Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
Sri Harmini
Yogyakarta : Departemen Sosial, 1998
362.5 SRI h
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Yogyakarta: Depsos, 2008
305.568 PEN
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Yogyakarta: B2P3KS Press, 2009
362.5 UJI
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Astrini Merlindha
Abstrak :
[Tesis ini membahas upaya Rehabilitasi Sosial dalam Penanganan Gelandangan dan Pengemis di Provinsi DKI Jakarta pada Panti Sosial Bina Insani Bangun Daya (PSBI BD) 2 Cipayung, Jakarta Timur. Penelitian ini adalah penelitian
kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya rehabilitasi sosial di PSBI BD 2 Cipayung belum maksimal sehingga gelandangan dan pengemis di Provinsi DKI Jakarta cenderung kembali ke jalan setelah
mendapatkan pembinaan dalam panti. Disarankan kepada pemerintah untuk memberikan pelayanan panti khsusus rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis, memberikan sanksi tegas bagi gelandangan dan pengemis yang kembali ke jalan dan meningkatkan SDM petugas panti dari segi kualitas maupun kuantitas.
......This thesis examines the social rehabilitation efforts in handling the homeless and beggars in Jakarta at Panti sosial Bina Insani (PSBI BD 2) Cipayung. Researcher conducting a qualitative descriptive on this study.The findings from this research show that social rehabilitation efforts in homeshelter is not maximized so that the homeless people and beggars in Jakarta tends to return to the street after getting coaching in this homeshalter. This research provide a recommendation to the government to provide a homeshalter which focused for homeless and beggars social rehabilitation, give strict punishment to the homeless and beggars who are back on the street and increases quality and quantity of human resources servant;This thesis examines the social rehabilitation efforts in handling the homeless and beggars in Jakarta at Panti sosial Bina Insani (PSBI BD 2) Cipayung.
Researcher conducting a qualitative descriptive on this study.The findings from this research show that social rehabilitation efforts in homeshelter is not maximized so that the homeless people and beggars in Jakarta tends to return to the street after getting coaching in this homeshalter. This research provide a
recommendation to the government to provide a homeshalter which focused for homeless and beggars social rehabilitation, give strict punishment to the homeless and beggars who are back on the street and increases quality and quantity of human resources servant., This thesis examines the social rehabilitation efforts in handling the homeless and
beggars in Jakarta at Panti sosial Bina Insani (PSBI BD 2) Cipayung.
Researcher conducting a qualitative descriptive on this study.The findings from
this research show that social rehabilitation efforts in homeshelter is not
maximized so that the homeless people and beggars in Jakarta tends to return to
the street after getting coaching in this homeshalter. This research provide a
recommendation to the government to provide a homeshalter which focused for
homeless and beggars social rehabilitation, give strict punishment to the homeless
and beggars who are back on the street and increases quality and quantity of
human resources servant]
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T43611
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1985
S7361
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nasrullah
Abstrak :
ABSTRAK
Lingkungan Pondok Sosial (Liposos) Bekasi adalah salah satu proyek pelayanan sosial yang menangani masalah gelandangan dan pengemis melalui metode terpadu yang dikenal dengan sistem Liposos. Berlainan dengan sistem Panti dan Non Panti maka sistem ini mencoba mengatasi masalah gelandangan dan pengemis serta masalah penyandang sosial lain untuk dibina berbagai jenis bimbingan sosial diharapkan dapat berfungsi sosial secara sehingga hasilnya layak dan normatif. Selain itu proyek Liposos juga mempunyai program agar dapat menyalurkan bekas para Keluarga Binaan Sosialnya sektor kerja maupun transmigrasi. (KBS) ke dalam berbagai dengan demikian proyek Liposos berfungsi sebagai lembaga pelayanan sosial yang bersifat rehabilitatif resosialitatif dari Berangkaian paket kebijakan pemerintah dalam menanggulangi dan mengatasi masalah gelandangan yang bersifat preventif dan represif. Dalam penelitian ini dicoba untuk yang dihadapi Liposos Bekasi, baik sebagai faktor pendukung maupun penghambat dalam resosialisasi gelandangan dan pengemis. dilihat masalahmasalah mengadakan rehabilitasi oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan usaha-usaha dilakukan Liposos Bekasi dan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan lancar tidaknya Liposos dalam mengetahui yang faktormenangani gelandangan-pengemis. Untuk hal tersebut di atas, maka dilakukanlah penelitian yang bersifat deskriptif analitis terhadap 60 orang responden. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara berstruktur dengan probing terhadap responden, dan untuk melengkapi data ini juga di 1 akukan wawancara dengan pengurus Liposos dan para pekerja sosial. penelitian didapat bahwa masalah yang masih Liposos adalah adanya ketergantungan lintas selama ini selalu berkaitan dengan departemen Adanya permintaan Dari hasil dihadapi kerja sektoral yang Transmigrasi dalam transmigrasi dari Departemen Transmigrasi pada hal penyaluran KBS. calon masa bimbingan pendidikan di Liposos membuat dilematis antara terus dilanjutkan masa konsekuensi nanti harus mencari sendiri/menyalurkan ke berbagai sektor kerja ataupun terpaksa harus sesuai dengan motivasi para KBS-nya yang sudah ingin masa suasana yang bimbingan dengan sendiri di salurkan segera diberangkatkan transmigrasi. Secara keseluruhan faktor-faktor yang berhubungan dengan lancar tidaknya Liposos dalam gelandangan dan pengemis serta penyandang masalah pada umumnya sangat untuk menangani lainnya mendukung. Cukup tingginya motivasi responden bertransmigrasi, pandangan responden yang positip terhadap program Liposos, serta adanya penyesuaian diri antara pemahaman dengan tingkah laku ditampilkan dalam berfungsi sosial terhadap sendiri, keluarga dan masyarakat, kecuali yang diri terlihat adanya kekurangkonsistenan terhadap agama, menandakan sebagian besar program dan tujuan Liposos dapati ah di katakan berhasil. begitu pula terhadap sarana dan prasarana pada umumnya responden merasa cukup dan bahkan merasa terpuaskan, kecuali hanya beberapa di antaranya yang merasa kurang, Akhirnya memang disadari untuk mengadakan perubahan sikap mental agar mereka dapat berfungsi sosial secara normatif diperlukan waktu yang tidak sebentar dan berkesinambungan.
1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Gatot Sutamtomo
1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Eka Prabowo Damanik
Abstrak :
Jika berbicara tentang gelandangan maka yang akan terlintas dalam pikiran adalah orang orang dengan kesejahteraan di bawah standar sosial dan kelompok masyarakat yang hidupdi jalan. Selain itu gelandangan juga digambarkan sebagai orang orang pemalas serta perusak tatanan kota sehingga keberadaannya selalu dikaitkan dengan hal hal negatif. Pandangan negatife ini dapat terlihat dari penggusuran atau pengusiran terhadap gelandangan berupa kebijakan dan peraturan yang diberlakukan oleh pemerintah atau pengusiran yang dilakukan secara pribadi oleh individu terhadap gelandangan. Namun demikian gelandangan kerap kembali ke lokasi mereka meskipun sudah mendapatkan pengusiran baik dari pemerintah atau individu. Dengan melihat gelandangan dari sudut pandang yang mereka miliki maka kembalinya mereka ke lokasi kita akan melihat perbedaan dari dalam melihat gelandangan dari sudut pandang kita selama ini. Kembalinya gelandangan ke lokasi yang mereka tempati dapat berupa upaya mereka mempertahankan lokasi pencarian rongsokan yang dilakukan oleh mereka serta kemudahan kemudahan yang mereka dapatkan selama di lokasi tersebut yang tidak dapat kita pahami jika tidak menggunakan sudut pandang yang mereka miliki. Dengan keberadaan gelandangan di suatu lokasi akan melahirkan ruang ruang sosial bagi gelandangan di lokasi tersebut. Dalam penelitian ini, saya berusaha melihat bagaimana gelandangan selalu bertahan pada suatu tempat walaupun sudah digusur berkali kali, apa yang menjadi alasan mereka dan bagaimana mereka bertahan dalam kehidupan yang berada di bawah standar sosial tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan penelitian kualitatif dengan melakukan wawancara terhadap lima orang informan yang berada di Tanah Abang. Penelitian ini menemukan bahwa keberadaan gelandangan di suatu lokasi kemudian melahir ruang sosial mereka dimana dalam ruang ini gelandangan kemudian menemukan kenyaman dan keamanan sehingga mereka berupaya mempertahankan lokasi ruang mereka kendati mendapatkan perlakuan penggusuran.
......When talking about homeless people, what comes to mind is people with substandard social welfare and community groups living on the streets. In addition, homeless people are also described as lazy people and destroyers of urban order, so their presence is always associated with negative things. This negative view can be seen in the eviction or expulsion of homeless people in the form of policies and regulations imposed by the government or evictions carried out personally by an individual against homeless people. However, homeless people often return to their locations despite being evicted from either the government or individuals. By looking at the homeless from their point of view, when they return to their location, we will see a difference in seeing the homeless from our perspective. The return of homeless people to the location where they live can be in the form of their efforts to defend the location of the search for junk that they carried out and the facilities they get while at that location which we cannot understand if we do not use their point of view. The existence of homeless people in a location will create social spaces for homeless people in that location. This study tries to see how homeless people always stay in a place even though they have been evicted many times, their reasons, and how they survive below social standards. This research was conducted using qualitative research by conducting interviews with five informants in Tanah Abang. This study found that the presence of homeless people in a location produces their own social space. In this space, the homeless found comfort and security, so they tried to maintain their spatial location despite eviction treatment.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rachmanto Widjopranoto, researcher
Yogyakarta : BPKS-Depsos RI , 1982
362.5 RAC p
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Emha Ainun Nadjib, 1953-
Yogyakarta: Bentang, 2018
301 EMH g
Buku Teks Universitas Indonesia Library