Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nanda Tiara Damayanti
"Daerah penelitian berada di provinsi Kalimantan Utara, termasuk kedalam formasi Tabul dengan cadangan batubara yang ekonomis. Daerah ini dikembangkan untuk penambangan batubara terbuka di masa akan datang. Saat dilakukan kegiatan penambangan dapat ditemukan keberadaan air tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lapisan jenuh air karena dapat menimbulkan permasalahan kestabilan lereng tambang. Karena air tanah dapat  menurunkan kekuatan suatu massa batuan penyusun lereng. Oleh karena itu, solusi yang dapat dilakukan adalah dengan sistem drain hole yaitu mengeluarkan air dari zona jenuh air. Untuk mengidentifikasi lapisan jenuh air digunakan metode geolistrik 1D dengan akuisisi data menggunakan Vertical Electrical Sounding (VES). Konfigurasi yang digunakan adalah konfigurasi Schlumberger sebanyak 9 lintasan yang memiliki AB/2 bervariasi dari 100 m - 300 m. Dari hasil pengolahan dan interpretasi, lapisan jenuh air ditemukan pada semua lintasan geolistrik. Yaitu pada kedalaman 17,2 m - 87,6 m, yang berasosiasi dengan lapisan loose sand dengan nilai resistivitas 58,2   – 82,4  Loose sand paling tebal ditemukan pada lintasan GL-05. Dan hasil akhir penelitian ini berupavisualisasi 3D simulasi aliran akuifer, yaitu sebagai parameter awal sebelum proses untuk penentuan titik.

The study area is located in North Kalimantan province, including the Tabul formation with economic coal reserves. This area is developed for future open-pit coal mining. When mining activities are carried out, groundwater can be found. This research aims to determine the water saturated layer because it can cause problems with the stability of mine slopes. Because groundwater can reduce the strength of a rock mass that makes up the slope. Therefore, the solution that can be done is with a drain hole system, which is removing water from the water-saturated zone. To identify the water-saturated layer, the 1D geoelectric method is used with data acquisition using Vertical Electrical Sounding (VES). The configuration used is the Schlumberger configuration as many as 9 passes that have AB/2 varying from 100 m - 300 m. From the results of processing and interpretation, the water-saturated layer is found in all geoelectric trajectories. That is at a depth of 17.2 m - 87.6 m, which is associated with a layer of loose sand with a resistivity value of 58.2 Ωm - 82.4 Ωm. The thickest loose sand is found on the GL-05 track. And the final result of this research is a 3D visualization of aquifer flow simulation, which is an initial parameter before the process for determining the drain hole point."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fabian Trihantoro
"Papua barat merupakan daerah yang memiliki tingkat seismisitas tinggi, sehingga diperlukan perhatian khusus terkait dengan bahaya gempa bumi khususnya likuifaksi. Salah satu metode geofisika yang dapat digunakan untuk analisis potensi likuifaksi adalah metode geolistrik. Penelitian ini memanfaatkan metode geolistrik dengan konfigurasi Wenner-Schlumberger berjumlah 4 lintasan yaitu L16-L19, dan dilakukan pendekatan parameter nilai resistivitas ke dalam konsep geoteknik untuk mendapat nilai N-SPT berdasarkan persamaan empiris, serta menggunakan riwayat kegempaaan daerah penelitian 50 tahun terakhir dari 1971-2021. Analisis zona potensi likufaksi dilakukan dengan menggunakan dua variabel diantaranya Cyclic Stress Ratio (CSR) dan Cylic Resistance Ratio (CRR), yang menganalisa hasil faktor keamanan (FS) terhadap potensi likuifaksi. Hasil penelitian pada penampang resistivitas memiliki empat jenis litologi diantaranya soil, pasir, batu gamping terbreksiasi dan batu gamping, dimana nilai resistivitas yang berpotensi likuifaksi bervariatif dari 23.3-662 Ω.m dengan jenis litologi pasir, batu gamping terbreksiasi, dan batu gamping. Selain itu, memperoleh nilai Peak Ground Acceleration (PGA) yaitu percepatan batuan dasar yang mewakili seluruh kejadian gempa yang digunakan sebesar 0,449 g. Hasil perbandingan kedua variabel yaitu CSR dan CRR dilihat pada tabel 4.9-4.13, secara keseluruhan daerah penelitian memiliki potensi likuifaksi disajikan dalam bentuk peta zonasi potensi likuifaksi.

West Papua is an area that has a high level of seismicity, so special attention is needed regarding the danger of earthquakes, especially liquefaction. One of the geophysical methods that can be used for liquefaction potential analysis is the geoelectric method. This study utilizes the geoelectric method with the Wenner-Schlumberger configuration of 4 paths, such as L16-L19, and an approach to the resistivity value is made into the geotechnical concept to obtain the N-SPT value based on empirical equations, and uses the seismic history of the study area 50 last year from 1971-2021. Analysis of the potential liquefaction zone was carried out using two variables including Cyclic Stress Ratio (CSR) and Cylic Resistance Ratio (CRR), which analyzed the results of the safety factor (FS). ) to liquefaction potential. The results of the research on the resistivity cross section have four types of lithology such as soil, sand, breccia limestone and limestone, where the resistivity value with the potential for liquefaction varies from 23.3-662 Ω.m with the types of lithology sand, brecciated limestone, and limestone. In addition, obtaining the Peak Ground Acceleration (PGA) value, namely the acceleration of the bedrock representing all earthquake events used, is 0.449 g. The results of the comparison of the two variables, namely CSR and CRR, are seen in table 4.9-4.13, overall the research area has a high liquefaction potential, which is presented in the form of a liquefaction potential zoning map."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suhendra Vebrianto
"buku ini membahas tentang potensi yang ada di dalam kerak bumu memanfaatkan sifat listrik suatu batuan dan mineral untuk mempelajari bawah permukaan bumi"
Malang: UB Press, 2016
510 SUH e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fenny Wijaya Rusliem
"Tanah longsor merupakan salah satu bencana yang sering terjadi di Indonesia. Pada tahun 2021, bencana tanah longsor menduduki peringkat ketiga sebagai bencana yang sering terjadi di Indonesia setelah bencana banjir dan cuaca ekstrem. Longsor dapat dipengaruhi oleh bidang gelincir, kemiringan lereng, litologi, saturasi air, permeabilitas dan porositas. Parameter ini dianalisis untuk mengidentifikasi potensi longsor menggunakan metode geolistrik. Peneliatian ini dilakukan di sekitar Bendungan Sukamahi dengan total tiga lintasan geolistrik. Pengukuran menggunakan konfigurasi Dipole-Dipole dan didapatkan hasil sebaran nilai resistivitas yaitu 37 – 79 Ωm yang diduga sebagai endapan kolovial, 52 – 89 Ωm diduga sebagai tanah residu, dan 90 – 138 Ωm diduga sebagai breksi. Pada hasil penampang ketiga lintasan terlihat adanya bidang gelincir yang diduga sebagai breksi. Berdasarkan analisis kemiringan lereng, lokasi penelitian berada pada lereng yang curam dengan kemiringan 20 – 60 derajat dan tidak stabil. Adapun litologi yang diduga akan tergelincir yaitu endapan kolovial dan tanah residu. Sehingga melalui penelitian ini, lokasi peneltian merupakan area yang rawan terhadap bencana tanah longsor.

Landslides are one of the most common disasters in Indonesia. In 2021, landslides will be ranked as the third most frequent disaster in Indonesia after floods and extreme weather. Landslides can be influenced by the slip surface, slope, lithology, water saturation, permeability and porosity. These parameters were analyzed to identify potential landslides using the geoelectric method. This research was carried out around the Sukamahi Dam with a total of three geoelectric lines. Measurements used the Dipole-Dipole configuration and we get a resistivity distribution of 37 – 79 Ωm which is assumed to be a collovial deposits, 52 – 89 Ωm is thought to be a residual soil, and 90 – 138 Ωm is thought to be a breccia. In the cross-section of the three tracks, it can be seen that there is a slip surface that is suspected to be a breccia. Based on the slope analysis, the research location is on a steep slope with a slope of 20-60 degrees and is unstable. The lithology that is expected to slip is colovial deposits and residual soil. Thus, through this research, the research location is an area that is prone to landslides."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firmansyah Hadijaya
"Daerah Panas Bumi Jaboi terletak di daerah Sabang dibagian utara Nangroe Aceh Darussalam. Akibat aktivitas tektonik terbentuk stuktur - struktur berupa lipatan - lipatan dan sesar. Ditinjau dari struktur geologi diatas daerah Jaboi diperkirakan merupakan daerah prospek Geoteremal dengan keberadaan manivestasi permukaan berupa pemunculan mata air panas dan fumarola. Untuk memperjelas dugaan tersebut telah dilakukan survei geofisika dengan menggunakan metode geolistrik DC - Schlumberger dan survei geologi yang telah dilakukan sebelumnya digunakan sebagai data pendukung.
Nilai tahanan jenis yang rendah mengindikasikan keberadaan batuan alterasi (Clay Cap). Secara umum batuan alterasi dalam sistem geotermal menunjukan kemungkinan adanya daerah prospek geotermal dengan perkiraan kedalaman reservoir sistem >1000m.

Geothermal Jaboi area located in the northern part of Nanggroe Aceh Sabang Darussalam. As a result of tectonic activity formed the structure - a structure in the form of folds - folds and faults. Judging from the geological structure of the area above the estimated Jaboi Geoteremal the prospect area with the presence of surface manivestasi the form of the appearance of the hot springs and fumarole. To clarify allegations The geophysical survey was conducted using the method of geoelectric DC - Schlumberger and geological surveys that have been done previously used as supporting data.
Low resistivity value indicating the presence of rock alteration (Clay Stamp). Generally rock alteration in geothermal systems show the possibility of a geothermal prospect area with estimated depth reservoir system> 1000m."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S29255
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliastuti
"Dalam rangka diversifikasi penggunaan energi, opsi energi nuklir telah masuk
dalam peta bauran energi tahun 2025. Penentuan dan persiapan lokasi (atau sering
disebut tapak) PLTN menjadi salah satu infrastruktur penting yang mempengaruhi
perkembangan implementasi program PLTN. Daerah yang akan dikaji dalam
penelitian ini terletak dalam wilayah Provinsi Banten. Daerah penelitian dapat
dikatakan merupakan daerah yang relatif aktif secara kegempaan baik yang
berhubungan dengan pensesaran maupun aktivitas vulkanik. Oleh karena itu,
analisis pensesaran permukaan yang mencakup identifikasi dan karakterisasi sesar
kapabel menjadi hal yang krusial untuk dikaji. Identifikasi sesar kapabel diperoleh
melalui analisis komprehensif dari data citra satelit SPOT-5, data observasi
geologi langsung dan data geofisika berupa data gravity, geolistrik dan
magnetotellurik. Berdasarkan hasil analisis morfostruktural citra satelit dan
observasi geologi langsung, di daerah penelitian terdapat sesar-sesar dengan
karakteristik dan kronologi dari tua ke muda yaitu sesar mendatar dekstral berarah
N1680E/860 dan mengindikasikan bahwa beberapa bidang sesarnya telah
teraktifkan kembali menjadi sesar normal berarah N1780E/680; sesar normal
berarah N3500 E/680; sesar normal berarah N2520E/700; dan sesar mendatar
sinistral berarah N130-1400 E/720-820. Keberadaan sesar-sesar tersebut secara
meyakinkan dikonfirmasi oleh hasil pemodelan dan inversi 2-dimensi gravity dan
geolistrik. Berdasarkan hasil inversi 2-dimensi data magnetotellurik, keberadaan
basement yang berumur Pre-Tersier berada pada kedalaman lebih dari 700 meter.
Sesar-sesar yang telah teridentifikasi, ditinjau dari umur batuan yang dipotongnya
yaitu lebih muda dari Middle Pliestocene, maka termasuk kategori sesar kapabel.

Abstract
In term of energy utilization diversification, nuclear energy has become an option
in energy mix of 2025. Nuclear power plant site preparation is one of the primary
issues in the development of nuclear energy program. The area of study is located
in Banten Province which is seismically active either related to faulting or
volcanic activity. Therefore, analysis of surface faulting which covered
identification and characterization of capable faults were crucial to investigate
further. Capable faults identification has been acquired through comprehensive
analysis of SPOT-5 satellite imagery, geological field observation data and
geophysical data which include gravity, geoelectric and magnetotelluric data.
Based on morfostructural analysis of satellite imagery and geological field
observation, it has been identified faults with characteristics and chronology
namely dextral strike-slip faults N1680E/860 indicating a reactivation into normal
faults N1780E/680; normal faults N3500 E/680; normal faults N2520E/700; and
sinistral strike-slip faults N130-1400 E/720-820. The existence of these faults has
been confirmed using 2-dimensional gravity and resistivity model and inversion.
Besides that, based on 2-dimensional magnetotelluric data inversion the presence
of Pre-Tertiary basement rock is indicated at depth of more than 700 meters. In
term of the rock ages, the identified faults were younger than Middle Pleistocene.
Accordingly, all the identified faults were categorized as capable faults."
Jakarta: Universitas Indonesia, 2012
T30981
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fahira Melania
"Tanah longsor merupakan dikategorikan menjadi bencana hidrometeorologi paling mematikan yang dapat mengakibatkan korban luka-luka, meninggal dunia, dan kerusakan rumah serta infrastruktur. Faktor penyebab longsor dapat dipengaruhi oleh kemiringan lereng, saturasi air, permeabilitas dan porositas. Parameter ini dianalisis untuk mengidentifikasi sebaran bidang gelincir dan potensi longsor menggunakan metode geolistrik. Peneliatian ini dilakukan di sekitar Dry Dam Ciawi dengan total tiga lintasan geolistrik. Pengukuran menggunakan konfigurasi Dipole-Dipole dan didapatkan hasil sebaran nilai resistivitas yaitu 3 – 23 Ωm pada kedalaman 0 – 5 meter yang diduga sebagai endapan kolluvial atau tuff lapilli terlapukkan sempuran, resistvitas 23 – 43 Ωm pada kedalaman 10 – 40 meter diduga sebagai tuff lapili, dan resistivitas > 60 Ωm diduga sebagai breksi tuff. Pada hasil penampang ketiga lintasan terlihat adanya dugaan bidang
gelincir atntara breksi tuff dengan endapan alluvial atau tuff lapilli terlapukkan sempurna.
Berdasarkan analisis kemiringan lereng, lokasi penelitian berada pada lereng yang curam dengan kemiringan 25 – 45 derajat dan tidak stabil. Adapun litologi yang diduga akan tergelincir yaitu endapan kolluvial atau endapa tuff lapilli terlapukkan sempurna. Sehingga, melalui penelitian ini area penelitian memiliki potensi terjadi tanah longsor

Landslides are categorized as the deadliest hydro-meteorological disaster which can result
in injuries, deaths, and damage to houses and infrastructure. Factors causing landslides
can be influenced by slope, water saturation, permeability, and porosity. This parameter
is analyzed to identify the distribution of slip planes and the potential for landslides using
the geoelectric method. This research was carried out around the Ciawi Dry Dam with a
total of three geoelectric trajectories. Measurements used the Dipole-Dipole configuration
and the results obtained were the distribution of resistivity values, namely 3 – 23 Ωm at
a depth of 0 – 5 meters which is suspected to be a colluvial deposit or perfectly weathered
lapilli tuff, resistivity of 23 – 43 Ωm at a depth of 10 – 40 meters is suspected to be a
lapilli tuff. and resistivity > 60 Ωm is suspected as tuff breccia. In the results of the third
section of the track, there is an alleged slip plane between breccia tuff and alluvial deposits
or perfectly weathered lapilli tuff. Based on the slope analysis, the research location is on
a steep slope with a slope of 25-45 degrees and is unstable. The lithology suspected of
slipping is colluvial deposits or perfectly weathered lapilli tuff deposits. So, through this
research the research area has the potential for landslides to occur.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Shabrina Salsabila
"Pembangunan suatu proyek perlu diawali dengan penyelidikan mengenai lapisan batuan yang ada di bawah permukaan bumi sebab lapisan batuan yang ada di bawah permukaan bumi memiliki sifat fisis yang bervariasi, salah satunya tingkat kekerasan lapisannya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kekerasan lapisan batuan yang ada di salah satu wilayah di Sulawesi Selatan berdasarkan hasil pengolahan data Seismik Refraksi dan data Geolistrik. Metode seismik refraksi dapat memberikan informasi sifat fisis batuan berdasarkan nilai cepat rambat gelombang seismik sedangkan metode geolistrik digunakan untuk mengetahui nilai resistivitas pada lapisan batuan yang ada di bawah permukaan. Telah dilakukan pengukuran seismik refraksi di salah satu lokasi yang akan dilakukan pembangunan yaitu lintasan LDSR01, LTSR02, dan LTSR03. Hasil dari pengukuran seismik refraski kemudian diolah sehingga mendapatkan velocity map serta model lapisan yang ada di bawah permukaan kemudian dikorelasikan dengan data geolistrik yang berupa penampang resistivitas lintasan GL-03 dan GL-04. Analisis dari hasil pengolahan data diinterpretasikan bahwa terdapat tiga lapisan dimana tingkat kekerasan lapisan batuan di wilayah penelitian bertambah seiring dengan bertambahnya kedalaman. Lapisan pertama dengan kedalaman 0 – 15 meter dinyatakan lapisan lapuk yang tidak terkompaksi dengan kecepatan rambat gelombang di bawah 2000 ft/s dan nilai resistivitas kurang dari 400 Ωm. Lapisan ini masuk ke dalam tingkat kekerasan very soft soil – firm cohesive soil. Lapisan kedua dengan kedalaman hingga 45 meter dinyatakan sebagai lapisan batuan dasar lapuk dengan kecepatan 2000 – 5000 ft/s dan nilai resistivitas lebih dari 400 Ωm. Lapisan ini masuk ke dalam tingkat kekerasan stiff cohesive soil – soft rock. Lapisan ketiga dengan kedalaman lebih dari 45 meter dinyatakan sebagai lapisan yang batuan dasar dengan kecepatan rambat gelombang lebih dari 5000 ft/s dan nilai resistivitas lebih dari 400 Ωm. Lapisan ini masuk ke dalam tingkat kekerasan soft rock – extremely hard rock. Berdasarkan data geolistrik, lapisan kedua dan ketiga merupakan batuan dasar yang diinterpretasikan sebagai batuan granit atau granodiorit.

The construction of a project needs to begin with an investigation of the rock layers below the earth's surface because the rock layers below the earth's surface have varying physical properties, one of which is the level of hardness. This study was conducted to determine the level of rock layer hardness in one area in South Sulawesi based on the results of processing data from Seismic Refraction and Geoelectrical data. The seismic refraction method can provide information on the physical properties of rocks based on the value of the seismic wave propagation speed, while the geoelectric method is used to determine the resistivity value in the rock layers below the surface. Seismic refraction measurements have been carried out at one of the locations where the construction will be carried out, namely the LDSR01, LTSR02, and LTSR03 lines. The results of seismic refraction measurements are then processed to obtain a velocity map and a model of the subsurface layer and then correlated with geoelectrical data in the form of crosssectional resistivity of the GL-03 and GL-04 lines. Analysis of the results of data processing interpreted that there are three layers where the level of rock layer hardness in the study area increases with increasing depth. The first layer with a depth of 0-15 meters is declared an uncompacted weathered layer with a wave propagation speed below 2000 ft/s and a resistivity value of less than 400 m. This layer is included in the hardness level of very soft soil – firm cohesive soil. The second layer with a depth of up to 45 meters is expressed as a weathered bedrock layer with a velocity of 2000 – 5000 ft/s and a resistivity value of more than 400 m. This layer is included in the hardness level of stiff cohesive soil – soft rock. The third layer with a depth of more than 45 meters is expressed as a bedrock layer with a wave propagation velocity of more than 5000 ft/s and a resistivity value of more than 400 m. This layer falls into the hardness level of soft rock – extremely hard rock. Based on geoelectrical data, the second and third layers are bedrock which is interpreted as granite or granodiorite."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Desa Lebeng Barat, Kecamatan Pasongsongan merupakan desa yang sering mengalami kesulitan air bersih terutama pada musim kemarau. Daerah ini memiliki jumlah penduduk yang cukup padat dan sebaran penduduk yang merata, sehingga dibutuhkan suplai air bersih yang cukup untuk konsumsi dan pemenuhan kebutuhan air bersih lainnya. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengetahui zona potensial airtanah-dalam dalam menentukan titik pemboran eksplorasi guna dikembangkan menjadi sumur produksi airtanah-dalam. Metode yang digunakan dalam kegiatan pelacakan airtanah-dalam meliputi: pemetaan geologi/hidrogeologi, pengukuran intensitas gas radon dan survei geolistrik sounding dengan konfigurasi Schlumberger. Batuan yang tersingkap di daerah kerja dapat dikelompokkan menjadi 5 (lima) satuan batuan, yaitu satuan batulempung sisipan batugamping, satuan perselingan batupasir gampingan dan batugamping, satuan batulempung, satuan batugamping dan lempung. Lapisan batuan yang berpotensi sebagai akuifer adalah lapisan batupasir gampingan dengan karakteristik warna kuning pucat hingga kecoklatan, berbutir sedang-kasar, permeabilitas cukup baik (pada bagian yang tersingkap di permukaan) batuan ini termasuk pada satuan batugamping. Batuan yang berfungsi akuifer pada bagian bawah adalah batupasir gampingan yang termasuk dalam satuan perselingan betupasir gampingan dan batugamping. Titik Potensial yang direkomendasikan untuk dilakukan pemboran eksplorasi/produksi adalah titik LBR-29 dengan ketebalan akuifer 1 (yang lebih dangkal) 33,86 m dan akuifer 2 (yang lebih dalam) 23,72 m."
551 EKSPLOR 34:1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3   >>