Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dimas Budi Prasetyo
"Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat perbedaan forgiveness pada mahasiswa yang mengikuti Aikido dengan yang tidak mengikuti Aikido di enam kampus dan dojo kampus yang ada di Jakarta. Responden dalam penelitian ini berjumlah 124 dengan rentang usia antara 18-24 tahun yang berada di beberapa kampus di Jakarta. Peneliti menggunakan alat ukur TRIM-18 (Transgression-Related Interpersonal Motivations) yang memiliki jumlah item sebanyak 18, yang diberikan penambahan beberapa item oleh peneliti. Berdasarkan hasil perhitungan t-test, didapat didapatkan nilai t yang signifikan. Artinya adalah terdapat perbedaan forgiveness yang signifikan antara mahasiswa yang mengikuti Aikido dengan mahasiswa yang tidak mengikuti Aikido. Perbedaan ini dilihat dari jumlah mean skor yang menunjukkan bahwa skor TRIM pada kelompok mahasiswa yang mengikuti Aikido lebih kecil daripada kelompok mahasiswa yang tidak mengikuti Aikido. Artinya adalah kelompok mahasiswa yang mengikuti Aikido memiliki forgiveness yang lebih tinggi daripada kelompok mahasiswa yang tidak mengikuti Aikido.

This study has the goal to find the difference of forgiveness between college students who take part in Aikido and those who don?t in six college and dojo in Jakarta. The participants are 124, within 18-24 years old in age ranging. The researcher uses TRIM-18 (Transgression-Related Interpersonal Motivations) which has 18 items with some adding. Based on the result of t-test, the coefficient of t is significant. This means that there is a significant difference of forgiveness between the two groups. The difference is seen from the score mean of the aikido group that less than the non-aikido group. It means that Aikido group is more forgive than non Aikido group."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
158.2 DIM f
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Salima
"ABSTRAK
Hubungan antara childhood trauma dan depresi telah dibuktikan melalui penelitian selama beberapa dekade. Namun, penelitian tentang faktor-faktor yang dapat menyangga hubungan ini masih langka. Studi ini menyelidiki dinamika hubungan antara childhood trauma, depresi, dan pemaafan, menggunakan Childhood Trauma Questionnaire-Short Form, Patient Health Questionnaire-9, serta Rye Forgiveness Scale. Partisipan penelitian ini adalah sampel orang Indonesia di atas 18 tahun yang pernah mengalami kekerasan atau pengabaian saat masa kanak-kanak (N = 750). Analisis regresi linear dilakukan untuk menguji efek childhood trauma dan pemaafan terhadap depresi, dan analisis moderasi dilakukan untuk membuktikan efek moderasi dari pemaafan dalam hubungan antara childhood trauma dan depresi. Childhood trauma (F(1, 747) = 135.26, p < 0.001) dan pemaafan (F(1, 747) = 116.12, p < 0.001) secara signifikan memprediksi tingkat keparahan depresi, bahkan setelah mengontrol usia (β = -0.19, p < 0.001). Namun, pemaafan tidak secara signifikan memoderasi hubungan antara childhood trauma dan depresi (b = -0.00, t(746) = -1.01, p = 0.31). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa meskipun pemaafan memiliki peran yang penting dalam mengurangi depresi, pemaafan tidak dapat memoderasi hubungan antara pengalaman kekerasan atau pengabaian pada masa kanak-kanak dan depresi.

ABSTRACT
The link between childhood maltreatment and depression has been well established through decades of research. However, studies regarding factors that may buffer this relationship remain scarce. This study investigates the relationship dynamics between childhood maltreatment, depression, and forgiveness using the Childhood Trauma Questionnaire-Short Form, the Patient Health Questionnaire-9, and the Rye Forgiveness Scale respectively. Participants of this study were a sample of Indonesians over 18 years who had experienced maltreatment during childhood (N = 750). Linear regression analyses were conducted to examine the effects of childhood maltreatment and forgiveness on depression, and moderation analysis was carried out to substantiate the moderating effect of forgiveness in the relationship between childhood maltreatment and depression. Both childhood maltreatment (F(1, 747) = 135.26, p < 0.001) and forgiveness (F(1, 747) = 116.12, p < 0.001) significantly predicted severity of depression, even after controlling for age (β = -0.19, p < 0.001). However, forgiveness did not significantly moderate the relationship between childhood maltreatment and depression (b = -0.00, t(746) = -1.01, p = 0.31). This indicates that while forgiveness plays an important role in reducing depression, it does not moderate the relationship between childhood maltreatment and depression."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Aiyuda
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara keintiman, komitmen, dan kepercayaan terhadap pemaafan, serta peranan kepercayaan sebagai mediator hubungan antara keintiman dan komitmen terhadap pemaafan. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 203 orang istri yang diambil menggunakan tehnik purposive random sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan empat skala adopsi, yaitu skala pemaafan-MOFS (The marital offence-specific forgiveness scale), skala keintiman PAIR (Personal assessment intimacy in relationship), skala komitmen, dan skala kepercayaan. Hipotesis penelitian meliputi: (1) ada hubungan positif antara keintiman dan kepercayaan (2) Ada hubungan positif antara komitmen dan kepercayaan (3) ada hubungan positif antara kepercayaan dan pemaafan (4) ada hubungan antara keintiman dan pemaafan dimediasi oleh kepercayaan (5) ada hubungan antara komitmen dan pemaafan dimediasi oleh kepercayaan. Hasil penelitian menunjukkan menemukan bahwa keintiman dan komitmen berhubungan dengan kepercayaan. Kepercayaan dapat menjadi mediasi hubungan keintiman dengan pemaafan, tapi tidak memediasi pada hubungan komitmen dengan pemaafan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan Ikatan Psikologi Sosial-HIMPSI, 2017
150 JPS 15:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Arindina Meisitta Widhikora
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara forgiveness dan psychological well-being pada individu yang menikah. Pengukuran forgiveness menggunakan alat ukur transgression-related interpersonal motivation 12-scale form (McCullough., et al, 1998) dan pengukuran psychological well-being menggunakan alat ukur Ryff’s psychological well-being scale (Ryff, 1995). Partisipan berjumlah 74 individu yang memiliki karakteristik sebagai seseorang yang terikat dalam hubungan pernikahan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara forgiveness dengan psychological well-being pada pasangan yang menikah (r = 0.318; p = 0.006, signifikan pada L.o.S. 0.01). Artinya, semakin tinggi skor forgiveness yang dimiliki seseorang, maka semakin tinggi ia menampilkan kesejahteraan secara psikologis. Berdasarkan hasil tersebut, perlu diadakan intervensi untuk meningkatkan forgiveness sebagai salah satu faktor dibalik bertambahnya psychological well-being.

This research was conducted to find the correlation between forgiveness and psychological well-being in married couples. Forgiveness was measured by using an instrument called transgression-related interpersonal motivation 12-scale form (McCullough, et al, 1998) and psychological well-being was measured by using an instrument called Ryff‟s psychological well-being scale (Ryff, 1995). The participants of this research were 74 individuals with a characteristic of currently being married.
The main result of this research showed that forgiveness is positively and significantly correlated with psychological well-being (r = 0.318; p = 0.006, significant at L.o.S. 0.01). That is, the higher the level of forgiveness in one‟s own nature, the higher that person shows psychological well-being inside oneself. Based on such results, there needs to be an intervention to increase forgiveness as one of the factors in increasing psychological well-being.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45734
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Athaya Rizky Budiman
"Agama adalah suatu komponen yang penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Salah satu nilai dalam Agama Islam yang mempengaruhi kehidupan sosial pemeluknya adalah perilaku memaafkan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara religiositas dan forgiveness pada remaja akhir yang beragama Islam. Partisipan penelitian ini adalah 74 remaja akhir berusia 16-22 tahun dan beragama Islam. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner online. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah The Revised Muslim Religiosity Personality Inventory R-MRPI untuk megukur religiositas dan alat ukur Transgression-Related Interpersonal Motivations 18 TRIM-18 untuk mengukur forgiveness . Hasil penelitian menunjukan nilai signifikansi berjumlah 0,285, P>0,05. Hasil ini menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara religiositas dengan forgiveness pada remaja akhir.

Religion is an important aspect of Indonesian rsquo s social life. One of the values in Religion affecting the social life of its adherents is forgiveness. This study was conducted to determine the relationship between religiosity and forgiveness in late adolescence Muslim. Participants of this study were 74 late adolescences aged 16 22 years and Muslim. The data were collected using an online questionnaire. The measuring tool used in this research is The Revised Muslim Religiosity Personality Inventory R MRPI to measure religiosity and Transgression Related Interpersonal Motivations 18 TRIM 18 to measure forgiveness. The results showed significance value amounted to 0.285, P 0.05. These results show that there is no significant relationship between religiosity with forgiveness in late adolescences.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S68487
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faiza Ratna Umaro
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara komitmen dan forgiveness pada emerging adult yang sedang berpacaran. Pengukuran forgiveness menggunakan alat ukur Inventori TRIM (Transgression-Related Interpersonal Motivation) yang terdiri dari subskala avoidance, revenge, dan benevolece. Pengukuran komitmen menggunakan alat ukur Commitment Inventory (CI). Total responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 190 responden berusia 18-25 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara komitmen dan forgiveness yang ditandai dengan korelasi negatif antara skor total Inventori TRIM dan skor total CI (r = - 0,284, p < 0,01). Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi komitmen yang dimiliki, semakin tinggi forgiveness terhadap pasangan.

ABSTRACT
The aim of this research was to examine the relationship between commitment and forgiveness among dating emerging adult. Forgiveness was measured by TRIM (Transgression-Related Inventory Motivation) Inventory which consists of avoidance, revenge, and benevolence subscales. Commitment was measured by Commitment Inventory. There were 190 participants aged 18 to 25. The result indicates that there is a positive significant relationship between commitment and forgiveness which is marked by negative correlation between total score of TRIM Inventory and total score of Commitment Inventory (r = .-284, p < .01). In other words, the more commited to their relationship, the more forgiving someone is.
"
2015
S60291
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Charismarita
"Penulisan ini dimulai dad suatu realitas kehidupan keseharian dalam keluarga. Perlakuan negatif orangtua dalam mengasuh anak memberikan pengalaman dan perasaan-perasaan negatif yang tersimpan dalam ingatan anak. Ingatan itu dapat tersimpan hingga dewasa dan menimbulkan pengaruh-pengaruh buruk yang muncul pada dua aspek. Pada aspek intrapersonal, yakni munculnya emosi-emosi negatif terhadap orangtua akibat perasaan negatif yang tersimpan dan aspek interpersonal berupa, terganggunya hubungan individu dengan orangtuanya yang menumbuhkan kesulitan-kesulitan personal individu.
Di masa dewasa gangguan-gangguan pads did individu dan hubungan dengan orangtua dirasakan sebagai kepedihan (pain) serta memberikan penderitaan pads individu. Ada satu jalan untuk mengatasinya yaitu melalui proses pemaafan. Akan tetapi dalam penderitaan diperlukan satu dorongan kuat untuk memaafkan pelaku kesalahan.
Suatu kenyataan terungkap bahwa dalam penderitaan itu dapat ditemukan suatu makna berharga bagi individu. Makna yang ditemukan itu dapat membawa individu kepada proses pemaafan.
Penemuan makna dalam penderitaan didahului oleh timbulnya pemahaman diri akan kondisi did dan menemukan makna dalam penderitaan akan membawa kepada pengubahan sikap atas keadaan itu. Hal-hal itu terdapat dalam komponen-komponen perubahan kepada kehidupan bermakna pengajuan Bastaman (1996).
Model proses pemaafan yang digunakan adalah pengembangan Enright (2002) dan kelompoknya. Model ini meliputi beberapa tahapan-tahapan dalam fase pengungkapan, fase keputusan, fase kerja dan fae pendalaman.
Berlangsungnya proses pemaafan ini pada akhirnya membawa individu pada kehidupan bermakna dalam komponen-komponen antara lain; keikatan diri pada makna penderitaannya, kegiatan yang terarah dalam kehidupan kesehariannya dan terdapatnya dukungan sosial bagi individu (B astaman,1996).
Penelitian ini menggunakan tiga orang subjek penelitian dalam variatif usia dan jenis kelamin yang memiliki pengalaman negatif perlakuan orangtua. Pendekatan kualitatif yang digunakan untuk memperoleh gambaran yang utuh dan lengkap akan keadaan nyata individu dalam penderitaannya, penemuan makna dan proses pemaafan serta kehidupan bermakna individu.
Hasil penelitian ini dapat menjelaskan bahwa suatu proses pemaafan dapat berlangsung karena adanya suatu makna yang ditemukan dalam penderitaan akibat kesalahan yang dilakukan pelaku dan berlangsungnya suatu proses pemaafan akan membawa individu kepada kehidupan bermakna."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17826
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Sani
"Penelitian menunjukkan bahwa relationship satisfaction merupakan hal yang dapat memengaruhi forgiveness. Akan tetapi, masih sedikit penelitian yang meneliti hal tersebut, terlebih apabila dikaitkan dengan situasi finansial. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh relationhsip satisfaction dengan forgiveness dalam situasi finansial atau situasi yang melibatkan pertukaran uang. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Partisipan penelitian ini sebanyak 80 mahasiswa yang diminta untuk mengisi kuesioner TRIM-18 (McCullough dkk, 2006) yang mengukur forgiveness. Relationship satisfaction dimanipulasi dengan pembagian uang yang tidak sesuai harapan dari partisipan. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh relationship satisfaction terhadap forgiveness pada situasi finansial (t = -28,043 dan p sebesar 0,000 signifikan pada level of confidence 95%, p < 0,05). Oleh sebab itu dalam situasi finansial, semakin tinggi tingkat relationship satisfaction seseorang maka akan semakin tinggi nilai forgiveness.

Research shows that relationship satisfaction is a thing that can affect forgiveness. However, there is little research into it, especially when linked with the financial situation. This study aimed to examine the effect of relationhsip satisfaction toward forgiveness when linked with financial situation. Eighty college student are includes in this study asked to fill out a questionnaire that measures forgiveness, TRIM-18(McCullough dkk, 2006). The relationship satisfaction are manipulated by the distribution of money that does not match the expectations of the participants. The results of this study showed the effect of relationship satisfaction toward forgiveness in the financial situation (t = -28.043 and p of 0.000 significant at the 95% level of confidence, p <0.05). Therefore, in the financial situation, the higher the relationship satisfaction, the higher the value of forgiveness.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55155
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriyatun Ni`mah
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara perceived partner affirmation dengan forgiveness pada emerging adulthood. Sebanyak 191 responden dengan kriteria individu berusia 18 sampai 25 tahun dan sedang berpacaran minimal 6 bulan, mengisi kuesioner alat ukur partner affirmation (Partner Affirmation Scale) dan forgiveness (TRIM). Pada penelitian ini, hasil penelitian menunjukkan bahwa responden memiliki perceived partner affirmation rata-rata dan forgiveness yang tinggi. Hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara perceived partner affirmation dengan forgiveness (r = -0,208 , p < 0,05).

The aim of this research was to examine the relationship between perceived partner affirmation and forgiveness among emerging adulthood. A total of 191 respondents age 18-25 years old, currently involved in a dating relationship for minimum 6 months, complete questionnaires on partner affirmation (partner affirmation scale) and forgiveness (TRIM Inventory). In this research, the results points out that the respondents have moderate perceived partner affirmation and high motivation on forgiveness. The result of this research also indicate a positive and significant relationship between perceived partner affirmation and forgiveness (r = -0,208 , p < 0,05).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S60267
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>