Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kenanga Vika Anjani
"GPIB atau Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat, khususnya GPIB Pniel Jakarta, memiliki peran penting dalam kehidupan spiritual umat Kristen, sebagai pusat sosial dan budaya. GPIB Pniel, yang didirikan pada masa kolonial Belanda antara tahun 1913-1915, mencerminkan pengaruh arsitektur kolonial Eropa dengan gaya Neo-Romantik yang dipadukan dengan elemen Gothic dan Neo-Barok. Gereja ini terkenal dengan ornamen ayam pada puncaknya, yang memberikan identitas khas sebagai "Gereja Ayam”. Penelitian ini mengkaji makna simbolik ornamen pada Gereja Pniel Jakarta Pusat sebagai elemen penting dalam arsitektur gereja kolonial. Gereja Pniel, yang dibangun pada awal abad ke-20, mencerminkan kombinasi antara arsitektur Eropa dan unsur lokal. Ornamen-ornamennya tidak hanya berfungsi sebagai elemen dekoratif, tetapi juga mengandung makna religius dan kultural yang mendalam. Melalui analisis terhadap elemen-elemen dekoratif seperti kaca patri, patung-patung religius, dan simbol-simbol lainnya, penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana ornamen-ornamen tersebut mencerminkan nilai-nilai spiritual, sejarah gereja, dan proses akulturasi budaya antara penjajah dengan masyarakat lokal. Penelitian mengungkapkan bahwa ornamen di Gereja Pniel memiliki peran lebih dari sekadar elemen dekoratif.

The GPIB or the Protestant Church in Western Indonesia, particularly GPIB Pniel Jakarta, plays a significant role in the spiritual life of Christians, serving as a social and cultural center. GPIB Pniel, established during the Dutch colonial period between 1913 and 1915, reflects European colonial architectural influences with a Neo-Romantic style combined with Gothic and Neo-Baroque elements. This church is renowned for the rooster ornament at its pinnacle, giving it a distinctive identity as the "Chicken Church." This research examines the symbolic meaning of the ornaments at GPIB Pniel in Central Jakarta as essential elements of colonial church architecture. Built in the early 20th century, GPIB Pniel embodies a fusion of European architecture and local elements. Its ornaments are not merely decorative but also carry profound religious and cultural significance. Through an analysis of decorative elements such as stained glass, religious statues, and other symbols, this study aims to reveal how these ornaments reflect spiritual values, the church's history, and the cultural acculturation process between the colonizers and the local community. The research demonstrates that the ornaments at GPIB Pniel serve a purpose beyond mere decoration. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Silitonga, Tornado Gregorius
"Jakarta memiliki banyak sekali peninggalan arsitektur kolonial, yang tersebar di seluruh wilayah kota. Arsitektur kolonial mempunyai gaya berbeda dengan bangunan lainnya sesuai dengan masa didirikannya bangunan tersebut. Terutama gaya arsitektur kolonial Belanda di Jakarta yang dibangun pada awal abad ke-20. Pada masa tersebut muncul suatu gaya arsitektur yang disebut gaya Indis. Skripsi ini membahas mengenai gaya bangunan yang diadopsi oleh gereja Pniel. Metode penelitian dilakukan dengan cara membandingkan elemen-elemen yang ada pada gereja Pniel dengan bangunan yang ada di Eropa dan Indonesia. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, diketahui terdapat beberapa macam unsur gaya yang dipadukan pada bangunan Gereja Pniel. Perpaduan dua gaya antara Eropa dan tradisional Indonesia ini disebut dengan arsitektur Indis. Maka dari itu, diperoleh kesimpulan bahwa gereja Pniel di Pasar Baru merupakan salah satu bangunan bergaya Indis.

Jakarta have a lot colonial architecture building all over the city. They have many different style and characters. This colonial architectural style is mostly developed during the first half of the twentieth century. A new phenomenon occurs in the field of architecture, usually called as the Indische style. The focus of this thesis is architectural style were adopted by Pniel Church. Method used in this research is comparison of elements of the Pniel Church with building from similiar period in Europe and Indonesia. Analysis result shows that there some architectural style applied in Pniel Church. There is a mixture of European style with tradisional style. The mixture of those architectural style called as Indische Architecture. This research conclude that Pniel Church is one of the Indische architecture building."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S60
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library