Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Adinda Nisrina Putri Herdandy
"Oksigen merupakan unsur esensial bagi makhluk hidup, khususnya bagi manusia dikarenakan oksigen merupakan unsur yang dibutuhkan untuk mendukung fungsi-fungsi vital tubuh manusia. Menjaga keseimbangan oksigen di udara menjadi hal penting yang perlu diperhatikan agar pemenuhan kebutuhan oksigen dapat tercapai. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menjaga keseimbangan oksigen di perkotaan adalah meningkatkan emisi oksigen dengan menerapkan penataan ruang kota yang berwawasan lingkungan, seperti memperhatikan ketersediaan ruang terbuka hijau (RTH) yang memiliki fungsi sebagai paru-paru kota. Kota Depok dengan jumlah penduduk sebesar 2,08 juta jiwa diprediksi hingga tahun 2031 akan mengalami penurunan ketersediaan RTH akibat terjadinya alih fungsi lahan sebagai efek negatif dari urbanisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kondisi ketersediaan dan produksi oksigen oleh RTH terbangun terhadap pemenuhan kebutuhan oksigen menggunakan desain penelitian deskriptif kuantitatif. Data yang digunakan merupakan data sekunder dan akan dianalisis secara spasial menggunakan metode NDVI dengan menggunakan perangkat lunak seperti ArcMap 10.8 dan Microsoft Excel. Hasil penelitian menunjukkan proporsi ketersediaan RTH di Kota Depok sebesar 19,97% dengan dominasi berindeks vegetasi sedang. Dimana, produksi oksigen oleh RTH tersebut hanya memenuhi 39,76% kebutuhan oksigen di Kota Depok. Selain itu, dapat disimpulkan bahwa proporsi RTH di Kota Depok belum memenuhi proporsi minimum RTH yang diatur dalam undang-undang (30%) dan belum memenuhi proporsi RTH hasil analisis proyeksi yang sudah disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan oksigen di Kota Depok (24,9%).
Oxygen is an essential element for living beings, particularly humans, as it is necessary to support human life. Maintaining the balance of oxygen in the air is crucial to meet oxygen needs. One way to maintain oxygen balance in urban areas is by increasing oxygen emissions through environmentally friendly urban planning, such as ensuring the availability of green open spaces (GOS) that function as the city's lungs. Depok City, with a population of 2.08 million, is predicted to experience a decline in GOS availability due to land conversion driven by urbanization by 2031. This study aims to describe the condition of oxygen availability and production by built GOS to meet oxygen needs using a quantitative descriptive research design. The data used is secondary data analyzed spatially using the NDVI method with software such as ArcMap 10.8 and Microsoft Excel. The results show that the proportion of GOS in Depok City is 19.97%, with a predominance of medium vegetation index. The oxygen production by these GOS meets only 39.76% of the oxygen needs in Depok City. Furthermore, it is concluded that the proportion of GOS in Depok City does not meet the minimum proportion of GOS regulated by law (30%) and does not meet the projected GOS proportion needed to fulfill oxygen needs in Depok City (24.9%)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Samira Febrita
"Kota Jakarta Pusat sebagai wilayah metropolitan mengalami fenomena Urban Heat Island (UHI), di mana Ruang Terbuka Hijau (RTH) berperan penting dalam menurunkan suhu melalui efek pendinginan. Namun masih belum jelas bagaimana karakteristik RTH dan tutupan lahan di sekitarnya dapat memengaruhi suhu. Penelitian ini bertujuan menyimpulkan karakteristik RTH publik dan menganalisis hubungan karakteristik RTH publik dengan Greenspaces Cool Island Intensity (GCII). Karakteristik RTH dalam penelitian ini yaitu luas, landscape shape index (LSI), Normalized Difference Vegetation index (NDVI), dan leaf area index (LAI). Metode turning point digunakan untuk memperoleh nilai GCII dengan mengolah citra Landsat 8 OLI/TIRS tahun 2024. Hasil penelitian menjelaskan Jakarta Pusat memiliki tujuh tipe karakteristik RTH publik. Karakteristik yang dominan adalah RTH berukuran kecil, bentuk tidak beraturan, dan vegetasi berupa pepohonan atau tanaman berdaun lebar serta memiliki kerapatan vegetasi sedang. Rentang jarak pendinginan RTH adalah radius 30 hingga 360 meter (rata-rata 142 meter). Serta, nilai GCII di rentang 0,04 ˚C hingga 2,72 ˚C (rata-rata 1,15 ˚C). Karakteristik taman yang memiliki luas besar, bentuk yang beraturan, tipe vegetasi pepohonan atau tanaman berdaun lebar, dan memiliki kerapatan vegetasi sedang dalam taman dapat menghasilkan intensitas pendinginan yang tinggi.
Central Jakarta as a metropolitan area experiences the Urban Heat Island (UHI) phenomenon, where Green Open Spaces (RTH) play an important role in reducing temperatures through their cooling effect. However, it is still unclear how the characteristics of RTH and the surrounding land cover can influence temperature. This study aims to summarize the characteristics of public RTH and analyze the relationship between public RTH characteristics and Greenspaces Cool Island Intensity (GCII). The RTH characteristics examined in this study include area, landscape shape index (LSI), Normalized Difference Vegetation Index (NDVI), and leaf area index (LAI). The turning point method was used to obtain GCII values by processing Landsat 8 OLI/TIRS imagery from 2024. The results show that Central Jakarta has seven types of public RTH characteristics. The dominant characteristics are small-sized RTH, irregular shapes, vegetation in the form of trees or broad-leaved plants, and medium vegetation density. The cooling distance range of RTH is a radius of 30 to 360 meters (average 142 meters). The GCII values range from 0.04°C to 2.72°C (average 1.15°C). Parks with large areas, regular shapes, tree or broad-leaved plant vegetation types, and medium vegetation density can generate high cooling intensity. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library