Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 54 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lubis, Subhan Fikri
Abstrak :
Pada tugas akhir ini dilakukan perancangan dan implementasi aplikasi komunikasi port serial antara komputer dengan ME (Mobile Equipment) yang bertujuan untuk mendeteksi kualitas sinyal jaringan GSM. Aplikasi ini berguna untuk mengetahui identitas dari BTS dan optimalisasi jaringan operator berdasarkan hasil pengukuran lapangan. Sistem dibangun dengan menggunakan tiga komponen utama yang terdiri dari perangkat lunak, handset, dan kabel data serial. Bahasa pemrograman menggunakan Borland Delphi 7 dengan mengirimkan AT Command dan membaca respon dari jaringan berupa parameter-parameter seperti LAI (local Area Identity) yang terdiri dari MCC (Mobile Country Code), MNC Mobile Network Code) dan Cell Id. Aplikasi program juga menampilkan kuat sinyal (RxLevel), kualitas sinyal (RxQual), frekuensi BCCH (Broadcast Control Channel) dan BSIC (Base Station Identity Code) cell-cell terdekat. Informasi ditampilkan secara riil dan dapat disimpan dalam database. Pada tahap evaluasi kinerja, pengukuran dilakukan pada 5 lokasi berbeda di lingkungan Universitas Indonesia. Data pengukuran dibandingkan dengan aplikasi lain, hasilnya menunjukkan bahwa persentase kuat sinyal (RxLevel Sub) aplikasi baik di dua lokasi yaitu : Halte FKM = 7.17% Engineering Center = 4.75% Persentase selisih kualitas sinyal (RxQual Sub) juga memiliki selisih yang baik di dua lokasi yaitu: Gerbatama UI = 34.90% Engineering Center = 1.18%. ......This final project designs and implements serial port application to connect ME (Mobile Equipment) with Personal Computer which is aimed at detecting GSM network signal quality. This application is useful to obtain the BTS identity and GSM operator network optimization based on real measurement. The system is built using three main components consisting of software, handset, and serial data cable. Programming language used is Borland Delphi 7. AT Command is sent and read the response from the network, and parameters collected include LAI (Local Area Identity), which consists of the MCC (Mobile Country Code), MNC Mobile Network Code) and Cell Id. The applications\ also displays signal strength (RxLevel), signal quality (RxQual), BCCH (Broadcast Control Channel) frequency and BSIC (Base Station Identity Code) of neighbouring cells. The information is displayed in real time fashion and can be stored in the database. In the performance evaluation stage, measurements were taken at 5 different locations around University of Indonesia. Measurement data is compared with similar application, the results show that percentage of signal strength (RxLevel Sub) is good in two locations, which are: Halte FKM = 7.17% Engineering Center = 4.75% The percentage of signal quality (RxQual Sub) is also fairly good difference in two locations, namely: Gerbatama UI = 34.90% Engineering Center = 1.18%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51138
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Setiadi Julianto
Abstrak :
Bidang Telekornunikasi diyakini sebagai salah satu pIlar bagi kemajuan suatu negara dan merupakan kebutuhan utama investor sebelum memutuskan untuk mengalirkan dananya (seperti pada kasus pembangunan Jerman Timur). Indonesia termasuk dalam negara yang tingkat penetrasi pelayanan telekomunikasi raya terendah di antara negara-negara ASEAN, untuk itu upaya mempcrcepat pcnggelaraii jaringan telekomunikasi perlu didukung. Mengingat pentingnya bidang Telekomunikasi bagi kemajuan dan kemakmuran ekonomi Negara, maka perlu kesadaran kita semua untuk mengetahui secara gamblang seluruh aspek yang mempengaruhi sukses tidaknya upaya demi memajukan pertelekomunikasian terlebih bagi Indonesia yang memiliki area yang demikian luas dengan penduduk yang lebih dari 210 juta jiwa sehingga upaya pembangunan sarana telekomunikasi juga dapat dimaksudkan untuk memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam membangun jaringan telekomunikasi khususnya Selular (GSM) kita membutuhkan dana dan investor untuk berusaha disini sekaligus memperoleh keuntungan dan usahanya. Tentunya peran pemerintah dalam memutuskan aturan main yang adil bagi iklim persaingan antar operator dan kemudahan penggelaran jaríngan perlu kita dukung terutama dalam rnenghitung besar tarif yang wajar demi meningkatkan gairah berinvestasi di bidang selular. Karya Akhir ini akan membuat model atau formula perhitungan tarif airtime selular. Penulis menganggap penting untuk membuat formula tersebut mengingat híngga saat ini belum ada kajian teknis perihal tata cara perhitungan tarif selular yang wajar artinya dapat diterima oleh masyarakat sebagai si penerima value dan benefit dan pada sisi lain dihasilkan value bagi investor yang berupa keuntungan berusaha sesuai perhitungan yang wajar dalam Capital Budgeting. Dengan Karya Akhir ini dapat diperlihatkan bahwa perhitungan tarif airtime sangat dipengaruhi oleh: - Pemilihan Teknologi - Aspek Komersial dalam menentukan harga per satuan pelanggan - Kecepatan (Waktu untuk proses pembangunan jaringan) - Efisiensi Biaya beban usaha yang meliputi (Keandalan Operasi Jaringan, Penetrasi Marketing, Fee Spektrurn Frekukensi, Biaya) - Pajak oleh Pemerintah Model perhitungan tarif airtime yang kami lakukan sekaligus mengoreksi usulan formula tarif yang disampaikan oleh Departemen Perhubungan sebagaimana tertuang dalam Rancangan Tata Cara perhitungan Tarif Sambungan Telepon Bergerak Selular. Hasil perhitungan besar tarif airtime rata-rata tertimbang dengan scenario most likely didapatkan Rp. 722,-per menit. Pada dasarnya tarif adalah nilai terendah yang dapat diterima oleh supplier dan merupakan nilai limit tertinggi yang dapat disetujui oleh pemerintah selaku regulator. Menurut ketentuan perundangan yang berlaku saat ini terdapat diskriminasi tarif antara postpaid dan prepaid, dimana ketentuan tarif airtime postpaid menggunakan Keputusan Menteri Pariwisata Pos dan TeIekomunikasi KM. 27/PR.301/MPPT?98 dan ketentuan tarif airtime prepaid Keputusan Menteri KM 79/1998. Sesuai ketentuan pemerintah, besar tarif airtime maksimai Untuk postpaid adalah Rp.406,25,- pada peak hour dan besar tarif aitlime maksimal untuk prepaid adalah sebesar Rp. 974,25,- Jadi berdasarkan analisa perhitungan yang kami lakukan dan jika perilaku pemakaian telepon oleh pelanggan selular tidak berubah, maka seluruh operator akan cenderung untuk menjual kartu prepaid dan mematok tarif airtime Rp. 974,25,-.per menit. Berdasarkan data dalam Karya Akhir ini, maka dapat diusulkan kepada pemerintah untuk menaikkan tarif airtime postpaid hingga 20 % dan tarif prepaid maksimal adalah sebesar 90 % Iebih besar dari tarif airtime postpaid pada peak hour. Sehingga didapatkan besar tarif airtime postpaid adalab Rp. 390,- per menit atau Rp. 487,5,- pada peak hour dan maksimal Rp. 926,25,- untuk prepaid. Penulis menyadari keterbatasan dalam beberapa hal terutama sekali dalam mensintesa data pendukung mungkin ada yang tertinggal. Hal tersebut dapat saja terjadi mengingat kompleksitas permasalahan, untuk itu kritik dan masukan sangat diharapkan demi kemajuan kajian perhitungan tarif airtime selular di Indonesia.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T3319
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Permadi
Abstrak :
Pertumbuhan jumlah pelanggan selular yang cukup tinggi di Indonesia menyebabkan padatnya penggunaan spektrum frekuensi GSM/DCS milik operator selular sehingga ada sejumlah pelanggan yang tidak dapat terlayani karena terbatasnya kapasitas jaringan akses yang tersedia saat itu. Tidak mudah bagi operator selular untuk menambah kepemilikan spektrum frekuensi sebagai tambahan kapasitas jaringan aksesnya karena semua spektrum frekuensi GSM/DCS sudah dialokasikan untuk operator lain. Salah satu inovasi untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menerapkan metode radio kognitif yang memungkinkan suatu operator untuk menggunakan sumber daya jaringan, termasuk frekuensi, milik operator lain yang belum terpakai. Penggunaan metode ini akan menimbulkan interaksi/kerjasama antaroperator selular dalam bentuk yang baru dan menimbulkan biaya tambahan. Penelitian ini akan menganalisis kelayakan model bisnis telekomunikasi selular untuk penerapan metode radio kognitif di Indonesia dari sisi keekonomiannya dengan menghitung seberapa besar biaya sewa jaringan yang masih dapat dianggap layak bagi operator selular dalam penerapan metode radio kognitif ini. Dari hasil analisis investasi menggunakan pendekatan NPV dan IRR didapatkan batas maksimal biaya sewa jaringan host network per satuan trafik yang secara ekonomis dianggap layak adalah sebesar Rp191.110,76/Erlang. Selain itu dengan menggunakan analisis sensitivitas dapat diketahui faktor kritis dalam penerapan metode radio kognitif dalam penelitian ini adalah faktor pendapatan per satuan trafik. ......Significant cellular subscriber's growth in Indonesia leads to high utilization of operators' GSM/DCS frequency spectra, causing inability to serve all subscriber's demand for the service because the limited capacity of access network at that time. It is not easy for operators to add up their frequency spectrum ownership because the other GSM/DCS frequency spectra have been allocated to other operators. An innovation to alleviate this problem is to use cognitive radio method which allows an operator to exploit the temporarily unused network resource, including frequency, which belongs to other operators. This method adoption not only will create new form of cooperation between operators but also will increase the cost. This research will analyze cellular business model appropriateness for cognitive radio method implementation in Indonesia from economic point of view by calculating the feasible value of network lease cost in adopting this radio cognitive method. Using NPV and IRR approach in investment analysis, it can be calculated that the maximum value of network lease per traffic unit is Rp191.110,76/Erlang. In additon, using the sensitivity analysis, the most critical factor in implementing cognitive radio method is known, the revenue per traffic unit.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T30212
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rudyanto Herlambang
Abstrak :
Skripsi ini membuat smtu simulasi tentang proses alir pensinyalan call setup antara mobile Station dengan jaringan Public Switching Telephone Network (PSTN) dan jaringan Public Land Mobile Network (PLMN), yang dapat melihat proses alir pensinyalan terutama untuk berbagai kondisi dalam proses call setup. Simulasi ini memperlihatkan proses alir pensinyalan dari mobile station ke jaringan telekomunikasi dengan menggunakan dua buah komputer dimana komputer pertama bertindak sebagai Mobile Station dan komputer kedua bertindak sebagai jaringan. Pada saat ini di Indonesia, komunikasi seluler yang berkembang pesat adalah GSM (Global Syastem for Mobile Communication). Make simulasi ini memperlihatkan proses allr pensinyalan call setup dari SIBS (Sistem Telekomunikasi Bergcrak Seluler) dijital GSM. Dalam simulasi ini terdapat beberapa kondisi scperti kondisi normal dimana proses call setup berjalan dengan baik sampai ter adi pembicaraan dengan proses pembubaran hubungannya Sedangkan untuk kondisi panggilan yang gagal dapat disebabkan oleh nomor pelanggan yang ditekan kurang dan kondisi dimana pelanggan yang dituju sedang sibuk, diperlihatkan bahwa jaringan akan mengirim pesan kepada pemakai (Mobile Station) tentang keadaan panggilan tcrsebut.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S38892
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudy Fernandez
Abstrak :
Interkoneksi antara jaringan GSM Satelindo dengan jaringan PSTN Telkom meliputi aspek-aspek teknis dan non teknis. Untuk menjamin kuahtas teknis pelayanan antarpenyelenggara, masing-masing penyelenggara harus mengacu kepada Fundamental Technical Plan (FTP) yang telah disusun oleh pemerintah, dalam hat ini adalah Dir.Jen ParPosTel. Sedangkan aspek yang bersifat non teknis, yang menjadi pennasalahan cukup dominan dalam interkoneksi seperti tarif jasa telekomunikasi dan pembagian pendapatan interkoneksi diatur oleh pemerintah. Pengaturan dari pemerintah diperlukan untuk menjembatani kesenjangan bargaining power antarpenyeienggara yang berinterkoneksi, dalam rangka mengembangkan kompetisi yang sehat secepat mungkin. Hingga saat ini proses interkoneksi di Indonesia telah berjalan baik. Namun beberapa aturan interkoneksi perlu ditinjau kembali , agar proses kompetisi dapat berlangsung secara sehat. Sehingga penyeleaggara jasa telekomunikasi di Indonesia menjadi lebih slap dalam menyambut pasar bebas yang akan datang.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S38808
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
RD Apip Miptahudin
Abstrak :
Pesatnya perkembangan sistem komunikasi selular GSM, tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang berhubungan dengan kinerja dari sistem tersebut. Permasalahan yang sering muncul adalah gagaI sambung atau gagal melakukan hubungan pembicaraan, hal ini disebabkan karena kualitas sinyal di area tersebut sangat jelek atau kanal pembicaraan yang tersedia sudah habis terpakai sehingga tidak mampu lagi untuk menampung panggilan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan sistem picocell. Sistem picocell dapat mengurangi beban trafik yang terjadi pada sistem macrocell dan macrocell, karena picocell dapat menyediakan kapasitas trafik yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk mengurangi beban trafik pada BTS, kapasitas picocell dapat dihitung berdasarkan perbandingan kapasitas trafik yang tersedia dengan beban trafik yang terjadi. Penempatan sistem picocell dapat disesuaikan dengan kebutuhan, dimana pada area tersebut benar-benar mempunyai kualitas sinyal yang jelek atau mempunyai beban trafik yang tinggi. Penerapan sistem picocell di Plaza Indonesia mampu menangani kepadatan trafik yang sangat tinggi pada site Imam Bonjol. Nilai utilisasi site Imam Bonjol kembali menjadi normal dari 83,353 % sebelum ada picocell menjadi 58,4956 % setelah diterapkannya picocell. Kinerja dari picocell Plaza Indonesia sendiri cukup normal, dimana nilai utilisasinya sebesar 31,4 %. Dalam tugas akhir ini akan menganalisa kinerja dari penerapan picocell di Plaza Indonesia dalam menekan nilai utilisasi macrocell pada site Imam Bonjol.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S39765
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahayu Kristiyanti
Abstrak :
Seringkali Penerangan Lampu Jalan Umum (PLJU) membawa dampak buruk kepada pemborosan energi dan uang jika tidak dikelola dengan baik. Ditambah fungsinya sebagai penerangan pun terkadang juga tidak berjalan sebagaimana mestinya. Sehingga perlu dibangun suatu teknologi untuk pengawasan dan pengendalian lampu jalan secara efektif. Sebenarnya, sudah banyak dilakukan penelitian sebelumnya mengenai lampu jalan pintar yang dilengkapi berbagai sensor untuk efektivitas penggunaannya dengan menggunakan komunikasi Zigbee. Namun zigbee memiliki keterbatasan jarak tempuh dan hanya mampu untuk jarak dekat, sementara kita membutuhkan komunikasi untuk jarak jauh. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan merancang dan membangun sebuah sistem node transisi antara Zigbee dan modul GSM/GPRS pada lampu jalan pintar sebagai fungsi pengiriman data lampu yang akan dikirim ke webserver. Setelah dilakukan perancangan, akhirnya sistem ini pun berhasil dibangun dan siap untuk diuji coba. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa tingkat keberhasilan pengiriman dengan waktu yang ditetapkan (per 1 menit dalam beberapa jam) dengan topologi jaringan Adhoc sebesar 71.34% dan jaringan Star sebesar 85.32%. Walaupun juga terdapat kelemahan dimana sistem ini sesekali mengalami hang up setelah beroperasi beberapa jam.
Sometimes public streetlight can have some bad impact in cost and also electricity consumption, unless it is maintained well. In addition sometimes we found that the streetlight doesn’t work as it is supposed to be. Therefore, there is a need to build a technology where we can monitor and control the condition of the streetlights effectively. Actually, there has been a research before to monitor and control streetlight system using some sensors and Zigbee as the communication module. But, we know that Zigbee is limited in range, it’s only for short-distance communication not for long-range communication. So, this paper intends to plan a technology about the transition node in smart streetlight system between Zigbee and GSM module communication for transmitting streetlight information to a webserver. After designing it, finally this system has successfully been built and ready to be tested. From the result of the test, it can be concluded that the the success of transmitting streetlight information to webserver (per 1 minute in couple of hours) in adhoc network is 71.34% and star network is 85.32%. Eventhough there is a limitation of the system that sometimes the system hangs up after operating in couple of hours.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59845
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dina Widyasanti
Abstrak :
PT. Indosat memerlukan langkah strategis dalam melakukan proses migrasi frekuensi CDMA StarOne agar dalam pelaksanaannya tidak mengganggu performansi jaringan GSM eksisting, hal tersebut diperlukan karena keputusan Menkominfo KM. Nomor 181 Tahun 2006 per tanggal 12 Desember 2006 tentang alokasi frekuensi yang diberikan untuk CDMA StarOne yang ternyata berhimpit dengan frekuensi eksisting GSM PT. Indosat terutama pada frekuensi CDMA downlink 889.515 MHz. Frekuensi yang berhimpit tersebut akan menimbulkan resiko disisi internal antara jaringan GSM eksisting dan CDMA, seperti akan munculnya interferensi dimana-mana, meningkatnya drop call, penurunan daya jangkauan/coverage, timbulnya blank spot baru, yang pada akhirnya akan mengurangi performasi jaringan GSM yang sekarang ini masih menjadi bisnis paling dominan. Untuk mengantisipasi resiko paska dimigrasikannya frekuensi CDMA StarOne ini, maka langkah re-engginering pada jaringan GSM PT. Indosat mau tidak mau harus dilakukan. Ada beberapa opsi yang akan dipilih dan dianalisa baik dari sisi performansinya maupun dari sisi keefektifan biaya yang dikeluarkan. Opsi-opsinya adalah dengan/tanpa pemasangan filter pada kedua jaringan, berapa kanal yang akan dibebaskan, dan metode hopping yang bagaimana yang akan digunakan. Bagaimana pengaruh hasil implementasi global frequency planning ini pada jaringan GSM PT. Indosat, akan dianalisa lebih lanjut hasil performansinya sebelum dan sesudah implementasi, kendala-kendala dilapangan, efektifitas penggunaannya dengan dan tanpa filter, perolehan nilai KPI, dan tentunya implikasi implementasi ini pada revenue perusahaan.
PT Indosat needs strategic steps in doing the migration process of CDMA StarOne, so that it does not conflict the existing GSM network performance. It is in accordance with the regulation of Menkominfo KM No.181Year 2006 dated of December 12, 2006 stating that frequency allocation given to CDMA StarOne is crashed againts the existing PT. Indosat GSM frequency especially in CDMA frequency downlink 889,515 Mhz. The crash will lead into internal risk between GSM network and CDMA network, such as interference, the significant increasing of drop call, decrease the coverage area, additional blank spot, conclusively it will decrease GSM Network performance that currently is the main business. To antisipate the risk of post CDMA StarOne frequency migration, re-engineering steps must be done by PT. Indosat. There're some options that should be done and analyzed from performance side and revenue improvement. Those options are with or without filter implementation at both network, how many channels should be released, what hopping methode should be implemented. How these methode effect in GFP implementation in GSM Network of PT. Indosat will be analyzed further, before and after time implementations, the real constraint, the effectiveness with or without filter implementation, KPI score, and the total revenue of the company.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T24642
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tobing, Andrew M.L.
Abstrak :
GPRS (General Packet Radio Service) adalah layanan bearer yang ditambahkan pada GSM face 2+. Tujuannya adalah menggantikan tugas komunikasi data yang selama ini pada GSM ditanggung oleh circuit switched data yang kurang efisien karma data runumnya bersijat bursty sehingga ada waktu-waktu di mana saluran lidak digunakan, karma tidak ada data yang ditransmisikan, namun dibiarkan tersambung karena s jat saluran yang terdedikasi. Dengan G!'RS penggunaan kanal akin menjadi lebih ejisien karena data ditransmisikan dalam betuk paket sehingga kanal dapat digunakan beberapa user bersama-sama. Dalam skripsi ini akan dibahas sedikit mengenai S7B GSM kenrudian membahas GPRS dari segi sistem, sifat pengintegrasiannya dengan GSM, .parameter_ QoS-GPRS &m-teori rekayasa trafik yang menumpilkan hasil-simulasi dari literal/1r Iwzpa melakukan simulasi clang yang serupa. K aren sifal pengintegrasian GPRS dengan GSM adalah pelaplsan ((;1'RS pada (;.1M) maka cliperlukan komponen baru yang disebut (;S'N ((PRS Support Node). GPRS mengenal 4 coding scheme yang masing-masing berbeda besar data ratenya. l'ennlihan pemakaian coding scheme akan Inempengaruhi secara langsung kualitas pelayanan (QoS). Selain coding scheme, peugintegrasian GPRS dan GSM akan mempengarz hi parameter-parameter QoS GPRS. Layanan GP/CS pada Gad mi memprniyaz pro. pek maul depwi yang balk sehubungan dengan kebutuhan akan komunikasi data yang memiliki inob:liras dan kemampuan akses internet yang semakrn tinggi.
2000
S39761
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>