Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 45 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dede Firmansyah
"ABSTRAK
Efek inhibisi korosi dan sifat-sifat adsorpsi oleh ekstrak daun Annona Muricata (sirsak) pada baja karbon dalam larutan asam 1M HCl telah dipelajari menggunakan teknik konvensional metode berat hilang pada variasi waktu, konsentrasi dan suhu. Parameter-parameter termodinamika seperti energi aktivasi, entalpi, entropi dan perubahan energi bebas dihitung. Polarisasi elektrokimia telah dievaluasi untuk memastikan jenis inhibitor. Spektra infrared dan GCMS dilakukan untuk mengetahui senyawa ekstrak yang berperan dalam proses inhibisi. Keseluruhan hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun sirsak
dapat digunakan sebagai inhibitor korosi yang efektif pada baja karbon di lingkungan 1M HCl dengan pencapaian efisiensi 93,68% pada konsentrasi 6000 ppm selama 120 jam. Mekanisme inhibisi adalah adsorpsi fisiosorpsi berdasar rendahnya nilai entalpi dan energi bebas. Inhibisi diketahui meningkat dengan peningkatan konsentrasi dari ekstrak serta menurun dengan peningkatan suhu. Kurva polarisasi menunjukkan inhibitor ini berperilaku sebagai inhibitor campuran dengan dominan pada inhibisi katodik.

Abstract
The corrosion inhibition effect and adsorption properties by the extract of Annona Muricata (graviola) leaves on carbon steel in hydrochloric acid were studied using convensional mass loss method at various time, concentrations and temperature. Thermodynamic parameters such as energy activation, enthalpy, entropy and change in the free energy are calculated. Electrochemical polarization was evaluated to confirm the type of inhibitor. Infra red spectra & GCMS are evaluated to reveal compounds of extract which effect the inhibition process. The
entire study shows that ethanol extract of Annona Muricata leaves could serve as an effective inhibitor of the corrosion of mild steel in 1M HCl media with optimum efficiency of inhibitor up to 93,68 % for 120 hours. Mechanism of inhibition is fisiosorpsi adsorption due to low entalphy and free energy. Inhibition was found to increase with increasing concentration of the leaves extract and decrease with increasing temperature. Polarisation curves reavealed that this inhibitor act as a mixed type inhibitor with predominant in catodic inhibition."
2011
T29868
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wenny Susana
"ABSTRAK
Alumina, A1203 banyak digunakan dalam penanganan masalah limbah yaitu sebagai adsorben dan telah banyak dilakukan penelitian mengenai kegunaan A1203 untuk mengadsorpsi senyawa-senyawa kimia. A1203 biasanya diperoleh dari mineral bauksit. Bahan mineral lain yang juga mengandung senyawaan aluminium adalah kaolin. Kaolin merupakan bahan mineral lempung (clay), banyak digunakan di industri kertas, industri karet, industri keramik dan lain-lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh A1203 dari bahan baku kaolin dan kemudian digunakan untuk mengadsorpsi ion Cu2+ dalam larutan Cu amoniakal dan ion
H2F04.
Proses yang digunakan untuk memperoleh A1203 dan kaolin adalah proses asam dan asam yang digunakan adalah HC1. Kaolin direfluks selama 2 jam, filtratnya kemudian dipisahkan dari pengotor lalu dijenuhkan sampai terbentuk kristal PlC131 Kristal mi setelah direkristalisasi kemudian dikalsinasi pada suhu 600 0 C dan 900°C dan didapatkan A1203 dengan struktur kristal yang berbeda.
A1203 pada pemanasan 600°C berbentuk amorf sedangkan A1203 pada pemanasan 900°C terdiri dari η-Al203 keduanya mampu mengadsorpsi ion Cu 2+ dalam larutan Cu amoniakal dan ion H 2PO 4 . dsorpsi maksimum Al203 600°C untuk ion Cu 2 terjadi pada pH 11 sebesar 68,94 7. dan 12O3 900 0 E pada pH 7 sebesar 76,47 7.. Sedangkan untuk ion H 2PO 4 , adsorpsi maksimum Al2O3 600°C berada pada pH 3 sebesar 99,2 7. dan 70,8 7. dengan Al 2 O 3 900°C.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indri Septiana
"Metode kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) dengan detektor ultraviolet (UV) telah dikembangkan untuk analisis vardenafil dalam plasma in vitro. Baku dalam digunakan untuk mengurangi galat akibat proses ekstraksi. Setiap baku dalam memberikan hasil analisis yang berbeda.
Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan hasil penggunaan baku dalam glimepirida dan nortriptilin HCl pada analisis vardenafil dalam plasma in vitro menggunakan KCKT. Kondisi kromatografi menggunakan kolom C18 dengan fase gerak asetonitril-dapar kalium dihidrogen fosfat 30 mM pH 6,0 (50:50) pada kecepatan alir 1,0 ml/menit dengan deteksi UV pada panjang gelombang 214 nm. Teknik penyiapan sampel plasma dengan cara pengendapan protein dengan asetonitril.
Metode analisis ini memiliki lower limit of quantitation 10 ng/ml dan rentang linieritas 10?100 ng/ml dengan koefisien korelasi (r) 0,9993 untuk glimepirida dan 0,9992 untuk nortriptilin HCl. Metode ini telah divalidasi dengan presisi untuk baku dalam glimepirida dan nortriptilin HCl berturut-turut 3,52?7,28% dan 1,63?2,08%, dan akurasi (%diff) berturut-turut -14,69?9,53% dan -11,91? -4,03%. Dengan metode statistik independent sample t-test disimpulkan bahwa penggunaan baku dalam glimepirida lebih bagus dan lebih cocok untuk analisis vardenafil dalam plasma in vitro dibandingkan notrtiptilin HCl."
Depok: Departemen Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S32536
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Viandita
"[ABSTRAK
Latar Belakang: Minosiklin merupakan antibiotik dengan sifat bakteriostatik
yang potensial mengeliminasi bakteri patogen periodontal. Kesembuhan
perawatan periodontitis kronis umumnya ditunjukkan secara klinis dan
mikrobiologis. Tujuan: Menganalisis parameter klinis (penurunan kedalaman
poket dan indeks perdarahan gingiva, peningkatan perlekatan klinis) dan jumlah
T. forsythia sebelum dan sesudah aplikasi gel Minosiklin HCl 2%. Metode:
Empat puluh dua subjek menerima aplikasi gel Minosiklin HCl 2% sebanyak
empat kali, kemudian dievaluasi parameter klinis dan T. forsythia dengan Real-
Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). Hasil: Terdapat perbedaan
bermakna dari parameter klinis dan T. forsythia antara pemeriksaan awal dan
kontrol bulan ke-6 (p<0,05). Terdapat perbedaan bermakna antara hubungan
penurunan indeks perdarahan gingiva dengan jumlah T. forsythia (p<0,05).
Kesimpulan: Aplikasi gel Minosiklin HCl 2% secara klinis dan mikrobiologis
efektif dalam perawatan periodontitis kronis.

ABSTRACT
Background: Minocycline is known as one of the antibiotics with great
bacteriostatic effect to eliminate periodontal pathogen. Healthier periodontal
environment is usually shown with better clinical and microbiological response.
Objective: To clinically and microbiologically (T. forsythia) analyze the effect of
Minocycline HCl 2% for treatment of chronic periodontitis within six months.
Methods: Forty-two subjects applied with Minocyline HCl 2% for four times.
Clinical and microbiological examinations were evaluated on baseline, month-2,
month-3, and month-6. T. forsythia was examined with Real-Time Polymerase
Chain Reaction (RT-PCR) techniques. Result: There were significant differences
between Probing Pocket Depth, Papilla Bleeding Index, Clinical Attachment
Level, and amount of T. forsythia in baseline compare to six months period
(p<0.05). There was an association between the amount of T. forsythia and Papilla
Bleeding Index (p<0.05). Conclusion: Minocycline HCl 2% was effective
clinically and microbiologically in chronic periodontitis therapy.;Background: Minocycline is known as one of the antibiotics with great
bacteriostatic effect to eliminate periodontal pathogen. Healthier periodontal
environment is usually shown with better clinical and microbiological response.
Objective: To clinically and microbiologically (T. forsythia) analyze the effect of
Minocycline HCl 2% for treatment of chronic periodontitis within six months.
Methods: Forty-two subjects applied with Minocyline HCl 2% for four times.
Clinical and microbiological examinations were evaluated on baseline, month-2,
month-3, and month-6. T. forsythia was examined with Real-Time Polymerase
Chain Reaction (RT-PCR) techniques. Result: There were significant differences
between Probing Pocket Depth, Papilla Bleeding Index, Clinical Attachment
Level, and amount of T. forsythia in baseline compare to six months period
(p<0.05). There was an association between the amount of T. forsythia and Papilla
Bleeding Index (p<0.05). Conclusion: Minocycline HCl 2% was effective
clinically and microbiologically in chronic periodontitis therapy., Background: Minocycline is known as one of the antibiotics with great
bacteriostatic effect to eliminate periodontal pathogen. Healthier periodontal
environment is usually shown with better clinical and microbiological response.
Objective: To clinically and microbiologically (T. forsythia) analyze the effect of
Minocycline HCl 2% for treatment of chronic periodontitis within six months.
Methods: Forty-two subjects applied with Minocyline HCl 2% for four times.
Clinical and microbiological examinations were evaluated on baseline, month-2,
month-3, and month-6. T. forsythia was examined with Real-Time Polymerase
Chain Reaction (RT-PCR) techniques. Result: There were significant differences
between Probing Pocket Depth, Papilla Bleeding Index, Clinical Attachment
Level, and amount of T. forsythia in baseline compare to six months period
(p<0.05). There was an association between the amount of T. forsythia and Papilla
Bleeding Index (p<0.05). Conclusion: Minocycline HCl 2% was effective
clinically and microbiologically in chronic periodontitis therapy.]"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfiana Dysi Setiawati
"ABSTRAK
Perolehan TiO2 dari pasir besi melalui pelindian asam klorida (HCl) telah dilakukan. Pasir besi menjadi salah satu komoditas pertambangan yang turut memegang peranan penting dalam menggerakkan perekonomian Indonesia. TiO2 yang dapat diperoleh dari ilmenite (FeTiO3) pada pasir besi mampu memberikan nilai tambah pasir besi. Pada penelitian ini, proses diawali dengan menghaluskan pasir besi sehingga didapatkan ukuran sebesar 325 mesh yang kemudian pasir besi diseparasi menggunakan magnet NdFeB dan komposit NdFeB untuk memisahkan ilmenite dari senyawa titanomagnetite dan pengotor lainnya. Pasir yang telah diseparasi dikarakterisasi menggunakan difraksi sinar-x (XRD) dan Scanning Electron Microscope ? Energy Dispersive Spectroscopy (SEM-EDS) untuk menentukan ilmenite terbanyak.
Hasil separasi mampu meningkatkan kadar ilmenite sampai 67.61% dan mengurangi senyawa pengotor seperti hematite 26.31% dan silika 4.58%. hasil separasi yang memiliki kadar ilmenite terbanyak diberikan perlakuan pelindian menggunakan asam klorida dengan konsentrasi 32%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pelindian menggunakan asam klorida dapat mengganggu struktur ilmenite menjadi TiO2 dengan tingkat kemurnian mencapai 91.46% dengan efisiensi sebesar 42.14% dan mengurangi impuritas yang signifikan.

ABSTRACT
Processing TiO2 from iron sand by hydrochloric acid (HCl) has been investigated. Iron sand became one of the commodities that contribute and important role in actuating the economy of Indonesia. TiO2 can be obtained from ilmenite (FeTiO3) in the iron sand so it can give the add values of iron sand. In this study, the process began from milling iron sand up to size 325 mesh and then was separated using a NdFeB magnet and composite of NdFeB to separate between titanomagnetite, ilmenite, and the impurities. Iron sand has been separated and then has been characterized by using x-ray diffraction (XRD) and Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive Spectroscopy (SEM-EDS) to determine the highest concentration of ilmenite.
The results of separation can increase concentration of ilmenite up to 67.61% and reduce the impurity compounds such as hematite 26.31% and silica 4.58%. The results of separation which has the highest concentration of ilmenite was leached using hydrochloric acid at a concentration of 32%. The results show that the leaching process can destroying the structure of ilmenite into TiO2 purity of 91.46% with efficiency 42.14% and reducing impurities significantly.
"
Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
T44915
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Aini
"Jamu merupakan obat tradisional Indonesia. Peraturan pemerintah menyatakan bahwa di dalam jamu tidak diperbolehkan terkandung bahan kimia sintetik atau hasil isolasi berkhasiat obat. Namun pada kenyataannya masih terdapat jamu-jamu yang mengandung bahan berkhasiat obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi Bisakodil, Furosemid dan Sibutramin HCl dalam jamu pelangsing. Identifikasi dilakukan menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Densitometri dengan eluen metanol – amonia pekat (100:1,5) dan eluen etil asetat, didukung dengan spektrum serapan dari masing-masing bercak yang mempunyai harga Rf yang sama dengan pembanding. Masing-masing obat ditotolkan sebanyak 2 μl pada lempeng KLT. Batas deteksi Bisakodil dengan volume penotolan 2 μl adalah 0,0447 μg, Furosemid adalah 0,0203 μg, dan Sibutramin HCl adalah 0,1256 μg. Dari hasil identifikasi terhadap sepuluh sampel jamu, ternyata tidak satu pun sampel jamu tersebut yang mengandung Bisakodil, Furosemid, maupun Sibutramin HCl."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
S32559
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ronal Kardo
"Telah dilakukan penelitian pengaruh matrik kitosan terhadap pelepasan propranolol HCl dari tablet. Tablet lepas terkendali propranolol HCl dibuat secara granulasi basah dengan menggunakan jenis dan jumlah bahan matrik yang berbeda yaitu kitosan, HPMC, dan campuran kitosan:HPMC. Pelepasan propranolol HCl dari matrik ditentukan dengan menggunakan alat uji disolusi tipe 1 dengan kecepatan 50 rpm dalam medium asam pH 1,2 dan medium basa pH 7,5 selama 8 jam. Pengambilan sampel pada waktu-waktu tertentu dan dianalisis menggunakan spektrofotometer.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa matrik kitosan melepaskan propranolol HCl lebih besar bila dibandingkan dengan matrik HPMC dan campuran kitosan:HPMC. Semakin tinggi konsentrasi matrik dapat memperlambat pelepasan propranolol HCl dari tablet. Penggunaan matrik kitosan dan campuran kitosan:HPMC konsentrasi 70 % merupakan matrik yang efektif untuk memperlambat pelepasan propranolol HCl.
It has been done influence of chitosan matrix to releasing propranolol HCl from tablet. Propranolol HCl controlled release tablet was made in chitosan matrix. Tablet were made by wet granulation method with different kind and quantity of the matrix i.e. chitosan, HPMC, and compound chitosan:HPMC. The release rate of propranolol HCl from matrix were determined by using dissolution apparatus type 1 with 50 rpm stirring rotation in acid media of pH 1,2 and base media of pH 7,5 for 8 hours. Samples was taken at certain time and the samples were analyzed by spectrophotometer.
The result showed that chitosan matrix release propranolol HCl higher than HPMC matrix and compound chitosan:HPMC. More concentration matrix was slower release propranolol HCl from tablet. Chitosan matrix and compound chitosan:HPMC concentration 70 % matrix effective for slower release propranolol HCl.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
S32813
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Casanova
"Metode kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) dengan detektor fluoresensi telah dikembangkan untuk analisis furosemid dalam plasma manusia in vitro. Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh kondisi yang optimum untuk analisis furosemid dalam plasma in vitro dan melakukan validasi metode analisis tersebut. Pemisahan dilakukan menggunakan kolom μBondapak TM C18 (Waters). Fase gerak terdiri dari asetonitril?larutan kalium dihidrogen fosfat 0,02 M (34:66) pH 3,0 dengan kecepatan alir 1,0 ml/menit dan dideteksi dengan detektor fluoresensi pada panjang gelombang eksitasi 275 dan emisi 410 nm. Teknik penyiapan sampel dilakukan dengan cara pengendapan protein menggunakan asetonitril dan ekstraksi dengan etil asetat. Propranolol HCl digunakan sebagai baku dalam. Metode ini memberikan nilai linearitas pada rentang konsentrasi 0,2016-1,5120 μg/ml dengan nilai koefisien korelasi (r=0,9980). Lower Limit of Quantitation (LLOQ) adalah 0,2016 μg/m. Metode ini telah divalidasi dan menunjukkan hasil presisisi 1,1532-10,9041% dan akurasi (% diff) -6,1839-4,5304%. Uji perolehan kembali furosemid diperoleh antara 93.8161-104.5304%. Hasil validasi metode memenuhi kriteria yang ditetapkan.

A high-performance liquid chromatography (HPLC) method with fluorescence detector for analysis furosemide in human plasma has been developed. The aim of this research is to find out the optimum condition of furosemide in human plasma in vitro analysis using HPLC and then validate the method. The separation was carried out in a μBondapak TM C18 (Waters) coloumn. The mobile phase consisted of asetonitril?potassium dihydrogen phosphate solution 0.02 M (34:66) pH 3.0 at flow rate of 1.0 ml/minute. The sample preparation technique was protein precipitation with asetonitril and extracted with ethyl acetate. Propranolol HCl was used as an internal standard. Linearity was establish for range concentration of 0.2016-1.5120 μg/ml with coefficient of corelation of 0.9980. The lower limit of quantitation (LLOQ) was found to be 0.2016 μg/ml. This method was validated with precisions 1.1532-10.9041% and accuracies (% diff) -6.1839-4.5304%. The furosemide recovery percentage was between 93.8161-104.5304%. The result of validation method fulfilled for the given criteria."
Departemen Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S32893
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Valentine
"Metformin adalah antidiabetika oral yang banyak digunakan pada
penderita diabetes yang overweight. Kadar metformin dalam darah harus
selalu dipantau agar tidak menyebabkan laktasidosis. Pada penelitian ini,
telah dilakukan validasi metode analisis metformin dalam plasma manusia in
vitro secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) pasangan ion dengan
salbutamol sulfat sebagai baku dalam. Sampel plasma yang mengandung
metformin HCl dan salbutamol sulfat diekstraksi menggunakan asetonitril
sebagai pengendap protein. Metode KCKT menggunakan kolom Kromasil ®
C18 (5 μm, Akzo Nobel) dengan panjang kolom 250 x 4,6 mm. Fase gerak
dan pelarut yang digunakan campuran asetonitril , dapar kalium dihidrogen
fosfat 0,01 M dan natrium dodesil sulfat 0,01 M (30:70:0,5, v/v/v) pH 5,1 ,
dengan laju alir 1,0 mL/menit dan dideteksi dengan detektor UV-Vis pada
panjang gelombang 234 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode ini
memberikan nilai linearitas pada rentang konsentrasi 0,05054-2,02 μg/mL
dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,9999, Lower Limit of Quantitation
(LLOQ) 0,05054 μg/mL, presisi 4,31 hingga 4,83 % dan akurasi (% diff) -8,32
hingga 9,22 %. Uji perolehan kembali metformin berkisar antara 98,33
hingga 104,56 %. Hasil validasi metode memenuhi kriteria yang ditetapkan."
Universitas Indonesia, 2007
S32633
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Josephine Cahyaning Puspita
"Nanopartikel perak banyak dikembangkan karena memiliki sifat optik, listrik dan fotokimia yang unik. Dalam reaksi sintesis nanopartikel diperlukan kondisi optimum untuk memaksimalkan nanopartikel yang dihasilkan. Pada penelitian ini, reaksi sintesis nanopartikel dilakukan menggunakan metode poliol dan modifikasi dengan merubah suhu yang digunakan menjadi 100 OC. Sintesis nanopartikel pada penelitian ini diperlukan senyawa HCl sebagai oxidative etching yang memperlambat proses reduksi ion Ag+, serta senyawa polivinil pirolidon (PVP) sebagai capping agent. Optimasi dilakukan pada reaksi ini dan didapatkan waktu optimal selama 6 jam. Hasil sintesis nanopartikel dikarakterisasi dengan Spektrofotometer UV-Vis dan didapatkan informasi bahwa dengan konsentrasi akhir HCl sebesar 0,25 mM terjadi pergeseran panjang gelombang menjadi 401 nm yang menandakan berkurangnya ukuran nanopartikel. Sedangkan, untuk variasi prekursor Ag dengan konsentrasi akhir 23,5 mM didapatkan panjang gelombang yang serupa dengan konsentrasi akhir 0,24 mM, namun terjadi peningkatan absorbansi menjadi 1,25 yang menandakan bertambahnya jumlah nanopartikel yang dihasilkan. Keseragaman nanopartikel dapat dilihat dengan intrumentasi TEM dan dihasilkan distribusi terbaik pada konsentrasi akhir HCl sebesar 0,83 mM dan konsentrasi prekursor Ag sebesar 23,5 mM. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai standar deviasi terkecil. Sedangkan hasil karakterisasi dengan XRD, menunjukan struktur kristal yang terbentuk adalah face center cubic (fcc).
......Silver nanoparticles are widely developed because of their unique optical, electrical and photochemical properties. In the nanoparticle synthesis reaction, optimum conditions are needed to maximize the resulting nanoparticles. In this study, the synthesis reaction of nanoparticles was carried out using the polyol method and modification by changing the temperature used to 100OC. The synthesis of nanoparticles in this study requires HCl compounds as oxidative etching which slows down the Ag+ ion reduction process, and polyvinyl pyrrolidone (PVP) compounds as capping agents. Optimization was carried out for this reaction and the optimal time was obtained for 6 hours. The results of the synthesis of nanoparticles were characterized by a UV-Vis spectrophotometer and information was obtained that with the final concentration of HCl of 0.25 mM, the wavelength shifted to 401 nm, indicating a reduction in the size of the nanoparticles. Meanwhile, for the variation of the Ag precursor with a final concentration of 23.5 mM, the wavelength was similar to the final concentration of 0.24 mM, but there was an increase in absorbance to 1.25 which indicated an increase in the number of nanoparticles produced. The uniformity of the nanoparticles can be seen with TEM instrumentation and the best distribution is the final HCl concentration of 0.83 mM and the concentration of the precursor Ag of 23.5 mM. This is evidenced by the smallest standard deviation value. Meanwhile, the results of characterization with XRD show that the crystal structure formed is a face center cubic (fcc)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>