Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Valerie Josephine Dirjayanto
"Pendahuluan: COVID-19 telah mengakibatkan berbagai perubahan yang memengaruhi berbagai aspek dari kesehatan mental mahasiswa preklinik kedokteran, yang merupakan salah satu subset populasi paling rentan terhadap gangguan psikososial bahkan sebelum pandemi. Di antara perubahan tersebut, kualitas tidur adalah salah satu faktor yang kemungkinan berperan besar karena kaitan fisiologisnya dengan status mental. Di Indonesia, belum ada studi yang menganalisis hubungan antara kualitas tidur dan kesehatan mental ini pada mahasiswa kedokteran preklinik.
Metode: Studi potong lintang ini melibatkan 285 mahasiswa kedokteran preklinik di Indonesia. Setelah simple random sampling, data yang didapatkan dianalisis dengan Statistical Package for Social Sciences (SPSS) version 24 for Mac. Kesehatan mental umum dinilai dengan menggunakan General Health Questionnaire-12 (GHQ-12), sedangkan kualitas tidur dengan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Analissi asosiasi di antara kedua skor ini dilakukan dengan statistik Chi-square, sedangkan korelasi andtara domain-domain yang ada diinvestigasi berdasarkan Spearman’s rank-order correlation coefficient.
Hasil: Proporsi mahasiswa preklinik kedokteran Indonesia yang mengalami masalah psikososial adalah 96.5%, sedangkan yang mengalami gangguan tidur adalah 61.8%. Asosiasi yang signifikan ditemukan antara kualitas tidur buruk dan gangguan psikososial (OR=3.96; p=0.04). Korelasi lemah ditemukan antara kesehatan mental dan domain-domain kualitas tidur subjektif, latensi tidur, dan disfungsi aktivitas siang hari pada PSQI. Korelasi terkuat ditemukan antara disfungsi aktivitas siang hari dan disfungsi sosial.
Simpulan dan saran: Pada studi ini ditemukan asosiasi yang signifikan antara kualitas tidur buruk dan gangguan psikososial. Dengan demikian, lebih banyak perhatian seharusnya diberikan untuk meningkatkan kualitas tidur mahasiswa preklinik kedokteran sehingga kesehatan mentalnya baik pula. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk memperkuat bukti serta mengeksplorasi faktor-faktor lain yang mungkin berpengaruh pada kesehatan mental mahasiswa preklinik kedokteran saat pandemi COVID-19.

Introduction: COVID-19 has brought about tremendous changes that affect many aspects including the mental health of preclinical medical students, who have been one of the most vulnerable groups to psychosocial changes even before the pandemic. Amongst those changes, sleep might be one of the most important factors as it is physiologically correlated with mental states through various pathways. In Indonesia specifically, there has been no study which explains this relationship in the preclinical medical students. Method: This cross-sectional study was conducted involving 285 preclinical medical students across Indonesia. After simple random sampling, data were analyzed using the Statistical Package for Social Sciences (SPSS) version 24 for Mac. General mental health was assessed using General Health Questionnaire-12 (GHQ-12), while the sleep quality was measured using the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Analysis of association between these scores employed Chi-square statistics, while correlations between domains were investigated through Spearman’s rank-order correlation coefficient.
Results: The proportion of Indonesian preclinical medical students who experience psychosocial disturbances was 96.5%, while those experiencing sleep disturbances was as high as 61.8%. Significant association was discovered between poor sleep quality and psychosocial disturbance (OR=3.96; p=0.04). Weak correlations were found between general mental health and subjective sleep quality, sleep latency, and daytime activity dysfunction domains of PSQI. The strongest correlation between domains existed between daytime activity dysfunction and social dysfunction.
Conclusion and recommendation: This study revealed significant association between poor sleep quality and psychosocial disturbance. Thus, more attention should be allocated in order to improve sleep quality, and hence mental health, of preclinical medical students in the current pandemic. Further studies are recommended to strengthen the evidence and explore other factors that might affect the mental health of preclinical medical students.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jasmine Apsari Putri Wardhana
"Latar Belakang
Pandemi COVID-19 telah membawa perubahan signifikan pada berbagai aspek kehidupan, termasuk kesehatan mental dan kesejahteraan individu bagi mahasiswa kedokteran. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan tingkat distres psikologis dan disfungsi sosial pada mahasiswa kedokteran preklinik selama masa puncak pandemi dan masa pascapuncak pandemi.
Metode
Desain studi komparatif digunakan, dengan data yang dikumpulkan dari mahasiswa kedokteran preklinik di fakultas kedokteran di Indonesia. Kuesioner General Health Questionnaire 12 (GHQ-12) diberikan untuk menilai distres psikologis dan disfungsi sosial selama periode puncak pandemi (Mei–Agustus 2021) dan periode pascapuncak pandemi (Februari–Mei 2022) di antara mahasiswa. Sebanyak 286 mahasiswa kedokteran preklinik diikutsertakan kemudian statistik deskriptif digunakan untuk meringkas karakteristik demografi peserta, serta uji Mann-Whitney digunakan untuk membandingkan skor rata-rata GHQ-12, skor distres psikologis, dan skor disfungsi sosial antara periode pandemi dan pascapuncak pandemi.
Hasil
Uji Mann-Whitney menunjukkan terdapat perbedaan tingkatan distres psikologis dan disfungsi sosial pada masa puncak pandemi dan masa pascapuncak pandemi. Uji Chi-kuadrat menunjukkan tingkat distres psikologis lebih tinggi pada masa puncak pandemi (p < 0,001) daripada masa pascapuncak pandemi dan tingkat disfungsi sosial lebih tinggi pada masa puncak pandemi daripada masa pascapuncak pandemi (p = 0,033).
Kesimpulan
Terdapat perbedaan tingkatan distres psikologis dan disfungsi sosial terhadap mahasiswa kedokteran preklinik antara masa puncak pandemi dan masa pascapuncak pandemi.

Introduction
The COVID-19 pandemic has brought significant changes to various aspects of life, including mental health and individual well-being for medical students. This study aims to compare the levels of psychological distress and social dysfunction in pre-clinical medical students during the peak period of the pandemic and the post-pandemic period.
Method
A comparative study design was used, with data collected from preclinical medical students at medical faculties in Indonesia. The General Health Questionnaire 12 (GHQ-12) was administered to assess psychological distress and social dysfunction during the peak period of the pandemic (May–August 2021) and post-peak period of the pandemic (February–May 2022) among students. A total of 286 pre-clinical medical students were included, then descriptive statistics were used to summarize the demographic characteristics of the participants, and the Mann-Whitney test was used to compare the mean GHQ-12 scores, psychological distress scores, and social dysfunction scores between the pandemic and post-pandemic periods.
Results
The Mann-Whitney test shows that there are differences in levels of psychological distress and social dysfunction during the peak of the pandemic and the post-pandemic period. The Chi-square test showed that the level of psychological distress was higher during the peak period of the pandemic (p < 0.001) than during the post-pandemic period as well as the level of social dysfunction was higher during the peak period of the pandemic than during the post-peak pandemic period (p = 0.033).
Conclusion
There are differences in the levels of psychological disorders and social dysfunction in pre-clinical medical students between the peak of the pandemic and the post-pandemic period.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library