Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sinta Chaira Maulanisa
"B. hominis dan G. lamblia adalah parasit usus yang sering menyebabkan diare pada anak-anak terutama pada anak-anak dibawah usia lima tahun. Namun patogenitas Blastocystis hominis menyebabkan diare masih menjadi kontroversi dikalangan para peneliti, B. hominis sering ditemukan bersama organisme lainnya yang lebih cenderung menjadi penyebab diare sehingga diare tersebut seringkali dihubungkan dengan organisme selain B. hominis. Salah satu organisme yang paling banyak ditemukan bersama dengan B. hominis adalah Giardia. lamblia. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan infeksi campur B. hominis adalah G. lamblia dengan kejadian diare pada balita. Penelitian ini menggunakan metode potong lintang, menggunakan 206 sampel yang didapatkan dari data sekunder hasil pemeriksaan tinja pada populasi balita di Kecamatan Jatinegara pada tahun 2006 yang diperoleh dari Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Dari 206 sampel 19.9% diantaranya mengalami infeksi campur B. hominis dan G. lamblia . Dan angka kejadian diare pada sampel mencapai 19.5%, dengan 26.7% pada infeksi campur B. hominis dan G. lamblia dan 73.3% pada individu yang tidak terinfeksi parasit. Sampel kemudian dibagi menjadi kelompok infeksi campur B. hominis dan G. lamblia dan kelompok yang tidak terinfeksi parasit usus. Lalu dilakukan uji statistik untuk menilai hubungan infeksi campur B. hominis dan G. lamblia dengan kejadia diare. Dengan uji Chisqure didapatkan tidak terdapat hubungan bermakna antara infeksi campur B. hominis dan G. lamblia dengan kejadian diare pada populasi balita dengan nilai p=0.315 (p>0,05). Disimpulkan bahwa Tidak terdapat hubungan bermakna antara infeksi campur B. hominis dan G. lamblia dengan kejadian diare pada populasi balita di Kecamatan Jatinegara pada tahun 2006.
......B. hominis and G. lamblia are intestinal parasites that commonly cause diarrhea in children, especially those less than 5 years old. Nevertheless, the pathogenicity of B. hominis to cause diarrhea is still debated by researchers, as B. hominis is usually found mixed with other organisms, which one of those is G. lamblia. This study aimed to identify the association between mixed infection of B. hominis and G. lamblia and the occurrence of diarrhea in under five year old children. A cross sectional study was carried out using 206 samples acquired from secondary data of stool examination among children in Jatinegara district in 2006. Among 206 samples obtained, 19.9% were infected with both B. hominis and G. lamblia. A total of 19.5% children had diarrhea. Among them, 26.7% were infected with both B. hominis and G. lamblia, and the rest (74.3%) were free of intestinal parasites infection. The infected group was then compared with the uninfected group to observe any significant relation between mixed infection of B. hominis and G. lamblia and the occurrence of diarrhea. Statistical analysis using chi square test revealed that were was no relationship between mixed infection of B. hominis and G. lamblia and the occurrence of diarrhea (p=0.315). In conclusion, mixed infection B. hominis and G. lamblia was not associated with diarrhea in under five year old children in this region."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Vicco Primadhasta Putra
"ABSTRAK
Latar Belakang: Desa Perokonda dan Desa Perobatang di Kabupaten Sumba Barat Daya merupakan desa yang memiliki kondisi ketersediaan air yang berbeda. Desa Perokonda memiliki ketersediaan air yang baik, sementara Desa Perobatang hanya memiliki satu sumber air untuk seluruh desa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi infeksi protozoa usus dan hubungannya dengan ketersediaan air bersih di Desa Perokonda dan Perobatang.Metode: Desain penelitian cross-sectional. Pengambilan sampel feses dilakukan pada penduduk Desa Perokonda dan Desa Perobatang yang telah menyetujui formulir inform consent. Subjek diberikan pot feses yang kemudian dikembalikan kepada peneliti keesokan harinya. Pemeriksaan feses dilakukan secara mikroskopik dengan pewarnaan lugol. Data diolah dengan SPSS versi 20 dan diuji chi-square.Hasil : Dari 291 sampel feses, 58 sampel prevalensi 20 positif infeksi protozoa usus, dengan 23,4 30/128 positif infeksi di Desa Perokonda dan 17,2 28/163 positif infeksi di Desa Perobatang.Kesimpulan: Tidak ditemukan perbedaan proporsi yang bermakna antara kelompok dengan ketersediaan air bersih dan kelompok tanpa ketersediaan air bersih terhadap prevalensi infeksi protozoa usus. p value=0,185
"
"
"ABSTRACT
"
Background Perokonda and Perobatang Village, located in South West Sumba, are two village which have very different condition of improved water source. Perokonda Village has better improved water source, while Perobatang Village has only 1 water source.This cross sectional study aimed to know the prevalence of intestinal protozoan infection and its association to the availability of improved water source in those 2 villages.Methods Stool sample collection were obtained from Perobatang rsquo s and Perokonda rsquo s villagers with informed consent. The subjects were given pot for stool collection which returned to researcher on the next day. Stool samples were stained with lugol staining and examined under the microscope. Data were processed by SPSS version 20 and analyzed with chi square.Results From 291 stool samples collected, 58 samples 20 prevalence have intestinal protozoan infection, 23,4 30 128 positive infection were found in Perokonda Village and 17,2 28 163 positive infection in Perobatang Village.Conclusions There was no significant difference between the availability of improved water sources and intestinal protozoan infection in 2 village. p value 0,185 . "
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library