Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sarah Salma Santosa
Abstrak :
Menjalankan perannya dalam mengasuh anak dan merawat orang tua pada saat yang bersamaan membuat generasi sandwich rentan mengalami stres, depresi, dan juga kesulitan dalam mengelola segala tuntutan yang dimilikinya. Hal ini dapat mengganggu kesejahteraan subjektifnya. Resiliensi diketahui memiliki pengaruh positif terhadap kesejahteraan subjektif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara resiliensi dan kesejahteraan subjektif pada generasi sandwich. Desain korelasional digunakan melibatkan 129 orang dewasa pada usia menengah antara 35 dan 60 tahun yang mengemban peran ganda dalam merawat orang tua dan anak-anak mereka. Alat ukur yang digunakan adalah Skala Kesejahteraan Subjektif dan The-14 Resilience Scale (The-14 RS). Temuan penelitian menunjukkan bahwa skor rata-rata resiliensi dan kesejahteraan subjektif tinggi. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara resiliensi dan kesejahteraan subjektif pada generasi sandwich. Temuan ini menunjukkan bahwa tingkat resiliensi yang tinggi berkorelasi dengan tingkat kesejahteraan subjektif yang tinggi di antara individu dalam generasi sandwich. ......The simultaneous role of caring for children and taking care of their parents exposes the sandwich generation to potential stress, depression, and difficulties in managing their responsibilities, ultimately affecting their Subjective Well-Being. Resilience has been recognized as a factor that positively influences Subjective Well-Being. Therefore, this study aimed to investigate the relationship between resilience and Subjective Well-Being in the sandwich generation. A correlational design was employed, involving 129 middle-aged adults aged between 35 and 60 who assumed dual caregiving roles for their parents and children. The Subjective Well-Being Scale and The-14 Resilience Scale (The-14 RS) were used as measurement tools. The research findings revealed high average scores for resilience and Subjective Well-Being. Furthermore, the results indicated a significant positive association between resilience and Subjective Well-Being in the sandwich generation. This finding suggests that higher levels of resilience correspond to elevated levels of Subjective Well-Being among individuals in the sandwich generation.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Rahman
Abstrak :
Ukuran kesejahteraan tidak hanya dapat digambarkan dengan kondisi kemakmuran material namun juga dapat digambarkan oleh kondisi kebahagiaan. Peran ganda yang melekat pada mereka yang masuk ke dalam generasi sandwich tentu akan berpengaruh terhadap kebahagiaannya. Salah satu faktor yang memengaruhi kebahagiaan seseorang adalah nilai modal sosial. Terdapat beberapa mekanisme bagaimana modal sosial memengaruhi kebahagiaan, diantaranya melalui kesehatan, pendapatan rumah tangga, dan pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara khusus bagaimana pengaruh modal sosial terhadap kebahagiaan generasi sandwich di Indonesia. Unit analisis penelitian ini adalah kepala rumah tangga atau pasangannya yang termasuk dalam generasi sandwich dan generasi nonsandwich. Penelitian ini menggunakan data SPTK tahun 2017. Dengan menggunakan metode estimasi OLS, hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks kebahagiaan pada generasi sandwich dan nonsandwich tidak berbeda secara nyata, tetapi secara umum modal sosial berpengaruh signifikan terhadap kebahagiaan. Selain itu kondisi kesehatan ditemukan sebagai variabel yang menjadi mekanisme bagaimana modal sosial memengaruhi kebahagiaan. Peningkatan nilai modal sosial pada generasi sandwich yang memiliki kesehatan yang kurang baik akan lebih bermanfaat dalam meningkatkan kebahagiaannya. Sementara itu variabel pendapatan rumah tangga dan pendidikan ditemukan bukan menjadi mekanisme bagaimana modal sosial memengaruhi kebahagiaan. ......The measure of welfare not only about material prosperity, but also could be described by happiness. The sandwich generation has a dual role to play in influencing their happiness. One the other hand, social capital also affects happiness. There are several mechanisms by which social capital affects happiness, including health condition, household income, and education. This study aims to analyze specifically how the influence of social capital on the happiness of the sandwich generation in Indonesia. This study uses SPTK 2017 data which the unit analyze is head of household or partner of sandwich generation and nonsandwich generation. Using OLS estimation, the study found that happiness index in the sandwich and nonsandwich generations is not significantly different, but generally social capital has a significant effect on happiness. In addition, health conditions were found to be variable that becomes a mechanism for how social capital effects happiness. Increasing the value of social capital in the poor health sandwich generation will be more beneficial in increasing their happiness. Meanwhile, the household income and education were not to be mechanisms for social capital
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Candra Febriyani
Abstrak :
Asuransi syariah merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mengelola risiko. Kehadiran asuransi jiwa syariah menjadi penting dalam membantu generasi sandwich yang memiliki beban risiko yang lebih besar dibandingkan generasi lain dalam bidang kesehatan dan finansial. Selain itu, adanya keberagaman budaya yang melekat pada setiap orang dapat membuat pengelolaan risiko pada tiap individu berpotensi akan berbeda dalam preferensi mereka terhadap kepemilikan asuransi syariah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beban risiko pada generasi sandwich dan karakter budaya mereka terhadap preferensi kepemilikan asuransi syariah. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis kuantitatif dengan menggunakan regresi linear berganda. Sampel yang digunakan adalah para generasi sandwich dari berbagai suku yang menggambarkan perbedaan budaya di DKI Jakarta dengan menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 106 responden. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dari karakter budaya terhadap preferensi kepemilikan asuransi syariah. Selain itu, tidak ditemukan adanya pengaruh dari beban risiko yang dimiliki generasi sandwich terhadap preferensi kepemilikan asuransi syariah. ......Sharia insurance is one of the sharia alternatives that can be used to manage risk. The presence of sharia life insurance is important in helping the sandwich generation which has a greater risk burden than other generations in the health and financial fields. In addition, the existence of cultural diversity that is inherent in everyone can make the risk management of each individual potentially different in their preference for sharia insurance ownership. This study aims to determine the effect of risk burden on the sandwich generation and their cultural characteristics on sharia insurance ownership preferences. The research method used is quantitative analysis using multiple linear regression. The sample used is the generation of sandwiches from various tribes that describe cultural differences in DKI Jakarta by using a purposive sampling technique of 106 respondents. This study shows that there is a positive significant influence of cultural character on sharia insurance ownership preferences. In addition, there was no significant relationship between the risk burden of the sandwich generation and the ownership preferences of sharia insurance.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irmayanti
Abstrak :
Menjalani kehidupan sebagai generasi sandwich menyebabkan seseorang memiliki tanggungan diri sendiri, anak, orangtua, dan mungkin kakek atau nenek dalam waktu bersamaan. Situasi ini menimbulkan berbagai faktor risiko yang dapat memengaruhi kesejahteraan subjektif dalam dirinya. Beberapa penelitian menyatakan adanya hubungan antara regulasi emosi positif dengan kesejahteraan subjektif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara regulasi emosi dan kesejahteraan subjektif pada generasi sandwich di Indonesia. Penelitian ini bersifat korelasional dengan melibatkan responden generasi sandwich berusia 35-60 tahun (N=146). Terdapat dua alat ukur penelitian yang digunakan yaitu, skala kesejahteraan subjektif dan skala regulasi emosi. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara regulasi emosi dan kesejahteraan subjektif pada generasi sandwich. ......Life as the sandwich generation causes a person to have dependents for themselves, children, parents, and maybe grandparents at the same time. This situation raises various risk factors that can affect subjective well-being in him. Several studies said that there is a relationship between positive emotion regulation and subjective well-being. The purpose of this study was to determine whether there is a relationship between emotion regulation and subjective well-being of the sandwich generation in Indonesia. This research is correlational by involving sandwich generation respondents aged 35-60 years (N=146). There are two scales used, namely, the subjective well-being scale and the emotional regulation scale. The results of the analysis show that there is no significant positive relationship between emotion regulation and subjective well-being in the sandwich generation.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Audrey Hana
Abstrak :
Dalam menjalankan perannya, generasi sandwich memiliki berbagai tantangan yang salah satunya berkaitan dengan aspek finansial. Untuk mengatasi tantangan tersebut, generasi sandwich perlu mengatasinya dengan bekerja. Namun, bekerja berpotensi untuk memunculkan konflik pekerjaan-keluarga pada generasi sandwich yang dapat mempengaruhi kesejahteraan subjektifnya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara konflik pekerjaan-keluarga dan kesejahteraan subjektif pada generasi sandwich. Sebanyak 111 partisipan berusia 35–65 tahun yang merupakan pekerja diukur menggunakan Skala Kesejahteraan Subjektif serta Skala Konflik Pekerjaan-Keluarga. Berdasarkan hasil analisis menggunakan Pearson Correlation, ditemukan adanya hubungan negatif yang signifikan antara konflik pekerjaan-keluarga dan kesejahteraan subjektif pada generasi sandwich. Penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk menentukan intervensi seperti apa yang perlu diberikan kepada generasi sandwich agar dapat mengurangi konflik pekerjaan-keluarga yang dirasakan. ......The sandwich generation faces several challenges in fulfilling its roles, one of which is financial. The sandwich generation had to work hard to overcome these challenges.  However, the sandwich generation may experience work-family conflict as a consequence of employment, which may affect their subjective well-being. The purpose of this study is to examine the relationship between subjective well-being and work-family conflict in sandwich generation. 111 employed participants between the ages of 35 and 65 were assessed using the Work-Family Conflict Scale and the Subjective Well-Being Scale. According to the findings with an analysis using the Pearson Correlation, there is a significant negative relationship between work-family conflict and subjective well-being in the sandwich generation. Given the result of this research, it can be decided what kinds of interventions should be provided for the sandwich generation to minimize their perceived work-family conflict.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Ainina Cahyaningtyas
Abstrak :
Dukungan sosial ditemukan dapat berperan sebagai variabel penyangga ketika individu mengalami situasi stres. Peranan ini menjadi penting ketika individu mengalami kondisi stres yang dapat berdampak negatif terhadap kesejahteraan subjektifnya. Pada situasi ekonomi yang mengalami kenaikan, kelompok generasi sandwich yang berperan untuk mengurus orang tua dan anak dalam satu waktu menjadi rentan untuk mengalami stres finansial yang dapat berdampak negatif terhadap kesejahteraan subjektifnya. Terkait dengan hubungan tersebut, penelitian ini mengkaji peran dari dukungan sosial sebagai variabel moderator pada hubungan antara stres finansial dan kesejahteraan subjektif. Penelitian ini melibatkan 135 responden generasi sandwich berusia 35-60 tahun yang memberikan dukungan finansial kepada anak dan orang tua. Analisis korelasional Pearson yang dilakukan antara stres finansial dan kesejahteraan subjektif menunjukkan adanya korelasi negatif yang mengindikasikan bahwa semakin tinggi stres finansial maka akan semakin rendah kesejahteraan subjektif individu. Meskipun demikian, tidak terdapat peran moderasi yang signifikan dari dukungan sosial dalam hubungan antara stres finansial dan kesejahteraan subjektif. ......Previous studies found that social support could have a moderating effect during one’s stressful situation. This role became important as the individual experienced a stressful situation that could have a negative impact towards its well-being. During the economic situation where inflation arises, the sandwich generation group whose role is to take care of parents and children at one time became vulnerable to experience financial stress which can have a negative impact on their subjective well-being. Related to this relationship, this study examined the role of social support as a moderator variable. This study involved 135 sandwich generation respondents, ranging from 35 to 60 years old, who provided financial support to their children and parents. Pearson’s correlation analysis conducted between financial stress and subjective well-being showed a significantly negative relationship, indicating that higher financial stress would lead to a lower subjective well-being. However, there is no significant moderating role of social support in the relationship between financial stress and subjective well-being.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anandar Juliantara
Abstrak :
Manusia dalam aktivitasnya senantiasa tali-temali dengan persoalan nilai. Pemberian atribut terhadap suatu gejala dan fenomena menegaskan bahwa manusia tidak tersekat dari masalah moral dan penilaian terhadapnya. Natalitas, penuaan penduduk (ageing population) hingga lonjakan populasi menelurkan fenomena sandwich generation atau generasi roti lapis. Istilah ini menggambarkan orang-orang yang terjepit di antara tuntutan simultan untuk merawat dan memberikan dukungan emosional, finansial serta sumber daya ekstensif lainnya bagi orang tua dan anak-anak mereka yang masih bergantung. Diskursus mengenai generasi sandwich demikian tidak hanya terisolir dalam demografi atas persebaran kelompok produktif dan non-produktif, tetapi menyentuh ranah yang lebih kompleks, yakni etika sebab bersinggungan dengan masalah kewajiban yang kemudian dieksplikasi sebagai tanggung jawab. Dalam praktiknya, generasi ini berkonfigurasi dengan pilihan serta pertimbangan-pertimbangan tertentu. Sebagai makhluk yang rasional, manusia secara lazim memilih alternatif yang melahirkan kebahagiaan (pleasure) dan penghindaran dari rasa sakit (pain). Penelitian ini secara spesifik memberikan gambaran mengenai fenomena sandwich generation dengan metode analisis deskriptif. Konsep-konsep dalam tradisi utilitarian dengan meminjam algoritma kalkulus hedonisme, Jeremy Bentham untuk menghitung jumlah dan tingkat kebahagiaan yang ditimbulkan oleh suatu tindakan, diharapkan dapat menjadi perkakas bagi wawasan dan pertimbangan keputusan moral individu dalam keterjepitan. ......Humans activities are always linked with values. Giving the attributes to the phenomenon shows that humans cannot be distinguished from moral problems and judgments. Natality, ageing population, and population spikes have promote the phenomenon of sandwich generation. This term used to describe people who are caught between the simultaneous demands of caring for and providing extensive emotional, financial, and other resource support for parents and their dependent children. The discourse of the sandwich generation is not only insulated in the demographics of the distribution of productive and non-productive but touches a more complex realm, which is ethics because it intersects with the issue of obligation that is then interpreted as a responsibility. In practice, this generation is configured with certain choices and considerations. As rational beings, humans choose alternatives that lend us to happiness (pleasure) and escape the pain. This study specifically confers an overview of the phenomenon of sandwich generation with descriptive analysis method. Concepts in the utilitarian belief by borrowing the hedonism calculus algorithm, Jeremy Bentham to calculate the amount and level of happiness caused by an action are expected to be a machine or insight and consideration of individual moral decisions in sandwiches.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Yuliana
Abstrak :
ABSTRAK
Generasi sandwich harus merawat dua generasi secara bersamaan, tentu memiliki dampak terhadap kesehatan baik generasi yang terhimpit itu sendiri maupun generasi sebelum dan generasi sesudahnya. Fokus yang ingin diteliti dalam studi ini adalah dampak berada dalam generasi sandwich terhadap kesehatan anak karena anak yang sehat adalah investasi masa depan tidak hanya bagi orangtua, tapi juga bagi bangsa dan negara. Indikator kesehatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Indeks Massa Tubuh (IMT) dan Angka Metabolisme Basal (AMB). Penelitian ini menggunakan data Survei Aspek Kehidupan Rumah Tangga Indonesia (SAKERTI) tahun 2007 dan tahun 2014 dengan metode Regresi Multinomial Logistik. Hasil penelitian menunjukkan IMT anak bukan generasi sandwich lebih tinggi dibandingkan kelompok anak generasi sandwich dan signifikan secara statistik, sehingga disimpulkan ada perbedaan rata-rata IMT antara kelompok anak generasi sandwich dengan anak bukan generasi sandwich. AMB anak generasi sandwich lebih rendah dibandingkan kelompok anak bukan generasi sandwich dan signifikan secara statistik, sehingga dengan hasil tersebut disimpulkan ada perbedaan rata-rata AMB antara kelompok anak generasi sandwich dengan anak bukan generasi sandwich. Status generasi sandwich di mana relatif terhadap bukan generasi sandwich, hanya signifikan jika anak mengalami obesitas. Sementara, status generasi sandwich di mana relatif terhadap bukan generasi sandwich, sangat signifikan memengaruhi AMB anak baik dalam kategori AMB di bawah rata-rata maupun AMB di atas rata-rata secara keseluruhan sampel.
ABSTRACT
Sandwich Generation must treat two generations simultaneously, undoubtedly having animpact on health both the generation sandwiched itself and the previous generation and the generations that follow. The focus to be examined in this study is the effects of being in the sandwich generation on childrens health because healthy children are an investment in the future not only for parents but also for the nation and state. The health indicators used in this study were the Body Mass Index (BMI) and Basal Metabolic Rate (BMR). This study uses the Indonesian Family Life Survey (IFLS) data in 2007and 2014 with the Multinomial Logistics Regression method. The results showed that the BMI of non-sandwich generation children was higher than the group of sandwich generation children and was statistically significant, so it was concluded that there were differences in the average BMI between groups of sandwich generation children and non-sandwich generation children. BMR of sandwich generation children is lower than the group of not sandwich generation children and statistically significant, so with these results, it can be concluded that there is a difference in the average BMR between groups of sandwich generation children and non-sandwich generation children. The status of sandwich generation where relative to non-sandwich generation is only significant if the child is obese. Meanwhile, the status of the sandwich generation, which is relative to non-sandwich generation, significantly affects BMR for children in both the below-average BMR category and above-average BMR category for the overall sample.
2019
T53790
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Yazid Habibah
Abstrak :
Pengalaman membesarkan anak dan merawat orang tua dalam satu waktu yang dialami generasi sandwich menuntut untuk menjalankan dua perannya dengan seimbang. Tanggung jawab ini tidak terlepas dari berbagai macam tantangan yang rentan mengganggu kesejahteraan subjektif individu. Welas asih diri diduga dapat berkaitan dengan kesejahteraan subjektif individu. Penelitian dilakukan menggunakan desain korelasional kepada 130 dewasa madya dengan rentang usia 35-60 tahun yang merawat serta mengasuh anak dan orang tua. Tujuan penelitian ini adalah melihat adanya hubungan antara welas asih diri dan kesejahteraan subjektif pada generasi sandwich. Alat ukur yag digunakan adalah Skala Kesejahteraan Subjektif dan Self-Compassion Scale Short Form (SCS-SF). Hasil penelitian menunjukkan bahwa welas asih diri secara signifikan berkorelasi positif dengan kesejahteraan subjektif pada generasi sandwich. Hal ini mengimplikasikan welas asih diri dapat menjadi intervensi untuk meningkatkan kesejahteraan subjektif pada generasi sandwich. ......The experience of raising children and caring for parents at the same time experienced by the sandwich generation demanded that they carry out their two roles in a balanced way. This responsibility is inseparable from various kinds of challenges that are prone to disrupting individual subjective well-being. Self-compassion is thought to be related to individual subjective well-being. The study was conducted using a correlational design with 130 middle adults aged around 35-60 years who cared for their parents and children simultaneously. The purpose of this study was to see a relationship between self-compassion and subjective well-being in the sandwich generation. The measuring tools used are Skala Kesejahteraan Subjektif and Self-Compassion Scale Short Form (SCS-SF). The result showed that self-compassion was positively significant correlated with subjective well-being in sandwich generation. This implies self-compassion can be an intervention to improve subjective well-being in sandwich generation.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jose Andrew Wienna
Abstrak :
Seorang anak yang sudah beranjak dewasa dalam beberapa keluarga harus merasakan tanggungan beban pengeluaran bukan hanya untuk keperluan istri/suami dan anak, melainkan juga orang tua mereka. Hal ini disebut sebagai generasi sandwich. Sama halnya dengan generasi lain, generasi sandwich memiliki permasalahannya sendiri, termasuk juga konflik di dalam rumah tangga pasangan. Kajian-kajian terdahulu telah melihat pentingnya komunikasi finansial pasangan untuk mengurangi konflik pasangan. Maka dari itu, kajian ini bertujuan untuk mendeskripsikan literasi finansial dan komunikasi finansial pasangan yang dilandasi rasa saling hormat (respek) untuk pembentukan nilai dan tujuan bersama dari sudut pandang komunikasi keluarga agar dapat mengurangi konflik pasangan pada generasi sandwich berdasarkan studi konten edukasi di media sosial. Kajian ini dibuat berdasarkan literatur-literatur terkait literasi finansial serta komunikasi finansial pasangan yang telah dikaji menggunakan metode kajian literatur serta observasi konten pada media sosial. Dapat disimpulkan bahwa literasi finansial sangat dibutuhkan sebagai dasar pengetahuan untuk dapat berjalannya komunikasi finansial pasangan yang berlandaskan respek dan pembentukan nilai serta tujuan bersama. ......Children who are adults enough in some families must meet the expenses for not only their wife’s/husband’s and kids’ needs, but also their parents’. This thing is called as sandwich generation. Like many other generations, sandwich generation also have their own problems, in which one of them is a conflict in their spousal household. Previous studies have looked at the importance of spousal financial communication to reduce their conflict. Therefore, this study aims to describe the spousal financial literacy and communication based on mutual respect for the formation of shared values and goals from the family communication’s point of view to reduce conflict in sandwich generation based on educational content studies on social media. This study is made based on the literature related to financial literacy and financial communication of spouses which have been reviewed using the literature review method, also using content observation method on social media contents. It can be said that financial literacy is needed as a basis of knowledge to be able to carry out spousal financial communication based on respect and the formation of shared values and goals.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library