Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nuha Rahmania Zafirah
"Latar Belakang: P24 protein adalah salah satu protein milik HIV-1 yang membentuk kapsid bagian dalam dan dirilis ketike Gag protein di belah oleh protease virus. Kadar antien p24 umumnya akan meningkat di darah pada fase akut infeksi. Oleh sebab ini, produksi protein rekombinan p24 yang efektif dan memiliki imunogenisitas serta imunoreaktifitas seperti protein p24 natural merupakan hal yang penting, untuk deteksi antibodi p24 dan membuat antibodi monoklonal p24. Dalam penelitian ini, dilakukan optimasi ekspresi protein p24 subtype HIV-1 CRF01_AE.
Metode : Penelitian ini menguji beberapa factor untuk ekspresi optimal dari protein rekombinan p24 pada plasmid pQE-80L milik Eschericia coli, termasuk konsentrasi inductor, durasi induksi, dan kultur media yang digunakan. Deteksi, quantifikasi, dan analisis protein dilakukan dengan SDS Page dan di analisis menggunakan Imagelab.
Hasil : p24 recombinant protein from HIV-1 Subtype CFR01_AE terekspresikan secara optimal menggunakan media Terrific Broth dengan di induksi 1mM Isopropyl-beta-D-thiogalactopyranoside (IPTG) selama 6 hours pada suhu 37°lC.
Kesimpulan : Strategi dan Metode yang digunakan untuk mengekspresikan protein rekombinan dapat berbeda antar sistem dan antar jenis protein yang diekspresikan. Penelitian ini menunjukkan bahwa plasmid pQE80L-p24 yang sudah dikembangkan di PRVKP FKUI memiliki kemampuan untuk mengekspresikan protein rekombinan p24, dan teroptimasi pada media ekspresi Terrific Broth, konsentrasi Isopropyl-beta-D- thiogalactopyranoside (IPTG) 1mM, selama 6 jam pada suhu 37°C.

Background: P24 protein is one of HIV-1 protein that forms inner capsid and is released during cleave of Gag protein by viral protease. P24 antigen level will increase in the blood during the acute stage of infection. Therefore, an effective production of p24 recombinant protein that have the same immunogenicity and immunoreactivity of natural p24 protein are very important for detecting of p24 antibody and producing monoclonal p24 antibody. In this research, expression of p24 obtained from HIV-1 Subtype (HIV-1 CRF01_AE) was optimized to find the best expression system for the above protein.
Methods: In this research, several factors will be tested for optimal expression of recombinant p24 protein in plasmid pQE-80L of Eschericia coli, including the inducer concentration, duration of induction, and culture medium. Detection, quantitation, and analysis of the protein will be done using SDS Page and documented using Gel Documentation System to compare the effect of these factors.
Result: p24 recombinant protein from HIV-1 Subtype CFR01_AE is optimally expressed in Terrific Broth Medium in 1mM Isopropyl-beta-D-thiogalactopyranoside (IPTG), for 6 hours.
Conclusion: The strategies and method for protein expression may vary between a system, and a protein, to another. From this research it could be concluded that pQE80L-p24 plasmid that has been developed in PRVKP FKUI is able to express p24 recombinant protein. Protein expression is optimized in Terrific Broth Medium in 0.5mM Isopropyl-beta-D-thiogalactopyranoside (IPTG), for 4 hours in 37°C.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Made Ayu Gitagayatri
"Protein pol termasuk dalam tiga gen signifikan yang mengkode protein struktural HIV-1. Namun, sebagian besar tes diagnostik HIV hanya melibatkan dua produk HIV yang signifikan yaitu, protein Env atau Gag, yang berarti bahwa sebagian besar tes diagnosa HIV dilakukan atau dikembangkan menggunakan antigen yang sama. Hal ini pada akhirnya dapat menghasilkan hasil positif palsu yang berulang jika ada antibodi yang bereaksi silang karena sebagian besar tes disiapkan hanya dengan antigen umum yang sama. Solusi untuk masalah ini adalah mengembangkan uji diagnostik alternatif yang berbeda menggunakan antigen utama lain, seperti protein Pol. Salah satu produk protein Pol, enzim Integrase, termasuk dalam salah satu protein imunogenik HIV, yang berarti dapat digunakan untuk meningkatkan spesifisitas tes diagnostik HIV. Menggunakan protein Pol Immunodominant 2 (Pol ID2), sebuah protein yang terdiri dari Integrase dan RNAse H, yang sudah dikembangkan sebelumnya menggunakan subtipe HIV-1 yang paling menonjol di Indonesia (HIV-1 CRF01_AR), penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan tentang kondisi optimal untuk mengekspresikan protein rekombinan Pol ID2 dalam plasmid pQE-80L Escherichia coli (E. coli) dengan harapan dapat berkontribusi terhadap pengembangan dan peningkatan kemandirian tes diagnostik HIV-1 di Indonesia.
Metode: Penelitian ini dilakukan menggunakan metode desain studi eksperimental analitik. Dalam penelitian ini, protein rekombinan Pol Immunodominant 2 (ID2) dalam plasmid pQE-80L E. coli diekspresikan pada beberapa variabel media kultur, konsentrasi penginduksi, dan waktu induksi. Kultur ekspresi divisualisasikan menggunakan elektroforesis SDS PAGE dan didokumentasikan menggunakan mesin ImageQuant Las 4000. Meskipun tidak ada analisis statistik yang dilakukan, software analisis gel Image Lab 6.1 digunakan untuk menganalisis, mengukur, dan mendapatkan rasio kuantitas absolut dari konsentrasi protein pada setiap variabel.
Hasil: Protein rekombinan Pol ID2 yang diperoleh dari HIV-1 subtipe CFR01_AE dapat diekspresikan secara optimal menggunakan media Terrific Broth dengan menggunakan 1mM Isopropil- beta-D-thiogalactopyranoside (IPTG) selama 3 jam induksi.
Kesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa plasmid pQE80L-Pol ID2 yang sebelumnya sudah dikembangkan di laboratorium PRVKP FKUI-RSCM dapat mengekspresikan protein rekombinan Pol ID2 dari HIV-1 subtipe CFR01_AR yang dikembangkan di bawah laboratorium yang sama. Protein dapat diekspresikan secara optimal dalam media kultur Terrific Broth menggunakan IPTG 1mM selama 3 jam induksi pada suhu 37oC.

Background: Pol protein is included in the three significant genes that encode a structural protein of HIV-1. However, most HIV diagnostic tests involve only the two significant HIV products, Env or Gag protein, which means that most manufacturers use the same antigen sequence to develop these tests. This may eventually result in repetitive false-positive results if there is any cross-reacting antibody since the test is prepared only with the same common antigens. A solution to this problem is developing a different alternative diagnostic assay using a different major antigen such as Pol genes. One of the Pol gene products, viral enzyme integrase, is included in one of the immunogenic proteins of HIV, meaning that it may be used to improve the specificity of HIV diagnostic assays. Using a previously generated Pol Immunodominant 2 (Pol ID2) protein, comprised of Integrase and RNAseH, obtained from the most prominent HIV-1 subtype in Indonesia (HIV-1 CRF01_AR), this research aims to gain knowledge regarding the optimal conditions to express Pol ID2 recombinant protein in pQE-80L plasmid of Escherichia coli (E. coli) in hopes to contribute towards the development and self-reliance of HIV-1 diagnostic tests in Indonesia. Experimental, analytical study design was used for this research. The Recombinant Pol Immunodominant 2 (ID2) protein in the pQE-80L plasmid of E. coli was expressed under several variables of culture media, inducer concentration, and induction time. The expression culture was visualized using SDS PAGE and documented using ImageQuant Las 4000 machine. Although no statistical analysis was done, Image Lab 6.1 gel analysis software was used to analyze, quantify, and obtain the absolute quantity ratio of protein concentration of each variable.
Result: Pol ID2 recombinant protein obtained from HIV-1 subtype CFR01_AE are optimally expressed using Terrific Broth media using 1mM Isopropyl-beta-D-hiogalactopyranoside (IPTG) for 3 hours of induction.
Conclusion: It could be concluded that pQE80L-Pol ID2 plasmid previously developed in IHVCB FMUI-RSCM Laboratory can express Pol ID2 recombinant protein from HIV-1 subtype CFR01_AR that is constructed under the same laboratory. The protein expression is optimized in Terrific Broth culture media using 1mM IPTG inducer for 3 hours of induction in 37oC.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library