Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 31 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riani Fatonah
"Artikel ini membahas tentang unsur sensualitas yang terdapat di dalam video klip musik penyanyi Dima Bilan yang berjudul ПоПарам/Po Param/Berpasangan.Model-model perempuan dalam video klip dianggap sebagai objek yang dipertontonkan untuk memberikan kesenangan visual.Penyanyi Rusia, Dima Bilan, seringkali menjadikan perempuan-perempuan cantik sebagai model di dalam video-video klip musiknya, salah satunya di dalam video klip tersebut. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah metode kualitatif dengan deskriptif analitis, yang selanjutnya akan dikaitkan dengan teori tatapan laki-laki atau male gaze dari Laura Mulvey, teori sinematik, teori gender, dan teori sensualitas.Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahuiapakah ada pergeseran makna sensualitas yang terjadi melalui representasi video klip.

The focus of this article is about sensuality in a music video clip of Dima Bilan which entitled По Парам/Po Param/in Pairs. Women in video clips considered as visual object who give visual pleasure to the spectators. Russian singer, Dima Bilan, often using some beautiful women as the models, such as in video clip mentioned above. This article is using qualitative research method with analytical descriptive, and fasten upon male gaze theory from Laura Mulvey, cinematic theory, gender theory, and sensuality theory. The purpose of this article is to get to know is there any displacement of term sensuality as we can see throughthe video clip.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Justin Yuversal
"Female Gaze merupakan sebuah konsep yang dikembangkan sebagai rekasi terhadap male gaze yang dikemukakan oleh Laura Mulvey di 1975. Konsep ini dapat didefiniskan sebagai persepektif kaum wanita terhadap dunia sekitar mereka tanpa memikirkan gender. Sejak penciptaannya, konsep ini telah digunakan oleh banyak orang untuk meneliti pengaruh dari pendapat dan pengaruh kaum wanita terhadap berbagai jenis media. Salah satu media tersebut adalah Taisho Otome Otogibanashi sebuah anime romansa yang berlatar di era Taisho Jepang. Meskipun era tersebut merupakan era yang cukup riuh, era ini telah digunakan sebagai latar dari berbagai karya bergenre sama. Female gaze berperan dalam penggambaran berbagai budaya era ini yang dapat dianggap bermasalah di masa modern. Konsep ini berperan dalam memperkuat perasaan Taisho Roman yang dapat ditemukan di banyak karya fiksi yang menggunakan era ini sebagai latar. Berkat hal tersebut, konsep ini mampu mengubah persepsi orang-orang dari era ini, dan menyebabkan mereka untuk mengabaikan segala masalah yang terdapat di era ini.

The Female Gaze is a concept that was created in reaction to the theory of male gaze put forward by Laura Mulvey in 1975. The concept itself can be defined as the perspective of women towards the world around them regardless of gender. Since its inception, the concept is used by many to study the effects of women’s opinion and perspective to various pieces of media. One such media is Taisho Otome Otogibanashi, a romance anime set during the Taisho era of Japan. Even though the era is a tumultuous one, it has been used as the background of many works of the romance genre. The female gaze is responsible in influencing the depiction of various culture of the era that would be considered problematic in the current age. It is responsible in amplfying the sense of Taisho Romance which is prevalent in so many works of fiction that uses the era as a background. Due to that, it was able to alter people’s perception of the era, and cause them to ignore any problems that might exist within it."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas ndonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Callista Monarosa
"Dalam film, terdapat berbagai cerita yang biasa disajikan dengan tema pengalaman sehari-hari seperti cinta, harapan, kematian, kebaikan, kejahatan, kekerasan dan perdamaian, sehingga penonton menemukan dan merasakan korelasi dengan pengalaman individualnya. Film juga berpengaruh terhadap masyarakat. Revenge (2017) merupakan film bergenre horror, action dan thriller dengan sub-genre rape-revenge asal Prancis yang dirilis pada tahun 2017 dan disutradarai oleh Coralie Fargeat. Film ini mengisahkan tokoh Jennifer (Matilda Lutz) yang harus bertahan dari tindak kekerasan oleh tokoh-tokoh pria dan kemudian membalas dendamnya. Sering kali tokoh perempuan dimanfaatkan dalam film horor karena terdapat pandangan umum bahwa perempuan memiliki penokohan yang pasif dan lemah, sehingga dapat memperkuat efek seram. Artikel ini bertujuan untuk mengungkapkan makna dari aspek Male Gaze dan Female Gaze dalam film Revenge. Penelitian ini menganalisis Female Gaze dan Male Gaze terhadap tokoh pada film Revenge menggunakan struktur naratif dan unsur sinematik Boggs dan Petrie dan teori psikoanalisis Male Gaze dan Female Gaze Laura Mulvey dan Joey Soloway. Dalam film Revenge, terdapat transformasi Female Gaze ke Male Gaze. Male Gaze digunakan untuk mengobjektivikasikan perempuan lalu menggunakan Female Gaze untuk menjadikan tokoh perempuan sebagai subjek. Dengan Female Gaze, dapat dilihat sebagai alat untuk menunjukkan representasi perempuan yang kuat dan mengubah stereotip gender perempuan dari hanya sebagai objek atau korban menjadi subjek dan penyintas.

In films, various stories are usually presented with the themes of everyday experiences, such as love, hope, death, good, evil, violence, and peace, so that the audience finds and feels the correlation with their individual experiences. Films also have an impact on society. Revenge (2017) is a horror, action, and thriller film with a rape-revenge sub-genre from France, released in 2017 and directed by Coralie Fargeat. This film tells the story of Jennifer (Matilda Lutz), who must survive acts of violence by male characters and then take revenge. Female characters are often abused in horror films because there is a general view that women have passive and weak characters so that they can strengthen the spooky effect. This article aims to reveal the meaning of the Male Gaze's and Female Gaze's aspects in the film Revenge. This study analyzes Female Gaze and Male Gaze against the characters in the film Revenge, using narrative structure and cinematic elements of Boggs and Petrie and psychoanalytic theory of Male Gaze and Female Gaze Laura Mulvey and Joey Soloway. In Revenge, the Female Gaze is transformed into the Male Gaze. Male Gaze is used to objectify women and then use Female Gaze to make female characters as subjects. Female Gaze can be seen as a tool to show a strong representation of women and change the gender stereotype of women from being just objects or victims to being subjects and survivors."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Impressionism is an art movement that firstly estabilished in France in the middle of 19th century. Claude Monet,Edouard Monet, Pierre - aguste Renoir and edgar Degas are famous male impressionist artists that were known by may, yet there are famous male impressionists such as Berthe Morisot, Mary Cassatt, Eva Gonzales and Marie Bracquemond that deserve to be known as well...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Dewi Kinarina Kaban
"American Hustle 2013 merupakan film Hollywood yang mana plot dan karakternya secara umum dibuat berdasarkan pada peristiwa operasi ABSCAM yang dilakukan oleh FBI di akhir tahun 1970. Akan tetapi, terdapat beberapa perubahan dalam penggambaran tokoh Sydney Prosser dan perannya di dalam film ini yang justru menghasilkan penggambaran Sydney Prosser versi modern yang mana sangat berbeda dari karakter tokoh dalam peristiwa sebenarnya. Oleh karena itu, makalah ini mencoba untuk membahas bagaimana penggambaran modern tokoh Sydney Prosser dan interaksinya dengan para tokoh utama pria yang justru menunjukkan adanya bias patriarki pada akhirnya menciptakan ambivalensi terhadap representasi perempuan dalam film ini dengan menggunakan pendekatan analisis kritis dan tekstual dalam kaitannya dengan teori representasi gender dan patriarki.

American Hustle 2013 is a Hollywood film whose plot and characters are generally based on the real story during the FBI ABSCAM operation. Nevertheless, several planned transformations in depicting Sydney Prosser and her role result in promoting modern image of her character which is quite different from the real one. Therefore, this paper attempts to discover how Sydney Prosser's image and her interactions with the male protagonists imply patriarchal biases which actually create ambivalences toward women's representation by using critical and textual analysis and the framework of gender representation and patriarchy. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmatika Luthfiana Sholikhah
"Tari Sekapur Sirih adalah tari penyambutan tamu agung di Jambi. Tari ini wajib dibawakan untuk menyambut tamu agung di bandara/pelabuhan. Ditarikan oleh 9 orang perempuan dan 3 laki-laki sebagai pengawal. Gerakan yang ditampilkan bersifat feminin yaitu gerak wanita sedang merias diri. Penulis membahas beroperasinya male gaze yang terjadi di dalam tari Sekapur Sirih Jambi. Male gaze merupakan teori untuk membedah film. Penulis menggunakan teori ini untuk membedah seni pertunjukan yakni tari. Untuk melihat beroperasinya male gaze di dalam tari dapat dilihat dari panggung pertunjukan dan juga gerak tarinya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan melakukan studi pustaka, observasi dan wawancara. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa beroperasinya male gaze dalam sebuah seni pertunjukan taridapat dilihat dari bentuk panggung, pencahayaan dan gerak penari."
Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya D.I. Yogyakarta, 2020
400 JANTRA 15:2 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Roro Amira Sekar Paramesti
"Representasi dan imaji perempuan dalam media hiburan kontemporer, khususnya serial TV sering kali dipengaruhi oleh adanya struktur budaya patriarki yang melekat pada masyarakat dunia. Selain sebagai objek pasif di bawah laki-laki, penggambaran perempuan sebagai korban kekerasan pun sering kali ditayangkan dalam dunia sinema. Serial “Perfume” berbahasa Jerman karya Philipp Kadelbach adalah salah satu yang menampilkan perempuan sebagai korban kekerasan secara eksplisit sekaligus pelakunya. Maka dari itu, citra kekerasan terhadap perempuan yang dipengaruhi adanya male gaze dalam serial ini akan dibahas. Dengan dasar teori representasi oleh Stuart Hall, penelitian ini menjabarkan bagaimana tubuh perempuan dan kekerasan dipertontonkan demi kenikmatan visual. Walaupun secara sekilas tokoh utama perempuan membawa pesan feminis, dominasi male gaze dalam serial TV justru mempromosikan langgengnya struktur patriarki yang mengopresi perempuan. Sadarnya masyarakat akan pengaruh male gaze terhadap representasi perempuan dapat menjadi upaya pemberantasan hierarki dan ketidaksetaraan gender.

Women’s image in the contemporary media, including TV series are often influenced by the patriarchal system that lives in the society. Apart from being depicted as passive (spectacle) to men (spectator), women are often portrayed as victims of violence in the world of cinema. “Perfume”, a german-speaking show directed by Philipp Kadelbach is one of the TV series that portrays women as the perpetrator, as well as the victim of violence explicitly. Accordingly, this study will discuss how violence against women is represented and how the male gaze becomes influential in this show. Based on the representation theory by Stuart Hall, how violence and women's bodies are displayed for the sake of visual pleasure will be discussed. At a glance, it seems like the heroines are bringing feminist values. But it appears that the male gaze in this show is promoting perpetual patriarchal system that puts women under oppression. By recognizing how the male gaze affects representation of women, the society can eventually erase gender hierarchy as well as inequalities.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-Pdf
Unggah4  Universitas Indonesia Library
cover
Kim, Seotbyeol
"Ocean s 8 (2018) adalah film sempalan dengan karakter yang dapat diperbandingkan dengan karakter di film Ocean s 11 (2001). Film ini bercerita tentang perjalanan, Debbie dan Lou dua sahabat, yang bekerja sama dengan sekelompok perempuan lainnya yang memiliki keahlian di bidangnya masing- masing untuk mengerjakan perampokan besar. Fokus Artikel adalah representasi pemberdayaan wanita dengan menganalisis fashion, persahabatan wanita antara dua karakter utama, dan male gaze dalam film ini dengan mempertimbangkan bahwa film ini adalah film yang dibuat ulang dari film yang didominasi karakter laki-laki. Menggunakan kerangka konsep yang ditawarkan Marcangeli tentang gender dan mode, negosiasi epistemik dari Code, dan male gaze oleh Laura Mulvey, artikel ini melihat bagaimana film merepresentasikan pemberdayaan perempuan. Analisis tekstual digunakan untuk menganalisis naratif dalam film. Artikel ini menyimpulkan bahwa media mainstream seperti Hollywood dapat merepresentasikan perempuan.

Ocean s 8 (2018) is a spin-off film with similar characters from the previously made film, Ocean s 11 (2001), and the characters are male-dominated. It tells a story about a journey of two best friends, Debbie and Lou, who come together to team up with other women who are experts in their field to work together in robbing jewelry. This article is focusing on female representation by analyzing the fashion, female friendship between the two main characters, and male gaze. Using Marcangeli's concepts on gender and fashion, Code s epistemic negotiation, and Mulvey's male gaze, this article analyzes things that actually contribute to female empowerment from the film. Textual analysis is used to analyze the narratives in the film. This article explains that through right representation of female in media, female empowerment is attainable."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Khairunnisa
"Film superhero telah mendominasi industri film Hollywood dan banyak di antaranya termasuk dalam daftar film-film terlaris sepanjang masa. Film superhero menjangkau jutaan orang di seluruh dunia setiap tahun, dan dengan demikian memiliki kekuatan untuk membangun ideologi dalam masyarakat, termasuk peran gender. Sayangnya, terlepas dari semua fakta ini, perempuan masih kurang terwakili dalam film-film superhero. Dalam kebanyakan kasus, perempuan dijadikan objek seksual secara berlebih (hypersexualized) atau menjadi perempuan dalam bahaya (damsel in distress). Wonder Woman (2017) dan Captain Marvel (2019) adalah dua film terbaru dalam dekade ini yang menunjukkan kemajuan dalam hal representasi perempuan. Dengan menggunakan teori tatapan laki-laki (male gaze) oleh Laura Mulvey dan Bem Sex-Role Inventory (BSRI), saya berpendapat bahwa film-film ini menentang objektifikasi tubuh perempuan dan pandangan tradisional tentang kelemahan feminin dengan menantang tatapan laki-laki (male gaze) dan menggunakan elemen feminin sebagai sumber kekuatan.

Superhero films have dominated the box office and many are in the list of highest-grossing films of all time. They reach millions of people all over the world each year, and thus have the power to construct ideology in society, including the gender roles. Unfortunately, despite all these facts, women are still underrepresented in superhero films. In most cases, they are either hypersexualized or become damsels in distress. Wonder Woman (2017) and Captain Marvel (2019) are two recent films of the decade that show progress in terms of female representation. Using Laura Mulvey`s male gaze theory and Sandra Bem`s Sex Role Inventory, I argue that these films defy female body objectification and traditional views of feminine weakness by challenging the male gaze and using feminine elements as source of power.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Vini Mudsyandari
"[ABSTRAK
Kecantikan adalah hal yang sangat penting dalam dunia perempuan. Tidak ada parameter yang pasti untuk mengukur kecantikan, akan tetapi tolak ukur kecantikan dapat dipengaruhi oleh berbagai macam hal seperti lingkungan, budaya, pandangan sosial, dan media. Hal - hal tersebut seringkali menyebabkan perempuan terjebak dengan tolak ukur tersebut dimana media memberikan pengaruh yang sangat besar dalam konstruksi kecantikan. Makalah ini akan membahas mengenai bagaimana kecantikan dikonstruksi dalam video klip oleh Calvin Harris yang berjudul "Summer" (2014). Penelitian ini akan mencari jawaban apakah ada tolak ukur dalam menilai kecantikan, dan faktor apa saja yang mempengaruhi makna dan konsep dari kecantikan yang terdapat dalam masa kini.ABSTRACT Beauty is a very important thing for women world. There are no fixed parameters to define beauty, but it gets affected by various surroundings such as environment, culture, society, and media. It causes women commonly get trapped in the society where beauty get constructed with huge influence by media. This study will discuss about beauty construction that occurs in the famous music video by Calvin Harris which titled ?Summer? (2014). The research will look for the answer of is there any parameter to define beauty, and what factors that influences the meaning and concept of beauty that happen in the nowadays society.;Beauty is a very important thing for women world. There are no fixed parameters to define beauty, but it gets affected by various surroundings such as environment, culture, society, and media. It causes women commonly get trapped in the society where beauty get constructed with huge influence by media. This study will discuss about beauty construction that occurs in the famous music video by Calvin Harris which titled ?Summer? (2014). The research will look for the answer of is there any parameter to define beauty, and what factors that influences the meaning and concept of beauty that happen in the nowadays society., Beauty is a very important thing for women world. There are no fixed parameters to define beauty, but it gets affected by various surroundings such as environment, culture, society, and media. It causes women commonly get trapped in the society where beauty get constructed with huge influence by media. This study will discuss about beauty construction that occurs in the famous music video by Calvin Harris which titled “Summer” (2014). The research will look for the answer of is there any parameter to define beauty, and what factors that influences the meaning and concept of beauty that happen in the nowadays society.]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>