Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Mi, Fu
Peking: Henri Vetch, 1938
895.18 MI m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Changsha: Hunan People Publishing House, 2009
SIN 895.11 SEl
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Wibowo
Abstrak :
Dalam kajian Filsafat, Manusia merupakan suatu kajian yang sangat menarik dan tidak pernah ada habisnya untuk terus dibahas.Menurut Loius Leahy ada dua pokok yang merupakan pembahasan dalam filsafat manusia, pertama ingin mencari hakekat manusia itu sendiri dan kedua adalah mencari tahu keberadaan manusia di dunianya. Banyak sudah para ahli terutama dari Barat yang berusaha mengungkapkan hakekat manusia, mulai dari para filusuf alam, Socrates, sampai di era modern masih bennunculan para filusuf yang tertarik membahas tentang hakekat dan keberadaan manusia di dunia. Seperti salah satu aliran yang memfokuskan diri mereka pada pembahasan keberadaan manusia, yaitu aliran Eksistensialisme, beberapa tokohnya berusaha memperkenalkan konsep manusia ideal yang harus dicapai oleh semua manusia, jika hidup mereka ingin berarti. Dalam penelitian Pemikiran Kung Fu Tze tentang manusia, ingin diungkapkan tentang bagaimana sesungguhnya Kung Fu Tze memandang keberadaan manusia. Seperti diketahui, khasanah pemikiran Timur lebih mengarah pada hal praktis, maka tidak ada salahnya apabila kita menengok sejenak pemikiran dari Timur tentang manusia khususnya pemikiran Kung Fu Tze. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran menyeluruh tentang konsep manusia dari khasanah pemikiran timur,yaitu konsep manusia ideal (Chun Tzu) menurut Kung Fu Tze. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi titik awal untuk memahami ajaran-ajaran filsafat timur yang banyak menekankan pada keharmonisan hidup baik dalam bermasyarakat dan dengan lingkungan sekitarnya. Dari beberapa literatur mengenai pemikiran Kung Fu Tze tentang manusia ini ditemukan ada tiga tingkatan manusia yaitu Shang Jen, tipe manusia yang paling ideal, menurut Kung Fu Tze suatu tipe menusia yang susah untuk dicapai. Tipe ini bisa diterjemahkan sebagai manusia suci atau manusia bijak. Tipe yang mullah dan mungkin untuk dicapai menurut Kung Fu Tze adalah tipe kedua yaitu Chun Tzu, beberapa kali disebut dengan istilah Shih, tipe manusia ini sangat mungkin dicapai karena untuk menjadi manusia yang Chun Tzu dibutuhkan beberapa persyaratan dari segi moral, intelektual dan juga dari segi fisik dengan tujuan agar dapat bermanfaat bagi orang yang berada disekitamya. Tipe manusia ketiga adalah Hsiao Jen yaitu tipe manusia biasa, dan di dalam buku Lun Yu (Analect) Kung Fu Tze sexing kali membandingkan dengan Chun Tzu. Semua pemikirannya tentang manusia banyak tertuang dalam kita ujaran yang dikumpulkan dan ditulis oleh murid-muridnya dalam Analect (Lun Yu) yang sekaligus merupakan sumber pokok dari penelitian ini. Menurut Kung Fu Tze untuk menjadi Chun Tzu harus memiliki 3 hal yaitu manusia harus mempunyai Jen (Cinta) tanpa pamrih, memiliki Kebijaksanaan tanpa Kecurigaan, dan keberanian tanpa rasa takut. Bagi Kung Fu Tze untuk menjadimanusia ideal (Chun Tzu) harus memiliki keunggulan baik di bidang moral, fisik maupun intelektual. Ia mengatakan bahwa ada beberapa buku yang dianggapnya penting dan berguna sebagai pedoman, yaitu 6 buku klasik. Keenam buku ini bukan karya asli dari Kung Fu Tze, Ia bertindak sebagai perangkum dari banyak karya-karya yang Ia anggap dapat mendukung tercapainya Chun Tzu. Kebijakan dari orang yang telah merealisasikan dirinya ialah mengerti akan jalan hati, rahasia transformasi benda-benda, sebab dari yang misterius dan kudus, lalu menyesuaikannya dengan sumber dan prinsip peredaran (prinsip yang mengatur hidup dan mati ). Hanya oleh ini manusia direalisasikan. Jadi seorang mengetahui jalan langit dan dalam hidupnya melaksanakan kebijakan kemanusiaan yang sempurna (jen) dan keadilan dalam hubungan antarpribadi (yi), ia menghiasi dirinya dengan ritus dan musik. Kemanusiaan, keadilan, ritus dan musik: inilah kebajikan dari orang yang telah mewujudkan dirinya; pengetahuan akan prinsip spiritual tentang transformasi: inilah yang menunjukkan keberhasilan kuasanya Sangat menarik membahas konsep manusia menurut Kung Fu Tze karena pada masa itu la telah berfikiran untuk membongkar sistem kelas sosial yang ada pada masyarakat jaman itu, Ia mengatakan bahwa semua orang bisa menjadi Chun Tzu asalkan mereka dapat memperoleh kesempatan pendidikan. Maka Ia mulai mengajarkan banyak pengetahuan pada siapa saja yang berkeinginan merubah status sosialnya dan beberapa muridnya yang berasal dari kelas bawah berhasil menduduki posisi yang penting dipemerintahan. Dan ternyata ajaran Kung Fu Tze ini masih sangat relevan dengan keadaan saat ini bahkan saat ini kita sangat membutuhkan manusia-manusia superior (Chun Tzu) seperti yang dikemukakan oleh Kung Fu Tze.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S16001
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhara Aisya
Abstrak :
Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui makna simbol fu (?) bagi masyarakat Cina, serta hubungan dan kaitan antara sebuah simbol fu (?) dengan perayaan Tahun Baru Cina. Makna simbol fu (?) bagi masyarakat Cina serta kaitan simbol fu (?) dengan perayaan Tahun Baru Cina dapat diketahui melalui analisa terhadap makna dari aksara fu (?), latar belakang seperti mitos dan mitologi simbol fu (?) digunakan pada saat perayaan Tahun Baru Cina, elemen warna simbol fu (?) dan peletakan simbol fu (?) pada saat perayaan Tahun Baru Cina. Simbol fu (?) dengan perayaan Tahun Baru Cina memiliki kaitan antara suatu perayaan yang besar dengan simbol yang mendukung perayaan tersebut
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S12833
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Wibowo
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang Bentuk Masyarakat Ideal menurut Kung Fu Tze. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur serta metode hermeneutik dalam menafsirkan teks. Hasil penelitian ini menunjulkkan bahwa masyarakat yang ideal akan tercapai melalui 2 tahapan yaitu tahapan Hsiao K'ang yang merupakan tahapan awal yang dikenal sebagai tahapan Ta T'ung dimana dalam tahap inilah masyarakat mencapai bentuk ideal. Dalam penelitian ini juga diungkapkan beberapa konsep yang masih relevan untuk diterapkan di jaman sekarang ini diantaranya konsep jaminan sosial, hak asasi manusia dan sebagainya.
This thesis is concerning about Confucius ideal form of society. The methods of this research are literature studies and hermeneutics which is used to interpret the text. the result of this research indicate that society will reach the ideal form if they are passing 2 phases, first phase is Hsio Kang which is known as phase of social progress. And the second phase is Ta TÂ?ung where in this phase the society reached the ideal form. In this research is also, revealed sev eral concepts which is relevant to he applied in this time such as social Security. Human Rights and othera.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
T25328
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bunga Kencana Dharma Pertiwi
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang perbandingan alur dalam novel dan film yang berjudul To live, penulisan ini bertujuan untuk menganalisa hasil yang muncul akibat proses alih wahana film yang berdasarkan pada novel. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengarang dan sutradaranya memiliki perbedaan pesan yang ingin disampaikan.
This thesis discusses the comparative groove in the novel and film entitled To live, this paper aims to analyze the results arising from the transfer of a vehicle for a movie based on the novel. These results indicate that the author and the director has a different message to be conveyed.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S64494
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahadjeng Pulungsari Hadi
Abstrak :
Du Fu adalah seorang penyair yang hidup pada masa dinasti Tang. Ia seorang realis dan menganut ajaran Konfusianis. Pada periode kehidupannya, dinasti Tang tengah mengalami kegoncangan politik, akibat tibanya serangan suku barbar. Selain itu, pemerintah juga tengah menjalankan Sistim Ujian Negara untuk menyaring kader-kader pejabat. Karena sistim ini mengutamakan penguasaan bidang sastra, maka tak dapat diingkari, bahwa masa ini melahirkan banyak sastrawan yang secara luas dapat menyalurkan ilhamnya. Du Fu termasuk diantara penyair-penyair kenaman di jaman keemasan tersebut. Karyanya menggambarkan keadaan negara dan banyak bersinggungan dengan masalah sosial. Berdasarkan pengamatan karya-karyanya, maka penulis memilih untuk rnengambil topik 'aspek sosial' dari sajak-sajak Du Fu. Kehidupannya yang tak dapat dikatakan bahagia, telah menuntunnya untuk menciptakan karya-karya yang realis, sehingga dapat memberi gambaran pada pembaca akan situasi saat itu dan dapat membiarkan pembaca untuk lebih jauh lagi menelusuri tapak-tapak sejarahnya. Du Fu, juga mencipta didampingi ajaran Konfusianis yang dianutnya. Hal ini dapat dilihat dari karya-karyanya yang membawa nafas Konfusianis. Berdasarkan hal ini Pula, penulis membahas masalah Konfusianisme dalam sajak-sajak Du Fu. Sehubungan dengan banyaknya penyair kenamaan yang hadir pada masa itu, maka tidak adil rasanya bila tidak menyinggung karya-karya mereka, disamping karya Du Fu. Sajak-sajak Li Bai, Wang Wei dan Bai Juyi, turut penulis hadirkan pada skripsi ini, agar dapat diperbandingkan kekhasan masing-masing. Du Fu, begitu nyata memperlihatkan aspek sosial pada hampir setiap karyanya. Negara, tanah air, rakyat, dan kehidupan masyarakat membaur dalam satu kesatuan kalimatnya dan tersusun dalam baris sajaknya yang indah.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S12974
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library