Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 192 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Yogyakarta : Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM , 2002
362.198 2 PEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
London: Elsevier, 2005
613.68 HEA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pohan, Imbalo S.
Jakarta: Kesaint Blanc, 2003
362.1 POH j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Candau, M.G.
Jakarta: Departemen Kesehatan, 1973
614 CAN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Desy M. Gusmali
Abstrak :
Salah satu indikator untuk mengukur kualitas pelayanan kesehatan adalah kepuasan responden. Kepuasan responden yang rendah bisa menggambarkan kualitas layanan yang belum standar dan masih perlu perbaikan. Kepuasan responden yang rendah berdampak terhadap citra fasilitas pelayanan kesehatan. Kepuasan responden itu dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah karakteristik responden itu sendiri. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang kepuasan responden dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan responden tersebut. Disain penelitian adalah cross-sectional pada 710 responden yang pernah menjaiani rawat map di fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia tahun 2004. Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi logistik ganda. Dari data yang diperoleh, didapatkan 322 (45,35%) responden merasa puas dengan pelayanan kesehatan, hal ini masih dikategorikan rendah. Responden perempuan lebih merasa puas 201 (47,45%) dibandingkan responden laki-laki (44,3I%). Usia tidak berpengaruh terhadap pelayanan kesehatan. Tingkat pendidikan responden tidak berpengaruh pada tingkat kepuasan. Responden yang tidak bekerja lebih merasa puas dibandingkan yang bekerja. Sumber biaya perawatan tidak mempengaruhi tingkat kepuasan responden. Responden yang dirawat difasilitas pelayanan kesehatan milik swasta cenderung merasa lebih puas 53,21% dibandingkan dengan responden yang dirawat difasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah. Faktor dominan yang berhubungan dengan tingkat kepuasan responden adalah tempat menjalani rawat inap. Dari penelitian ini disarankan bagi petugas kesehatan untuk memperhatikan pelayanan kesehatan yang diberikan pada rnasyarakat. Bagi Departemen Kesehatan hasil penelitian ini sebagai bahan masukan bagi perbaikan kinerja di fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah.
One of the indicators to measure quality of health service is respondent satisfaction. The low satisfaction can describe of health unit under standard and needs recovery. The low satisfaction will give image to unit health facility. A satisfaction respondent is influent by multifactor like a characteristic factor of the subject. The purpose of this analysis to find a describe of a satisfaction respondent and factors that influence the satisfaction. Design of analysis is cross sectional and 710 respondents be participated which ever stay in hospital in Indonesia at 2004. The method of analysis is multiple logistic regressions. From reached of the data, founded 322 (45, 35%) of respondents had satisfied to health service, but that result still low in category. Female respondents has satisfied 47,45%, compare than male respondent 44,31%. Age does not influence to health service, education level respondent too, group not working respondent, more satisfaction compare group of working. Sources of nursing cost did not influence the satisfied respondent. Respondent who get nursing in private facility 53,21% more satisfied compare respondent who get nursing in government facility. The dominant factor which related to satisfied is the place of nursing care. From this research, we recommended for health service officer, to make attention about services to people. To Health Department become an input for improving government facility.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T19086
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruwiyanto
Abstrak :
ABSTRAK
Pelaksanaan Program Dana Sehat di Propinsi Jawa Tengah telah ada sejak tahun 1974, seperti di Karang Anyar, Banjarnegara dan sebagainya. Di mana wilayah kegiatannya hanya mencakup beberapa RT ataupun RW.

Dalam rangka mengatasi makin tingginya biaya pelayanan kesehatan, Departemen Kesehatan mengembangkan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) sebagai bentuk operasional dari Dana Upaya Kesehatan Masyarakat (DUKM). Di mana salah satu programnya adalah dana sehat.

Pada tahun 1988 mulai dirintis daerah uji coba di Propinsi Jawa Tengah, yaitu di Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung. Dan kemudian pada bulan Juni 1989 dimulailah uji coba dana sehat di Kecamatan Candiroto.

Dalam perkembangannya ternyata tidak semulus dengan apa yang diharapkan. Permasalahan yang timbul ternyata cukup serius, yaitu frekwensi pembayaran iuran dana sehat masih belum seperti yang diharapkan (pada bulan Mei 1991 dana yang terkumpul baru 45%).

Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1). Untuk memperoleh gambaran serta besarnya hubungan peserta dana sehat terhadap frekwensi pembayaran iuran dana sehat di Kecamatan Candiroto. 2). Untuk mengetahui besarnya hubungan faktor-faktor sosial peserta tersebut terhadap frekwensi pembayaran iuran pada uji coba dana sehat di Kecamatan Candiroto.

Jenis penelitian di sini adalah survey dengan pendekatan cross sectional. Adapun lokasi dalam penelitian ini adalah di wilayah Kecamatan Candiroto, dengan jumlah responden 392 orang yang terpilih melalui tabel random..

Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan komputer dengan program SPSS. Uji statistik yang dilakukan adalah dengan uji Kai Kuadrat, uji korelasi dan Uji Regresi Ganda.

Hasil pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1). Hasil uji Kai Kuadrat: ternyata variabel-variabel bantuan biaya sakit dan kebiasaan berobat mempunyai hubungan yang bermakna dengan variabel frekwensi pembayaran iuran dana sehat (p < 0,05). Di mana keeratan hubungannya 20$-25%. Sedangkan variabel pekerjaan mempunyai hubungan tidak bermakna (p>0,05). 2). Hasil uji Regresi ganda ternyata secara bersama variabel-variabel pengetahuan, sikap, persepsi, jumlah tanggungan keluarga, pendapatan/pengeluaran dan pendidikan mempunyai hubungan yang bermakna dengan frekwensi pembayaran iuran dana sehat (p < 0,05). Di mana kemampuan variabel independen untuk menjelaskan variasi perubahan dependen sebesar 4 %.
3). Kurangnya keterlibatan Pemda setelah terbentuknya dana sehat, kurangnya monitoring dan evaluasi oleh jajaran yang lebih tinggi, kurangnya penyuluhan kepada masyarakat, belum mapannya manajemen pengelolaan dana sehat memberikan kemungkinan merupakan penghambat frekwensi iuran dana sehat.

Saran yang dapat diberikan adalah: untuk Dinas Kesehatan Dati II Temanggung dan Kecamatan Candiroto : meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat, peningkatan ketrampilan pengelola dana sehat, seminar dengan Pemda, peningkatan monitoring dan evaluasi, dialog dengan pamong desa, bila memungkinkan mengusulkan pemutihan terhadap dana yang belum terbayarkan. Untuk Kanwil Departemen Kesehatan Propinsi Jawa Tengah: membuat perencanaan untuk monitoring dan evaluasi melalui Daftar Isian Proyek yang diusulkan. ke Pusat serta peningkatan monitoring dan evaluasi. Dan untuk Departemen Kesehatan : peningkatan monitoring dan evaluasi, penyebar luasan informasi.

Saran selanjutnya ditujukan kepada yang berminat, untuk meneliti lebih lanjut terhadap faktor-faktor lain yang diduga mempengaruhi frekwensi iuran dana sehat, yang belum diteliti pada penelitian ini.
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fifana Kesumadewi
Abstrak :
Rumah Sakit Haji Jakarta (RSHJ) adalah institusi pelayanan kesehatan yang memiliki budaya organisasi islami. Hal ini ditekankan dalam misi - visi, keyakinan dan nilai dasar Rumah Sakit Haji Jakarta. Di lain pihak, tidak dapat dipungkiri, bahwa RS Haji Jakarta saat ini juga merupakan suatu organisasi bisnis, dimana harus dikelola sebagaimana layaknya suatu organisasi bisnis, yang harus mampu menutupi seluruh biaya operasional dan pengembangan rumah sakit yang ditujukan bagi peningkatan pelayanan. Hal tersebut wajar, karena pelayanan rumah sakit tidak terlepas dari pembiayaan, investasi dan sejenisnya yang memerlukan suatu pengelolaan yang baik. Pengelolaan organisasi RSHJ untuk mencapai misi dan visinya harus didukung dengan strategi dan budaya organisasi yang efektif. Sebagai rumah sakit bernafaskan Islam, RSHJ perlu mempunyai strategi rumah sakit yang berperspektif syari 'ah dan menjadi sarana untuk mempermudah implementasi budaya organisasinya yang berdasarkan nilai-nilai inti yang Islami. Penelitian ini bertujuan uutuk menganaisis budaya organisasi lslami di RS Haji Jakarta, dengan fokus untuk mengetahui gambaran Budaya Organisasi lslami yang ada di Rumah Sakit Haji Jakarta saat ini berdasarkan nilai dan perilaku individu, nilai dan perilaku antar individu serta nilai dan perilaku kepemimpinan. Selain itu juga untuk mengetahui bagaimana penerapan Budaya Organisasi Islami RSHJ pada seluruh karyawan/anggota organisasi serta mengetahui informasi berkenaan dengan hambatan-hambatan dalam pembinaan/penerapan Budaya Organisasi Islami tersebut. Penelitian ini adalah penelitian deskliptif analitik yang dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif dan metode penelitian kualitatif. Besar sampel minimum yang diambil pada penelitian ini menggunakan rumus dari Lemeshow, S. (1993) dan Ariawan, I. (1998) dengan cara simple random sampling dan dari perhitungan dengan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel minimum sebesar 96 responden. Untuk pemilihan informan menggunakan cara purposive (sengaja dipilih) yang terdiri dari Direktur dan Direksi/ Kepala Bidang RSHJ, kmyawan RSHJ serta pasien RSHJ. Secara umum angka rata-rata persepsi responden terhadap 20 variabel budaya organisasi Islami di RSHJ Saat ini berada pada interval 2,00 - 2,99, dimana nilai rerata (mean) total adalah 2.6959 dan standar deviasi 0.1750. Ini berarti RSHJ mempunyai budaya yang sedang atau tidak lemah namun juga tidak kuat. Responden yang adalah karyawan RSHJ beranggapan bahwa variabel interaksi dengan bawahan (AI Udwiyah) merupakan variabel terlernah sedangkan yang paling kuat adalah variabel penampilan fisik yang Islami. Budaya Organisasi Islami yang belum kuat di RSHJ kemungkinan berkaitan dengan mindset SDM yang terbentuk dalam organisasi dipengaruhi pandangan dikotomisasi terhadap Islam secara sekuler, meskipun RSHJ menyadari bahwa koridor nilai Islam adalah satu kekuatan bagi organisasinya. Hambatan lain adalah adanya penilaian karyawan RSHJ bahwa masih kurangnya beberapa hal seperti keteladanan dan kekompakan pam pimpinan, komitmen individu terhadap nilai-nilai yang dianut organisasi serta kontrol dan evaluasi yang jelas terhadap pencapaian budaya organisasi Islami di RSHJ. Hal ini disebabkan tidak maksimalnya komunikasi vertikal dua arah dan komunikasi horisontal dalam organisasi Serta belum tercapainya shared vision dalam tubuh Organisasi. Sementara itu, interaksi pimpinan dengan bawahan yang dianggap paling tidak membudaya kemungkinan berkaitan dengan struktur organisasi yang birokratis dan kurang fleksibel disertai kemungkinan pengaruh dari budaya hirarki dan paternalistik. Dalam penelitian ini tergali informasi dari sisi pandangan karyawan dan pasien RSHJ bahwa penampilan Esik yang Islami di RSHJ sudah membudaya dengan kuat. Hal ini perlu dipertahankan oleh RSHJ sebagai suatu kekuatan organisasi, sebaliknya untuk nilai-nilai budaya yang masih lemah perlu dilakukan upaya untuk mengeliminir hambatan-hambatan yang ada sehingga penerapan budaya organisasi Islami RSHJ dapat terealisasi sebagaimaua mestinya dalam usaha mendukung peningkatan kinerja rumah sakit.
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13173
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febrian
Abstrak :
Dalam rangka menjamin akses masyarakat miskin ke pelayanan kesehatan, sejak tahun 1998 pemerintah mengadakan upaya pemeliharaan kesehatan masyarakat miskin melalui program JPS-BK, PDPSE, PKPS-BBM dan dilanjutkan pada semester I tahun 2005 dengan melaksanakan program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin (JPKMM) yang dikelola melalui sistim asuransi oleh PT Askes untuk pelayanan kesehatan masyarakat miskin ke puskesmas dan rumah sakit, pada semester ke II tahun 2005 terjadi perubahan dimana pendanaan program JPKMM untuk puskesmas disalurkan oleh pemerintah melalui bank SRI ke puskesmas. Pelaksanaan program JPKMM semester ke 1I di kota Padang kurang baiknya penyerapan dan penggunaan dana oleh puskesmas, pemakaian dana baru berkisar 50 % setelah melewati waktu yang ditetapkan program. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran manajemen pelaksanaan program JPKMM semester kedua di puskesmas kota Padang dengan pendekatan sistem. Variabel input terdiri dari dana, tenaga, manlak dan juknis, pembinaan, variabel proses terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dan variabel output adalah indikator program JPKMM serta diketahuinya masalah dalam penilaian manajemen yang mempengaruhi kurang baiknya penyerapan dan penggunaan dana. Penelitian dilakukan di empat puskesmas dikota Padang yang dipilih secara purposif berdasarkan penilaian kinerja paling baik dan kurang serta penyerapan dana paling tinggi dan rendah. Penelitian dengan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam pada informan dari puskesmas dan Dinas Kesehatan serta melakukan telaah terhadap dokumen. Penilaian tolak ukur penelitian didasarkan kepada dimensi kecukupan dan kesesuaian. Hasil penelitian menunjukkan puskesmas yang penyerapan dana paling tinggi ternyata mempunyai fungsi perencanaan, pengarahan dan pengorganisasian yang kurang baik dan puskesmas yang memiliki kinerja paling baik ternyata memiliki fungsi-fungsi manajemen paling baik dari ketiga puskesmas lainnya. Hampir sebahagian besar puskesmas yang diteliti memiliki fungsi perencanaan dan fungsi pengawasan yang kurang baik. Kurang baiknya perencanaan disebabkan pembuatan POA JPKMM yang tidak memenuhi aturan dan ketentuan yang berlaku, turunnya dana yang tidak tepat waktu serta jumlah sasaran masyarakat miskin yang tidak akurat. Lemahnya pengawasan disebabkan kurangnya frekwensi pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan. Perencanaan dan pengawasan yang kurang baik diketahui menyebabkan kurang balk penyerapan dan penggunaan dana. Hasil penelitian disimpulkan bahwa manajemen pelaksanaan program JPKMM di puskesmas kota Padang masih belum baik terutama dari fungsi perencanaan dan pengawasan. Kepada pimpinan puskesmas disarankan untuk meningkatkan kemampuan manajerial dan kemampuan leadership. Bagi Dinas Kesehatan disarankan untuk memberikan pelatihan dan kursus manajemen kepada pimpinan, meningkatkan pengawasan secara berkala, mengizinkan realokasi dana dan membantu puskesmas mendapatkan data sasaran yang tepat dari BPS. ......In order to assure a poor society access to health services, government performed an effort of health care for poor society by ]PS-BK, PDPSE and PKPS-BBM program since 1998 and in the first semester of 2005, government also performed a Health Care Assurance for Poor Society which is managed through an insurance system by a Health Assurance Firm of health services for poor society to primary health care and hospital, in the second semester of 2005 has been changed where program fund of Health Care Assurance for Poor Society at primary health care was re-distributed directly by government to primary health care through BRI bank. The performance of Health Care Assurance for Poor Society program in the second semester were not good in reserve and usage of fund by primary health care of Padang, usage of fund is almost 50% after its limited time is over. This research purpose is to know an illustration of performance management of Health Care Assurance for Poor Society program in the second semester at primary health care of Padang by a system approach. Input variables consist of fund, human resources, operational guideline and technical guideline, supervising. Process variables consist of planning, organization, direction and controling, and output variables are program indicator of Health Care Assurance for Poor Society and also known an internal issue on management assessment which affected unsupport reserve and usage of fund. Research was conducted at four primary health cares in Padang which was selected purposively based on the most good and less job assessment and the most high and low reserve of fund. This research used a qualitative approach by a deep interview to informan from primary health care and District Health Services and studying document. Indicator assessment research based on sufficiency and conformity dimensions. Research result indicated that the most high fund reserve of primary health care has not good on planning, guiding and organizing function and the most good performance of primary health care has the best management functions of the third primary health care. Most of primary health care which is studied has not good on planning and supervising functions. This planning is not good due to the inaccurate planning on POA, the funds came late, and the target number of poor society was not accurate. The weakness of supervising is caused by supervising frequency was low of District Health Services. The planning and supervising which were not good known that caused of reserve and usage of fund were not available. From research result was concluded that the performance management of Health Care Assurance for Poor Society program at primary health care in Padang was still not good yet, especially for planning and supervising function. It was suggested to primary health care leader to improve a managerial skill in planning and controlling and improve a leadership skill in giving direction and guiding. It was also suggested to District Health Services to improve controlling periodically, permitted a fund reallocation for primary health care and cooperated with BPS to get a direct data of poor society.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T18991
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yahmin Setiawan
Abstrak :
Hidup sehat merupakan hak azasi manusia, tidak peduli kaya atau miskin. Krisis moneter yang terjadi telah meningkatkan jumlah masyarakat miskin, Keadaan ini tentunya menjadikan masyarakat miskin akan sangat sulit mendapatkan akses ke sarana pelayanan kesehatan. Yayasan Dompet Dhuafa Republika sebagai salah satu Lembaga Amil Zakat Nasional yang mendapatkan kepercayaan dari masyarakat dan pemerintah untuk mengumpulkan dan mengelola dana zakat, infaq dan shodaqoh mendirikan Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) yang memberikan Iayanan kesehatan gratis 24 jam kepada kaum dhuafa (fakir & miskin). Peningkatan jumlah kunjungan pasien, penambahan jumlah karyawan dan adanya Rancangan Undang-Undang (RUU) Zakat yang diajukan oleh Departemen Agama RI yang prinsip ybijakannya akan membatasi sumber dana operasional LKC sehingga diperlukan analisis pengembangan organisasi LKC di Ciputat untuk 3 tahun ke depan (2009-2012) dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada dhuafa. Tujuan dari penelitian ini adalah tersusunnya analisis pengembangan organisasi LKC di Ciputat untuk 3 tahun ke depan (2009-2012). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analisis dengan rancangan penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif dengan cara pengisian form kuesioner diagnosa organisasi dan kualitatif dengan cara telaah dokumen, wawancara mendalam dan FGD. Diagnosa Organisasi LKC di Ciputat tahun 2009 adalah prioritas permasalahan yang dihadapi dan diselesalkan yaitu kualitas pelayanan yang diberikan karyawan masih kurang bahkan buruk dan potensi hilangnya sumber pembiayaan LKC dari zakat. Rencana pengembangan organisasi LKC di Ciputat untuk 3 tahun ke depan (2009-2012) adalah meningkatkan LKC dari Balai Pengobatan Plus menuju Rumah Sakjt, atau disebut Rumah Sehat Terpadu (RST). Sehingga strategi intervensi pengembangan organisasi LKC yang direncanakan berupa strategi intervensi organisasi / struktural, perilaku / terfokus pada manusia dan teknis merupakan bagian dari persiapan dan pelaksanaan RST di masa mendatang......Health is a basic human rights, despite their economical status. The monetary crisis has occurred to increase the number of poor people, this of course makes the situation of the poor will be very difficult to get access to health services facilities. Dompet Dhuafa Republika Foundation as one of the National Institute Arnil Zakat to get the trust of the people and government to collect and manage zakat funds, irrfaq and shadaqah has establish Layanak Kesehatan Cuma-Cuma (LKC), which provides 24 hours free of charge health services for dhuafa (poor & needy). The increasing number of patient visits, adding the number of employees and the Zakah Draft Bill submitted by the Ministry of Religious Affairs policies that will limit the principle source of timing as it impact, make the necessary operational LKC development efforts in the organization LKC Ciputat for 3 years (2009-2012 ) in order to improve and develop the health services provided to dhuafa, take into account. The objective of this research is to develop organization plan of LKC in Ciputat for 3 years (2009-2012). This study is a descriptive research design with analysis used quantitative approach by distributing form of questionnaires and diagnostic organizations with the qualitative assessment document, depth interviews and FGDS. Result of o LKC`s organization diagnosis in year 2009 are the following priorities ; the quality of services provided by employees was not satisfying rather bad and loss of potential financing sources LKC's charity. LKC`s Organization Development plan for the next 3 years (2009-2012) is to improve the LKC status form Health Center Services Plus to be Rumah Sakit Terpadu (Integrated Hospital.The intervention strategies will be used in organization development plan are; organization / structural, behavioral I focused on the human and technical are part of the preparation and implementation of the RST in the future.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>