalam hal proporsi NAFLD (PR=1,96; 95%IK=1,41-2,74; p<0,001) dan hipertrigliseridemia (PR=1,38; 95%IK=1,02-1,86; p=0,042). Pada analisis multivariat usia lanjut (OR=2,15; 95%IK=1,10-4,23), NAFLD (OR=3,65; 95%IK=1,90-6,99) dan hipertrigliseridemia (OR=2,03; 95%IK=1,02-4,05) menunjukkan hubungan yang signifikan dengan kejadian NAFPD. Tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara jenis kelamin, lama DM, hipertensi, serta kadar HbA1C dengan kejadian NAFPD.
Kesimpulan: Proporsi NAFPD pada populasi DMT2 sebesar 48,5%. Usia lanjut, NAFLD dan hipertrigliseridemia merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian NAFPD pada pasien DMT2.
......Background: Understanding of non alcoholic fatty pancreas disease NAFPD and its clinical significance needs to be continuously improved as NAFPD might allegedly develop into chronic pancreatitis and further leads to pancreatic cancer. NAFPD is strongly associated with type 2 diabetes mellitus T2DM and long term T2DM is associated with a 1.5 to 2.0 fold increase in the risk of pancreatic cancer. The proportion of NAFPD and its associated factors in T2DM population has not been well investigated.
Aim: To investigate the proportion of NAFPD and its associated factors in type 2 DM population.
Methods: Adult T2DM patients who visited Diabetes Clinic, Cipto Mangunkusumo Hospital were consecutively recruited in this cross sectional study. Information about age, sex, duration of diabetes, komorbidities, medication, waist circumference, lipid profile and HbA1C were collected. Abdominal ultrasonography was performed on each subject to diagnose NAFPD and non alcoholic fatty liver disease NAFLD . Association of NAFPD with age, sex, duration of diabetes, hypertension, NAFLD, triglyceride and HbA1C were examined.
Study Results: From total of 171 T2DM patients in this study, the proportion of NAFPD was 48.5% (95%CI= 41.2 to 55.9%). Univariate analysis showed significant differences between NAFPD and non-NAFPD group regarding proportion of NAFLD (PR=1.96; 95%CI=1.41-2.74; p<0.001) and hypertriglyceridemia (PR=1.38; 95%CI=1.02-1.86; p=0.042). On multivariate analysis older age (OR=2.15; 95%CI=1.10-4.23), NAFLD (OR=3.65; 95%CI=1.90-6.99), and hypertriglyceridemia (OR=2.03; 95%CI=1.02-4.05) showed significant association with NAFPD. There were no significant association found among sex, duration of diabetes, hypertension and high levels of HbA1C with NAFPD.
Conclusion: The proportion of NAFPD in T2DM population is 48.5%. Older age, NAFLD and hypertriglyceridemia are associated factors of NAFPD in T2DM patient."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoza Misra Fatmi
"Malnutrisi sering ditemukan pada pasien stroke. Malnutrisi dapat menyebabkan komplikasi seperti pneumonia, perdarahan gastrointestinal, mengurangi perbaikan fungsional dan memperpanjang lama rawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan malnutrisi pada pasien stroke. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif analitik menggunakan pendekatan Cross Sectional yang melibatkan 106 responden. Analisis data menggunakan Mann Withney, Chi-Square dan regresi logistik prediktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien mengalami malnutrisi ringan (86,8%).
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara stroke berulang (p=0,012), DM (p=0,037), penggunaan NGT (p=0,037), depresi (p=0,016) dan dukungan keluarga (p=0,001), dimana dukungan keluarga merupakan faktor yang paling berhubungan dengan malnutrisi pada pasien stroke (OR=8,699). Namun tidak terdapat hubungan antara usia (p=0,733), jenis kelamin (p=1,000) dan penerimaan penyakit (p=0,136) dengan malnutrisi pada pasien stroke. Perawat dianjurkan melakukan pengkajian faktor yang berhubungan dengan malnutrisi pada pasien stroke untuk mencegah komplikasi malnutrisi.

Malnutrition is often found in stroke patients. Malnutrition may cause complications such as pneumonia, gastrointestinal bleeding, reduce functional improvement and prolong the length of stay. This study aimed to determine the factors associated with malnutrition in stroke patients. This research is a quantitative research with descriptive analytic design using a Cross Sectional approach involving 106 respondents. Data analysis used Mann Whitney, Chi-Square and predictive logistic regression.
The results showed that the majority of patients experienced mild malnutrition (86.8%). The results showed that there was a relationship among recurrent strokes (p = 0.012), DM (p = 0.037), NGT (p = 0.037), depression (p = 0.016) and family support (p = 0.001), where family support was the most factor associated with malnutrition in stroke patients (OR = 8,699). But there was no relationship between age (p = 0.733), sex (p = 1,000) and acceptance of illness (p = 0.136) with malnutrition in stroke patients. Nurses might be recommend to assess malnutrition factors in stroke patients to prevent complications of malnutrition. Nurses might be recommend to assess factors related to malnutrition and motivate families to provide support to stroke patients to prevent complications of malnutrition.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T54508
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Harmawan
"Data WHO menunjukkan 17.9 juta orang meninggal diakibatkan oleh penyakit kardiovaskuler dimana salah satunya adalah penyakit jantung koroner yang memiliki tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Sindrom metabolik merupakan masalah kesehatan serius yang akan meningkatkan risiko penyakit jantung koroner karena proses aterosklerosis. Berdasarkan data MCU PT XYZ tahun 2020-2022 didapatkan peningkatan angka kejadian sindrom metabolik sebesar 2.5% yang akan meningkatkan risiko penyakit jantung koroner. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor yang berhubungan dengan risiko penyakit jantung koroner pada pekerja PT XYZ di tahun 2022 berdasarkan sindrom metabolik. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi potong lintang dengan 161 sampel responden. Sumber data yang digunakan adalah melalui kuesioner dan juga data hasil MCU tahun 2022. Hasil penelitian diketahui untuk faktor genetik didapatkan data bahwa variabel umur dan jenis kelamin pekerja mempunyai hubungan dengan risiko penyakit jantung koroner. Faktor lingkungan (shift kerja) tidak terdapat hubungan dengan risiko penyakit jantung koroner dan untuk faktor gaya hidup didapatkan data bahwa pola makan konsumsi karbohidrat dan lemak, indeks massa tubuh serta kebiasaan merokok mempunyai hubungan dengan risiko penyakit jantung koroner. Oleh karenanya perlu adanya tindakan pencegahan baik primer, sekunder maupun tersier untuk meminimalkan risiko penyakit jantung koroner baik pada individu pekerja maupun kepada perusahaan.
......WHO data shows that 17.9 million people died due to cardiovascular disease and coronary heart disease has a high morbidity and mortality rate. Metabolic syndrome is a serious health problem that increases the risk of CHD due to atherosclerosis. Based on PT XYZ MCU data for 2020-2022, found that there was increasing the incidence of metabolic syndrome by 2.5% which would increase the risk of CHD. The purpose of this study was to analyze the factors associated with the risk of CHD in PT XYZ workers in 2022 based on metabolic syndrome. This study used a cross-sectional study approach with 161 sample respondents. The data source used was through a questionnaire and also data on the MCU results in 2022. The results of the study revealed that for genetic factors, found that the age and gender of workers had a relationship with the risk of CHD. Environmental factors (work shifts) had no relationship with the risk of CHD and for lifestyle factors, found that dietary patterns of carbohydrates and fats consumption, BMI also smoking habits had a relationship with the risk of CHD. Therefore it is necessary to have preventive measures both primary, secondary and tertiary to minimize the risk of CHD both to individual workers and to companies."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmah Aulia Zahra
"Perdarahan pasca persalinan merupakan salah satu penyebab terbesar terjadinya kematian pada ibu. Pada tahun 2017 terdapat sekitar 295.000 wanita meninggal selama kehamilan dan persalinan, dimana 75% penyebab kematian ibu diantaranya adalah perdarahan pasca persalinan, infeksi, preeklamsia/eklamsia, dan komplikasi lainnya dari persalinan. Di Indonesia dari 20 penyebab kematian ibu, perdarahan pasca persalinan merupakan penyebab nomor satu kemarian ibu. Angka Kematian Ibu di Indonesia masih jauh dari target MDGs yang telah ditetapkan bahkan tiga kali lipat lebih tinggi dari target yang seharusnya. Hal ini merupakan suatu permasalahan yang serius dan perlu diprioritaskan. Maka dari itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian perdarahan pasca persalinan di Indonesia pada tahun 2017. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan data sekunder Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2017 (SDKI 2017). Populasi dari penelitian ini merupakan seluruh wanita usia subur yang berusia 15-49 tahun yang pernah melahirkan selama 5 tahun terakhir sebelum survei dilakukan. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa umur (PR= 1,1), tingkat pendidikan (PR= 1,39), tempat tinggal (PR= 1,11), paritas (PR= 1,13), riwayat komplikasi kehamilan (PR= 0,91), kelengkapan pemeriksaan ANC (PR= 1,35), penolong persalinan (PR= 1,59), tempat persalinan (PR= 1,38), dan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah (PR= 1,14) memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian perdarahan pasca persalinan (p= <0,05). Perlunya komitmen pemerintah dalam mengoptimalisasi upaya perencanaan program yang strategis dan sistematis meliputi pencegahan dan manajemen yang tepat sejak ibu berada dalam periode kehamilan hingga masa nifas serta pemberdayaan dan pemberian edukasi pada perempuan, keluarga, dan masyarakat, khususnya pada kelompok-kelompok rentan.
......Postpartum hemorrhage is one of the leading causes of maternal death. In 2017 there were approximately 295,000 women who died during pregnancy and childbirth, 75% of the cases were caused by childbirth complications including severe postpartum hemorrhage, infection, preeclampsia/eclampsia, and other. In Indonesia, out of the 20 causes, postpartum hemorrhage is the leading cause of maternal death. The current maternal mortality rate in Indonesia is recorded to be three times higher than the expected target of MDGs. This is a serious problem and needs to be prioritized. Therefore this study was conducted to determine the factors associated with the incidence of postpartum hemorrhage in Indonesia in 2017. This study used a cross-sectional design with secondary data from the Indonesian Demographic and Health Survey in 2017 (SDKI 2017). The population of this study consisted of women in childbearing age (15-49 years old) who had given birth in the last 5 years prior to the survey was conducted. From the results of the study, it was found that age (PR= 1,1), educational level (PR= 1,39), place of residence (PR= 1,11), parity (PR= 1,13), history of pregnancy complications (PR= 0,91), completeness of antenatal care examination (PR= 1,35), birth attendant (PR= 1,59), place of delivery (PR= 1,38), and compliance in iron tablets consumption (PR= 1,14) had a significant relationship with the incidence of postpartum hemorrhage (p= <0,05). Government commitment is needed to optimize strategic and systematic program planning efforts including prevention and proper management from pregnancy period to postpartum period as well as empowering and providing education to women, families, and communities, especially to vulnerable groups."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pahrur Razi
"Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan karies gigi pada murid SD di Kota Jambi Tahun 2014. Penelitian menggunakan desain cross sectional. Hasil penelitian diperoleh 59,3% responden karies gigi. Susunan gigi dan derajat keasaman saliva merupakan faktor yang berhubungan dengan karies gigi, dimana responden dengan derajat keasaman saliva yang tidak normal berisiko terjadi karies gigi 2,6 kali dibanding yang normal setelah dikontrol oleh susunan gigi dan kebersihan gigi dan mulut. Susunan gigi tidak teratur berisiko terjadi karies gigi 2,6 kali dibanding yang teratur, setelah dikontrol oleh derajat keasaman saliva dan kebersihan gigi dan mulut. Disarankan untuk meningkatkan upaya promotif dan preventif pada murid SD di Kota Jambi.
......The purpose of this study to determine the factors associated with dental caries in primary school students in the city of Jambi 2014. The study used a cross-sectional design. The results were obtained 59.3 % of respondents dental caries. Arrangement of the teeth and saliva acidity is a factor associated with dental caries, where respondents with the degree of acidity abnormal salivary caries risk occurs 2.6 times compared to normal after controlled by the arrangement of teeth and oral hygiene. The composition of irregular teeth caries risk occurs 2.6 times compared to regular, once controlled by the acidity of saliva and oral hygiene. It is recommended to increase the promotive and preventive primary school students in the city of Jambi."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T43389
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>