Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Muna termasuk salah satu pula di gugusan selatan Provinsi Sulawesi Tenggara, dengan data arkeologi yang berupa lukisan gua. Selain lukisan gua, terdapat tinggalan-tinggalan dari masa Islam yang berupa makam-makam kuna..
BARK 10 (1-1) 1989 (1)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Gerabah (pottery) sebagai salah satu benda hasil budaya manusia, merupakan unsur yang penting di dalm usaha menggambarkan aspe-aspek kehidupan manusia. Studi mengenai bentuk dan keindahan yang dimeliki oleh gerabah, dapat menerangkan tentang fungsi dan teknik pembuatan gerabah tersebut.Di Indonesia berdasarkan penelitian arkeologi, telah tercatat adanya beberapa nama daerah yang mengandung temuan-temuan dari masa prasejarah. Di antaranya daerah-daerah itu Gilimanuk. Gerabah-gerabah dari Gilimanuk ini akan kami kupas baik mengenai ciri-ciri maupun segi-segi lain yang ada hubungannya dengan benda tersebut. Pengupasan itu kami lakukan melalui analiasa benda, analisa tanah, analisa konteks dan interprestasi. Ciri-ciri yang ada, seperti kondisi, bentuk, ukuran, warna dan hiasan pada tiap-tiap gerabah dianalisa, setelah itu dikelompokkan berdasarkan ciri yang menonjol. Dari analisa diharapkan dapatditentukan berbagai macam ciri yang ada pada gerabah. Disamping itu dapat dikira-kira bagaimana cara membuat, menghias dan lain sebagainya. Sedangkan dari analisa lapisan tanah dan analisa konteks diharapkan dapat diketahui macam-macam budaya, adat istiadat dan penentuan umur dari situs Gilimanuk.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1978
S12076
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahmud
Abstrak :
Krisis moneter yang menimpa bangsa Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 hingga akhir tahun 2000 ini, belum ada tanda-tanda akan berakhir, bahkan telah berubah menjadi krisis multidimensi. Krisis tersebut, selain berdampak pada perubahan tatanan dalam segala aspek kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara, juga telah mengakibatkan semakin meningkatnya jumlah angka kemiskinan. Sebelum terjadinya krisis atau tepatnya akhir tahun 1996, jumlah penduduk miskin tercatat 21.854.800 jiwa (11 %) dan total pend uduk Indonesia (BPS, 1997,25-26). Namun dalam perkembangan selanjutnya, berdasarkan hasil Susenas BPS, sampal Juni 1998, jumlah penduduk yang berkategori miskin meningkat cukup tajam yakni mencapai 79,40 juta jiwa. Ini berarti, dalam kurun waktu kurang dan dua tahun, pertambahan angka penduduk miskin mencapai 363,30 %. Tetapi yang Iebih menarik diperhatikan untuk dikaji dan diteliti dan peningkatan jumlah angka kemiskinan tersebut, adalah realitas dan dimensi masalahnya. Kemiskinan ternyata tidak hanya dialami dan didominasi oleh penduciuk yang berlatar belakang pendidikan rendah, tidak memiliki ketrampilan dan keahlian, tidak mempunyaí pekerjaan tetap, malas, bodoh dan hal-hal lain yang telah didirikan dan diidentikkan dengan keberadaan orang-orang miskin, sebagaimana anggapan yang berlaku selama ini.Tetapi juga bisa menimpa dan menghimpit masyarakat yang memiliki ketrampilan an keahlian di bidang tertentu serta memiliki tingkat ketekunan dan keuletan yang tinggi dalam bekerja. Diantara masyarakat yang memiliki ketrampilan dan keahlian serta keuletan dan ketekunan dalam bekerja itu, namun masih dihimpit oleh masalah kemiskinan adalah masyarakat Desa Banyumulek Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat Propinsi NTB, dimana sebagian besar penduduknya bermata pencahaniar' sebagai pengrajin gerabah. Salah satu indikator bahwa pekenjaafl mereka didasarkan atas ketrampilan dan keahlian yang disertai dengan keuletan dan ketekunan dalam bekerja, aclalah gerabah-gerabah yang dihasilkan oleh pengrajin telah menembus pasar mancanegara dan suclah rnendapatkan pengakuan standar mutu internasional, dengan diterìmanya Iso 9002 pada awal tahun 2000 ini. SelaIn itu, gerabah juga merupakan salah satu komoditas eksport dan Propinsi Nusa Tenggara Barat dengan nilai devisa yang dihasilkan menempati urutan ketiga setelah komoditas mutiara dan batu apung. Hanya saja, ketrampilan dan keahlian yang dimiliki pengrajin tersebut belum dapat mengangkat dan mengeluarkan mereka dan situasi cian himpitan kemiskinan yang dialaminya. Berbagai upaya dan program telah diluncurkan, balk oleh pemenintah maupun swasta untuk memberdayakan pengrajin. Misalnya melalui program IDT, Diktat, pemagangan dan bantuan modal usaha, namun belum menghasilkan manfaat yang optimal bagi peningkatan kesejahteraan hidup pengrajin. Ironisnya lagi, program-progam yang diluncurkan tersebut, manfaatnya Iebih banyak dirasakan oleh pengusaha gerabah atau pemifik modal (‘bos', istitah setempat) yang memodali pengrajin dalam berusaha. Penelitian ini menemukan bahwa salah satu hal mendasar yang menyebabkan pengrajin tidak bisa keluar dan lilitan kemiskinan adalah terbatasnya kemampuan mereka dalam mengakses pasar secara Iangsung, baik pada tingkat pasar domestik maupun pacla pasar globaL Keterbatasan ¡ni, setain dipicu oleh SDM pengrajin yang masih Iemah dalam membangun relasi dengan dunia di luar lingkungannya, juga karena ketiadaan modal (finansial) yang menunjang dan mendukung upaya dimaksud. Kelemahan pengrajin ini dimanfaatkan secara optimal oleh pengusaha gerabah untuk mencari keuntungan yang sebesar besarnya. Termasuk dalam menetapkan harga secara sepihak. Dengan demikian, pengrajin tidak memiliki 'bargaining position' yang signifikan atas pelaku pasar gerabah. Berdasarkan temuan tersebut, dipandang perlu bagi semua pihak terutama pemerintah dan lembaga-lembaga pemberdaya lainnya termasuk LSM dan pengusaha gerabah untuk memperkuat komilmennya dalam upaya mengentaskan kemiskinan pengrajin. Dengan adanya komitmen yang kuat, diharapkan tercipta komunikasi dan kerjasama serta koordinasi yang sinergis dan produktif dalam rangka pembinaannya, dengan tetap memperhatikan dimensi pemberdayaan, guna menunjang upaya pengentasan kemiskinan pengrajin secara komprehensif dan berkesinambungan. Selain ¡tu, perlu juga dipikirkan untuk mendirikan pusat informasi pasar gerabah yang bisa langsung diakses oleh pengrajin. Penelitian yang diabstraksikan di atas bersifat deskriptif kualitatit, sehingga dalam pelaksanaannya tidak menguji suatu teori atau pun hipotesis tertentu. Melainkan hanya mempelajari dan mencani sebab sebab kemiskinan pengrajin, disamping menjawab pertanyaan mengapa program pemberdayaan yang diluncurkan belum melepaskan mereka dan kemiskinan. Karena ¡tu, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Martati
Abstrak :
Alasan dan tujuan penelitian gerabah prasejarah khususnya di Plarangan (Jawa Tengah), karena selama ini belum cukup tulisan-tulisan yang membicarakan mengenai gerabah dan membahasnya sampai dengan analisis teknologis. Dalam penelitian ini akan diambil sampel 22 buah (4 buah tempayan, 7 buah periuk dan 11 buah cawan) untuk analisis tipologis sedangkan untuk analisis teknologis dipergunakan sampel...
Depok: Universitas Indonesia, 1985
S11565
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tatik Suyati
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian gerabah prasejarah di Indonesia pada akhir-_akhir ini semakin meningkat baik ditinjau dari segi kuantitas maupun dari segi kualitasnya. Hal ini karena gerabah merupakan data arkeologi yang sangat penting. Pada hampir setiap survei maupun ekskavasi banyak ditemukan gerabah. Temuan-temuan situs prasejarah yang banyak mengandung gerabah terus bertambah, baik yang merupakan situs pemukiman (settlement), situs penguburan (burial), maupun merupakan cam-puran keduanya.

Situs-situs yang banyak mengandung gerabah tersebut di_temukan di berbagai tempat di Java antara lain di Anyar (Van Heekeren, 1958:80), Buni (Sutayasa, 1972:182-184; 1979 : 61-75), Gunung Wingko (Gunadi, inpress) ; P1awangan ( Sukendar, 1981:1--102); Bali yaitu di Gilimanuk (Soejono, 1977:170--242); Lombok yaitu di Gunung Piring (Gunadi, 1980:110--124); Kalumpang (D.J. Mulvaney dan Soejono, 1970:34--43); dan Sum_ba yaitu di Melolo (Van Heekeren, 1956:1-24).

Pengamatan terhadap gerabah di Indonesia telah dilak_sanakan sejak mulai berdirinya Oudheidkundige_Dienst. Pada tahun 1913 dan dilanjutkan pada tahun-tahun berikutnya. Pada masa penjajahan Belanda tersebut penelitian gerabah_
1984
S11908
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
A. Danardana
Abstrak :
ABSTRAK
Masuknya suatu bentuk inovasi ke tengah masyarakat terutama karena terjadi komunikasi antar anggota masyarakat itu sendiri. Komunikasi antar angota masyarakat merupakan komunikasi antara pribadi yang terjadi, yaitu individu-individu sebagai anggota masyarakat berhubungan secara langsung. Hubungan-hubungan individu dalam masyarakat ini akan membentuk suatu pola hubungan yang pada akhirnya akan membentuk suatu jaringan komunikasi. Pada dasarnya jaringan itu akan membahas satu permasalahan, demikian pula dengan inovasi. Masuknya suatu bentuk inovasi menjadi salah satu topik pembicaraan, sehingga dalam kenyataannya topik itu membawa komunikasi antar pribadi ke dalam hubungan-hubungan tersendiri.

Dalam menghadapi suatu bentuk inovasi, seorang individu cenderung membahasnya atau mengkomunikasikannya dengan individu lain yang menjadi teman dekat dalam percakapan. Kemudian informasi itu akan berjalan melalui individu-individu lain yang memiliki hubungan. Pada akhirnya informasi-informasi itu akan diterima oleh individu lain yang berada di luar jaringannya. Ini menunjukkan bahwa di dalam satu jaringan luas persebaran suatu bentuk inovasi akan dilakukan melalui kelompok-kelompok kecil di dalamnya yang memiliki hubungan khusus. Kelompok-keompok kecil itu dikenal sebagai klik.

Menghadapai suatu bentuk inovasi, jaringan komunikasi dalam suatu masyarakat memiliki peran yang amat besar, terutama dalam proses penerimaan dan persebarannya. Proses penerimaan menyangkut permasalahan di sekitar diterima atau tidak oleh individu-individu dalam masyarakat. Dengan demikian persebaran suatu bentuk inovasi berpusat pada jaringan-jaringan komunikasi yang ada pada masyarakat.

Kecepatan proses penerimaan dan persebarannya juga ditentukan oleh bentuk jaringan yang ada dalam masyarakat itu. Bentuk jaringan yang dimaksud adalah bagaimana hubungan yang terjalin antar anggota jaringan secara keseluruhan. Dalam kasus inovasi kerajinan gerabah Kasongan menunjukkan bahwa proses penerimaan dan persebaran suatu bentuk inovasi begantung dan berpusat pada jaringan-jaringan komunikasi para pengrajin gerabah. Di dalam jaringan itu terdapat beberapa klik yang membantu proses penerimaan serta persebarannya.

Penelitian ini mengambil lokasi desa kerajinan gerabah Kasongan yang telah berhasil mengembangkan din dengan merubah industri gerabah menjadi kerajinan gerabah. Keberhasilan itu sebagai akibat pola hubungan atau jaringan yang ada pada para pengrajin gerabah. Dalam penelitian digunakan beberapa cara untuk mencari data, yaitu (1) pengamatan secara langsung, (2) diskusi kelompon terfokus (focus group discussion) dan (3) wawancara secara langsung dengan menggunakan pedoman wawancara.

Keberhasilan pengrajin gerabah Kasongan dalam melakukan inovasi sangat ditentukan oleh bentuk jaringan para pengrajin itu sendiri. Ini terbukti bahwa para pengrajin gerabah yang membentuk satu jaringan bebas ternyata dengan mudah dapat menerima dan menyebarkan dengan cepat suatu bentuk inovasi. Sebagai akibatnya kerajinan gerabah Kasongan dilihat sebagai suatu kesempatan kerja. Oleh karena itu setelah inovasi banyak pengrajin-pengrajin baru muncul dan menyebabkan jumlah anggota dalam jaringan pengrajin semakin bertambah. Ini merubah pola hubungan atau jaringan komunikasi yang telah ada dan terdapat beberapa kelompok. Dengan demikian hubungan antar anggota dalam jaringan bisa terjadi dengan melalui perantara.
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pojoh, Ingrid Harriet Eileen
Abstrak :
Salah satu artefak yang hampir selalu ditemukan dalam penggalian arkeologis adalah artefak tanah liat. Salah satu jenis artefak tersebut adalah gerabah. Penelitian yang disertai analisis gerabah sudah banyak dilakukan, baik gerabah dari situs arkeologi prasejarah, Klasik, maupun Islam. Hasil penelitian gerabah itu pun umumnya berupa uraian serta penjelasan tentang bentuk, bahan, fungsi, ragam hias, teknik pembuatan, dan semacamnya, seperti yang pernah dilakukan oleh I Made Sutayasa (1970; 1972), Gunadi Nitihaminoto (1970), Teguh Asmar (1973; 1975), Mundardjito (1978a), dan Wiwin Djuwita S (1978; 1979). Salah satu situs arkeologi yang mengandung artefak gerabah di dalam tanahnya adalah Banten Lama, yang pernah menjadi salah satu kota pusat kerajaan Islam abad ke-16-8 di pantai utara Jawa Barat (peta 1). Kerajaan ini mencapai jaman keemasan dalam masa pemerintahan Sultan Agung Tirtayasa (1651---72), dan mulai mengalami kemunduran ketika Kompeni Belanda berhasil mempengaruhi serta menguasai putranya, yaitu Sultan.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S11802
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
F. Sri Lestari
1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Tujuan program penerapan teknologi pengeringan ini adalah membuat mesin pengering yang dapat dipergunakan untuk mengeringkan gerabah,dimana sumber panasnya berasal dari pembakar minyak bertekanan,sistem rak berputar menggunakan penggerak motor bensin dan dapat pula digerakkan secara manual menggunakan tangan,juga menggunakan kontrol suhu; dan meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi gerabah dengan kadar air 12 s.d 15 % yang memenuhi syarat kualitas untuk ekspor....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>